Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah

PENJAMIN
MUTU
(Assurance
Quality)

Tugas makalah ini diselesaikan guna memenuhi Perkuliahan


Manajemen Mutu Tenaga Pendidikan
Dosen Pembimbing: Drs. H. Yasin, M.A

Disusun Oleh :

Bukhari Muslim Firolis


Nurdin Munthe
Siti Aisyah

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA


UTARA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIIDKAN ISLAM

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Asalammualaikum Wr.Wb
Tiada kata yang terlebih dahulu saya ucapkan kecuali rasa
puja dan puji syukur saya kepada Allah Subhanahu Wa Taala,
karena berkat kasih dan sayangNya pemakalah tetap dalam
limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Salawat

dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi

Muhammad Salallahu

Alaihi Wasalam Allahuma Salli wasallim

bararik alaih, kepada keluarga, serta sahabat dan para pengikut


ajarannya, Amin.
Terlebih dahulu saya sangat mengucapkan terima kasih
kepada Dosen pembimbing studi Manajemen Mutu Tenaga
Pendidikan
sehingga

yang

bermurah

pemakalah

tidak

hati

membimbing

mengalami

pemakalah,

kesulitan

dalam

penyelesaian makalah ini.


Tujuan pemakalah

dalam penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas mata kuliah dan berbagi

ilmu dengan

para pemakalah lain nantinya, agar dapat menjadi rujukan dan


mempermudah dalam penyelesaiannya.
Pemakalah sadari, bahwa makalah ini sangat jauh dari katakata sempurna. Karena itu, pemakalah masih sangat haus akan
keritik, saran, dan masukan dari teman-teman semua demi
bergunanya makalah ini nantinnya.
Wasalam,

Medan, 25 October
2016
Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar ......................................................................................
........................................i
Daftar
isi ...................................................................................................
.......................................ii
Bab 1 pendahuluan
a. Latar
belakang ...............................................................................
...............................iii
b. Rumusan
Masalah ................................................................................
.......................iv
Bab II Pembahasan
a. Pengertian Mutu
Pendidikan ............................................................................
.......1
b. Prinsip
Prinsip
Peningkatan
Mutu
Pendidikan ...............................................2
c. Pelaksanaan
Penjaminan
Mutu
Pendidikan .....................................................4
d. Pengukuran
dan
Evaluasi
Mutu
Pendidikan .....................................................6
e. Laporan
Pelaksanaan
Penjaminan
Mutu
Pendidikan ...................................8
Bab III Penutup
a. Kesimpulam ..........................................................................
........................................10
b. Saran ....................................................................................
............................................10

Daftar
pustaka ..........................................................................................
..................................11

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu, dalam arti menghasilkan lulusan
sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi,
moral, pengetahuan maupun kompetensi kerja menjadi syarat
mutlak

dalam

berkembang

kehidupan

saat

ini

masyarakat

dan

yang

global

akan

yang

datang.

terus
Dalam

merealisasikan pendidikan yang bermutu, dituntut penerapan


program,

mutu

penyempurnaan

yang
mutu

berfokus

seluruh

pada

komponen

upaya-upaya
dan

kegiatan

pendidikan.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan

nasional

menggariskan,

bahwa

pendidikan

dilaksanakan melalui satu system pendidikan nasional yaitu


untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Implikasinya dari
berlakunya undang-undang ini diantaranya adalah perlu adanya
suatu standar mutu pendidikan yang bersifat nasional. Diantara
upaya menentukan standar secara nasional adalah adanya
Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) untuk berbagai
jenis dan jenjang satuan pendidikan. Dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan nasional, pada tanggal 25 September 2009
yang

lalu,

pemerintah

melalui

Mendiknas

telah

menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63


Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Dalam
peraturan ini disebutkan bahwa Penjaminan mutu pendidikan
adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah

daerah,

Pemerintah,

dan

masyarakat

untuk
iii

menaikkan
pendidikan.
selanjutnya

tingkat
Sistem
disebut

kecerdasan

kehidupan

Penjaminan
SPMP

adalah

Mutu

bangsa
Pendidikan

subsistem

dari

melalui
yang
Sistem

Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu


pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Mutu Pendidikan
2. Prinsip-prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan
3. Pelaksanaan Penjamin Mutu Pendidikan
4. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan
5. Laporan Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan

