Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN KEJANG DEMAM

PADA ANAK DI RUANGAN ANAK RSUP H. ADAM MALIK


MEDAN TAHUN 2019

SULASTRI PERMATA SARI LUBIS


Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan

Abstrak
Kejang demam dapat di definisikan dengan bangkitan yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal lebih dari 38℃) disebabkan suatau proses ekstrakranium. Kejang demam
merupakan kelainan neurologis yang paling sering ditemukan pada anak, hal ini terutama pada
rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran
pengetahuan ibu tentang perawatan kejang demam pada anak di ruangan anak RSUP H. Adam
Malik Medan tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional dengan jumlah sampel 32 responden dan
alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa kuesioner. Hasil penelitian yang
dilakukan pada 32 responden diperoleh bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan
kejang demam pada anak menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik 6 orang (18,8%),
sedangkan pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (59,4%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak7 orang (21,9%). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan ibu dapat lebih
menigkatkan pengetahuan tentang perawatan kejang demam pada anak.

Kata kunci : Pengetahuan, Kejang Demam

Abstract
Febrile seizures can be defined as seizures that occur due to an increase in body temperature
(rectal temperature more than 38 ℃) due to an extracranial process. Febrile seizures are the
most common neurological disorder found in children, especially in the age range of 4 months to
4 years. This study aims to determine the description of maternal knowledge about the
treatment of febrile seizures in children in the children's room of H. Adam Malik Hospital in
Medan in 2019. The type of research used in this study was descriptive research with cross-
sectional study design with a sample of 32 respondents and tools that used in data collection in
the form of questionnaires. The results of research conducted on 32 respondents obtained that
the description of maternal knowledge about the treatment of febrile seizures in children showed
that the level of knowledge was good 6 people (18.8%), while sufficient knowledge as many as
19 people (59.4%), and knowledgeable as many as 7 people (21.9%). Based on the results of
this study, it is expected that mothers can increase their knowledge about the treatment of
febrile seizures in children.

Keywords : Knowledge, Fever Seizures

1
PENDAHULUAN demam sekitar 2– 5% pada anak balita.
Umumnya terjadi pada anak umur 6 bulan
Latar Belakang
sampai 5 tahun. Ada beberapa faktor yang
Kejang demam dapat di definisikan
ikut mempengaruhi, diantaranya; usia, jenis
dengan bangkitan yang terjadi akibat
kelamin, riwayat kejang dan epilepsi dalam
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari
keluarga, dan normal tidaknya
38℃) disebabkan suatau proses
perkembangan neurologi (Adhar, 2016).
ekstrakranium. Kejang demam merupakan
Menurut Iksan (2011) dalam Roly
kelainan neurologis yang paling sering
Marwan (2017). Angka kejadian kejang
ditemukan pada anak, hal ini terutama pada
demam di Indonesia dalam jumlah
rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Para
persentase yang cukup seimbang dengan
peneliti telah membuat berbagai
negara lain. Disini kejang demam
kesimpulan, bahwa bangkitan kejang
dilaporkan di Indonesia mencapai 2%
berhubung dengan usia, tingkatan suhu
sampai 4% dari tahun 2005 sampai 2006.
serta kecepatan tingkatan suhu, termasuk
Untuk provinsi Jawa Tengah tahun 2012-
factor heriditas juga memiliki peran
2013 mencapai 2% sampai 3 %.
terhadap bangkitan kejang demam dimana
Berdasarkan data yang dimiliki oleh
pada anggota keluarga penderita memiliki
Fakultas Kedokteran Muhammadiyah
peluang untuk mengalami kejang lebih
Surakarta, angka kejadian di wilayah Jawa
banyak dibandingkan dengan anak normal
Tengah sekitar 2 % sampai 5% pada anak
(dalam buku prinsip perawatan demam
usia 6 bulan sampai 5 tahun setiap
pada anak, Sodikin, 2017).
tahunnya. Dari data RSUD ulin Banjarmasin
Menurut Taslim (2013) yang dikutip
dalam penelitian Lusia 2014 insidensi
dalam Roly Marwan (2017), penyebab
kejang demam pada anak dengan usia
kejang demam hingga kini belum di ketahui
enam bulan hingga satu tahun yaitu 50,54%
dengan pasti. Kejang demam tidak selalu
(Lusia, 2013). Dari laporan Dinas
timbul pada suhu yang tinggi, kadang
Kesehatan Provinsi banjarmasin tahun 2015
kadang demam tidak terlalu tinggi dapat
tercatat di lain-lainnya 1% anak yang
menyebabkan kejang. Kejang demam
kejang demam menyebabkan kematian.
merupakan salah satu kelainan saraf yang
Dan dari data Puskesmas Pekauman
paling sering dijumpai pada bayi dan anak.
terdapat 234 orang anak dengan kejang
Sekitar 2,2% hingga 5% anak pernah
demam pada bulan januari - september
mengalami kejang demam sebelum mereka
(Roly, 2017). Hasil rekam medis Rumah
mencapai usia 5 tahun. Prevalensi kejang
sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta

2
tahun 2008 -2010, terdapat 86 pasien deskriptif dengan rancangan penelitian
dengan kejang 41 (47,7%) pasien cross-sectional yang bertujuan untuk
diantaranya mengalami kejang berulang mengetahui tingkat pengetahuan ibu
(Adhar, 2016). tentang kejang demam dan frekuensi
Berdasarkan penelitian yang telah kejang pada anak. Penelitian ini
dilakukan oleh Ain dkk, 2015 tentang dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik
tindakan ibu dalam menangani balita yang Medan di ruangan anak yang terletak di Jl.
mengalami kejang demam di rumah Bunga Lau No.17 Kemenangan Tani,
diketahui bahwa tindakan ibu dalam Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera
menangani balita yang mengalami kejang Utara. Waktu Penelitian ini dimulai bulan
demam di rumah sebagian besar yaitu 17 Januari sampai dengan Mei 2019.
responden (57%) berada pada kategori Populasi penelitian ini adalah
cukup baik, 9 responden (30%) berada seluruh ibu- ibu yang memiliki anak kejang
pada kategori kurang dan 4 responden demam di ruang anak RSUP H. Adam Malik
(13%) berada dalam kategori tidak baik. Medan. Berdasarkan data yang di peroleh
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan
dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan di ruangan
di RSUP. H. Adam Malik Medan di ruangan anak didapatkan data angka kejadian
anak didapatkan data angka kejadian kejang demam yang terdapat dalam waktu
kejang demam pada pada 1 tahun terakhir 1 tahun terakhir dari bulan Januari sampai
dari bulan Januari sampai Desember 2018 Desember 2018 sebanyak 108 orang ibu
sebanyak 108 ibu yang memiliki anak yang memiliki anak kejang demam di RSUP
kejang demam. H. Adam Malik Medan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Sampel diambil dengan cara
penulis tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan Consecutive sampling
dengan judul penelitian “Gambaran dengan pemilihan sampel yang menetapkan
Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Kejang Demam Pada Anak Di Ruangan dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
Anak RSUP H. Adam Malik Medan” waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang
. diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro &
Ismail, (1995) Nursalam (2015) dalam buku
METODE PENELITIAN
metodelogi penelitian ilmu keperawatan
edisi 4, 2015). Dalam penelitian ini jumlah
Jenis penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian

3
sampel diambil menggunakan rumus a. Kriteria inklusi dalam penelitian
perhitungan Slovin yaitu: ini adalah:
1. Ibu yang memiliki anak
n : N kejang demam di ruang anak
1 + N (e2) 2. Umur anak 4 bln – 5 thn
n : 108 3. Bersedia menjadi responden
2
1 + 108 (0,15 ) b. Kriteria eksklusi dalam penelitian
n : 108 ini adalah:
1 + 108 ( 0.0225) 1. Umur anak > 5 thn
n : 108 2. Tidak bersedia menjadi
1 + 2,43 responden
n : 32
Jenis data yang digunakan
Keterangan : adalah data primer dan data sekunder.
N : Besar Populasi
Data primer dapat diperoleh dari
n : Besar Sample
langsung dari sumber data atau melalui
e :Persen kelonggaran ketidak
pengisian kuesioner. Sedangkan data
efektifan karena kesalah
sekunder diperoeh dari berbagai sumber
pengambilan sampel yang masih
dapt diperoleh atau diinginkan
data penelitian, data sekunder diperoleh

