Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

( GUGUS KENDALI MUTU )


Oleh :
Kelompok 10
Nama

- Ardiansyah Rambe
- Rachmayuniningsih
- Muhammad Zohanda Fahmi

Dosen Pembimbing :

FAKULTAS TARBIYAH
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb..


Allhamdulillah, Segala puji bagi Allah Subhanahu wa taala yang telah memberikan
taufik dan hidayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Gugus Kendali Mutu
Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, Adapun maksud dan tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Dosen pembimbing
mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga kita dapat mengambil
manfaatnya. Kami mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan dari makalah ini baik dari
segi pengetikan ataupun substansinya. Dan kami pun akan selalu menerima kritik dan saran
untuk perbaikan makalah ini dari bapak dosen dan rekan-rekan semua. Terima kasih atas
perhatiannya.
Akhirnya kami sudahi dengan Wassalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.

Medan,

Oktober 2016

Pemakalah

Manajemen Mutu Pendidikan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Pengertian Gugus Kendali Mutu ................................................................................. 3
B. Ciri-Ciri Gugus Kendali Mutu ..................................................................................... 5
C. Tujuan Gugus Kendali Mutu ....................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gugus Kendali Mutu ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli pengendalian
mutu (kualitas) yaitu Prof. Kaoru Ishikawa pada tahun 1962 bersama dengan Japanese Union
of Scientists and Engineers (JUSE). Perusahaan pertama yang menjalankan konsep Gugus
Kendali Mutu adalah Nippon Wireless and Telegraph Company pada tahun 1962.
Anggota Gugus Kendali Mutu pada umumnya adalah karyawan yang bekerja pada unit
yang sama dengan Jumlah anggota Gugus Kendali Mutu yang ideal sekitar 7 sampai 8 orang
yang masing-masing terdiri dari Fasilitator, Pemimpin Tim (Team Leader) dan anggota
pembentukan Gugus Kendali Mutu ini harus mendapatkan persetujuan dari pihak
manajemen dan melaporkan tujuan Gugus Kendali Mutu serta rencana tindakan pemecahan
masalah yang akan diterapkan kepada Manajemen perusahaan. Keputusan dan penerapan
rencana tindakan pemecahan masalah tersebut harus mendapatkan persetujuan dan dukungan
penuh dari Pihak Manajemen.
Tugas Fasilitator Gugus Kendali Mutu diantaranya adalah memberikan pelatihan kepada
pimpinan tim (Team Leader) dan juga anggota Tim serta mengkordinasi jalannya kegiatan
Gugus Kendali Mutu ini. Fasilitator juga berfungsi sebagai mediator antara Gugus Kendali
Mutu dengan pimpinan Perusahaan (Manajemen). Sedangkan tugas Pimpinan Tim (Team
Leader) adalah memimpin Gugus Kendali Mutu secara aktif, bertanggung jawab penuh
terhadap kegiatan Gugus Kendali Mutu, Mendorong anggota untuk berperan aktif,
menjadwalkan dan mengelola jalannya pertemuan serta bersama dengan Fasilitator
memberikan pelatihan kepada anggota Gugus Kendali Mutu.
Tujuan utama dari Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu ini adalah untuk
membahas permasalahan yang terjadi di perusahaan dan memberikan rekomendasi solusisolusi terhadap pemecahan masalah tersebut kepada pihak Manajemen. Masalah-masalah
yang dibahas adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan seperti Produk,
Biaya, Waktu, Persediaan, Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja.
Melalui Kegitan Gugus Kendali Mutu, perusahaan juga dapat memotivasi karyawan,
meningkatkan kemampuan karyawan dalam pemecahan masalah, meningkatkan keterlibatan
karyawan serta menanamkan kesadaran karyawan tentang pentingnya pencegahan masalah.

Manajemen Mutu Pendidikan

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Gugus Kendali Mutu.
2. Untuk mengetahui tujuan Gugus Kendali Mutu.
3. Untuk mengetahui ide dasar perlunya Gugus Kendali Mutu.
4. Untuk mengetahui hubungan Gugus Kendali Mutu.
5. Untuk mengetahui kinerja kerja di jepang.
6. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu di rumah sakit.

