Anda di halaman 1dari 7

Program Keselamatan Pasien

Dewi Kurniati
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Email : dewikurniati.dk02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan, Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pada
prinsipnya pelaksanaan tujuh langkah menuju keselamatan pasien sesuai dengan standar
Kementerian Kesehatan. Walaupun pencanangan keselamatan pasien sejak tahun 2005, tetapi
pelaksanaan masih beragam di Rumah Sakit Indonesia, termasuk juga Sumatera
Barat. didapatkan dari tujuh langkah menuju keselamatan pasien, lima langkah sudah
dilaksanakan seperti, bangun kesadaran akan nilai keselamatan, pimpin dan dukung staf anda,
integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien dan cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien, meskipun
pelaksanaan baru sebagian. Namun, kembangkan system pelaporan dan libatkan dan
berkomunikasi dengan pasienbelurn dilaksanakan.
Kata kunci : Langkah keselamatan pasien, kualitas pelayanan
ABSTRACT
Introduction, Patient Safety (KP) is a system where the hospital makes patient care safer,
prevents injury caused by mistakes due to carrying out an action or not taking the action that
should be taken. In principle, the implementation of seven steps towards patient safety is in
accordance with Ministry of Health standards. Although the declaration of patient safety
since 2005, but the implementation is still diverse in the Indonesian Hospital, including West
Sumatra. obtained from seven steps towards patient safety, five steps have been implemented
such as, building awareness of the value of safety, leading and supporting your staff,
integrating risk management activities, learning and sharing experiences about patient safety
and preventing injury through the implementation of patient safety, although the
implementation is only partly . However, develop a reporting system and involve and
communicate with patients not yet carried out.
Keywords: Occupational health and safety, Hospitals
PENDAHULUAN tindakanmedis dapat dilakukan. 1 Gerakan
keselamatan pasien merupakan organisasi,
Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu
dimana bertujuan untuk menghindari
sistem dimana rumah sakit membuat
kesalahan, pada prinsipnya pengobatan
asuhan pasien lebih aman, mencegah
pasien sesuatu yang harus
terjadinya cidera yang disebabkan oleh
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan
kesalahan akibat melaksanakan suatu
pengobatan. Menurut Healy. J and
tindakan atau tidak mengambil tindakan
Dugdale, 2009 dalam masa 10 tahun
yang seharusnya diambil. Pada prinsipnya
terakhir ini, perhatian dunia terhadap
keselamatan pasien bukan berarti harus
pentingnya peranan keselamatan pasien
tidak ada risiko sama sekali agar semua

