Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN PROGRAM PATIENT SAFETY DALAM MENERAPKAN

7 PRINSIP KESELAMATAN PASIEN

Ria Rahmawati/181101104

riar9912@gmail.com

Abstrak : Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu system dimana rumah sakit yang mengatur segala
asuhan keselamatan pasien upaya untuk menjaga adanya cidera atau membuat pasien merasa aman dan
nyaman dengan situasi dan kondisi di rumah sakit yang disebabkan akibat kesalahan dalam mengambil
suatu timdakan atau menyalahgunakan aturan yang berlaku dan untuk memberikan jaminan keselamatan
dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Tujuan: untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengalaman adanya keselamtan pasien di RS dengan
penuh kesadaran yang sudah di atur dalam Permenkes No 11 Tahun 2017 dan RS itu sendiri. Metode:
Analisis, Ekspolari dan Kajian Bebas. Hasil: masih sangat perlunya kesadaran dari banyak pihak terkait.
Kesadaran untuk melakukan pengembangan ke arah perbaikan masih kurang. Bila tidak dilakukan upaya
untuk meningkatkan kesadaran akan berdampak pada pelaksanaan keselamatan pasien yang hanya
berfokus pada kesalahan atau insiden yang terjadi.

Kata Kunci : Peningkatan Program Patient Safety, Langkah Keselamatan Pasien dan Perawat.

Latar Belakang prinsipnya pelaksanaan tujuh langkah


menuju keselamatan pasien sesuai dengan
Keselamatan Pasien (KP) adalah
standar Kementrian Kesehatan. Walaupun
suatu system dimana rumah sakit yang
pencangan keselamatan pasien sejak tahun
mengatur segala asuhan keselamatan pasien
2005, tetapi masih beragam di RS Indonesia.
upaya untuk menjaga adanya cidera atau
Dari tujuh langkah keselamatan pasien lima
membuat pasien merasa aman dan nyaman
langkah sudah melaksanakan seperti;
dengan situasi dan kondisi di rumah sakit
bangun kesadaran akan nilai keselamatan,
yang disebabkan akibat kesalahan dalam
pimpin dan dukung staf anda, integrasikan
mengambil suatu timdakan atau
aktivitas pengolaan risiko, belajar dan
menyalahgunakan aturan yang berlaku. Pada
berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien dan cegah cidera melalui Tahun 2017 dan RS itu sendiri, dengan
nimplementasi keselamatan pasien, harapan pembaca dapat memahami dan
meskipun pelaksanaan baru sebagian, termotivasi untuk menjaga keselamatan
Namun kembangkan system pelaporan dan pasien baik di lingkungan RS, masyarakat
libatkan dan berkomunikasi dengan pasien ataupun keluarga.
belum dilaksanakan.
METODE
Keselamatan Pasien dalah hak setiap
Kajian ini dibuat dengan cara
pasien di RS baik dalam keadaan sehat
menganalisis, eksplorasi dan kajian bebas.
maupun sakit. Mengingat pentingnya
Dimana hasil analisis ini bisa didapat dari
keselamatan pasien, penyelenggara harus
berbagai sumber yaitu dengan
sudah sepatutnya menjadi sebuah kewajiban
membandingkan antar satu jurnal dengan
bagi seluruh pelayan kesehatan baik pelayan
jurnal lain. Kajian ini juga dapat dibuat
kesehatan primer maupun pelyanan
dengan mencari berbagai sumber referensi
kesehatan sekunder ataupun tersier sesuai
lainnya baik itu jurnal maupun buku yang
dengan Permenkes No 11 Tahun 2017.
berkenaan dengan peningkatan program
Secara eksplisit, aspek keselamatan pasien
keselamatan pasien dalam menerapkan 7
terdapat pada Permenkes No 75 Tahun 2014
prinsip keselamatan pasien.
dan Permenkes No 11 Tahun 2017. Tentang
keselamatan pasien dan kemudian HASIL
dimasukan ke dalam Standar Akreditasi
Puskesmas (sebagai bagian dari Standar Dari kajian ini, diperoleh hasil

Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan bahwa untuk prningkatan program

tingkah pertama disamping dokter mandiri keselamatan pasien dengan 7 langkah yang

dan praktik klinik). ada, dan masih sangat perlunya kesadaran


dari banyak pihak terkait. Kesadaran untuk
TUJUAN melakukan pengembangan ke arah
perbaikan masih kurang. Bila tidak
Tujuan dari kajian yang dibuat
dilakukan upaya untuk meningkatkan
adalah untuk meningkatkan pengetahuan
kesadaran akan berdampak pada
tentang pengalaman adanya keselamtan
pelaksanaan keselamatan pasien yang hanya
pasien di RS dengan penuh kesadaran yang
berfokus pada kesalahan atau insiden yang
sudah di atur dalam Permenkes No 11
terjadi dan tidak memiliki kemauan dan 2. Memimpin dan Mendukung Staf
tidak adanya pembelajaran yang diambil
dalam mengatasi suatu hal yang
menyebabkan insiden tersebut terjadi terus Seorang pemimpin memiliki peran yang
menerus. sangat penting disini dalam halnya
mengingatkan para anggotanya untuk selalu
PEMBAHASAN
menjaga dan melakukan keselamatan pasien
Penyelenggaraan keselamatan pasien di RS, maupun itu ketika sedang
yang tercantum dalam Permenkes No 11 tahun rapat/diskusi ataupun ketika sedang
2017 tentang Keselamatan pasien terdapat
beberapa komponen dalam pelaksanaannya berjalannya suatu tindakan yang dilakukan
seperti menjamin pelaksanaan asuhan pasien
yang aman, pelaporan dan analisis insiden serta oleh perawat lainnya terkait dengan
tindak lanjutnya; serta implementasi solusi keselamatan pasien yang utama. Untuk
untuk meminimalkan timbulnya dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh pemimpin memiliki pengaruh dalam
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya menciptakan budaya keselamatan pasien,
diambil. maka dari itu dukungan pemimpin atau
Tujuh langkah menuju keselamtan
kepala RS sangat dibutuhkan untuk
pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meningkatkan keselamatan pasien di RS.
huruf c Permenkes No 11 Tahun 2017.
3. Mengintegrasikan aktivitas
1. Membangun Kesadaran akan nilai
pengelolaan risiko
Keselamatan Pasien
Dalam setiap RS yang sudah memiliki SK
Masih banyak perawat atau pelayanan
diwajibkan untuk menerapkan dan
kesehatan di Indonesia belum semuanya
melaksanakan proses manajemen resiko
sadar akan pentingnya nilai keselamatan
sesuai dengan standar RS dan Permenkes No
dalam menjaga,merawat maupun melakukan
11 Tahun 2017 yang berlaku untuk
asuhan terhadap pasien maka dari itu masih
mengatisipasi adanya kesalahan/malpraktek
harus banyak perbaikan terhadap diri
yang dilakukan di RS terhadap pasien baik
seorang pelayan kesehatan khususnya
itu yang tidak disengaja maupun yang
perawat, karena masih banyaknya insiden-
disengaja dengan alas an dan konsekuensi
insiden yang terjadi para proses asuhan di
yang ada.
RS walaupun kesalahan itu adanya pada
manusia. 4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
Setiap asuhan yang dilakukan di RS akar masalah yang ada dan disebarluaskan
khususnya untuk perawat wajib melaporkan kepada seluruh masyarakat yang ada.
setiap apa yang dikerjakannya baik itu
7. Mencegah Cidera melalui
dalam proses asuhan keperawatan, adanya
Implementasi system Keselamatan
kejanggalan yang terjadi pada proses
Pasien
keperawatan terhadap pasien, maupun dalam
prosedur tindakan keperawatan. Dan hal ini Pembelajaran dari insiden keselamatan pasien

harus di koordinasikan kepada dokter atau harus dilakukan secara aktif dan berkelanjutan.

pelayanan kesehatan lainnya yang Pembelajaran terkait insiden yang pernah terjadi

berhubungan. Pelaporan perawat ini di RS dilakukan dengan cara adanya

dicantumkan di buku rekam medic pasien pembahasan insiden pada saat rapat seluruh staf

dan di luar negeri pelaporan atau dengan adanya pertemuan atau agenda khusus

pendokumentasian perawat sudah di yang membahas keselamatan pasien.

