Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat merupakan salah satu produk komunikasi tulis yang penting. Pesan-pesan
praktis berupa kabar atau berita tertulis umumnya disampaikan orang melalui surat.
Kiranya keunggulan surat yang tidak dimiliki oleh alat komunikasi lisan, yaitu adanya
bukti berupa tulisan hitam diatas putihlah yang menyebabkan orang tetap harus memakai
surat sebagai alat komunikasi.
Adanya bukti berupa tulisan bukanlah dimaksudkan untuk melihat apakah tulisan atau
ketikan seseorang rapi atau tidak, tetapi lebih dari itu apakah isi atau pesan yang
disampaikan oleh pengirimnya komunikatif atau tidak. Dalam hal ini yang memegang
peranan tentulah bahasa karena melalui bahasalah pesan pengirim ditransfer kepada
penerima atau pembaca surat.
Agar pesan yang ditransfer itu komunikatif hendaknya penulis surat menggunakan
bahasa yang benar, yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis secara umum dan
kaidah bahasa surat secara khusus. Sebagai suatu karangan, surat juga harus tunduk pada
kaidah komposisi atau kaidah karang mengarang pada umumnya.
Suatu karangan formal, terutama karangan nonfiksi seperti surat resmi, bahasanya
harus jelas, lugas, dan umum (memasyarakat). Selain ketiga syarat utama itu, penulis surat
buku hendaknya juga memperhatikan pemakaian kata-kata yang baku, pemakaian
ungkapan tetap, dan pemakaian ejaan secara benar. Di dalam makalah ini akan membahas
mengenai gaya penulisan dan penyusunan bahasa buku dalam persuratan.

B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka
kami membatasi rumusan masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Bagaimana Gaya Penulisan Dalam Persuratan?
2. Bagaimana Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan?
C. Tujuan Yang Ingin Di Capai
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

Dalam penyusunan makalah ini, kami mempunyai beberapa tujuan, yaitu :


1. Untuk mengetahui Gaya Penulisan Dalam Persuratan.
2. Untuk mengetahui Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan.
D. Metode Penulisan
Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini kami menggunakan study kepustakaan,
yaitu dengan cara mencari buku-buku yang berhubungan dengan Gaya Penulisan Dan
Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan serta mengambil beberapa literature dari
internet dan pandangan penulis.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu pendahuluan,
pembahasan, dan penutup. Pada bab satu, kami sajikan pendahuluan yang
berisi latar belakang yang merupakan alasan kami untuk membahas
judul

makalah,

yang

kedua

adalah

pembatasan

makalah

agar

pembahasan makalah ini tidak simpang siur adanya. Yang ketiga adalah
tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini. Sebelumnya,
metode penulisan yang kami gunakan. Dan yang terakhir adalah
sistematika penulisan makalah.
Di dalam bab dua, kami sajikan pembahasan makalah sesuai
dengan judul yang telah ditentukan. Yang terakhir, bab tiga yang
menyajikan kesimpulan dan saran sebagai penutup.

BAB II
PEMBAHASAN
A. GAYA PENULISAN DALAM PERSURATAN
Bentuk atau gaya penulisan surat adalah susunan atau tata letak bagian-bagian dari surat.
Ada berbagai gaya penulisan surat yang biasa digunakan ada empat yaitu:
1. Official Style (bentuk resmi)
Bentuk resmi dibagi menjadi dua yaitu bentuk resmi indonesia lama dan
bentuk resmi indonesia baru.
a. Bentuk Resmi Indonesia Lama

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

Pada bentuk resmi Indonesia lama, tiga serangkai yang terdiri dari
nomor, lampiran, dan hal ditempatkan pada sebelah kiri atas surat. Tanggal
surat ditempatkan sebelah kanan atas. Sedangkan alamat tujuan ditulis di
bawah tanggal dan baris pertamanya sejajar dengan baris pertama
perihal. Penulisan nama kota pada alamat tujuan masuk lima hentakan dari
baris sebelumnya. Penulisan awal alinea menjorok lima hentakan.Nama
organisasi yang mengeluarkan surat, nama jabatan, nama penanda tangan
dan NIP ditulis centering.

Keterangan gambar:
1. Kepala Surat
2. Nomor Surat
3. Tanggal Surat
4. Lampiran
5. Hal / Perihal
6. Alamat tujuan
7. Salam pembuka
8. Isi surat
9. Salam penutup
10. Jabatan penanda tangan surat
11. Nama penanda tangan
12. NIP/NIK/RRP
13. Tembusan
14. Inisial pengonsep dan pengetik
b. Bentuk Resmi Indonesia Baru
Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru
PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
SUKU DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

Jalan Prapanca Raya No. 9 Lantai 11 Kebayoran Baru


Tlp. (021) 7256847-Fax. (021) 7256847
Jakarta 12170

Nomor : 1109/III/12

03 April 2012

Lamp : Perihal : Instruksi Penanaman


Pohon di Lingkungan Sekolah

Kepada
Yth. Kepala SMA dan SMK
Negeri/Swasta Kota Administrasi
Wilayah Jakarta Selatan
Menindaklanjuti surat Dirjen Dikdasmen No: 5073/C/LK/2012 tanggal 28 Maret
2012 tentang Pelaksanaan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam
Nasional, Kasudin Dikmenti Kota Administrasi Jakarta Selatan menginstruksikan kepada
semua Kepala SMA/SMK Negeri dan Swasta sebagai berikut:
1.

Pada hari Jumat, tanggal 6 April 2012 pukul 09.00 WIB, semua sekolah
melaksanakan penanaman pohon (produktif, pelindung, hias) di lingkungan

2.

sekolah.
Bagi sekolah yang tidak punya lahan untuk penanaman pohon bisa

3.

menggunakan pot.
Melaksanakan kegiatan kebersihan sekolah untuk memberantas sarang

nyamuk (PSN) 30 menit.