iv

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Mutu Pendidikan
Berdsarakan peraturan menteri pendidikan nasional Nomor
63 tahun 2009 Bab I Pasal 1 Ayat 2 yang dimaksud dengan
Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan
terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara
satuan

atau

Pemerintah,

program
dan

pendidikan,

masyarakat

untuk

pemerintah
menaikkan

daerah,
tingkat

kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.


Tujuan
tingginya

akhir

dari

kecerdasan

penjaminan

mutu

pendidikan adalah

kehidupan

manusia

dan

bangsa

sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai
melalui penerapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki
keluaran yang dihasilkan. Dalam sekolah mutu, standar mutu
ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja didalam keseluruhan
proses kerja, bila pekerja mencapai standart mutu untuk masingmasing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk
bermutu. Saat membicarakan perbaikan mutu pendidikan, sering
kali yang dibicarakan adalah perbaikan peringkat kenaikan kelas
atau nilai rapor. Dalam sekolah yang bertepi seperti itu,
tanggung jawab perbaikan mutu pendidikan lebih banyak ada
pada guru. Secara umum para guru terfokus hanya pada aspek
pendidikan seorang siswa : membantu siswa belajar dan
mendapatkan pengetahuan. Bila mutu dimulai sebagai proyek
terisolasi di sekolah atau ruang kelas, dan hal tersebut hampir
mempengaruhi keseluruhan mutu pendidikan.1
1

, Jerome S Arcaro . Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip


Perumusan Dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan


meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting.
Walupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu
sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bisa
mendapatkan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi
kebiasaan kita. Namun, ironisnya kita hanya bisa menyadari
keberadaan mutu tersebut saat mutu hilang. Satu hal yang bisa
kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang mebedakan
antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari kenyatan
tersebut, mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang
membedakan antara kesuksesan dan kegagalan.2
Quality

assurance

seringkali

dikaitkan

dengan

quality

control. Memang, keduanya merupakan bagian dari perusahaan


yang

menempati

satu

departemen

yang

sama.

Namun

sesungguhnya wilayah kerja mereka berbeda. Dengan bahasa


yang lebih mudah, quality assurance fokus kepada jaminan
kualitas,

sedangkan

quality

control

berorientasi

pada

pengendalian kualitas.
Dapat kami simpulkan bahwa profesi atau bagian dari
sebuah lembaga/instansi yang menjalankan fungsi monitoring, uji
tes, dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam produksi
suatu produk. Dengan kata lain, quality assurance adalah orangorang kepercayaan yang bertugas untuk memastikan standar
kualitas suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
B.Prinsip-prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan

Hal: 75-76
2

Edward Sallies. Total Quality Management In Education. Jogjakarta:


IRCiSoD, 2006. Hal: 29-30

Mutu merupakan topik penting dalam diskusi tentang


pendidikan sekarang ini. Dalam diskusi tersebut boleh jadi
muncul gagasan berbeda mengenai mutu sebanyak jumlah
sekolah yang ada. Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik,
orang tua, pejabat pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan
pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada
para

siswa

sumber-sumber

daya

yang

di

butuhkan

unuk

memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik sekarang


dan masa depan.
Adapun

prinsip-prinsip

yang

perlu

dipegang

dalam 2

menerapkan program mutu pendidikan di antaranya sebagai


berikut :
1. Peningkatan

mutu

pendidikan

menuntut

kepemimpinan

professional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu


pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para
professional

pendidikan

dalam

memperbaiki

sistem

pendidikan bangsa kita.


2. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah

ketidak mampuan mereka dalam menghadapi kegagalan


sistem yang mencegah mereka dari pengembangan atau
penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu
pendidikan yang ada.
3. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatanloncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah.
Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumber-sumber
yang

terbatas.

