Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TERHADAP

KEJANG DEMAM PADA ANAK DI LINGKUNGAN X KELURAHAN


TEGAL SARI MANDALA II MEDAN

Fayan Nadya Shahiba.S1., dr.Nurcahaya Sinaga, Sp.A (K)2


1Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU
2Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UMSU

Fayannadyashahiba@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Kejang demam adalah kejang yang terjadi ketika ada peningkatan
suhu tubuh (suhu dubur di atas 38 oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial.
Prevalensi kejang demam pada anak tinggi di masyarakat untuk itu peneliti
tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan orang tua terhadap kejang demam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua
terhadap kejang demam pada anak-anak di Lingkungan X Desa Tegal Sari
Mandala II (TSM II) , Medan yang merupakan wilayah binaan FK UMSU.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat di Lingkungan X Kelurahan TSM
II Medan berjumlah 109 orang yang diambil dengan teknik random sampling.
Hasil: Hasil penelitian mayoritas responden memiliki pengetahuan yang tepat
tentang kejang demam (45,0%), 19 orang (17,4%) responden memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah tentang kejang demam dan 41 orang (37,6%) yang
memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang kejang demam.
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Orang tua, Kejang demam

ABSTRACT
Introduction : Febrile seizures are seizures that occurs when there is an increase
in body temperature (rectal temperature above 38 oC) and it is caused by an
extracranial process. Notice that are so many occurrences of febrile seizures that
occur in children and responses given by the community, especially parents to the
incident. The researcher was interested in examining the description of the level
of parents knowledge toward febrile seizure in children at Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Objective : This study aimed to
determine the level of parents knowledge toward febrile seizure in children at
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Method : This study was
a descriptive study with cross sectional design. The populations in this study are
all community members in Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Medan and 109 samples were taken with random sampling technique. Result :
The results showed that of the 109 respondents, 67% were aged 30-65 years, and
43,1% were high school educated. There were 39,4% worked as housewife.
Majority of respondents have proper knowledge about febrile seizure (45,0%), 19
persons (17,4%) of respondents have a poor level of knowledge about febrile
seizure and 41 persons (37,6%) who have a good level of knowledge about
febrile seizure.
Keywords : level of knowledge, Febrile Seizure, Parents
PENDAHULUAN kelumpuhan bahkan retardasi
3
Masa anak-anak adalah masa mental.
yang paling penting dalam Setiap serangan kejang harus
kehidupan manusia. Anak selalu mendapatkan penanganan yang cepat
tumbuh dan berkembang dari mulai dan tepat, apalagi kejang yang
kelahiran hingga berakhirnya masa berlangsung lama dan berulang.
remaja. Dalam masa perkembangan, Karena keterlambatan dan kesalahan
anak paling rentan terhadap berbagai prosedur bisa mengakibatkan gejala
penyakit. Khususnya pada usia 5 sisa pada anak, bahkan bisa
tahun pertama kehidupannya. Bayi menyebabkan kematian.3
dan anak dibawah usia 5 tahun Prevalensi kejadian kejang
rentan terhadap berbagai penyakit demam pada anak umur dibawah 5
karena sistem kekebalan tubuh tahun terjadi tiap tahun di Amerika,
mereka yang belum terbangun hampir sebanyak 1,5 juta penduduk.
sempurna. Insidensi kejadian kejang demam
Salah satu gejala yang rentan dan berbeda di berbagai negara. Angka
sering sekali terjadi pada anak adalah kejadian kejang demam pertahun
demam. Demam memang bukan mencatat 2-4% di daerah Eropa Barat
merupakan suatu penyakit, biasanya dan Amerika, sebesar 5-10% di India
gejala demam terjadi karena adanya dan 8,8% di Jepang, Kejang demam
kemungkinan masuknya suatu bibit sederhana merupakan 80% diantara
penyakit dalam tubuh. Secara alami seluruh kejang demam.4
suhu tubuh mempertahankan diri dari Insiden epilepsi akibat kejang
serangan suatu penyakit dengan demam antara 2-5% dan meningkat
meningkatkan suhu tubuh. Demam hingga 9-13% bila terdapat faktor
pada bayi atau balita tidak dapat risiko riwayat keluarga dengan
diabaikan begitu saja karena pada epilepsi.5 Walaupun kejadian kejang
masa ini, otak anak sangat rentan demam pada masa anak-anak
terhadap peningkatan suhu tubuh umumnya memiliki prognosis baik
yang mendadak. Dan demam dan dapat sembuh spontan, namun
merupakan salah satu faktor kejadian kejang tersebut dianggap
terjadinya kejang demam.1 mengerikan bagi kebanyakan
6
Kejang demam adalah kejang orangtua. Ketika mereka melihat
yang disebabkan kenaikan suhu terjadinya kejang pada anaknya,
tubuh lebih dari 38,4oC tanpa adanya kebanyakan orangtua akan sangat
infeksi susunan saraf pusat atau khawatir dan berpikir bahwa
gangguan elektrolit akut pada anak anaknya akan meninggal.7 Peristiwa
berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang demam juga sering disalah
kejang sebelumnya.2 artikan dengan gangguan-gangguan
Kejang demam pada anak perlu mistis, sehingga penanganan awal
diwaspadai karena kejang yang lama yang diberikan pun tidak tepat.
(lebih dari 15 menit) dapat Pengetahuan yang baik dan tepat
menyebabkan kematian, kerusakan antara hubungan demam, kejang
saraf otak sehingga menjadi epilepsi, demam, dan prognosis yang biasanya
baik, pentingnya untuk menurunkan
tingkat kecemasan dan ketakutan berdasarkan rumus yang digunakan
orangtua terhadap kejadian kejang didapatkan jumlah sampel penelitian
demam.1 adalah sebanyak 109 sampel. Tingkat
Menurut penelitian yang pengetahuan terhadap kejang demam
dilakukan oleh Dr M.Halon dan Dr berdasarkan usia sampel penelitian,
E.Wassmer didapatkan bahwa pendidikan sampel penelitian, dan
pengetahuan masyarakat khususnya pekerjaan sampel penelitian. Sumber
orang tua tentang kejang demam dan data yang digunakan merupakan data
penatalaksanaannya masih rendah. primer yang diperoleh dari hasil
Rendahnya pengetahuan tersebut wawancara dari orangtua lingkungan
dipengaruhi oleh faktor sosial dan X kelurahan Tegal Sari Mandala II.
faktor lingkungan.8 Instrumen penelitian yang digunakan
Melihat banyaknya kejadian dalam penelitian ini adalah kuesioner
kejang demam yang terjadi pada yang berisi 10 butir pertanyaan.
anak dan respon yang diberikan
masyarakat, khususnya orang tua Analisa Data
terhadap kejadian tersebut. Peneliti Analisis yang digunakan dalam
tertarik untuk meneliti gambaran penelitian ini adalah analisis
tingkat pengetahuan orangtua univariat dan bivariat. Analisis
terhadap kejang demam pada anak di univariat adalah analisis yang
lingkungan X kelurahan Tegal Sari digunakan untuk menggambarkan
Mandala II, Medan. atau mendeskripsikan dari masing–
masing variable, lalu dianalisis lebih
METODE PENELITIAN lanjut berdasarkan analisis bivariat
Jenis Penelitian untuk melihat distribusi tingkat
Penelitian ini bersifat pengetahuan berdasarkan usia,
deskriptif dengan rancangan cross tingkat pendidikan, pekerjaan. Dan
sectional, dilakukan melalui data akan disajikan menggunakan
pengisian kuisioner untuk tabel distribusi frekuensi.
mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan orangtua terhadap HASIL PENELITIAN
kejang demam pada anak di Karakteristik Responden
kelurahan Tegal Sari Mandala II Dari hasil penelitian yang dapat
Medan pada satu kali pertemuan. diketahui sebagian besar responden
Populasi penelitian ini adalah tergolong kelompok usia 18-30 tahun
orangtua di lingkungan X kelurahan yaitu sebanyak 32 orang (29,4%),
Tegal Sari Mandala II yang usia 30-65 tahun sebanyak 73 orang
berjumlah 150 kepala keluarga. (67%), dan sisanya kelompok usia di
Sampel yang diambil dipilih atas 65 tahun yaitu sebanyak 4 orang
berdasarkan simple random (3,7%).
sampling. Dengan teknik Berdasarkan tingkat pendidikan
pengambilan sampel dalam diketahui yang terbanyak adalah
penelitian dilakukan secara acak, tamatan SMA yaitu sebanyak 47
dimana setiap anggota populasi orang (43,1%), tidak sekolah yaitu
memiliki kesempatan yang sama sebanyak 1 orang (0,9%), tidak tamat
untuk terpilih menjadi sampel. SD sebanyak 2 orang (1,8%), tamat
SD yaitu sebanyak 10 orang (9,2),
tamat SMP yaitu sebanyak 31 orang
(28,4%), dan Perguruan Tinggi
sebanyak 18 orang (13,8%).
Berdasarkan jenis pekerjaan
diketahui bahwa dominan responden
bekerja sebagai ibu rumah tangga
yaitu sebanyak 43 orang (39,4%),
disusul wiraswasta sebanyak 24
orang (22%), karyawan sebanyak 17
orang (15,6%), guru sebanyak 5
orang (4,6%), dan lain-lain sebanyak
20 orang(1%).