Demikian instruksi ini dibuat agar dilaksanakan sebaik-sebaiknya. Atas bantuan dan
kerjasama diucapkan terima kasih.

Kepala,

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

Drs. H. Nouval Arief


NIP. 130383625
Tembusan:
1. Walikota Administrasi Jakarta Selatan
2. Kasudis SMA dan SMK Dinas dan
Dikmenti Propinsi DKI Jakarta

2. Block Style (bentuk lurus)


Pada dasarnya sama dengan surat bentuk lurus penuh, perbedaannya terletak
pada penempatan tanggal, salam penutup, nama instansi, nama terang dan nama
jabatan yang ditullis disebelah kanan surat. Format surat Block Style:

Keterangan:
1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nomor Surat
Lampiran
Hal
Surat yang di tujukan
Salam Pembukaan
8a. Pendahuluan isi surat
8b. Penjelasan isi surat

8c. Penutup isi surat


9. Salam Penutup
10. Nama jabatan
11. Tanda Tangan
12. Nama yang mendatangani
13. Tembusan
14. Halaman lampiran surat/Inisial
3. Full Block Style (bentuk lurus penuh)
Untuk bentuk surat bentuk lurus penuh (Full Block Style), dapat dilihat dari
penulisan bagian-bagian surat yang semuanya dimulai dari kiri. Ukuran batas
pinggir kiri 20 dan kanan 80 (elite) atau batas pinggir 15 dan kanan 75 (pica).
Format surat bentuk lurus penuh:

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kop Surat
Tanggal dibuatnya surat
Nomor Surat
Lampiran
Hal
Surat yang di tujukan
Salam Pembukaan
8a. Pendahuluan isi surat
8b. Penjelasan isi surat
8c. Penutup isi surat

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

9. Salam Penutup
10. Nama jabatan
11. Tanda Tangan
12. Nama yang mendatangani
13. Tembusan
14. Halaman lampiran surat/Inisial
4. Semi Block Style (bentuk setengah lurus)
Sebenarnya sama dengan bentuk surat lurus, perbedaannya terletak pada
penulisan isi surat dan tiap alinea baru menjorok (masuk ke dalam). Pada
praktiknya, surat dengan bentuk ini banyak dipergunakan oleh perusahaan.
Berikut ini format surat dengan bentuk setengah lurus.

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kop Surat
Tanggal dibuatnya surat
Nomor Surat
Lampiran
Hal
Surat yang di tujukan
Salam Pembukaan
8a. Pendahuluan isi surat
8b. Penjelasan isi surat

8c. Penutup isi surat


9. Salam Penutup
10. Nama jabatan
11. Tanda Tangan
12. Nama yang mendatangani
13. Tembusan
14. Halaman lampiran surat/Inisial
B. PENYUSUNAN BAHASA BUKU DALAM PERSURATAN
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

Didalam penyusunan bahasa buku dalam persuratan merupakan suatu karangan formal,
terutama karangan nonfiksi seperti surat resmi, bahasanya harus jelas, lugas, dan umum
(memasyarakat). Selain ketiga syarat utama itu, penulis bahasa buku hendaknya juga
memperhatikan pemakaian kata-kata yang baku, pemakaian ungkapan tetap, dan pemakaian
ejaan secara benar.
Penjelasan hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan bahasa buku dalam
persuratan yaitu sebagai berikut:
1. Bahasa yang Jelas
Jika Seseorang mengungkapkan maksud kepada orang lain secara lisan
berhadapan muka, ia dapat memperjelas maksudnya dengan bantuan gerak tubuh
dan mimik muka, Selain itu, karena dilisankan, dia dapat pula memakai intonasi
secara verbal. Peranan gerak tubuh dan mimik muka dalam komunikasi lsan begitu
besarnya sehingga penyampaian suatu maksud kadang-kadang dapat dilakukan tanpa
kata, cukup dengan isyarat. Cara tersebut tentu saja tidak dapat dipakai didalam surat
karena surat menggunakan bahasa tulis. Walaupun begitu, bukan erarti surat tidak
dapat memberi kesan yang sama dengan penyamapaian lisan. Bahasa tulis, termasuk
surat, bukan hanya dapat menimbulkan kesan, bahkan kesan itu dapat terasa lebih
dalam daripada yang dihasilkan melalui bahasa lisan.
Seperti halnya dalam media komunikasi tulis yang lain, didalam surat juga
terlibat dua pihak, yaitu pengirim/penulis dan penerima/pembaca. Pesan yang akan
disampaikan oleh pengirim kepada penerima akan efektif jika diungkapkan dengan
bahasa yang jelas. Yang dimaksud dengan bahasa yang jelas adalah bahasa yag tdak
memberi peluang untuk ditafsirkan secara berbeda. Bahasa dikatakan jelas jika dua
orang atau lebih mempunyai penafsiran yang sama tentang suatu maksud. Hakikat
penafsiran yang sama bukanlah asal mengerti saja, melainkan memahami suatu
maksud secara mendalam dan tuntas. Hanya dengan bahasa yang jelaslah gagasan
penulis dapat dialihkan secara tepat dan akurat kepada pembaca.
Berdasarkan uraian diatas ternyata masalah kejelasan bahasa menyangkut
pemahaman suatu maksud. Bila maksud seorang penulis dipahami oleh pembaca
secara utuh dengan penafsiran tunggal, berarti bahasanya jelas. Bila maksud penulis
tidak dimengerti oleh pembaca, atau dimengerti, namun penafsirannya ganda (taksa),
berarti bahasanya tidak jelas.
Ketidakjelasan dapat disebabkan oleh banyak faktor mulai dari kesalahan ejaan
sampai ketidakrapaian penataan kalimat dan alinea. Mengingat lingkupnya sangat
luas, dalam subbab ini contoh ketidakjelasan bahasa hanya dibatasi pada kasus yang
disebabkan oleh kesalahan ejaan, khususnya tanda baca. Perhatikan kalimat berikut.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