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GUGUS KENDALI MUTU
Istilah Gugus Kendali Mutu pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya
persoalan krisis produktivitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang
melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970-an dan
1980-an. Pada saat itu terjadi banjir barang buatan Jepang di pasar Amerika dan Kanada.
Sementara itu di Amerika Utara berada dalam periode dengan inflasi tinggi dan
pengangguran yang tinggi. Para analis menduga bahwa sumber terjadinya pengangguran
yang tinggi adalah karena krisis produktivitas. Oleh karena itu pemecahannya disarankan
untuk peningkatkan produktivitas.
Gugus Kendali Mutu dimulai di Jepang setelah perang dunia kedua ketika manajemen
Amerika berupa Statistical Quality Control dan ilmu-ilmu lainnya, difungsikan untuk
membantu menbangun kembali negara Jepang. Bertahun-tahun metode ini digunakan untuk
menyiapkan manajemen dan pekerja hingga pada pertengahan tahun 1950, ketika Dr. Kaoru
Ishikawa mulai mengintregrasikan budaya dan ilmu sosial Jepang secara teknik dengan ilmu
statistik yang didasarkan pada konsep, pendekatan dan teknik Quality Circle. Hasil dari
penggabungan metode ini dinamakan Quality Control Circle (QCC). QCC adalah sebuah
proses pemecahan persoalan secara terstruktur yang mengajarkan orang untuk mendifinisikan
persoalan secara lebih mendalam sehingga penyebab persoalan yang sebenarnya dapat
teratasi.
Konsep Gugus Kendali Mutu merupakan sintesis dari pengendalian mutu dengan
menggunakan metode statistik yang berasal dari Amerika dengan kebiasaan organisasi yang
terdapat di Jepang. Jepang mengambil konsep pengendalian mutu dan mengembangkan
secara pragmatis dalam Gugus Kendali Mutu. Dalam penafsiran ulang yang dilakukan di
Jepang, semua orang dalam jenjang organisasi, dari manajemem puncak sampai karyawan
paling bawah, memperoleh latihan dalam hal konsep dan teknik pengendalian dengan
menggunakan statistik1.
Quality Control Circle (QCC) adalah suatu teknik pengawasan kualitas dimana karyawan
dan pimpinan bersama-sama mencoba memperbaiki dan meningkatkan kualitas produksi.
QCC mengubah tujuan dari mengawasi kualitas menjadi meningkatkan kualitas. Melalui
QCC, karyawan dan pimpinan melakukan usaha bersama untuk meningkatkan desain,
1 Ruslan,Faradi, Total Quality Management dan Implementasinya Dalam Dunia
Pendidikan, Jakarta :
Rosdakarya, 2010 h.61
Manajemen Mutu Pendidikan

produktivitas, penekanan biaya produksi, keselamatan kerja, dan pelayanan purna jual. Jika
semula pengawasan kualitas hanya diterapkan pada bagian produksi saja, maka di Jepang
diterapkan di semua bidang dan bagian operasi perusahaan, sehingga disebut Total Quality
Control.
Gugus Kendali Mutu merupakan mekanisme formal yang dilembagakan yang bertujuan
untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan
kreatifitas di antara karyawan. Kelompok kecil pekerja terlibat dalam suatu proses pengkajian
bersaman untuk menyingkapkan dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
pekerjaan. Gugus Kendali Mutu harus bekerja secara terus menerus dan tidak tergantung pada
proses produksi.
Keanggotaan gugus bersifat sukarela dengan jumlah anggota gugus berlainan tergantung
pada kebijaksanaan organisasi. Biasanya jumlah itu berkisar antara tiga dan dua puluh
karyawan, dengan rata-rata delapan sampai sepuluh orang. Para anggota mengadakan
pertemuan secara teratur dan mempelajari kecakapan pergaulan dan metode statistik yang
berkaitan dengan pemecahan persoalan, memilih dan memecahkan persoalan. Pertemuan
dilakukan secara berkala dan dipimpin oleh kepala kelompok, baik dalam jam kerja normal
atas persetujuan pengawas dan di luar jam kerja biasa berdasarkan inisiatif karyawan sendiri.
Dalam kerangka Gugus Kendali Mutu, kepala kelompok tidak mempunyai kekuasaan
terhadap anggota lainnya tetapi lebih merupakan seorang moderator pembicaraan yang
memperlancar proses pemecahan persoalan. Kebanyakan organisasi juga menggunakan
fasilitator. Fasilitator mempersiapkan program pelatihan, memberikan latihan dan bimbingan
terus menerus bagi para kepala gugus, dan atas permintaan, memberikan latihan bagi anggota
team.
Manfaat penerapan program GKM secara lebih terperinci dapat dilihat dari sisi karyawan
dan organisasi perusahaan. Manfaat bagi karyawan2:
1. Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
2. Mendapat perhatian orang lain.
3. Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode-metode statistik yang
praktis.
4. Lebih memahami teknik-teknik pengendalian kualitas.
2Abdul, Hadis, Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010, h. 57
Manajemen Mutu Pendidikan