0,15 dari ruangan anak RSUP H. Adam Malik


Agar Karakteristik sampel tidak Medan. Pengumpulan data dilakukan
menyimpang dari populasinya maka perlu dengan cara sebelum melalukan
ditentukan Kriteria Inklusi dan eksklusi. wawancara responden diberikan Inform
Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus consent yang diikuti dengan kuisioner. Data
dipenuhi oleh subjek peneliti/populasi agar yang dikumpulkan dari responden meliputi,
dapat diikut sertakan dalam penelitian. umur pendidikan, pekerjaan, dan
Sedangkan kriteria eksklusi adalah keadaan pengetahuan ibu tentang kejang demam
yang menyebabkan subjek penelitian yang dan frekuensi kejang deman pada anak
memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak dapat yang terdirindari 20 pertanyaan dengan
diikutsertakan dalam penelitian (Supardi, S bentuk pertanyaan untuk multiple choise
dan Rustika 2013). dengan penilayan yang dilakukan peneliti
jika jawaban benar nilainya 1, bila
jawabannya salah, nilainya 0. Dengan

4
kriteria pengetahuan responden menurut Dan analisa yang digunakan adalah
Arikunto (2006) yang dikutip dari Wawan analisisa univariat. Analisis ini ini hanya
dan Dewi, (2017) dapat dibagi menjadi 3 menghasilkan distribusi frekuensi
bagian yaitu bila skor yang diperoleh 76%- danpresentse dari tiap variabel . Misalnya
100%, jumlah jawaban soal yang benar 16- distribusi frekuensi berdasarkan responden
20 soal maka pengetahuanya baik, bila skor berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan,
yang diperoleh 56%-75%, jumlah jawaban jenis kelamin (Notoatmojodjo, 2017).
soal yang benar 12-15 soal maka Kemudian peneliti melakukan perhitungan
pengetahuanya cukup, bila skor yang proporsi dengan rumus :
diperoleh < 56%, jumlah jawaban soal yang 𝒇
P = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
benar < 11 soal maka pengetahuanya 𝑵
kurang. Keterangan P= Presentasi
N = Frekuensi yang diamati
Seanjutnya data akan diolah dengan n = Jumlah Responden yang
langkah-langkah sebagai berikut : menjadi sampel
a. Editing (Penyunting Data)
Memeriksa kembali kebenaran HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang diperoleh atau Hasil Penelitian
dikumpulkan.
Penelitian ini sudah dilakukan oleh
b. Coding Sheet
peneliti tentang Gambaran Pengetahuan
Kegiatan pemberi kode numerik
Ibu Tentang Perawatan Kejang Demam
(angka) terhadap data yang
Pada Anak Di Ruangan Anak RSUP H.
terdiri atas beberapa kategori.
Adam Malik Medan Tahun 2019 terhadap
a. Data Entry
32 responden dan yang menjadi responden
Kegiatan memasukkan data
yaitu seluruh ibu yang memiliki anak kejang
yang telah dikumpulkan ke
demam di ruang anak RSUP H. Adam Malik
dalam master tabel atau data
Medan dengan hasil sebagai berikut:
base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi.
d. Tabulating
Tabel 1
Membuat tabel-tabel data,
sesuai dengan tujuan penelitian Distribusi Frekuensi Pengetahuan

atau yang diinginkan oleh Responden Tentang Perawatan Kejang

peneliti. (Notoatmodjo, 2017). Demam Pada Anak Di Ruangan Anak

5
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Di Dari tabel 2 menunjukkan bahwa
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019 dari 32 responden pada ibu yang
berpendidikan SD ibu yang berpengetahuan
Pengetahuan Frekuensi %
baik sebanyak 1 orang (3,1%),
Baik 6 18,7 pengetahuan cukup sebanyak 2 orang
(6,3%), pengetahuan kurang sebanyak 3
Cukup 19 59,4
orang (9,4%). Pada pendidikan SMP ibu
Kurang 7 21,9 yang berpengetahuan baik sebanyak 1