a. Menurut catatan dalam agenda sekretaris manajer personalia akan memberi


pengarahan kepada pegawai baru.
b. Kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab para orang
tua, polisi atau dinas sosial.
c. Sebagian besar penduduk Indonesia yang berusia muda terdiri atas anakanak, remaja dan pemuda di bawah umur 26 tahun.
Dalam kalimat (1) tidak jelas siapa yang akan memberi pengarahan kepada
pegawai baru: sekretaris atau manajer personalia. Jika pengarahnya sekretaris, tanda
koma harus ditempatkan setelah kata agenda. Jika pengarahnya manajer, tanda koma
harus ditempatkan setelah kata sekretaris.
Dalam kalimat (2) akibat ketiadaan koma sebelum kata atau, arti kata polisi
dalam kalimat itu menjadi sama atau bersinonim dengan dinas sosial. Padahal kedua
kata itu tidak bersinonim. Demikian juga dalam kalimat (3) karea tidak ada koma
sebelum kata dan, klasifikasi mayoritas penduduk Indonesia yang berusia muda
hanya dua golongan, yaitu (i) anak-anak, dan (ii) remaja dan pemuda dibawah umur
26 tahun. Adapun klasifikasi yang benar adalah tiga golongan, yaitu (i) anak-anak
(murid TK dan SD), (ii) remaja (siswa SMP dan SMU), dan (iii) pemuda dibawah
umur 26 tahun (tamatan SMU dan mahasiswa).
2. Bahasa yang Lugas
Lugas dapat diartikan sederhana, bersahaja (simple), langsung pada permasalahan
(straight to the point). Dalam bahasa inggris ada juga ungkapan lain yang
maksudnya dapat disejajarkan dengan lugas, yaitu businesslike. Seperti diketahui,
dalam dunia bisnis orang menginginkan segala sesuatu serba cepat dan serta praktis.
Makna itulah yang dihimpun kedalam satu kata, yaitu lugas.
Konsep yang diungkapkan dengan kata lugas yang tergambar diatas jika
diterapkan ke dalam penulisan kalimat sebagai unsur bahasa yang penting dalam
pengungkapan gagasan berarti langsung menunjuk permasalahan dan tidak berteletele atau berbelit-belit. Bahasa yang lugas diwujudkan dengan pemakaian kalimat
yang padat dan hemat (ekonomis) namun tetap mengandung makna yang lengkap
dan jelas. Lengkap berarti tidak ada unsur penting yang terlupakan. Jelas berarti
tidak kabur sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Gambaran isi surat yang tidak lugas dapat dilihat seperti yang tampak didalam
kutipan isi surat dibawah ini :
Bersama dengan ini diberitahukan
memenuhi/melayani

permintaan

akan

kepada
jasa

Sudara

bahwa

untuk

service/reparasi/rewinding;

ELEKTROMOTOR, GENERATOR, TRANSFORMATOR dll; khusus untuk daerah


Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

kawasan Industri Pulo Gadung, Cakung dan Bekasi, kami telah membuka workshop
di : Jalan Raya Bekasi Timur No. 10, seberang terminal bus Pulo Gadung, tepatnya
kira-kira 40 mtr dari pabrik cosmetik MIRABELLA (sebelum lampu merah). Dalam
hal rewinding; ELEKTROMOTOR, GENERATOR dan TRANSFORMATOR. kami
memberikan beberapa keuntungan kepada perusahaan Saudara, a.l.
a. Harga yang sangat bersaing
b. Pekerjaan cepat dan rapih
c. Mutu bahan yang dipakai berkualitas paling baik
d. Jaminan pekerjaan/Garansi 3 (tiga) bulan
Percayakan pekerjaa rewinding: ELEKTROMOTOR, GENERATOR dan
TRANSFORMATOR dari perusahaan Saudara pada workshop kami, sambil
menunggu kabar selanjutnya dari Saudara, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
banyak terima kasih atas perhatian Saudara.
Komentar tentang kesalahan pemakaian huruf, penyusunan kalimat, penyusunan
alinea, serta teknis kebahasaan yang lain pada isi surat tersebut sangat mudah dibuat
secara panjang lebar. Akan tetapi, lebih baik diambil jalan pintas saja dengan
mengajukan salah satu usul perbaikan agar bahasa surat yang sangat nyata
kelemahannya itu menjadi lugas.
Perhatikan perbaikan dibawah ini :
Untuk memenuhi permintaan konsumen di Kawasan Industri Pulo Gadung,
Cakung, dan Bekasi akan jasa service elektromotor, generator, transformator dan
lain-lain, kami beritahukan bahwa kami telah membuka workshop di Jalan Raya
Bekasi Timur No. 10 (sekitar 40 meter dari pabrik kosmetik Mirabella).
Kami memberi kemudahan berupa
a. Harga yang sangat bersaing
b. Penyelesaian pekerjaan yang cepat dan rapi
c. Pemakaian bahan yang berkualitas tinggi
d. Garansi tiga bulan
Percayakanlah pekerjaan rewinding elektromotor, generator, dan transformator
Saudara kepada kami.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Dalam perbaikan itu tidak ada unsur penting yang hilang. walaupun isi surat
diringkaskan, maksud yang diinginkan oleh penulisnya tetap terungkap secara jelas.
Kata-katanya tidak berlebihan dan secara keseluruhan isi surat tidak berpanjangpanjang. Bahasa seperti itulah yang disebut bahsa yang lugas.
Pemakaian kata-kata atau ungkapan yang berlebihan sering menjadi penyebab
ketidaklugasan. Sebaga contoh, dibawah ini dicantumkan beberapa ungkapan yang
berlebihan beserta bentuk yang lugas sebagai perbaikannya.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