Tingkat pengetahuan responden


tentang penyakit kejang demam

17%
Tabel 2. Frekuensi pertanyaan

38% Berdasarkan data yang telah


dianalisis, pertanyaan yang paling
banyak dijawab benar adalah
pertanyaan nomor 1, yaitu
Gambar
45% 1. Distribusi tingkat pertanyaan tentang apakah demam
pengetahuan
Baik responden
Sedang Kurang tinggi dapat menyebabkan kejang
Berdasarkan gambar diatas, pada anak, dan jawaban benar
didapatkan bahwa sebanyak 41 orang sebesar 104 orang (95,4%). Diikuti
responden (37,6%) memiliki tingkat dengan pertanyaan nomor 10 tentang
pengetahuan baik, sebanyak 49 orang apakah kejang demam dapat terjadi
responden (45,0%) memiliki tingkat lagi , dimana 101 orang (92,7%)
pengetahuan sedang, dan sebanyak menjawab benar.
19 orang responden (17,4%) Pertanyaan yang paling
memiliki tingkat pengetahuan yang banyak dijawab salah adalah
buruk. pertanyaan nomor 8 tentang apakah
Tingkat Pengetahuan Responden kejang demam dapat mengancam
Berdasarkan Jenis Pertanyaan jiwa, dimana seluruh responden yang
berjumlah 83 orang (76,1%)
menjawab dengan salah. Lalu disusul
oleh pertanyaan nomor 9 tentang
apakah kejang demam dapat
menyebabkan kecacatan pada anak,
dijawab salah oleh 79 orang (72,5%).
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Usia
tidak sekolah dan juga tidak tamat
SD.
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Jenis Pekerjaan

Tabel 3. Tingkat pengetahuan


berdasarkan usia
Berdasarkan tabel diatas, hasil
penelitian berdasarkan usia terlihat
bahwa tingkat pengetahuan baik,
proporsi terbesarnya yaitu 31 orang
(42,5%), berasal dari kelompok usia
Tabel 5. Tingkat pengetahuan
30-65 tahun, tingkat pengetahuan
berdasarkan jenis pekerjaan
sedang proporsi terbesarnya yaitu 20
orang (62,5%), berasal dari Berdasarkan jenis pekerjaan
kelompok usia 18-30 tahun, tingkat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
pengetahuan buruk proporsi baik proporsi terbesarnya yaitu 3
terbesarnya yaitu sebanyak 4 orang orang (60%) bekerja sebagai Guru,
(100%), berasal dari kelompok usia tingkat pengetahuan sedang
>65 tahun. sebanyak 13 orang (65%) dengan
pekerjaan kategori lain-lain, dan
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
tingkat pengetahuan buruk sebanyak
Tingkat Pendidikan
6 orang (25%) juga bekerja
wiraswasta.

PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil penelitian
yang didapatkan bahwa 45% dari
jumlah responden memiliki tingkat
pengetahuan yang sedang. Hal ini
Tabel 4. Tingkat pengetahuan memperlihatkan bahwa masih
berdasarkan tingkat pendidikan banyak orangtua yang belum
mengerti terhadap kejang demam.
Berdasarkan tabel diatas, tingkat Padahal pengetahuan yang baik dan
pendidikan diketahui bahwa tingkat tepat tentang kejang demam
pengetahuan baik dengan proporsi berpengaruh terhadap prognosisnya,
terbesar yaitu Perguruan Tinggi sehingga dapat menurunkan tingkat
sebanyak 10 orang (55,6%), tingkat kecemasan dan ketakutan orangtua
pengetahuan sedang yaitu 20 orang terhadap kejadian kejang demam.1
(64,5%) merupakan tamat SMP, dan Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan kurang beberapa faktor internal dan
sebanyak 3 orang (100%) merupakan eksternal. Faktor internal terdiri dari
pendidikan, usia dan pekerjaan
sedangkan faktor eksternal terdiri kekuatan dan koordinasi akan
dari faktor lingkungan dan sosial menurun dengan bertambahnya
budaya. Perbedaan tingkat umur.
pengetahuan yang dimiliki seseorang Hasil penelitian ini responden
akan berbeda dikarenakan faktor yang memiliki tingkat pengetahuan
internal dan eksternal tersebut. baik di temukan pada responden
Semakin banyak mendapatkan yang merupakan tamatan perguruan
informasi baik itu dari lingkungan tinggi yaitu sebanyak 55,6 %.
keluarga, lingkungan tetangga, dari Penelitian sebelumnya yang
petugas kesehatan maupun media dilakukakan di RSUP Dr Kariadi
cetak akan mempengaruhi tingkat Semarang (2014) pengetahuan
pengetahuan seseorang.9,10 responden tentang kejang demam
Berdasarkan hasil penelitian yang tertinggi adalah pada kelompok
sebelumnya yang dilakukan oleh di responden dengan pendidikan
kelurahan Kwala Bekala (2015) terakhir perguruan tinggi.14 Menurut
dimana sebanyak 88% responden Notoatmodjo pendidikan dapat
juga memiliki pengetahuan yang membawa wawasan atau
sedang.11 pengetahuan seseorang sehingga
Tingkat pengetahuan yang baik mempengaruhi proses belajar. Makin
pada hasil penelitian ini berasal dari tinggi pendidikan seseorang makin
kelompok usia dewasa yaitu 30-65 mudah orang tersebut untuk
tahun yaitu sebanyak 42,5%. menerima informasi. Semakin
Penelitian sebelumnya juga banyak informasi yang masuk
mendapatkan bahwa responden semakin banyak pula pengetahuan
dengan rentang usia 25-45 dan 30-65 yang didapat. Pengetahuan sangat
tahun memiliki tingkat pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan
yang baik.11 Hal ini dikarenakan usia dimana seseorang dengan pendidikan
merupakan salah satu faktor yang tinggi akan semakin luas
mempengaruhi pengetahuan, pengetahuannya.13,15 Seseorang yang
semakin bertambah usia maka akan memiliki tingkat pendidikan yang
semakin berkembang pula daya tinggi akan memiliki pengetahuan
tangkap dan pola pikirnya dan yang lebih baik tentang pencegahan
matang untuk memperoleh dan penyakit dan kesadaran terhadap
menyerap berbagai informasi dari masalah kesehatan, begitu pula
luar, sehingga pengetahuan yang sebaliknya dengan orang yang
diperoleh semakin membaik.12,13 memiliki tingkat pendidikan rendah
Pada penelitian ini juga akan memiliki pengetahuan dan
menunjukkan bahwa kelompok usia kesadaran yang rendah terhadap
>65 tahun memiliki tingkat kesehatan.
pengetahuan yang kurang yaitu Berdasarkan hasil penelitian juga
sebanyak 100%, usia >65 tahun menunjukkan bahwa mayoritas
dimana seseorang sudah masuk tingkat pengetahuan yang baik
dalam masa penurunan adalah responden yang bekerja
produktivitasnya, yang disebabkan sebagai guru yaitu sebanyak 60%.