5. Mendorong peningkatan kreativitas.

Sedangkan bagi organisasi perusahaan, memberi manfaat :


1. Sarana untuk meningkatkan produktivitas.
2. Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik.
3. Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki,
4. Bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan.
5. Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.
Disamping adanya manfaat atau keuntungan, bahwa dari terbentuknya GKM, terdapat
pula kelemahannya. Kelemahan dari adanya GKM tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meski partisipasi dalam gugus bersifat sukarela, akan tetapi dalam prakteknya bukan
tidak mungkin terjadinya partisipasi itu karena tekanan sejawat. Jika tidak bersedia
ikut ambil bagian dalam gugus akan dipandang sebagai kurangnya perhatian terhadap
tujuan perusahaan dan dengan demikian merusak kemungkinan promosi seseorang.
2. Kalau terjadi hal seperti itu GKM menjadi beban dan bukannya suatu kerangka
motivasi.
3. Terdapat kekurangan spontanitas gugus menjadi tidak produktif dan tidak aktif.
4. Di beberapa perusahaan peserta GKM mengeluhkan adanya keterlibatan dalam
pengendalian mutu atau teknis produksi yang terlalu besar.
5. Perusahaan memberikan tekanan terlalu besar pada produktivitas dari pada potensi
karyawan
6. Partisipasi cenderung menjadi sekedar ritual belaka, dan terjadi kehilangan
spontanitas.
7. Dampaknya semakin sulit bagi anggota kelompok untuk menemukan persoalan baru
untuk diatasi.
Manajemen Mutu Pendidikan

B. CIRI-CIRI GUGUS KENDALI MUTU


Adapun ciri-ciri gugus kendali mutu adalah sebagai berikut3:
1. Tujuan
a. Untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara karyawan lini dengan
manajemen.
b. Mencari dan memecahkan masalah.
2. Organisasi
a. GKM terdiri atas seorang kepala dengan delapan sampai sepuluh karyawan yang
berasal dari satu bidang pekerjaan.
b. Gugus juga mempunyai seorang koordinator dan satu atau lebih fasilitator yang
bekerja erat dengan gugus.
3. Latihan
a. Latihan formal dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya merupakan
bagian dari pertemuan gugus.
Adapaun ciri khas gugus kendali mutu adalah sebagai berikut :
a. Setiap anggota bekerja sama dan melakukan kegiatan atas prakarsa mereka sendiri.
b. Setiap anggota selalu berinteraksi untuk saling mempengaruhi.
c. Setiap anggota kelompok saling mengenal dengan baik, sehingga dapat berdiskusi
secara terbuka.
d. Anggota kelompok mengadakan pertemuan secara rutin untuk mendiskusikan
berbagai masalah guna mencapai tujuan bersama.
C. TUJUAN GUGUS KENDALI MUTU
Tujuan GKM adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan /
instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam
arti luas. Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan, proses, produk,
lingkungan dan lain-lain. Tema perbaikan / objek dapat berasal dari anggota gugus, fasilitator,
ketua GKM atau pimpinan perusahaan / organisasi.
Secara lebih terperinci tujuan GKM dapat diuraikan sebagai berikut4:

3 Theresia, Kristianty, Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu, Bandung:


Citapustaka, h.94
4 Sallis, Total Quality Management,Yogyakarta:Irchisod, 2006, h.122
Manajemen Mutu Pendidikan

11

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu.