10

BERLEBIHAN
adalah merupakan
Agar supaya
demi untuk
disebabkan oleh karena
Keputusan daripada rapat
membicarakan tentang
sejak dari
seperti misalnya

LUGAS
adalah
merupakan
agar
supaya
demi
untuk
disebabkan oleh
karena
keputusan rapat
Membicarakan
sejak
dari
seperti
misalnya

3. Bahasa yang Umum


Yang dimaksud dengan bahasa yang umum dalam pembahasan ini adalah bahasa
resmi yang memasyarakat, bahasa baku yang dipakai di depan umum, bahasa yang
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.Selain strukturnya yang baku, ciri bahasa
umum adalah pilihan katanya harus mengutamakan selera masyarakat umum, bukan
selera sekelompok orang, apalagi selera pribadi. Bahasa umum adalah bahasa
standar. Bahasa standar harus bebas dari dialek, slang, dan kata-kata bahasa prokem.
Jika seseorang akan bergabung ke dalam situasi pemakaian ragam sosial khas suratmenyurat, ia harus mengikuti arus. Artinya ia harus tunduk pada kaidah bahasa surat,
yaitu kaidah yang disepakati oleh pemakai bahasa surat, termasuk pemakaian
kata/ungkapan khas surat-menyurat. Berikut ini disajikan contoh kata-kata dan
ungkapan yang dimaksud.
bersama ini
dengan hormat
dengan ini
hal/perihal
hormat kami/hormat saya
lampiran
melalui surat ini

nota bene (N.B.)


salinan
terlampir
tertanda
untuk perhatian (u.p.)
untuk beliau (u.b.)
wasalam

Kata-kata dan ungkapan diatas boleh dikatakan sudah mendominasi bahasa surat.
Bentuk-bentuk tersebut dihasilkan melalui pakat sehingga telah menjadi kesepakatan
(konvensi) dikalangan penulis surat. Para penulis surat harus mengikuti kesepakatan

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

11

ini dengan jalan turut memakai kata dan ungkapan khas tersebut. Dalam
pemakaiannya ungkapan itu boleh saja dikembangkan atau divariasikan asal
bunyinya wajar dan logis serta mengandung pengertian yang sama degan bentuk
asalnya.
Selain kata-kata dan ungkapan khas tersebut diatas, kata-kata lain yang dipakai
didalam surat resmi haruslah kata-kata yang lazim dipakai dalam masyarakat.
Sedapat-dapatnya gunakanlah kata atau istilah asing. Pakailah kata-kata jelas bukan
clear, perhatian bukan attention, pendekatan bukan aproach, dan sebagainya. Jika
kata sing itu sudah menjadi istilah khusus didalam surat-menyurat, misalnya carbon
copy, file, dann nota bene, kata-kata itu boleh digunakan di samping kata-kata
bahasa Indonesiannya: tembusan/tindasan, arsip, dan catatan.
Dalam pemilihan kata, penulis surat perlu berhati-hati dan peka dalam menyerap
selera masyarakat. Seseorang yang mencoba menentang arus akan menghadapi
risiko bahasa suratnya tidak komunikatif karena terasa asing, aneh, dan tidak umum.
Perhatikan salah satu contoh kalimat penutup surat dibawah ini.
Kami tunggu balasan Saudara selekasnya, dan untuk itu sebelumya kami ucapkan
terima kasih.
Pemakaian kata selekasnya didalam kalimat diatas mengakibatkan bahasa surat
terasa janggal. Kejanggalan itu terasa karena selekasnya tidak umum dipakai dalam
konteks tersebut.
Kata yang lazim dipakai untuk maksud itu adalah seceparnya. atau segera. Harus
diingat, tidaklah semua kata yang bersinonim dapat dipertukarkan pemakaiannya.
Kata seceparnya memang bersinonim dengan selekasnya, namun pemakaian kedua
kata itu tidak selalu boleh dipertukarkan. Kata mati bersinonim dengan meninggal
atau wafat, tetapi pemakaiannya berbeda. Jika secepatnya dapat diganti dengan
selekasnya, maka ungkapan surat kematian berarti dapat diganti dengan surat
kemeninggalan atau surat kewafatan. Tentulah kedua ungkapan yang terakhir itu
terasa janggal, bukan? Kejanggalan seperti itulah yang terjadi akibat pemakaian kata
selekasnya dalam kalimat penutup surat itu.
Jadi, agar kalimat itu tidak janggal, kata selekasnya harus diganti dengan kata
yang sudah umum atua biasa, yaitu secepatnya mungkin, atau segera, sehingga
perbaikan kalimat itu menjadi sebagai berikut.
a. Kami tunggu balasan Saudara secepatnya, dan untuk itu sebelumnya kami
ucapkan terima kasih.

