Anda di halaman 1dari 5

Nama : Futri Nur Rohmah

NIM : 18416274201070
Kelas : HK18C
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Nama Dosen : Hoerudin, Lc.,Ma

RESUME (RANGKUMAN)

SEMINAR INTERNASIONAL MK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tema :

“Revitalization of Religious Education and National Identity Inreligious-Based


Counteracting Radicalism” (Revitalisasi Pendidikan Agama dan
Jati Diri Bangsa dalam Pencegahan Radikalisme Berbasis Agama)

Pemateri :

1. Dr. Syaikh Samir Al-Khauli (Global University Lebanon)

 Ilmu agama adalah ruh ilmu islam


 Langit itu adalah tempatnya rahmat
 Allah SWT ada tanpa tempat
 3 (tiga) Kelompok yang telah membuat keributan di Timur Tengah
1. Mujasimah/Musabihah
Salafi’ah : kelompok yang mengaku-ngaku ikuti jalan Abu Bakar dan lain-lain
Kelompok ini mencintai Rasululloh atas Bid’ah (Kemusrikan) – Syirik. (tidak
sesuai dengan ajaran Al Qur’an.
2. Hisbuh/Ikhwan
Kelompok yang mengkhafirkan semua hukum yang tidak sesuai syariah islam,
mereka mengatakan bahwa semua manusia telah murtad
Dari kelompok 2 (dua) ini sudah ada/bisa timbul radikalisme
Salabi’ah dan Jama’ah Islamiah (mengajarkan terorisme dan radikalisme)
3. Hisbuh Tahri (di kampus-kampus)
Didirikan oleh umabhani lebanon, memisahkan diri mutajidah/ilmu yang
menyimpang dari ajaran.
Kelompok ini meyakinkan bahwa “Tuhan hanya mengajarkan kebaikan”,
menghalalkan bersalaman/sepika-cepiki anatara lawan jenis.
Memecah belah persatuan umat islam.
 Saran/Masukan/Solusi dari Beliau
Mempertahankan akidah ahlusunnah wal jama’ah

2. Dr. Winarno Narmoatmojo, S.pd., M.Si (KAPRODI PKN UNSM Solo)

1) Jatidiri bangsa = Identitas bangsa

• Ir. Soekarno pernah menyatakan “bangsa itu suatu individualiteit, sebagaimana


individu memiliki karakter sendiri-sendiri. ... tiap manusia mempunyai watak sendiri-
sendiri. Demikian pula bangsa mempunyai watak sendiri-sendiri”

• Identitas nasional Indonesia = jatidiri bangsa Indonesia. Apakah identitas nasional


atau jadiri diri bangsa Indonesia itu ?

• Identitas sebagai pananda ada yang bersifat fisik seperti lambang, bendera, mata
uang, dan non fisik (psikis) yakni aspek nilai dan kepribadian dari bangsa yang
bersangkutan (Kaelan, 2010)

2) Jatidiri bangsa non fisik (psikis)

• Jatidiri fisik dapat disebut identitas nasional daripada istilah karakter atau
kepribadian bangsa sebagai jatidiri non fisik (psikis)

• Jatidiri non fisik (psikis) bangsa Indonesia adalah Pancasila. Inilah pilihan bangsa
Indonesia, yang telah teruji dalam perjalanan hidupnya. Jika memang ini pilihan.
Apakah akan muncul pilihan lain?

• Jatidiri bangsa Indonesia berdasar Pancasila merupakan bentuk jatidiri bersifat non
fisik yang terwujud dalam karakter manusia Indonesia yang sifat dan perilakunya
mencerminkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Seperti apakah itu?

• Bergantung pada tafsiran yang diberikan

3) Pancasila dan Agama

• Hubungan antara agama (Islam) dengan Pancasila, sepanjang sejarahnya memang


tidak bertentangan, tetapi ini tergantung pada tafsiran yang diberikan (Deliar Noer,
1983)

• Pancasila diterima oleh umat Islam oleh karena mereka memberikan tafsiran yang
tidak berlawanan dengan Islam.
• Pancasila sebagai dasar negara disepakati bukan dalam tafsiran yang ketat,
melainkan sebagai wahana, pedoman, dan patokan untuk kemakmuran masyarakat
dan warga semua.

• Jika Pancasila memiliki ragam pemikiran akan status dan isi, manakah yang
dijadikan acuan?