oleh karena keterampilan fisik Penelitian ini sesuai dengan teori
seperti kecepatan, kelenturan, yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo yaitu lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman 1. Abdinia B, Kargar maher MH,
dan pengetahuan baik secara Khalilzadeh H. Assessment of
langsung maupun secara tidak Knowledge and Performance
langsung. Dengan bekerja maka of the Parents at the
seseorang akan dapat berinteraksi Management of Fever in
dengan banyak orang dan dari Children. Vol 5. Elsevier
berbagai lingkungan sehingga dapat Saunders; 2017.
bertukar informasi dan menambah 2. Arief RF. Penatalaksanaan
pengetahuan.13 Kejang Demam. Cdk.
Dari hasil tabel pertanyaan 2015;42(9):658-661.
terlihat bahwa sebanyak 95,4% dari 3. Nooruddin R Tejani. Febril
responden setuju dengan pernyataan Seizures Clinical Presentation.
demam tinggi dapat menyebabkan 2017.
kejang pada anak, dan hal ini sesuai https://emedicine.medscape.co
dengan teori yang mengatakan m/article/801500-clinical#b5.
bahwa kejang demam ialah 4. Gunawan PI, Saharso D.
bangkitan kejang yang terjadi pada Faktor risiko Kejang Demam
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di Berulang pada Anak. Media
atas 38 Celcius) yang disebabkan Med Indones. 2012;46(2):75-
oleh suatu proses ekstrakranium.16 80.
Pada pertanyaan yang paling banyak 5. Nurindah D, Muid M,
dijawab salah adalah pertanyaan Retoprawiro S. Hubungan
nomor delapan yaitu sebesar 76,1% antara Kadar Tumor Necrosis
mengenai bagaimana prognosis Factor-Alpha ( TNF- α )
kejang demam, responden meyakini Plasma dengan Kejang Demam
bahwa kejang demam akan Sederhana pada Anak. J
menyebabkan kematian. Tentu hal Kedokt Brawijaya. 2014;28
ini tidak sesuai dengan teori yang Nomor2(Agustus):115-119.
mengatakan kematian langsung http://jkb.ub.ac.id/index.php/jk
karena kejang demam tidak pernah b/article/viewFile/577/422.
dilaporkan. Angka kematian pada 6. Kenneth Swaiman Stephen
kelompok anak yang mengalami Ashwal Donna Ferriero Nina
kejang demam sederhana dengan Schor Richard Finkel Andrea
perkembangan normal dilaporkan Gropman Phillip Pearl Michael
sama dengan populasi umum.16 Hal Shevell. Swaiman’s Pediatric
ini sesuai dengan penelitian yang Neurology. 6th ed. Elsevier
pernah dilakukan bahwa ketika Saunders; 2017.
mereka melihat terjadinya kejang 7. Hay WW, Levin MJ,
pada anaknya, kebanyakan orangtua Sondheimer JM DR. Current
akan sangat khawatir dan berpikir Pediatric Diagnosis and
bahwa anaknya akan meninggal.7 Treatment LANGE. 23rd ed.
. The McGraw-Hill Companies;
2007.
DAFTAR PUSTAKA 8. Wassmer E, Hanlon M. Effects
of information on parental
knowledge of febrile 13. Notoatmodjo S. Promosi
convulsions. Seizure J Br Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.
Epilepsy Assoc. 1999;8(7):421- Jakarta: Rhineka Cipta; 2007.
423. 14. Udin MAA. Pengaruh
9. Notoatmodjo S. Metodologi Penyuluhan Tentang Kejang
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Demam Anak Terhadap
Rhineka Cipta; 2014. Pengetahuan Orang Tua. J
10. Notoatmodjo S. Ilmu MEDIA Med MUDA. 2014.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: 15. Notoatmodjo S. Ilmu
Rineka Cipta; 2010. Kesehatan Masyarakat
11. Ibu P, Kejang T. Gambaran Prinsip – Prinsip Dasar.
pengetahuan, sikap, dan Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
perilaku ibu terhadap kejang 16. Pusponegoro H, Widodo DP,
demam pada anak di kelurahan Ismael S (Ikatan DAI.
kwala bekala tahun 2015. Konsensus Penatalaksanaan
12. Desmita. Psikologi Kejang Demam. Ikat Dr Anak
Perkembangan. Bandung: PT Indones. 2016:1-23.
Reamja Rosdakarya; 2010.

Anda mungkin juga menyukai