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

12

b. Kami tunggu balasan Saudara secepat mungkin, dan untuk itu sebelumnya
kami ucapkan terima kasih.
c. Kami tunggu balasan Saudara segera, dan untuk itu sebelumnya kami
ucapkan terima kasih.
Masih ada hal lagi yang menggangu pada kalimat penutup surat tadi, yaitu
pemakaian kata sebelumnya. Pemakaian kata sebelumnya pada kalimat itu
menunjukkan penulisnya tidak menggunakan logika secara benar. Apakah benar
seseorang perlu mengucapkan terima kasih (kepada orang lain) sebelumnya
harapannya dipenuhi oleh orang itu?
Ungkapan terima kasih sebelumnya atau sebelumnya terima kasih yang sering
diucapkan dalam ragam lisan sebenarnya cukup diucapkan terima kasih saja tanpa
sebelumnya karena secara logis hal itu tidak tepat dan tidak perlu. Demikian juga
didalam ragam tulis, kata sebelumnya tidak perlu ditempatkan sebelum atau sesudah
terima kasih. Perhatikan perbaikan menyeluruh-terhadap kalimat yang dibahas tadi.
Kami tunggu (menunggu) balasan Saudara secepatnya, dan untuk itu kami ucapkan
terima kasih.
4. Kata yang Baku
Yang dimaksud dengan kata yang baku atau standar adalah kata yang dianggap
paling benar ditinjau dari segi penulisan dan mengucapannya. Seperti diketahui,
kata-kata bahasa Indonesia berasal dari berbagai bahasa daerah dan bahasa asing.
Karena itu, demi keseragaman, keseluruhan kata itu perlu dibakukan terlebih dahulu.
Kata-kata pungut itu tidak lagi terikat pada bentuk asalnya sehingga ketentuan
tentang tata bunyi (fonologis), tata bentuk (morfologis), dan tata makna (semantis)
sepenuhnya terikat pada aturan atau kaidah bahasa Indonesia.
Pembakuan juga mencakup pemilihan kata. Bila ada sejumlah kata yang sama
artinya, harus ditentukan satu atau dua kata yang baku. Pembakuan diperlukan
karena kata-kata bakulah yang dipakai didalam ragam resmi. kata-kata dialek atau
ragam kedaerahan seperti ngopi, bikin, betulin, ketemu, duit termasuk tidak baku.
Kata-kata itu hanya dipakai dalam percakapan sehari-hari. Padanan kata-kata
tersebut yang dianggap baku adalah minum kopi, membuat, membetulkan, bertemu,
dan uang. Kata-kata baku itulah yang dipakai dalam keperluan resmi, termasuk
dalam surat resmi. Berikut ini disajikan daftar sebagian kata-kata baku yang sering
dipakai dalam surat-menyurat.
BAKU
Agustus

TIDAK BAKU
Augustus

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

13

Akta

akte

Alinea

alenia

a.n. (atas nama)

a/n

analisis

analisa

apotek

apotik

bertanda tangan

bertandatangan

berterima kasih

berterimakasih

biaya

beaya

CV

C.V.

d.a. (dengan alamat)

d/a

efektif

effektif, efektip

ekspor

eksport

Februari

Pebruari

foto

photo

fotokopi

fotocopy

ijazah

ijasah

impor

import

izin

ijin

jadwal

jadual

Jumat

Jumat

kabar

Khabar

Kamis

Kemis

katalog

Katalok

kemarin

kemaren

kualitas

kwalitas

kuitansi

kwitansi

legalisasi

legalisir

manajemen

management

memberi tahu

memberitahu

memberitahukan

memberi-tahukan

menandatangani

menanda-tangani

miliar

milyar

nomor

nomer

nonformal

non formal

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

14

notula

notulen

November

Nopember

BAKU
objek

TIDAK BAKU
obyek

pabrik

paberik, fabrik

persen

prosen

pertangungjawaban

pertanggungan

PT

jawab

rezeki

P.T.

risiko

Rejeki, rizki

sistem

Resiko

s.d. (sampai dengan)

sistim

subbagian

s/d

u.b. (untuk beliau)

sub bagian

u.p.

u/b

(untuk

perhatian)

u/p

utang

hutang

5. Ungkapan Tetap
Ungkapan tetap atau dapat juga disebut ungkapan idiomatik adalah ungkapan
yang unsurnya terdiri atass dua kata atau lebih yang berpola tetap (konstruksinya
berbentuk frasa, yaitu kelompok kata nonpredikatif yang membentuk kesatuan arti).
Susunan kata-kata ungkapan tetap bersifat permanen. Unsur-unsurnya tidak boleh
dipertukarkan dan tidak boleh ditambah atau dikurangi.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

15

Didalam isi surat, ungkapan tetap ada yang dipakai pada awal alinea (mengawali
kaliamt pokok) dan ada pula di tengah alinea (sebagai bagian dari kalimat
pengembang) untuk pengait intraalinea agar alinea menjadi padu. Berikut ini
disajikan sebagai contoh ungkapan tetap itu.
berbicara tentang
disebabkan oleh
berdasarkan pada
sehubungan dengan
bergantung pada
seirama dengan
berkenaan dengan
sejalan dengan
bermusyawarah tetang
sesuai dengan
berpasangan dengan
terdiri atas
bertalian dengan
terbuat dari
6. Pemakaian Ejaan yang Disempurnakan
Kemahiran berbahasa, lebih-lebih bahasa tulis, hanya dapat diperoleh jika
seseorang memahami sistem ejaan suatu bahasa. Pengertian ejaan tidak sama dengan
mengeja (misalnya mengeja huruf atau suku kata). Ejaan adalah seperangkat kaidan
yang mengatur cara penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya.
Ejaan yang berlaku untuk bahasa Indonesia sekrang ini adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Ketentuan pemakaian ejaan ini terdapat dalam buku
tersendiri: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Adapun
ruang lingkup isinya meliputi (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf (3) penulisan
kata (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
Didalam buku ini kelima aspek EYD tersebut tidak dibahas satu persatu karena
materinya cukup banyak sehingga dikhawatirkan uraiannya akan terlalu panjang.
Walaupun begtu masalah penting ynag langsung menyangkut surat-menyurat tetap
akan dibahas secara singkat berikut ini.
a. Penulisan Huruf
Masalah terpenting yang menyangkut penulisan huruf adalah pemakaian
huruf kapital dan huruf miring.
(1) Pemakaian Huruf Kapital
(a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan,
keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang,
atau penyebutan tanpa nama, tetapi nyata mengacu kepada orangnya.
Misalnya:
1) Surat ini ditujukan kepada Manajer Pemasaran PT Medan Jaya
2) Rapat Tahunan akan dipimpin langsung oleh rektur Utama, Haji
abd. Rahim Kudumy.