4) Tafsir atas Pancasila

• Sebaiknya Pancasila tidak ditafsirkan dalam ideologi yang komprehensif, ideologi


yang tertutup, ideologi dalam arti yang tepat (Suseno, 1995)

• Doktrin komprehensif adalah doktrin atau ajaran moral (ajaran tentang baik dan
buruk) baik yang bersifat religius, sosial maupun politik, dimana komunitas para
pelakunya berusaha mengatur perilakunya sesuai dengan sesuai dengan nilai yang
diajarkan oleh doktrin itu untuk menjadi “manusia sempurna” (Alois A Nugraha,
2011)

• Tafsir yang digunakan sebaiknya pemikiran melalui jalur politik kenegaraan yang
mendapat dukungan secara akademik, misal dalam UUD 1945, UU dan Keputusan
hakim

5) Tafsir sila pertama Pancasila

• Hubungan antara negara dan agama menurut tafsir Mahkamah Konstitusi (Putusan
MK No 19/PUU-VI/2008)

• Indonesia bukan negara agama yang hanya didasarkan pada satu agama tertentu,
namun Indonesia juga bukan negara sekuler yang sama sekali tidak memperhatikan
agama dan menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada individu dan
masyarakat.

• Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa yang melindungi
setiap pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.

• Dalam hubungannya dengan dasar falsafah Pancasila, hukum nasional harus


menjamin keutuhan ideologi dan integrasi wilayah negara, serta membangun
toleransi beragama yang berkeadilan dan berkeadaban.

6) Radikalisme berbasis agama


• Gerakan radikalisme berbasis agama (Islam) secara umum bersumber kepada aliran
Wahabi yang menekankan kemurnian hidup agama sesuai dengan hukum agama;
dalam skala global paham ini mendasari gerakan NIIS dan Al Qaeda (A.S Hikam,
2018).

• Ciri khas gerakan ini, adalah menolak Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI;
mempraktikan sikap “takfiri” mudah mengafirkan rekan-rekan seagama yang
berbeda pandangan; dan terakhir menolak toleransi dan kerja sama dengan
penganut agama lain (Azumardi Azra , 2018)

• Mengapa mereka menolak Pancasila ?

• Dimungkinkan oleh penafsiran teologis mereka terhadap Pancasila , yang berbeda


dengan tafsiran teologis lainnya meski seagama (misal tafsiran NU dengan HTI)

• Atau atas nama Pancasila pula, mereka memberikan tafsiran yang memungkinkan
pemikiran radikal mereka bisa diterima untuk masyarakat Indonesia (misal tafsiran
filosofis atau teologis seorang tokoh atas Pancasila). Mereka tidak menolak
Pancasila , namun dengan tafsir baru perihal Pancasila

• Apa yang perlu dilakukan ? Pemahaman akan ideologi Pancasila melalui jalur budaya
dan hukum, dengan bersumberkan pada tafsir yuridis yang mendapat dukungan
secara akademis.

3. Dr. (can) Sapto Priyanto, A.M.i, SH., M.Si (Praktisi kriminologi UI)

• Pendidikan Agama

adalah proses pembelajaran yang memiliki tujuan atau target mengoptimalkan


pemahaman dan ketrampilan dalam bidangilmu agama, sehingga lulusannya benar-
benar memiliki kualitasyang utuh dan komprehensif. Pendidikan agama memiliki
dua misi yaitu akademik/keilmuan dan dakwah

 Jati Diri Bangsa

Jati diri atau identitas merupakan ciri khas yang menandai seseorang, sekelompok
orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu menjadi milik bersama suatu bangsa, hal
itu tentu menjadi penanda jati diri bangsa tersebut.
 Radikalisme tidak selalu merupakan sesuatu yang tertutup, eksklusif, dan
tersembunyi.
Banyak kasus pikiran-pikiran radikal dinyatakan secara terbuka atau terang-
terangan dan secara eksplisit pula diwadahi dalam organisasi-organisasi,
perkumpulan, kelompok, bahkan partai politik.
Salah satu penyebab kemunculannya adalah keleluasaan yang diberikan pada
masyarakat sebagai implikasi dari demokrasi dan hak asasi manusia di masa kini.
Teori bahwa agama sebagai inti kebudayaan menunjukkan relevansinya (Geertz,
1966).
 Ketika pemikiran yang fundamental tersebut kemudian pada satu waktu karena
kondisi sosial-ekonomi, politik-psikologis tertentu berubah menjadi tindakan untuk
mengubah struktur secara fundamental (mendasar dan menyeluruh), maka itulah
yang kita maksud dengan radikalisme.
Ketika pemikiran yang fundamental berubah menjadi upaya radikal yang berwujud
aksi teror.
 Teror dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menciptakan ketakutan,
kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan
Satu bentuk aksi teror adalah pengeboman suatu tempat yang menimbulkan
kepanikan dan ketakutan yang besar di kalangan masyarakat yang lebih luas dari
pada lokasi aksi terornya.
Aksi teror pernah dilakukan oleh beberapa agama di beberapa Negara
 Radikalisme Teror di Kampus
1. Sekolah Dasar (3.6%)
2. SMP (10.9%)
3. SMA (63.6%
4. University drop-outs (5.5%)
5. College and university (16.4%)
 Rekomendasi
1. Fokus pada visi dan misi UBP
2. Hindari masuknya provokasi negative
3. Sosialisasikan cinta damai
4. Islam Rahmatan Lil Alamin
“SEBAIK BAIK MANUSIA ADALAH YANG PALING BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN”

Anda mungkin juga menyukai