Para

professional

pendidikan

harus

membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global.
4. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru,

staf,

pengawas

dan

pimpinan

kantor

Diknas

mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan,


team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.

5. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen

pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah


memiliki

komitmen

pada

perubahan,

pimpinan

dapat

dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru


untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas
layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan
yang baru atau model-model mengajar, membimbing dan
melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian
juga staf administrasi, ia akan menggunakan proses baru
dalam

menyusun

biaya,

menyelesaikan

masalah,

dan

mengembangkan program baru.


6. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para
siswa

memasuki

Ketakutan

pasar

terhadap

kerja

yang

perubahan

atau

bersifat
takut

global.

melakukan

perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana


mengatasi tuntutan baru.3
7. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak
dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi
membutuhkan

penyesuaian-penyesuaian

dan

penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap


organisasi berbeda. Para professional pendidikan harus
dibekali

oleh

program

yang

khusus

dirancang

untuk

menunjang pendidikan.
8. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah

system

pengukuran.

Dengan

menggunakan

system

pengukuran memungkinkan para professional pendidikan


dapat
tambah

memperlihatkan
dari

pendidikan,

dan

pelaksanaan

mendokumentasikan

program

peningkatan

nilai
mutu

baik terhadap siswa, orang tua, maupupn

masyarakat.
3

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan


Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama, 2006. Hal: 10

9. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan

diri

dari

kebiasaan

menggunakan

program

singkat,

peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang


berkelanjutan tidak dengan program-program singkat.4
Prinsip-prinsip yang diuraikan diatas ialah bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ideal.
C.Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan
Pelaksana penjaminan mutu pendidikan dilakukan mulai dari
satuan/program pendidikan dan penyelenggara Satuan/Program
Pendidikan

sampai

tingkat

Pemerintahan

Kabupaten/Kota,

Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah.


1. Pelaksana Satuan/Program Pendidikan
a. Satuan/program pendidikan pada jalur pendidikan formal,
mulai

dari

jenjang

Dasar

dan

Menengah

sampai

Pendidikan Tinggi, meliputi : 1). Taman Kanak-kanak/RA,


2). SD/MI, 3). SMP/MTs, 4). SMA/MA, SMK/MAK, dan 5).
4
Perguruan Tinggi.
b. Satuan pendidikan nonformal, menurut Undang-Undang
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 26 ayat (4) terdiri atas : 1). Lembaga kursus, 2).
Lembaga pelatihan, 3). Kelompok belajar, 4). Pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan 5). Majelis taklim, serta
6. Satuan pendidikan yang sejenis.
c. Program Pendidikan nonformal:
- Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial,
kecakapan
-

intelektual,

kecakapan

vokasional

untuk bekerja atau usaha mandiri.


Program
pendidikan
kepemudaan
diselenggarakan

dan

untuk

mempersiapkan

pemimpin

bangsa,

pendidikan

kepanduan/kepramukaan,

Ibid. 11

seperti

organisasi

yang
kader
pemuda,

keolahragaan,

palang

merah,

pelatihan,

kepemimpinan,

pecinta

alam, serta kewirausahaan.


Program pendidikan pemberdayaan perempuan untuk

mengangkat harkat dan martabat perempuan.


Program pendidikan kesetaraan adalah program
pendidikan

nonformal

yang

menyelenggarakan

pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA


yang mencakup program paket A, paket B, dan paket
-

C.
Program pendidikan dan pelatihan kerja, dilaksanakan
untuk

meningkatkan

kemampuan

peserta

didik

dengan penekanan pada penguasaan keterampilan


fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
d. Satuan Pendidikan Kursus dan Pelatihan Kursus dan
pelatihan dalam penjelasan Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26
ayat

dinyatakan

berkelanjutan

untuk

mengembangkan

pendidikan 5
kemampuan

peserta

dengan

penekanan

penguasaan

didik

sebagai

bentuk
pada

keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap


kewirausahaan

serta

pengembangan

kepribadian

profesional. Kursus dan pelatihan dikembangkan melalui


sertifikasi dan akreditasi yang bertaraf nasional dan
internasional.
e. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Secara khusus dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 28 ayat 4 menyebutkan bahwa
pendidikan