1
meningkat terhadap bagaimana strategi di RSUD Solok, sehingga rumah sakit
serta cara dan kegiatan untuk menciptakan mempunyai langkah strategik dalam
keselamatan bagi pasien di rumah sakit. upayapeningkatanpelayanankesehatanyang
Beberapa faktor yang mempengaruhi berkualitas di rumah sakit. Tujuan
terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan penelitian ini adalah Mengetahui
keselamatanpasien adalah faktor organisasi pelaksanaan program keselamatan pasien
seperti iklim keselamatan dan moral, di RSUD Solok khususnya pelaksanaan
faktor lingkungan kerja seperti susunan tujuh langkahkeselamatanpasienyaitu
kepegawaian dan dukungan manajerial, bangun kesadaran akan nilai keselamatan,
faktor tim, seperti kerjatimdan supervisi pimpin dan dukung staf anda, integrasikan
dan faktor staf. Setiap rumahsakit di aktivitas pengelolaan risiko, belajar dan
Sumatera Barat sudah di wajibkan untuk berbagi pengalaman tentang keselamatan
melakukan gerakan keselamatan pasien, pasien dan cegah cedera melalui
apalagi PERSI sudah menerbitkan buku implementasi keselamatan pasien,
tentang pelaksanaan keselamatan pasien di kembangkan sistem pelaporan serta
rumah sakit dan dalam waktu mendatang libatkan dan berkomunikasidenganpasien.
keselamatan pasien termasuk dalam
penilaian akreditasi rumah sakit. Pada PEMBAHASAN
prinsipnya pelaksanaan keselamatan Lingkungan juga akan mempengaruhi
pasien sesuai dengan standar departemen akankeselamatanpasien, seperti yang
kesehatan, namun di dalam pelaksanaan diungkapkan Cahyono, JBS, 2008 setiap
disesuaikan dengan kemampuan rumah petugas dapat melakukan kesalahan
sakit sendiri, sehingga di rumah sakit apabila kondisi tempat mereka bekerja
manapun pelaksanaan keselamatan pasien memberikan peluang untuk melakukan
hampirsama. Rumah Sakit Umum Daerah kesalahan/pelanggaran. Lingkungan yang
Solok, adalah Rumah Sakit Unit pelaksana tidak kondusif seperti tidak ada kerjasama,
Teknis dari Dinas Kesehatan Propinsi tidak ada supervisi, kejenuhan, kelelahan,
Sumatera Barat dan milik Pemerintahan stres, beban kerja berlebihan. Oleh sebab
Daerah Propinsi Sumatera Barat. itu, manajer harus dapat merancang
Berdasarkan SK Gubernur lingkungan kerja yang kondusif, upaya-
PropinsiSumateraBarat Nomor : 36 Thn upaya seperti : merancang sistem yang
1986 dan SK MenKes RI dapat meminimalkan kebisingan,
No:303/Men.Kes/SK/IV1987, RSU Solok meminimalkanpolusi lingkungan (berisik,
di tetapkan sebagai RSkelas C,yang getaran) serta menjamin berjalannya
terletak didaerah Kota Solok supervisi dan komunikasi. Faktor budaya
Danberdasarkan SK Gubernur Propinsi sangat berpengaruh terhadap keselamatan
Sumatera Barat Nomor : 440-343-2011 pasien, karena menyangkut pemahaman
dan Keputusan Menteri Kesehatan RI kesalahan terhadap insiden yang terjadi.
Nomor : HK.03.05/520/2011 RSUD Solok Berdasarkan hal tersebut, banyak faktor
di tetapkan sebagai RS dengan kelas B yang menghambat pelaksanaan program
pada tanggal 20 Juli 2011. Pelaksanaan keselamatan pasien, agar pelaksanaan
keselamatan pasien di RSUD Solok sudah program keselamatan pasien ini terlaksana,
dimulai sejak tahun 2009. Maka maka rumah sakit perlu lebih
perurnusan masalah yang diajukan mengupayakan pelaksanaannya, seperti,
dalarnpenelitian ini adalah bagaimana membudayakan pelaporan, menciptakan
pelaksanaan program keselamatan pasien lingkungankerjayangkondusif. Bangun