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

16

(b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.
Misalnya:
1) Tenaga asing pada perusahaan kami berkebangsaan Korea
2) Kami memerlukan tenaga sekretaris yang dapat berbahasa Inggris
dan Mandarin
(c) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
1) Hari Minggu toko kami tetap dibuka
2) Penawaran ini berlaku sampai akhir Desember
(d) Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan
Misalnya:
1) Rombongan itu dipimpin oleh Adi Andoyo
2) Manajer personalia dijabat oleh Ibu Rosdiana, sedangkan Bapak
Susilo tetap sebagai manajer umum.

(2) Pemakaian Huruf Miring


Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam surat/karangan. Selain itu, huruf miring juga
dipakai untuk menuliskan ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah,
kecuali yang disesuaikan ejaanya.
Misalnya:
(a) Kami sarankan agar anda menggunakan kata penataran untuk
mengganti upgrading.
(b) Setelah membaca iklan perusahaan Bapak dalam harian Kompas,
dengan ini saya mengajukan lamaran sebagai sekretaris.
b. Penulisan Kata
Bahasa Indonesia mengenal bentuk kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang,
dan gabungan kata (bentuk gabung).
Perhatikan ketentuan penulisan kata dalam uraian berikut ini.
1) kata dasar selalu ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri
Misalnya:
surat, nomor, tanggal, kirim, kemarin.
Kelima kata dasar tersebut tidak dapat lagi dipecah menjadi beberapa
morfem (bentuk terkecil sebagai pembeda arti).
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

17

2) kata berimbuhan juga dituliskan serangkai (ombuhan menempel pada kata


dasarnya).
Misalnya:
bermain (kata dasar main + awalan ber)
mainan (kata dasar main + akhiran-an)
gemetar (kata dasar getar + sisipan -em-)
3) Bentuk gabung yang hanya mendapat awalan atau akhiran, penulisannya
tetap terpisah, sebab awalan atau akhiran hanya melekat pada salah satu
kata.
Misalnya:
beri tahukan
berterima kasih
bertanda tangan
garis bawahi
4) Kalau bentuk gabung diapit oleh awalan dan akhiran, penulisan seluruh ata
menjadi satu (serangkai).
Misalnya:
pemberitahuan
(beri tahu + konflik pem-an)
menyebarluaskan
(sebar luas + konfliks meny-kan)
kesimpangsiuran
(simpang siru + konfliks ke-an)
pertanggungjawaban (tanggung jawab + konfliks per-an)
5) Kata majemuk ditulis terpisah sebagai dua kata atua lebih. Kalau salah satu
unsurnya hanya dipakai dalam bentuk gabung (tidak pernah dipakai berdiri
sendiri) walaupun mempunyai arti yang jelas, kata itu harus ditulis
serangkai dengan unsur lainnya. Kalau gabungan kata sudah dianggap
sebagai satu kata karena hubungannya sudah padu benar sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata, penulisannya diserangkaikan.
Misalnya:
terima kasih
tanda tangan
kata majemuk biasa
kerja sama
subbagian
gabungan kata yang salah satu
ultramodern
unsurnya (kata-kata yang dicetak
antibocor
miring) hanya dipakai dalam
prakualifikasi
bentuk gabung)
apabila
gabungan kata yang sangat padu,
daripada
sehingga sudah dianggap
padahal
sebagai satu kata
6) Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
(fungsi kata depan adalah menunjuk tempat atau arah).
Misalnya:

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

18

a. Kami tidak menerima karyawan yang berdomisili di luar kota.


b. Jika Saudara tertarik pada produk kami, silakan datang ke ruang pamer kami di ...
c. Kami mengumpulkan bahan baku dari berbagai daerah.
7) Partikel pun dipisahkan penulisannya dari akta yang mendahuluinya,
kecuali ungkapan tetap : walaupun, meskipun, kendatipun, dst. *)
Misalnya:
a. Selain memproduksi besi lembaran, kami pun memproduksi besi
batangan
b. Tidak satu pun tenaga administrasi kami yang menguasai stenografi
8) Partikel per yang berarti tiap, mulai, dan demi ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mengikutinya.
Misalnya:
a. Harga kabel NYM Rp. 800,00 per meter.
b. Kenaikan harga suku cadang mobil berlaku per 10 Mai 1999
c. Sebelum barang dipasarkan, harus diperiksa dengan teliti satu per
satu.
9) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
Misalnya:
1) Pihak I bertindak sebagai penjual dan Pihak II sebagai pembeli
2) Pihak Ke-1 bertindak sebagai penjual dan Pihak ke-2 sebagai pembeli
3) Pihak Kesatu bertidak sebagai penjual dan pihak Kedua sebagai
pembeli.

c. Penulisan Unsur Serapan


Kata-kata bahasa Indonesia yag berasal dari bahasa daerah tidak
menimbulkan permasalahan dalam penyerapannya. Kata-kata itu sebagian besar
diserap secara utuh. Tidak demikian halnya dengan kata-kata yang berasal dari
bahasa asing. Penyerapan dari bahasa asing datur dalam beberapa ketentuan.
Hasilnya antara lain seperti yang tampak dalam daftar dibawah ini.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