anak

usia

dini

pada

jalur

pendidikan

nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman


Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Kemudian diperjelas dalam penjelasan pasalnya bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan bagi

anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan


merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. 5
D. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan
Pada tahapan akhir dari penjaminan mutu pendidikan ini
dilakukan pengukuran, evaluasi, dan pemetaan mutu pendidikan.
Hasil kegiatan pada tahap ini digunakan sebagai refleksi dan
dasar bagi perencanaan program pemenuhan standar dan
peningkatan

mutu.

Dengan

demikian,

penjaminan

mutu

pendidikan dapat berlangsung secara berkesinambungan.


a. Pembangunan Sistem Informasi Mutu Pendidikan
Sistem penjaminan mutu pendidikan dimulai dengan
membangun

data

mutu

pendidikan

yang

sahih.

Data

tentang mutu pendidikan mengalir dari satuan/program


pendidikan, pemerintahan kabupaten/kota, pemerintahan
provinsi,

sampai dengan ke Pemerintah. Ketersediaan,

kecepatan, dan kesahihan data akan menentukan kegiatan


selanjutnya, baik untuk pemenuhan standar acuan mutu
maupun untuk program peningkatan mutu pendidikan.
Sistem informasi manajemen pendidikan, dalam Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan terdiri dari: 1). Alur distribusi
alat pengukur mutu pendidikan, dan 2). Alur distribusi data 6
mutu pendidikan.
Untuk memperoleh data tentang mutu pendidikan,
satuan/program pendidikan digunakan alat Evaluasi Diri
Satuan/Program Pendidikan (EDS) yang dikembangkan oleh
pemerintah.

Instrumen

tersebut

didistribusikan

dari

Pemerintah ke dinas pendidikan provinsi, kantor wilayah


Kemenag provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
kantor

Kemenag

pendidikan

kabupaten/kota.

dilakukan

dengan

Pendataan

pengisian

mutu

instrumen

penjaminan mutu yang dilakukan oleh satuan/program


pendidikan. Data mutu pendidikan berasal dari data tentang
5

Rinda Hedwig.

Sistem Penjaminan

Mutu Di Perguruan

Tinggi

Monitoring Dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Hal: 115

pencapaian

Standar

Nasional

Pendidikan

pada

setiap

satuan/program pendidikan. Data tersebut, akan bermanfaat


untuk

satuan/program

pendidikan

dalam

melakukan

pemenuhan dan peningkatan standar acuan mutu, serta


sebagai informasi kepada penyelenggara dan instansi lain
yang

akan

membantu

dalam

melakukan

pemenuhan

pencapaian SNP pada satuan/program pendidikan tersebut.


Data mutu pendidikan menggambarkan tentang pencapaian
mutu pendidikan di satuan/program pendidikan, sehingga
dapat menentukan program yang tepat dalam membantu
pemecahan persoalan mutu pendidikan yang dihadapi oleh
satuan/program pendidikan. Data hasil pengisian instrumen
dimasukkan

ke

format

data

mutu

pendidikan

pada

satuan/program pendidikan. Data mutu satuan/program


pendidikan disampaikan ke penyelenggara satuan/program
pendidikan.

Data

mutu

pendidikan

pada

Dinas

Pendidikan/Kantor Kemenag Kabupaten/Kota dianalisis dan


hasilnya

disampaikan

kepada

Dinas

Pendidikan

Provinsi/Kantor Kemenag Wilayah Provinsi yaitu di sentral


data pendidikan (SDP) untuk disimpan, dipelihara, dikelola
sebagai

dasar

perencanaan

program

pencapaian

dan

peningkatan standar mutu acuan pendidikan pada tingkat


Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sentral data pendidikan (SDP)
dikelola secara bersama-sama antara Dinas Pendidikan
Provinsi/Kantor Wilayah Kemenag Provinsi dengan LPMP dan
yang terkait. Data mutu pendidikan pada tingkat provinsi
diteruskan ke Pemerintah melalui Pusat Statistik Pendidikan
Kemendiknas atau Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kemenag

