NIM : 18416274201070
Kelas : HK18C
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Nama Dosen : Hoerudin, Lc.,Ma
RESUME (RANGKUMAN)
Tema :
Pemateri :
• Identitas sebagai pananda ada yang bersifat fisik seperti lambang, bendera, mata
uang, dan non fisik (psikis) yakni aspek nilai dan kepribadian dari bangsa yang
bersangkutan (Kaelan, 2010)
• Jatidiri fisik dapat disebut identitas nasional daripada istilah karakter atau
kepribadian bangsa sebagai jatidiri non fisik (psikis)
• Jatidiri non fisik (psikis) bangsa Indonesia adalah Pancasila. Inilah pilihan bangsa
Indonesia, yang telah teruji dalam perjalanan hidupnya. Jika memang ini pilihan.
Apakah akan muncul pilihan lain?
• Jatidiri bangsa Indonesia berdasar Pancasila merupakan bentuk jatidiri bersifat non
fisik yang terwujud dalam karakter manusia Indonesia yang sifat dan perilakunya
mencerminkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Seperti apakah itu?
• Pancasila diterima oleh umat Islam oleh karena mereka memberikan tafsiran yang
tidak berlawanan dengan Islam.
• Pancasila sebagai dasar negara disepakati bukan dalam tafsiran yang ketat,
melainkan sebagai wahana, pedoman, dan patokan untuk kemakmuran masyarakat
dan warga semua.
• Jika Pancasila memiliki ragam pemikiran akan status dan isi, manakah yang
dijadikan acuan?
• Doktrin komprehensif adalah doktrin atau ajaran moral (ajaran tentang baik dan
buruk) baik yang bersifat religius, sosial maupun politik, dimana komunitas para
pelakunya berusaha mengatur perilakunya sesuai dengan sesuai dengan nilai yang
diajarkan oleh doktrin itu untuk menjadi “manusia sempurna” (Alois A Nugraha,
2011)
• Tafsir yang digunakan sebaiknya pemikiran melalui jalur politik kenegaraan yang
mendapat dukungan secara akademik, misal dalam UUD 1945, UU dan Keputusan
hakim
• Hubungan antara negara dan agama menurut tafsir Mahkamah Konstitusi (Putusan
MK No 19/PUU-VI/2008)
• Indonesia bukan negara agama yang hanya didasarkan pada satu agama tertentu,
namun Indonesia juga bukan negara sekuler yang sama sekali tidak memperhatikan
agama dan menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada individu dan
masyarakat.
• Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa yang melindungi
setiap pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.
• Ciri khas gerakan ini, adalah menolak Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI;
mempraktikan sikap “takfiri” mudah mengafirkan rekan-rekan seagama yang
berbeda pandangan; dan terakhir menolak toleransi dan kerja sama dengan
penganut agama lain (Azumardi Azra , 2018)
• Atau atas nama Pancasila pula, mereka memberikan tafsiran yang memungkinkan
pemikiran radikal mereka bisa diterima untuk masyarakat Indonesia (misal tafsiran
filosofis atau teologis seorang tokoh atas Pancasila). Mereka tidak menolak
Pancasila , namun dengan tafsir baru perihal Pancasila
• Apa yang perlu dilakukan ? Pemahaman akan ideologi Pancasila melalui jalur budaya
dan hukum, dengan bersumberkan pada tafsir yuridis yang mendapat dukungan
secara akademis.
3. Dr. (can) Sapto Priyanto, A.M.i, SH., M.Si (Praktisi kriminologi UI)
• Pendidikan Agama
Jati diri atau identitas merupakan ciri khas yang menandai seseorang, sekelompok
orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu menjadi milik bersama suatu bangsa, hal
itu tentu menjadi penanda jati diri bangsa tersebut.
Radikalisme tidak selalu merupakan sesuatu yang tertutup, eksklusif, dan
tersembunyi.
Banyak kasus pikiran-pikiran radikal dinyatakan secara terbuka atau terang-
terangan dan secara eksplisit pula diwadahi dalam organisasi-organisasi,
perkumpulan, kelompok, bahkan partai politik.
Salah satu penyebab kemunculannya adalah keleluasaan yang diberikan pada
masyarakat sebagai implikasi dari demokrasi dan hak asasi manusia di masa kini.
Teori bahwa agama sebagai inti kebudayaan menunjukkan relevansinya (Geertz,
1966).
Ketika pemikiran yang fundamental tersebut kemudian pada satu waktu karena
kondisi sosial-ekonomi, politik-psikologis tertentu berubah menjadi tindakan untuk
mengubah struktur secara fundamental (mendasar dan menyeluruh), maka itulah
yang kita maksud dengan radikalisme.
Ketika pemikiran yang fundamental berubah menjadi upaya radikal yang berwujud
aksi teror.
Teror dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menciptakan ketakutan,
kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan
Satu bentuk aksi teror adalah pengeboman suatu tempat yang menimbulkan
kepanikan dan ketakutan yang besar di kalangan masyarakat yang lebih luas dari
pada lokasi aksi terornya.
Aksi teror pernah dilakukan oleh beberapa agama di beberapa Negara
Radikalisme Teror di Kampus
1. Sekolah Dasar (3.6%)
2. SMP (10.9%)
3. SMA (63.6%
4. University drop-outs (5.5%)
5. College and university (16.4%)
Rekomendasi
1. Fokus pada visi dan misi UBP
2. Hindari masuknya provokasi negative
3. Sosialisasikan cinta damai
4. Islam Rahmatan Lil Alamin
“SEBAIK BAIK MANUSIA ADALAH YANG PALING BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN”