Anda di halaman 1dari 3

NURDIN MUNTHE (37133035)

MPI-1 / IV
Peilaku Organisasi / MID Smester
Teori Manajemen Klasik
Robert Owen (1771-1858) Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Menejer Pabrik
Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada
penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil
pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang
baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga
kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik
kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan
kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil
penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
Charles Babbage (1792 1871)Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika
dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya
bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari
tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan
efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan
prinsip-prinsip manajemen.
Human Relations :
Human relations adalah suatu studi yang berkenaan dengan studi tentang manusia.
Tentu saja suatu bagian disiplin atau bidang-bidang, seperti filsafat, sosiologi, ilmu politik
dan agama. Dalam ilmu militer pun menyangkut studi tentang manusia. Oleh karena itu, kita
sebut menyangkut hubungan-hubungan manusia (human relations).
Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu merupakan suatu komunikasi karena
sifatnya yang orientasi pada perilaku (action oriented) , hal ini mengandung kegiatan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Hubungan Antar Manusia (human relations) adalah interaksi antara seseorang
dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari
1 (Nurdin Munthe MID Prilaku Organisasi)

kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi


orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif,
sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Pendekatan Kontigensi :
Contingency approach, also known as situational approach, is a concept in
management stating that there is no one universally applicable set of management principles
(rules) by which to manage organizations. Organizations are individually different, face
different situations (contingency variables), and require different ways of managing.
Contingency approaches remain less common than change management approaches.
Pendekatan

kontingensi

merupakan

sebuah

cara

berfikir

yang

komparatif

(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal.


Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip manajemen
yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional. Salah seorang penulis manajemen
kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan, pendekatan-pendekatan tradisional
dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau
cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada
pendekatan kontingensi.
Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalah merupakan suatu
upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, dan teknik manajerial mana yang
paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu.
Maka menurut pendekatan kontingensi situai-situasi yang berbeda mengharuskan
adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.
Berbicara tentang pandangan kelasik yang dibahas adalah bagaimana perlakuan para
atasan kepada SDM yang ada. Bilamana, SDM yang bekerja pada suatau lembaga atau
organisasi sangat dihawatirkan karena diperlakukan seperti mesin. Pada Pemeliharaan dan
perawatan personalia misalnya, ketika mesih dijaga dengan baik maka yang akan dihasilkan
mesin adalah hasil yang oftimal. Pada pandangan ini para atasan memandang rendah filosofis
dan kedudukan manusia.
Selanjutnya pada human relations (hubungan antar prsonalian) adalah mengkaji
tentang manusia. DImana pembahasan didalamnya adalah mengangkat derajat manusia dan
mengkaji fhilosofi manusia dan mendudukan posisi manusia pada tempatnya. Pada poin
2 (Nurdin Munthe MID Prilaku Organisasi)

diatas dijelaskan bahwa hubungan antar manusia bersifat orientasi paa perilaku organisasi
atau personali itu sendiri. Dan ketika human relationship ini diterapkan dalam kehidupan baik
itu bermasyarakat atau didalam organisasi yang akan didapatkan mengandung kegiatan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Sedangkan didalam Pendekatan Kontigensi (Kontigency Approuch) adalah mengkaji
tentang cara-cara berfikir yang komperatif (yang mempertimbangkan perbandingan) baru
darri manajemn yang selama ini kita kenal. Secara garis besar bahwa pendekatan kontigensi
adalah contoh pendekatan yang layak dan baik untuk diterapkan, sehingga akan
menghasilkan SDM yang handal didalam organisasi atau suatu lembaga tertentu.
Dari penjelasan diatas, jelas bahwa ktiga-tiganya sangat berbeda. Dikarenakan bahwa
dari kajian kelasik, human relation sampai contingency aprouch berevolusi menjadi tahapantahapan yang telah disempurnakan. Dari yang mulai dari manusia yang di perlakukan seperti
mesin, hubungan relasi sesame karyawan atau manusia seitar menuju kearifan berfikir.
Sumber :
Miftah Thoha Kepemimpinan dalam Manajemen PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1993.
Munandar AS Manajemen Konflik dalam Organisasi dalam sminar strategi pengendalian
konflik dalam organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 987.
Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Suparto (1995). Pengantar Manajemen Umum
(untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sutart, Dasar-dasar kepemimpinan Administrasi, Gajah Mada University Press, 1996.

3 (Nurdin Munthe MID Prilaku Organisasi)

Anda mungkin juga menyukai