sebagai

pencapaian

dan

dasar

untuk

peningkatan

perencanaan
standar

program

mutu

acuan

pendidikan tingkat nasional. Pemutakhiran data dilakukan


secara

periodik

dan

berkelanjutan

berdasarkan

hasil

pelaporan pelaksanaan pencapaian dan peningkatan mutu


pendidikan.
E. Laporan Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan
Tahapan utama dalam pelaporan pelaksanaan penjaminan
mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan

sasaran

penyelenggara

pelaporan,

satuan/program

apakah

pendidikan,

untuk
komite

satuan/program pendidikan, orang tua peserta didik, atau


dunia usaha.
2. Identifikasi temuan yang dihasilkan, sehingga dalam laporan
disajikan

informasi

yang

diperlukan

untuk

membantu

Satuan/program Pendidikan untuk meningkatkan pencapaian


standar mutu acuan.
3. Mendeskripsikan

temuan

yang

menunjukkan

capaian

standar acuan mutu pendidikan.


4. Menyusun laporan sesuai dengan sasaran pelaporan yang
dituju dan tatacara penulisan pelaporan.
Laporan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan berisi
kegiatan

dan

hasil

pemetaan

mutu

pendidikan

awal,

program/kegiatan peningkatan mutu pendidikan, dan evaluasi


pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan. Laporan pelaksanaan
penjaminan mutu pendidikan merupakan bukti tertulis kegiatan
penjaminan

mutu,

sebagai

bagian

dari

laporan

kinerja

satuan/program pendidikan, dan penyelenggara pendidikan. 6


Fungsi laporan antara lain untuk melihat tingkat pencapaian
acuan mutu, sebagai dasar penyusunan program penjaminan
mutu periode berikutnya, serta untuk melakukan pemutakhiran
data mutu pendidikan. Laporan pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan terdiri dari:
6

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan

Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama, 2006. Hal: 21

1. Laporan

penjaminan

mutu

pendidikan

pada

tingkat

pendidikan

pada

tingkat

satuan/program pendidikan.
2. Laporan

penjaminan

mutu

penyelenggara pendidikan, terdiri dari:


a.

Laporan pada tingkat Yayasan, dan atau;

b. Laporan pada tingkat Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag

Kabupaten/Kota, dan atau;


c.

Laporan pada tingkat Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag


Propinsi, dan atau;

d. Laporan

pada

tingkat

Kementerian

Pendidikan

Nasional/Kementerian Agama.
Laporan pada tingkat Kementerian Pendidikan Nasional,
merupakan

gabungan

dari

laporan

pada

tingkat

yayasan,

kabupaten/kota, dan provinsi; termasuk laporan penjaminan


mutu pada unit-unit utama, LPMP, dan unit-unit pusat lainnya
yang ada di daerah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk
yang bebas dari cacat dan kesalahan. Mutu merupakan topic
penting dalam diskusi tentang pendidikan sekarang ini. Dalam
diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda mengenai
mutu sebanyak jumlah sekolah yang ada. Mutu menciptakan
lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintah, wakilwakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna
memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang di
butuhkan unuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan
akademik sekarang dan masa depan.
B. Saran
Dengan pembahasan kali ini diharapkan mahasiswa mau
untuk

lebih

meningkatkan

pengetahuan

mereka

sehingga

mampu untuk mengelola komponen-komponen sekolah dengan


baik guna meningkatkan mutu pendidikam dari pada sekolah
tersebut.

10

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip


Perumusan Dan

Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005.
Sallies,

Edward.

Total

Jogjakarta: IRCiSoD,

Quality

Management

In

Education.

2006.

Hedwig, Rinda. Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi


Monitoring Dan

Evaluasi

Internal.

Yogyakarta:

Graha

Ilmu,

Pengendalian

Mutu

2007.
Sukmadinata,

Nana

Pendidikan Sekolah

Syaodih,

Prof.

Dr.

Menengah. Bandung: PT Refika Aditama,

2006.

11

Anda mungkin juga menyukai