19

Kata Asing

Penyerapan yang Benar

Penyerapan yang
Salah

acessory

aksesori

asesori

activity

aktif, aktivitas

aktip, aktifitas

analysis

analisis

analisa

apotheek

apotek

apotik

blank

blangko

belangko

carier

karier

karir

conduite

konduite

kondite

complex

kompleks

komplek

coordination

koordinasi

kordinasi

definition

definisi

difinisi

description

deksripsi

diskripsi

echelon

eselon

esselon

effective

efektif

efektip

efficient

efisien

effisien

February

Februari

Pebruari

free parking

Parkir gratis

bebas parkir

frequency

frekuensi

frekwensi

hypothesis

hipotesis

hipotesa

ideal, ideaal

ideal

idial

index

indeks

indek

kwitantie

kuitansi

kwitansi

legalitation

legalisasi

legalisir

method

metode

metoda

management

manajemen

management

mass media

media massa

massmedia

November

November

Nopember

percentage

persentase

prosentase

photocopy

fotokopi

fotocopy

practical

praktik

praktek

psychologi

psikologi

psikology

quality

kualitas

kwalitas

rik

risiko

resiko

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

20

standardisatio

standardisasi

standarisasi

solidaritas

solidariteit

solidarity

sistem

sistim

system

lepas landas

tinggal landas

take off

taksi

taxi

taxi

teknik

tehnik

technique

teoretis

teoritis

theoretical

varietas

varitass

variety
d. Pemakaian Tanda Baca
Bahasa Indonesia mengenal 15 tanda baca. Dalam penulisan surat tidak
semua tanda baca itu diperlukan. Berikut ini dibahas tanda baca terpenting yang
banyak dipakai penulisan surat.
1) Tanda Titik
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan dengan ketentuan dan
pengecualian sebagai berikut.
(a) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
nomor
disingkat
no.
lampiran
disingkat
lamp
lembar
disingkat
lbr.
jalan
disingkat
jln.
(b) Setiap menyingkat dua kata dipakai dua tanda titik.
Misalnya:
sarajana hukum
disingkat
S.H
sarjana ekonomi
disingkat
S.E
atas nama
disingkat
a.n..
sampai dengan
disingkat
s.d
Tetapi, singkatan nama diri yang terdiri atas gabungan huruf
awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
Perseroan Terbatas
disingkat
PT
Perusahaan Dagang
disingkat
PD
Commanditaire Venootschap disingkat
RI
(c) Setiap menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatan
dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
dan kawan-kawan
yang akan datang
dan lain-lain
atas nama beliau

disingkat
disingkat
disingkat
disingkat

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

dkk.
yad.
dll
anb.

21

Tetapi, singkatan nama lembaga yang terdiri atas gabungan


huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
BUMN
(Badan Usaha Milik Negara)
DKI
(Daerah Khusus Ibukota)
BPS
(Badan Pusat Statistik)
RCTI
(Rajawali Citra Televisi Indonesia)
(d) Penulisan akronim, yaitu singkatan yang terdiri atas gabungan
huruf awal kata atau suku kata dan yang harus dibaca seperti kata,
ditulis tanpa titik.
Misalnya:
rapim
(rapat pimpinan)
juklak
(petunjuk pelaksanaan)
Kadin
(kamar dagang dan industri)
kabag
(kepala bagian)
(e) Singkatan nama unsur kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
Singkatan Mg adalah lambang kimia Magnesium.
Kecepatan mobil ini mencapai 160 km per jam
Kuitansinya dibubuhi materai Rp. 6.000.00,
2) Tanda Koma
(a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur rincian yang jumlahnya
lebih dari dua
Misalnya:
Setiap pembelian yang mencapai Rp. 500.000,00 kami berikan
hadiang

langsung berupa payung, kaus eksklusif, dan boneka

Gufi.
Tetapi, jika rincian hanya dua unsur, tanda koma tidak dipakai.
Misalnya:
Setiap pembelian yang mencapai Rp. 500.000,00 kami berikan
hadian langsung berupa payung dan kaus eksklusif.
(b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara jika
kalimat yang kedua didahului oleh kata melainkan, tetapi, dan
sedangkan.
Misalnya:
(1) Anton bukan karyawan PT Sanjaya, melainkan karyawan PT
Sunan Jaya
(2) Sebenarnya kami ingin membantu, tetapi anda harus bersabar
dulu.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

22

(3) Pruduksi perusahaan semakin menurun sedangkan permintaan


makin meningkat.
(c) Tanda koma dipakai di belakang ungkapan penghubung antarkalimat.
Misalnya:
(1) Oleh sebab itu, kami terpaksa menolak permohonan Anda.
(2) Kalau begitu, mungkin atasan saya akan mempertimbangkan
usulan anda
(3) Jadi, pembukaan kantor cabang harus dipercepat.
(d) Tanda

koma

dipakai

diantara

unsur-unsur

dalam

penulisan

alamat/nama tempat yang ditulis berurutan ke samping.


Misalnya:
(1) Alamat kantor kami yang baru adalah Jalan Merdeka No, 10,
Kungingan, Jakarta Selatan.
(2) Tony Woworuntu, STIE Kampus Ungu, Jalan Pacuan Kuda No.
1, Pulomas, Jakarta Timur
(3) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
3) Tanda Titik Dua
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti perincian
Misalnya:
Manajer pabrik membawahi tiga bagian: bagian produksi,
bagian perakitan, dna bagian pengepakan.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan
Misalnya:
Manajer pabrik membawahi bagian produksi, bagian perakitan,
dan bagian pengepakan
c) Tanda titik dua tidak dipakai dalam perincian jika sebelum rincian
dipakai kata yaitu dan adalah.
Misalnya:
(1) Manajer pabrik membawahi tiga bagian, yaitu bagian
produksi, bagian perakitan, dan bagian pengepakan.
(2) Adapun barang yang akan kami pesan adalah mesin cuci,
sepeda motor, dan lemari es.
d) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misanya:
Ketua : Nawangwulan
Sekretaris
: N. Handayani
Bendahara
: Annisa
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

23

Kami mengharap kehadiran Anda pada


hari : Senin
tanggal
: 18 Januari 2007
waktu
: 14.30 WIB
e) Tanda Garis Miring
(1) Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua tahun takwin.
Misalnya:
No.: 7 / PK / 2006
Jalan Kramat III/10
Tahun Anggaran 2007/2008
(2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau tiap.
Misalnya:
dikirimkan leat darat/laut
(artinya dikirimkan lewat darat atau lewat laut)
harganya Rp. 65,00/lembar
(artinya harganya Rp. 65,00 tiap lembar)

BAB III
KESIMPULAN
Jika Seseorang mengungkapkan maksud kepada orang lain secara lisan berhadapan
muka, ia dapat memperjelas maksudnya dengan bantuan gerak tubuh dan mimik muka, Selain
itu, karena dilisankan, dia dapat pula memakai intonasi secara verbal. Peranan gerak tubuh
dan mimik muka dalam komunikasi lsan begitu besarnya sehingga penyampaian suatu
maksud kadang-kadang dapat dilakukan tanpa kata, cukup dengan isyarat. Cara tersebut tentu
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

24

saja tidak dapat dipakai didalam surat karena surat menggunakan bahasa tulis. Walaupun
begitu, bukan erarti surat tidak dapat memberi kesan yang sama dengan penyamapaian lisan.
Bahasa tulis, termasuk surat, bukan hanya dapat menimbulkan kesan, bahkan kesan itu dapat
terasa lebih dalam daripada yang dihasilkan melalui bahasa lisan.
Lugas dapat diartikan sederhana, bersahaja (simple), langsung pada permasalahan
(straight to the point). Dalam bahasa inggris ada juga ungkapan lain yang maksudnya dapat
disejajarkan dengan lugas, yaitu businesslike. Seperti diketahui, dalam dunia bisnis orang
menginginkan segala sesuatu serba cepat dan serta praktis. Makna itulah yang dihimpun
kedalam satu kata, yaitu lugas.
Yang dimaksud dengan bahasa yang umum dalam pembahasan ini adalah bahasa
resmi yang memasyarakat, bahasa baku yang dipakai di depan umum, bahasa yang dipahami
oleh seluruh lapisan masyarakat.Selain strukturnya yang baku, ciri bahasa umum adalah
pilihan katanya harus mengutamakan selera masyarakat umum, bukan selera sekelompok
orang, apalagi selera pribadi. Bahasa umum adalah bahasa standar. Bahasa standar harus
bebas dari dialek, slang, dan kata-kata bahasa prokem.
Yang dimaksud dengan kata yang baku atau standar adalah kata yang dianggap paling
benar ditinjau dari segi penulisan dan mengucapannya. Seperti diketahui, kata-kata bahasa
Indonesia berasal dari berbagai bahasa daerah dan bahasa asing. Karena itu, demi
keseragaman, keseluruhan kata itu perlu dibakukan terlebih dahulu. Kata-kata pungut itu
tidak lagi terikat pada bentuk asalnya sehingga ketentuan tentang tata bunyi (fonologis), tata
bentuk (morfologis), dan tata makna (semantis) sepenuhnya terikat pada aturan atau kaidah
bahasa Indonesia.

Ungkapan tetap atau dapat juga disebut ungkapan idiomatik adalah ungkapan yang
unsurnya terdiri atass dua kata atau lebih yang berpola tetap (konstruksinya berbentuk frasa,
yaitu kelompok kata nonpredikatif yang membentuk kesatuan arti). Susunan kata-kata
ungkapan tetap bersifat permanen. Unsur-unsurnya tidak boleh dipertukarkan dan tidak boleh
ditambah atau dikurangi.
Ejaan yang berlaku untuk bahasa Indonesia sekrang ini adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Ketentuan pemakaian ejaan ini terdapat dalam buku tersendiri:
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Adapun ruang lingkup isinya
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

25

meliputi (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf (3) penulisan kata (4) penulisan unsur
serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
Didalam buku ini kelima aspek EYD tersebut tidak dibahas satu persatu karena
materinya cukup banyak sehingga dikhawatirkan uraiannya akan terlalu panjang. Walaupun
begtu masalah penting ynag langsung menyangkut surat-menyurat tetap akan dibahas secara
singkat berikut ini.
a.
b.
c.
d.

Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca

DAFTAR PUSTAKA
Finoza Lamuddin, 1991, Aneka Surat Sekretaris Dan Bisnis Indonesia, Jakarta; Diksi.
Ritonga, Parlaungan, 2010, Bahasa Indonesia Praktis, Medan; Bartong Jaya.
http://bahyudinnor17.blogspot.co.id/2012/11/bentuk-bentuk-surat-style.html diakses tanggal
17 March 2016 jam 12.29.
http://www.kejuruan.click/2015/06/bentuk-bentuk-surat-lengkap.html diakses tgl 17 March
2016 jam 12.22.
http://www.pelajaran.click/2015/08/mengenal-bentuk-bentuk-surat.html diakses tgl 17 March
2016 jam 12.23.
Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

26

Gaya Penulisan Dan Penyusunan Bahasa Buku Dalam Persuratan (Kelompok: VII)

27

Anda mungkin juga menyukai