Kegagalan Total Quality Management

Total Quality Management (TQM) dan biaya mutu secara langsung berkaitan dengan
kualitas produk yang diperoleh. Keterlibatan seluruh komponen, baik dari manajemen tenaga
kerja, sumber daya, lingkungan dan proses menjadi suatu hal yang terintegrasi dalam
pelaksanaan Total Quality Management (TQM) yang seimbang untuk menghasilkan capaian
yang berkualitas (Anom Pancawati, 2022). Mu'tafi (2020) dalam (Eko Sudarmanto, Nining
Purwaningsih, 2022) menuturkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Total Quality
Management, diantaranya :

a. Tingkat strategi antara lain misi, visi, dan sasaran organisasi

b. Faktor internal SDM.
c. Faktor-faktor eksternal
d. Faktor organisasional.

Penerapan total quality management dapat memiliki beberapa hambatan dalam

penerapanya, contohnya dalam Intern perusahaan, menurut (Evelyn Sharlica, 2016) dalam
(Eko Sudarmanto, Nining Purwaningsih, 2022), hambatan total quality management tersebut
diantaranya:

1. Organisasi yang tidak fleksibel.

Organisasi yang tidak fleksibel dalam menerima pertukaran menjadi penghambat
dalam penerapan TQM karena organisasi tersebut biasanya tidak dapat sepenuhnya
menerima transisi yang akan terjadi dan berindikasi cukup besar dalam menolak
berbagai bentuk perubahan. Penerapan TQM membutuhkan keterbukaan dan
kesadaran bahwa pertukan dapat menjadikan manfaat signifikan bagi organisasi
dan sumber daya manusia.
2. Lemahnya keharusan dalam menerapkan TQM.
Implementasi TQM membutuhkan komitmen. Biasanya reaksi pertama penerapan
TQM sangat diayomi. Implementasi TQM tidak hanya dibutuhkan sebatas bentuk
lisan, diperlukan bantuan secara aktif mengimplementasikannya dalam periode
waktu yang cukup panjang agar TQM secara efektif diterapkan.
3. Lemahnya pandangan tentang metode TQM yang mempersulit pekerja dalam
mengadopsi dan mengamalkan TQM.
Kurangnya wawasan dan penjelasan tentang TQM akan menoghalangi
implementasi TQM tersebut. Seseorang yang kurang memahami metode TQM
 akan kurang mengetahui tujuan pekerjaannya, sehingga menganggap bahwa
metode tersebut tidak mungkin untuk diterapkan.

Studi penelitian (Sasongko et al., 2022) yang dilaksanakan salah satu rumah sakit
dapat menjadi contoh tentang total quality management. RSU Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah Pati yang dinyatakan belum efektif dalam penerapannya. Hal tersebut
dikarenakan seluruh karyawan belum memahami tujuan dari inspeksi, diantaranya
untuk memperbaiki proses dan mengurangi biaya. Indikator “Seluruh karyawan
memahami tujuan inspeksi, ditujukan untuk memperbaiki proses dan mengurangi biaya”
menempati posisi terendah pada variabel total quality management yang diterapkan pada
rumah sakit tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan Total quality management

diharapkan dapat dikendalikan. Biaya mutu yang tinggi menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi. Kualitas diawali dari proses dilakukan sampai dengan produk akhir
diciptakan. Kualitas yang sesuai diharapkan mampu menghasilkan kepuasan pelanggan.
Jenis biaya mutu dari kegiatan pengendalian berupa biaya pencegahan, penilaian,dan
adanya evaluasi sangat berpengaruh terhadap kualitas yang diharapkan. Biaya kegagalan
berbanding terbalik dengan biaya pencegahan serta penilaian. Kandungan kualitas dapat
menjadi tolak ukur dalam meningkatkan daya saing usaha serta dapat meningkatkan
profitabilitas (Anom Pancawati, 2022).
Referensi

Anom Pancawati, N. L. P. (2022). Total Quality Management Dan Biaya Mutu:

Meningkatkan Daya Saing Melalui Kualitas Produk. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan
Humaniora, 5(2), 185–194. https://doi.org/10.37329/ganaya.v5i2.1674

Eko Sudarmanto, Nining Purwaningsih, L. P. (2022). Total Quality Management. Yayasan

Kita Menulis.

Sasongko, N., Si, M., & Khusniya, S. (2022). Effect of Total Quality Management ,
Performance Measurement System , Reward System , And Management Control System
on Unit Manager Performance Pengaruh Total Quality Management , Sistem
Pengukuran Kinerja , Sistem Penghargaan , Dan Sistem Pengendalian Manajemen
Terhadap Kinerja Manajer Unit. 2, 423–439.