100 orang (3,1%), pengetahuan cukup


Total 32
sebanyak 3 orang (9,4%), pengetahuan
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa dari 32 kurang sebanyak 2 orang (6,3%). Pada
responden berdasarkan tingkat pendidikan SMA ibu yang berpengetahuan
pengetahuan diantaranya pengetahuan baik baik sebanyak 1 orang (3,1%),
6 orang (18,7%), pengetahuan cukup 19 pengetahuan cukup sebanyak 5 orang
orang (59,4 %), pengetahuan Kurang 7 (15,6%), pengetahuan kurang 1 orang
orang (21,9%). (3,1%). Pada Sarjana ibu yang
Tabel 2 berpengetahuan baik 3 orang (9,4%),
pengetahuan cukup 9 orang (28,1%),
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
pengetahuan kurang 1 orang (3,1%).
Responden Tentang Perawatan Kejang
Demam Pada Anak Di Ruangan Anak
Berdasarkan Pendidikan Di RSUP H.
Tabel 3
Adam Malik Medan Tahun 2019
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Pengetahuan
Responden Tentang Perawatan Kejang
Pendidikan Baik Cukup Kurang n % Demam Pada Anak Di Ruangan Anak
n % n % n % Berdasarkan Pekerjaan Di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2019
SD 1 3,1 2 6,3 3 9,4 18,8
Pengetahuan
SMP 1 3,1 3 9,4 2 6,3 6 18,8
Pekerjaan Baik Cukup Kurang n %
SMA 1 3,1 5 15,6 1 3,1 7 21,8
n % n % n %
Sarjana 3 9,4 9 28,1 1 3,1 13 40,6
IRT 2 6,2 6 18,7 2 6,2 10 31,1
Total 6 18,7 19 59,4 7 21,9 32 100
WIRASWASTA 1 3,2 4 12,5 2 6,2 7 21,9

6
PNS 2 6,2 5 15,7 0 0 7 21,9 Berdasarkan Umur Di RSUP H. Adam

KARYAWATI 1 3,2 4 12,5 3 9,4 8 25,1 Malik Medan Tahun 2019

Total 6 18,8 19 59,4 7 21,8 32 100 Pengetahuan

Umur Baik Cukup Kurang n %

n % n % n %
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa dari 32
responden ibu yang terbanyak adalah < 17
Tahu 0 0 0 0 0 0 0 0
sebagai ibu rumah tangga yang
n
berpengetahuan baik sebanyak 2 orang
(6,2%), pengetahuan cukup sebanyak 6 18-25
18, 1 31,
Tahu 2 6,2 6 2 6,2
orang (18,7%), pengetahuan kurang 8 0 2
n
sebanyak 2 orang (6,2%). Pada ibu yang
26-35
bekerja sebagai wiraswasta yang 28, 1 43,
Tahu 3 9,4 9 2 6,2
berpengetahuan baik sebanyak 1 orang 2 4 8
n
(3,2%), pengetahuan cukup sebanyak 4
> 36
orang (12,5%), pengetahuan kurang 12,
Tahu 2 3,1 4 3 9,4 8 25
sebanyak 2 orang (6,2%). Pada ibu yang 5
n
bekerja sebagai PNS yang berpengetahuan
18, 1 59, 21, 3
baik sebanyak 2 orang (6,2%), Total 6 7 100
7 9 5 8 2
pengetahuan cukup sebanyak 5 orang
(15,6%), sedangkan tidak ada yang
berpengetahuan kurang. Pada ibu yang Dari tabel 4 menunjukkan bahwa dari 32
bekerja sebagai karyawati yang responden tidak ada ibu yang berumur < 17
berpengetahuan baik sebanyak 1 orang tahun. Pada umur 18-25 tahun yang
(3,2%), pengetahuan cukup sebanyak 4 berpengetahuan baik sebanyak 2 orang
orang (12,5%), pengetahuan kurang 3 (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak 6
orang (9,4%). orang (18.8%), pengetahuan kurang
sebanyak 2 orang (6,2%). Pada umur 26-35
tahun yang berpengetahuan baik sebanyak
Tabel 4
3 orang (9,4%), pengetahuan cukup
Distribusi Frekuensi Pengetahuan sebanyak 9 orang (28,2%), pengetahuan
Responden Tentang Perawatan Kejang kurang sebanyak 2 orang (6,2%). Pada
Demam Pada Anak Di Ruangan Anak umur ibu >36 tahun yang berpengetahuan
baik sebanyak 1 orang (3,1%),