2
kesadaran akan nilai keselamatan pasien yang melakukan yang benar. Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara mendalam apapun tidak akan pernah sukses tanpa
dengan penanggung jawab keselamatan pimpinan yang bervisi berani mengambil
pasien, bahwasanya staf melaporkan setiap risiko, memiliki komitmen yang tinggi
kejadian yang berhubungan dengan untuk berubah dan mempunyai
keselamatan pasien, dan staf mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan
solusi juga terhadap kejadian yang terjadi, ide-ide. Pada prinsipnya komitmen dalam
kemudian solusi yang diberikan oleh keselamatan pasien seperti adanya
penanggung jawab keselamatan pasien motivasi dan komitmen direktur, pimpinan
selama ini efektif, hal ini juga terlihat dari klinis dan manajerial sertajajaran
hasil observasi rumah sakit sudah pelayanankesehatan. Berdasarkan hal
mempunyai bagaimana cara tersebut diperlukan pemimpin yang betul-
mengumpulkan fakta dilapangan. betul mengerti tentang keselamatan pasien,
Membangun kesadaran akan nilai karena dalam organisasi keselamatan
keselamatan pasien merupakan suatu cara pasien ada tim yang bertanggung jawab,
bagaimana menciptakan kepemimpinan termasuk dalam sistem pelaporan insiden.
dan budaya terbuka dan adil yang artinya Tim juga akan membuat perencanaan
rumah sakit mempunyai kebijakan apa dalam memutuskansolusi terhadap
yang mesti dilakukan staf segera setelah insidenyangterjadi Integrasikanaktivitas
insiden, bagaimana langkah langkah manajemen resiko Pelaksanaan
pengumpulan fakta dan dukungan apa manajemen aktivitas risiko selama ini
yang diberikan kepada staf, sudah ada, begitujuga dengan penilaian
budayapelaporandan belajar dari insiden yang dilakukan keruangan, pelaksanaan
serta melakukan penilaian keselamatan indikator-indikator seperti standar
pasien. Pimpindan dukungstafanda operasional prosedur sudah ada. Hasil
Berdasarkanwawancara mendalam dengan observasi, terlihat bahwasanya rumah sakit
penanggung jawab keselamatan pasien, sudah mempunyai indikator tentang
sudah ada respon dari tim untuk keselamatan pasien. Penerapan aktivitas
melaksanakan keselamatan pasien, tetapi pengelolaan risiko di rumah sakit dapat
belum efektif. Hal ini dibuktikan dengan dilakukan dengan cara, mengembangkan
sudah dikirimnya staf untuk pelatihan sistem dan pengelolaan risiko yang
bagaimana penerapan keselamatan pasien terintegrasi dengan keselamatan pasien
dirumah sakit. Sebagai tim penggerak dan staf, adanya indikator-indikator
keselamatan pasien haruslah disiplin, kinerja, pelaporan insiden, adanya forum-
mampu bekerjasama, belajar dan berusaha forum dirumah sakit untuk isu-
untuk meningkatkan mutu pelayanan, isukeselamatanpasien. Pada prinsipnya,
dalam buku Wijono, D, 20008 mengatakan apa yang telah rumah sakit lakukan
bahwa para pengambil kebijakan, memberi terhadap pelaksanaan aktivitas manajemen
pelayanan kesehatan dan konsumen risiko diatas hampir sama dengan seperti
menempatkan keamanan sebagai prioritas yang di ungkapkan Arjaty W.D , 20067
pertama dalam mutu pelayanan. Dalam prinsip yang dapat menyokong dalam
buku Cahyono, JBS,20086 mengatakan mengurangi risiko seperti adanya
bahwa dalam organisasi, perubahan tidak organisasi yang bertanggung jawab
akan terjadi tanpa kepemimpinan dan terhadap keselamatan pasien, dimana
komitmenyang kuat serta dukungan individu yang melakukan kesalahan
SDMyang andal. Pemimpin adalah orang melaporkan kejadian, kemudian organisasi