cantumkan pada mesin ketik/kompuet dan


PENUTUP
terakses internet untuk memudahkan
perawat dalam bekerja. kesimpulan

5. Melibatkan dan Berkomunikasi Pentingnya Penerapan Pelaksanaan

dengan Pasien Keselamatan Pasien sesuai dengan tujuh langkah


menuju keselamatan pasien yaitu membangun
Apapun proses dalam tindakan yang ingin kesadaran akan nilai keselamatan pasien,
dilakukan seorang pelayanan kesehatan memimpin dan mendukung staf,
harus selalu menjalin komunikasi yang baik mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko,
dan melibatkan pasien dalam segala hal, mengembangkan system pelaporan, melibatkan

apabila hal ini tidak dilakukan proses asuhan dan berkomunikasi dengan pasien, belajar dan
berbagi penglaman tentang keselamatan pasien
di RS tidak berjalan dengan baik
dan mencegah cedera melalui implementasi
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman system keselamatan pasien.
tentang Keselamatan Pasien
Saran
Hal ini dilakukan dengan adanya akar
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan
masalah yang dilakukan oleh staf RS, dan
khususnya seorang perawat dalam melakukan
pelaksanaan nya berdasarkan hasil analisis
asuhan dapat memberikan pelayanan yang
optimal agar peningkatan program keselamatan Instalasi Gawat Darurat RSUP. Prof.
pasien dengan tujuh langkah menuju DR. R. D. Kandou Manado. E-Journal
keselamatan pasien berjalan dengan baik, tidak Keperawatan Vol. 4 No.2.
menimbulkan insiden yang berulang-ulang.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, Edisi
4. Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes Menteri Kesehatan RI Nomor 11
Firawati., dkk. 2012. Pelaksanaan Program
Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Keselamatan Pasien di RSUD Solok.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maret Pasien.

2012-September 2012 vol. 6 No. 2.


Mudayana, A.,A. (2015). Pelaksanaan
Kholifatun, Islami., dkk. 2018. Analisis Program Patient Safety Oleh Perawat di RS
Keselamatan Pasien Puskesmas PKU Muhammadiyah
Mangkang, Kota Semarang. Jurnal Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Kesehatan Masyarakat(e-Journal) Vol. 6 Samodra Ilmu. Vol. 6, No.
No. 4. 2.
Triwibowo,Cecep., dkk., 2016. Handover
Budiono, S., dkk. (2014). Pelaksanaan
sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan
Program Manajemen Pasien Resiko
(Pastient Safety) di Rumah Sakit. Jurnal
Jatuh di Rumah Sakit. Jurnal
Keperawatan Soedirman Vol. 11 No. 2.
Kedokteran Brawijaya, 28(1), 78-80.
Najihah. 2018. BUDAYA
Suryani, L., dkk. (2015). Peningkatan
KESELAMATAN PASIEN DAN
Pelaksanaan Keselamatan oleh
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Mahasiswa melalui peran Pembimbing
DI RUMAH SAKIT: LITERATURE
Klinik. Jurnal Keperawatan
REVIEW. Journal of Islamic Nursing
Indonesia,18(2),115-118.
Vol. 3 No. 1.
Sari, D. W. P. (2015). Potret Pelaksanaan
Lombogia, Angelita., dkk. 2016. Hubungan
Patient Safety Mahasiswa Profesi
Perilaku dengan Kemampuan Perawat
Ners. Nurscope: Jurnal Penelitian dan
dalam Melaksanakan Keselamatan
Pasien (Patient Safety) di Ruang Akut
Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 1(2),
1-7.

Harefa, E. I. J. (2019). Peningkatan


Pelaksanaan Keselamatan Pasien
dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit.

Iskandar, H., dkk. (2014). Faktor Penyebab


Penurunan Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1).

Mulyana, D. S. (2013). Analisis Penyebab


Insiden Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Unit Rawat Inap Rumah
Sakit X Jakarta. Universitas Indonesia.

R.H Simamora (2019).Buku Ajar


Pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais
Inspirasi Indonesia.

R.H simamora (2019). The Influence of


Training Handover Based SBAR
communication for improving Patient
Safety. Indian Journal of Public Health
Research & Development.

R.H Simamora (2019). Documentation of


Patient Identification into the
Electronic system to Improve the
Quality of Nursin Servies.
International journal of scientific &
technology.

Anda mungkin juga menyukai