7
pengetahuan cukup sebanyak 4 orang anak baik dari orang lain maupun media
(12,5%), pengetahuan kurang sebanyak 3 masa.
orang (9,4%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Harun, dkk (2015) menunjukkan
Pembahasan bahwa dari 30 responden mayoritas
1. Pengetahuan berpengetahuan cukup sebanyak 17
Menurut Notoatmodjo 2003, responden (57%). Maka semakin tinggi
pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini tingkat pengetahuan responden maka akan
terjadi setelah orang mengadakan semakin tinggi pula pengetahuan
penginderaan terhadap suatu objek responden tentang cara perawatan kejang
tertentu. Penginderaan terhadap objek demam.
terjadi melalui panca indera manusia yakni
Menurut Wawan dan Dewi (2018) yang
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
mengatakan bahwa pengetahuan sangat
dan raba dengan sendiri. Pada waktu
erat hubungannya dengan pendidikan
penginderaan sampai menghasilkan
dimana seseorang yang berpendidikan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
tinggi maka akan semakin luas pula
oleh instensitas perhatian persepsi terhadap
pengetahuannya. Pengetahuan yang baik
objek. Sebagian besar pengetahuan
akan membentuk dasar tindakan seseorang
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
agar menjadi lebih baik sehinga tingkat
Tingkat pengetahuan responden pendidikan memang sangat berpengaruh
tentang perawatan kejang demam pada pada pengetahuan ibu dalam menangani
anak berdasarkan hasil penelitian sangat anak yang mengalami kejang demam.
bervarisi. Peneliti mengekategorikan
pengetahuan setiap responden berdasarkan
ke dalam 3 kategori yaitu baik, cukup dan 2. Pengetahuan Berdasarkan
kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang Pendidikan

yang dilakukan dari tabel 4.1 menunjukkan Pendidikan berarti bimbingan yang
bahwa, mayoritas ibu berpengetahuan diberikan seseorang terhadap
cukup ada 19 responden (59,4 %), dimana perkembangan orang lain menuju ke arah
semakin rendah pengetahuan akan cita-cita tertentu yang menentukan manusia
membuat ibu lebih sulit menerima informasi untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
tentang perawatan kejang demam pada mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat

8
informasi misalnya hal-hal yang menunjang terbatas pada kemampuan membaca dan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan menulis, tetapi jauh lebih dari umum yang
kualitas hidup (Notoatmodjo, 2003). mencakup pendidikan yang benar-benar
Menurut YB Mantra yang dikutip dibutuhkan oleh seseorang. Hal ini
Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi seseorang termasuk juga mempengaruhi wawasan atau pengetahuan
perilaku seseorang untuk ikut berperan seseorang dalam menerima informasi
serta dalam pembangunan. dengan mudah, sehinga semakin tinggi
pendidikan semakin banyak pula
Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan yang akan didapat.
dilakukan peneliti menunjukkan dari tabel 2
terlihat bahwa mayoritas ibu yang
berpendidikan Sarjana sebanyak 13
3. Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan
responden (40,6%). Menurut Harun, dkk
Pekerjaan adalah tugas utama atau
(2015) Tidak dapat dipungkiri bahwa makin
rutin sehari-hari yang dilakukan responden
tinggi pendidikan seseorang semakin
baik yang menghasilkan uang ataupun
mudah pula mereka menerima informasi,
tidak. Menurut Notoatmodjo (2003),
dan pada akhirnya makin banyak pula
menjelaskan bahwa semakin lama
pengetahuan yang dimilikinya. Ini
seseorang bekerja maka akan semakin
disebabkan banyaknya pengalaman dan
tinggi tingkat pengetahuan individu tersebut.
informasi yang mereka dapatkan baik dalam
lingkungan internal maupun eksternal, Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
sehingga mereka lebih mengerti dan menunjukkan dari tabel 3 menunjukkan
berpengalaman dalam mencegah kejadian bahwa mayoritas yang terbanyak adalah
kejang demam. sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10
responden (31,1%). lingkungan pekerjaan
Hasil penelitian tidak sejalan dengan
dapat membuat seseorang memperoleh
penelitian Harun, dkk (2015) memyimpulkan
pengalaman dan pengetahuan baik secara
bahwa dari 30 responden hampir setengah
langsung maupun tidak langsung.
responden yaitu 14 responden (47%)
berpendidikan terakir SD, menyatakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa tingkat pendidikan memang sangat penelitian Adhar 2016) menunjukkan bahwa
berpengaruh pada tindakan ibu dalam dari 153 responden sebanyak 60 responden
menangani balita yang mengalami kejang (39,2%) merupakan berpekerjaan sebagai
demam, akan tetapi pendidikan tidak ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan ibu