3
yang bertanggung jawab untuk yang terlibat dalam aktivitas pelayanan
menyelesaikan permasalahan tersebut. kesehatan merupakan orang yang berisiko
Pemahaman terhadap aktivitas pengelolaan untuk insiden keselamatan pasien. Sistem
risiko dirumah sakit sangat tergantung pelaporan kejadian yang berpotensi
kepada sudut pandangnya. Dalam menimbulkan risiko dalam budaya tidak
keselamatan pasien, aktivitas pengelolaan saling menyalahkan merupakan sebagian
risiko lebih diartikan sebagai pengendalian metode yang dapat digunakan untuk
risiko salah satu (pasien atau masyarakat) mengenali risiko. Satu hal yang mesti ada,
oleh pihak yang lain (pemberi pelayanan). rasa malu dalam melaporkan dan
Berdasarkan hal tersebut dari segi sumber kebiasaan menghukumpelakunyaharus
daya, manajemen risiko dimulai dari dikikis habis agar staf rumah sakit dengan
pembuatan standar, mematuhi standar sukarela melaporkankesalahan kepada
yang telah ada, kenali bahaya dan mencari manajemen sehingga langkah-langkah
pemecahan masalah. Karena risiko pencegahan kejadian serupa dikemudian
merupakan sesuatu yang tidak dapat hari dapat dilakukan. Libatkan dan
dihindari namun dapat diperkecil. Hal berkomunikasi dengan pasien Pedoman
yang mesti dilakukan rumah sakit seperti komunikasi dengan pasien tentang
perlu adanya forum-forum komunikasi keselamatan pasien sudah ada, tetapi
dalam keselamatan pasien, karena didalam keluarga pasien mendapatkan informasi
forum akan lebih banyak dibahas tentang yang jelas terhadap apa yang
isu-isu keselamatan pasien Kembangkan terjadipadakeluargamereka,dan selama ini
sistem pelaporan Pelaporan ke KKPRS respon keluarga pasien baik. Dan
belum pernah dilakukan. Pelaksanaan berdasarkan observasi, standar komunikasi
pelaporan berjalan sesuai alur, kemana staf tentang keselamatanpasienbelumada.
melapor jika mengalami permasalahan Langkah penerapan libatkan dan
yang berhubungan dengan keselamatan berkomunikasi dengan pasien adalah
pasien. Pada saat observasi, rumah sakit pastikan rumah sakit memiliki kebijakan
belum pernah melaporkan kejadian ke yang secara jelas menjabarkan cara-cara
KKPRS. Rumah sakit harus memastikan komunikasi terbuka tentang insiden
staf agar lebihmudahdapat melaporkan dengan pasien dan keluarganya,
kejadian serta rumah sakit mengatur prioritaskan pemberitahuan kepada pasien
pelaporan kepada Komite Keselamatan dan keluarga bilamana terjadi insiden dan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) dan segera berikan mereka infonnasi yang jelas
melaporkan juga insiden yang terjadi dan dan benar secara tepat1. Komunikasi
insiden yang telah dicegah tetapi tetap dalam dunia kesehatan adalah pengiriman
terjadi juga karena mengandung bahan pesan antara pengirim dan penerima
pelajaran yang penting. Bahwa setiap dengan interaksi diantara keduanya yang
kesalahan harus dimunculkan sebagai bertujuan menumbuhkan kepercayaan,
upaya memperbaiki sistem pelayanan menyebabkan keamanan menimbulkan
dengan cara melaporkan setiap kesalahan, kepuasan, meningkatkan pengobatan yang
meskipun kesalahan tersebut tidak menuju kesembuhan, karena didalam
menimbulkan kerugian. Kesalahan baru komunikasi saling memberi dan menerima
akan tampak apabila staf telah antara pasien dan petugas kesehatan
memilikikesadaranuntuk melaporkan Komunikasi yang tidak baik akan
setiap KTD yang terjadi dan tidak meningkatkan risiko dari suatu masalah,
menutupKTDyang terjadi. Setiap pihak namun kecakapan berkomunikasi dapat