Mengilhami kerja tim yang lebih baik.
Mendorong keterlibatan dalam tugas.
Meningkatkan motivasi karyawan.
Menciptakan kemampuanmemecahkan masalah.
Menimbulkan sikap mencegah masalah.
Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan di antara manajer dan

karyawan.
8. Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi.
9. Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan.
10. Mendorong penghematan biaya.
Alasan mengapa kualitas yang ditekankan adalah bahwa dengan tingkat kualitas yang
tinggi berarti menyenangkan pelanggan dan mendorong kemajuan bisnis. Selanjutnya
pengurangan tingkat cacat atau kerusakan berarti mempertinggi produktivitas dan laba, serta
meningkatkan keamanan kerja.
Terdapat beberapa faktor kunci yang menentukan keberhasilan suatu kegiatan gugus
kendali mutu. Kunci sukses tersebut adalah5:
1. Komitmen dari manajemen puncak terhadap kelangsungan kegiatan GKM dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk ambil bagian dalam memecahkan
masalah yang mendorong ke arah peningkatan mutu dan produktifitas, memberikan
pengakuan terhadap keberhasilan GKM, diantaranya dengan menghadiri acara
penyerahan penghargaan bagi GKM yang berhasil.
2. Menjaga keaktifan dan rutinitas GKM dalam mengadakan pertemuan untuk
membahas permasalahan.Dalam hal ini keaktifan anggota dalam diskusi, peran
fasilitator dan ketersediaan sarana dan prasarana sangat diperlukan.
3. Kepastian adanya pelatihan yang memadai. Fasilitator harus mampu mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan yang diperlukan ketua gugus dan anggotanya, dan mengusahakan
bisa mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan.
4. Partisipasi aktif dari manajemen menengah, dengan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk ambil bagian dalam memecahkan masalah yang mendorong ke arah
peningkatan mutu dan produktifitas melalui implementasi program yang disusun
GKM, menjamin terlaksananya pelatihan yang dibutuhkan GKM, mengawasi
kegiatan GKM di tiap departemen, menghadiri konvensi GKM, melakukan evaluasi

5 Husaini, Usman, Manajemen Teori Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2009, h.84
Manajemen Mutu Pendidikan

13

terhadap pelaksanaan konvensi, dan memberikan pengakuan terhadap GKM yang


berhasil dalam konvensi.
5. Memelihara kemampuan dalam kepemimpinan di GKM, dimana hal tersebut
memungkinkan untuk lahirnya pemimpin-peminpin GKM baru yang berkualitas,
mampu membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kerja GKM, menjalin
hubungan dengan fasilitator, atasan dan pihak-pihak terkait, memastikan pertemuan
GKM berjalan sesuai rencana.
6. Pelaksanaan Konvensi yang teratur dan adanya penghargaan yang memadai bagi
GKM yang berhasil dalam konvensi.

Manajemen Mutu Pendidikan

15

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Konsep
Gugus Kendali Mutu merupakan sintesis dari pengendalian mutu dengan menggunakan
metode statistik yang berasal dari Amerika dengan kebiasaan organisasi yang terdapat di
Jepang. Jepang mengambil konsep pengendalian mutu dan mengembangkan secara pragmatis
dalam Gugus Kendali Mutu. Dalam penafsiran ulang yang dilakukan di Jepang, semua orang
dalam jenjang organisasi, dari manajemem puncak sampai karyawan paling bawah,
memperoleh latihan dalam hal konsep dan teknik pengendalian dengan menggunakan
statistik.
Ciri khas Gugus kendali mutu : Setiap anggota bekerja sama dan melakukan kegiatan atas
prakarsa mereka sendiri, Setiap anggota selalu berinteraksi untuk saling mempengaruhi,
Setiap anggota kelompok saling mengenal dengan baik, sehingga dapat berdiskusi secara
terbuka, Anggota kelompok mengadakan pertemuan secara rutin untuk mendiskusikan
berbagai masalah guna mencapai tujuan bersama.
Tujuan GKM adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan /
instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam
arti luas. Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan, proses, produk,
lingkungan dan lain-lain.
B. SARAN
Adapun saran kami kepada pembaca sebaiknya memahami makalah ini agar bisa
mengetahui mengenai gugus kendali mutu dan bisa mengimplementasikan di dalam
kehidupan sehari-hari.

Manajemen Mutu Pendidikan

17

DAFTAR PUSTAKA

Ruslan,Faradi, 2010, Total Quality Management dan Implementasinya Dalam Dunia


Pendidikan, Jakarta : Rosdakarya,
Hadis, Abdul, Nurhayati, 2010, Manajemen Mutu Pendiidkan, Bandung : Alfabeta,
Kristianty, Theresia, 2005, Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu, Bandung:
Citapustaka
Sallis, 2006, Total Quality Management, Yogyakarta : Irchisod
Usman, Husaini, 2009. Manajemen:Teori Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara

Manajemen Mutu Pendidikan

19

Anda mungkin juga menyukai