4
meningkatkan keselamatan pasien. Selain kumpulkan data (observasi, dokumentasi,
itu, berdasarkan penelitian Agency for interview), petakan kronologi kejadian,
Healthcare Research and Quality identifikasi masalah, analisis informasi,
(AHRQ,2003) di dalam buku6 mengatakan rekomendasi dan rencanakerja. Belajar
bahwaakar masalahkejadianyang tidak dan berbagi pengalaman tentang
diharapkan adalah masalah komunikasi keselamatan pasien di RSUD Solok, sudah
yaitu 65%, dibanding dengan masalah dilakukan dan sudah menggunakan sistem
dengan pasien 40% dan kompetensi20%7. analisis akar masalah, artinya sudah
Dalam hal jika insiden telah terjadi, baik menginvestigasikan kejadian, adanya tim
akibat suatu tindakan atau kelalaian untuk keselamatan pasien, sementara itu
maupun akibat dari suatu kecelakaan yang untuk menganalisis menggunakan RCA,
tidak diprediksikan sebelumnya, maka sementara itu identifikasi dengan unit yang
sikap yang terpenting adalah mengurangi yangmungkinterkena dampakbelum.
besarnya risiko dengan melakukan langkah Berdasarkan hal tersebut, berarti pihak
yang tepat dalam mengelola insiden, manajemen sudah mencoba membuat
biasanya respon yang cepat dan tepat analisis akar permasalahan setiap kejadian
terhadap setiap kepentingan serta didasari yang terjadi, dan telah mampu
oleh komunikasi yang efektif. rumah sakit mengivestigasi kejadianyang terjadi,
perlu membuat standar komunikasi namunrumah sakit perlu mengembangkan
terbuka selama proses asuhan tentang langkah lain yang belumterlaksana.
insidendenganparapasiendankeluarganya,a Langkah analisis yang sederhana juga bisa
rtinya pasien dan keluarga mendapatkan dilakukan, menurut Arjaty W.D, 20069
informasi yang jelas terhadap apa yang adalah kumpulkan data dan informasi,
dialaminya, sehingga kejadian serta analisis faktor kontributortermasuk
komplain dari keluarga pasin tidak terjadi, penyebab langsung,penyebab yang
karena kesalahan dalam komunikasi dapat melatarbelakangi kejadian, terakhir
mengakibatkankonflik antar pasiendan rekomendasi, solusi dan tindakan apa yang
petugas. Belajar dan berbagi pengalaman dilakukandengan adanya masalahtersebut.
tentang keselamatanpasien Pelaksanaan Cegah cedera meialui implementasi sistem
dalam belajar dan berbagi pengalaman keselamatan pasien Berdasarkan
tentang keselamatan pasien, berdasarkan wawancara mendalam, implementasi
wawancara mendalam mengatakan bahwa keselamatan pasien dalam memberikan
berbagi pengalaman dilakukan pada saat solusi sudah ada, begitujuga dengan
rapat-rapat, sementara itu berdasarkan mengadakan sosialisasi dengan ruangan,
hasil observasi, rumah sakit sudah selain itu penjelasan kasus terhadap
menggunakan kerangka acuan tentang ruangan lain pernah dilakukan yang
keselamatanpasien dengan menganalisis bertujuan agar kejadian yang sama tidak
akar permasalahan menggunakan sistem terulang kembali, sehingga menghasilkan
RCA. Penerapan dirumah sakit untuk umpanbalik yang baik bagi staf, kemudian
berbagi pengalaman tentang keselamatan rencana tim keselamatan pasien
pasien adalah melakukan analisis akar selanjutnya adalah mengadakan sosialisasi
masalah yaitu dengan cara menganalisis buat semua staf rumah sakit. Informasi
akar masalah, didalamnya mencakup yang benar dan jelas yang diperolehdari
semua insiden yang telah terjadi. Langkah sistempelaporan, kajian insiden serta
dari analisis akar masalah yaitu investigasi analisis yang bertujuan untuk menentukan
kejadian, tentukan tim investigator, solusi. Karena solusi dapat mencakup

5
penjabaran ulang sistem penyesuaian berhubungan dengan keselamatan pasien,
terhadap keselamatan pasien. Begitujuga dan staf mempunyai solusi juga terhadap
perluadanya mengembangkanberbagai kejadian yang terjadi, kemudian solusi
cara untuk membuat asuhan pasien yang diberikan oleh penanggung jawab
menjadi lebih amandan lebihbaik. Hasil keselamatan pasien selama ini efektif, hal
penelitian menunjukkan bahwasanya ini juga terlihat dari hasil observasi rumah
implementasi keselamatan pasien dalam sakit sudah mempunyai bagaimana cara
memberikan solusi sudah ada, artinya mengumpulkanfakta dilapangan.
rumah sakit telah menerapkan solusi yang Integrasikan aktivitas manajemen resiko
di gunakan oleh KKPRS, begitu juga Pelaksanaan manajemen aktivitas risiko
dengan mengadakan sosialisasi dengan selama ini sudah ada, begitu juga dengan
ruangan tapi belum semua ,selain itu penilaian yang dilakukan keruangan,
penjelasan kasus terhadap ruangan lain pelaksanaan indikator-indikator seperti
pernah dilakukan sehingga menghasilkan standar operasional prosedur sudah ada.
umpan balik yang baik bagi staf, kemudian Hasil observasi, terlihat bahwasanya
rencana tim keselamatan pasien rumah sakit sudah mempunyai indikator
selanjutnya adalah mengadakan sosialisasi tentang keselamatan pasien.
buat semua stafrumahsakit. Langkah yang Kembangkansistem pelaporan Pelaporan
telah dilakukan rumah sakit tersebut sesuai ke KKPRS belum pernah dilakukan.
pula dengan yang diungkapkan menurut Pelaksanaan pelaporan berjalan sesuai
Healy, 20093 bahwasanya perlu adanya alur, kemana staf melapor jika mengalami
pengembangan penerapan keselamatan permasalahan yang berhubungan dengan
pasien secara teratur, memprioritaskan keselamatan pasien. Pada saat observasi,
penilaian keselamatan pasien serta rumah sakit belum pernah melaporkan
menempatkan pekerjaan agar terhindar kejadian ke KKPRS.
dari kesalahan. Kemudianperlujuga Libatkan dan berkomunikasi dengan
meningkatkan sistem laporan tentang pasien Pedoman komunikasi dengan
keselamatan pasien dan konsep pasien tentang keselamatan pasien sudah
keselamatan pasien perlu. ada, tetapi keluarga pasien mendapatkan
informasi yang jelas terhadap apa yang
KESIMPULAN terjadi pada keluarga mereka,dan selama
Ada beberapa cara untuk meningkatkan ini respon keluarga pasien baik. Dan
kualitas pelayanan, Pimpin dan dukung berdasarkan observasi, standar komunikasi
staf anda Berdasarkan wawancara tentang keselamatan pasien belum ada.
mendalam dengan penanggung jawab Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien, sudah ada respon dari keselamatan pasien Pelaksanaan dalam
tim untuk melaksanakan keselamatan belajar dan berbagi pengalaman tentang
pasien, tetapi belum efektif. Hal ini keselamatan pasien, berdasarkan
dibuktikan dengan sudah dikirimnya staf wawancara mendalam mengatakan
untuk pelatihan bagaimana penerapan bahwa berbagi pengalaman dilakukan pada
keselamatan pasien dirumah sakit. saat rapat-rapat, sementara itu berdasarkan
Bangun kesadaran akan nilai keselamatan hasil observasi, rumah sakit sudah
pasien Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kerangka acuan tentang
mendalam dengan penanggung jawab keselamatanpasien dengan menganalisis
keselamatan pasien, bahwasanya staf akar permasalahan menggunakan
melaporkan setiap kejadian yang sistemRCA.

6
Cegah cedera meialui implementasi sistem R.H Simamora (2019). Documentation of
keselamatan pasien Berdasarkan patient Indentification into the electronie
wawancara mendalam, implementasi system to improve the quality of nursing
keselamatan pasien dalam memberikan service. International Journal Of scientific
solusi sudah ada, begitujuga dengan & Technology Kesearch
mengadakan sosialisasi dengan ruangan,
selain itu penjelasan kasus terhadap Vincent.C. 2006. Patient safety. Elseiver.
ruangan lain pernah dilakukan yang Philadelphia, Swanwiek.
bertujuan agar kejadian yang sama tidak Wijono, D. 2000. Manajemen mutu
terulang kembali, sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan. Airiangga
umpanbalik yang baik bagi staf, kemudian University Press. Surabaya,
rencana tim keselamatan pasien
selanjutnya adalah mengadakan sosialisasi Waluyo.T. Upaya Penyelenggaraan
buat semua staf rumah sakit. patient safety di Rumah Sakit Umum
Daerah Sumbawa. Tesis. Program Pasca
DAFTAR PUSTAKA Sarjana UGM.Yogjakarta, 2008
Arjaty W.D. Analisis risiko root cause
analysis. Disampaikan pada Workshop 2
HospitalRisk Management. Kongres
PERSI X,2006

Azwar,A. 2010. Pengantar Administrasi


Kesehatan edisiketiga .BinarupaAksara.
Jakarta

Cahyono, 2008 . JBS. Membangun Budaya


Keselamatan Pasien dalam Praktek
Kedokteran. Jakarta

Depkes. 2006. Panduan nasional


keselamatan pasien rumah sakit. Depkes.
Jakarta

Healy. J and Dugdale. 2009. Patient safety


first. ChitraKarunanayake.Australia,

Morath.J and Turnball. 2005. Ensuring


Patient Safety inHealth Care
Organizations. JosseyBass.America,

R.H Simamora (2019). Buku Ajar


Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais
Inspirasi Indonesi

R.H Simamora (2019). The Influence of


Training Handover based cafery. Indian
journal of public health research &
development.

Anda mungkin juga menyukai