9
rumah tanggah lebih banyak menghabiskan matang dan ini akan mempengaruhi cara
waktu untuk merawat anaknya dirumah seseorang untuk dapat memahami suatu
karena ibu dapat lebih banyak meluangkan informasi yang akhirnya berdampak kepada
waktunya bersama anak sehingga ibu akan cara menerapkan informasi yang telah
lebih mengetahui perkembangan, diterimanya.
pertumbuhan dan bahkan jika anaknya
Hasil penelitian tidak sejalan pada
mengalami gangguan kesehatan.
penelitian Adhar (2016) menunjukkan
bahwa dari 153 responden sebanyak 38
responden (24,8%) dalam kelompok umur
4. Pengetahuan Berdasarkan Umur
27-30 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
Menurut Elisabeth BH yang dikutip
semakin bertambahnya umur akan dapat
dalam Wawan & Dewi (2017), Usia adalah
mempengaruhui perkembangan daya
umur individu yang terhitung mulai saat
tangkap dan pola pikirnya seseorang
dilahirkan sampai berulang tahun.
sehingga pada masa usia ini seseorang
Sedangkan menurut Huclock (1998)
akan lebih banyak menerima informasi dari
semakin cukup umur, tingkat kematangan
berbagai media untuk menambah
dan kekuatan seseorang akan lebih matang
pengetahuannya akan dapat mempengaruhi
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
pengetahuan yang diperolehnya.
kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang
belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN
dari pengalaman dan kematangan jiwa yang
di kutip dalam Wawan dan Dewi (2018).
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti Dari hasil penelitian yang diperoleh
dari tabel 4 menunjukkan bahwa, mayoritas dan pengolahan data yang dilakukan oleh
ibu yang umur 26–35 tahun sebanyak 14 peneliti dengan judul Gambaran
orang (43,8%). Pada hal ini Pengetahuan Ibu tentang Perawatan
mengambarakan bahwa usia responden Kejang Demam Pada Anak di Ruangan
masuk dalam usia produktif dimana usia Anak RSUP H. Adam Malik Medan tahun
dapat mempengaruhi daya tangkap 2019, maka dapat disimpulkan sebagai
seseorang dan merupakan faktor yang berikut :
mempengaruhi pengetahuan dimana pada 1. Pengetahuan Ibu tentang
usia produktif perkembangan secara fisik perawatan kejang demam pada
maupun psikologis seseorang menjadi anak di ruangan anak RSUP H.
10
Adam Malik Medan dari 32
responden, mayoritas Saran
berpengetahuan cukup ada 19 Setelah melakukan penelitian
orang (59,4%). terhadap Gambaran Pengetahuan Ibu
2. Tingkat pendidikan dari 32 tentang Perawatan Kejang Demam Pada
responden pada Pengetahuan ibu Anak di Ruangan Anak RSUP H. Adam
tentang perawatan kejang demam Malik Medan tahun 2019., maka peneliti
pada anak di ruangan anak menyarankan hal-hal sebagai berikut:
RSUP H. Adam Malik Medan
1. Bagi Institusi Pendidikan
ditunjukan dengan mayoritas
Diharapkan agar hasil
berpengetahuan cukup pada
penelitian dapat ditambahkan
golongan pendidikan Sarjana ada
kedalam kepustakaan hasil kajian
9 orang (71,4%).
tentang pengetahuan ibu tentang
3. Berdasarkan hasil penelitian pada
perawatan kejang demam pada
Pengetahuan Ibu tentang
anak yang dapat dijadikan sebagai
perawatan kejang demam pada
bahan acuan untuk pengembangan
anak di ruangan anak RSUP H.
penelitian dan kajian ilmiah
Adam Malik Medan dari 32
mahasiswa.
responden berdasarkan
pekerjaan, bahwa sebagian besar
2. Bagi RSUP H. Adam Malik Meda
mayoritas berpengetahuan cukup
Disarankan untuk tetap memberikan
pada golongan IRT ada 6 orang
pendidikan kesehatan baik secara
(60%)
individu (konseling) atau kelompok
4. Hasil penetilian kepada 32
kepada ibu tentang perawatan
responden pada Pengetahuan ibu
kejang demam pada anak sehingga
tentang perawatan kejang demam
menjadi dasar berfikir yang baik
pada anak di ruanagan anak
yang akhirnya ibu bisa lebih
RSUP H. Adam Malik Medan
mengetahui tentang kejang demam
berdasarkan umur, ditunjukan
pada anaknya.
dengan mayoritas
berpengetahuan cukup pada
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
golongan umur 26-35 tahun ada 9
Diharapkan agar dapat
orang (64,3%).
mengembangkan penelitian
mengenai kejang demam pada anak

11
dan dapat menambah data Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
sebanyak-banyaknya yang dapat Indonesia.
mendukung penelitian selanjutnya.
Kakalang P Jenyfer, dkk. 2016. Profil kejang
4. Bagi Ibu demam di Bagian Ilmu Kesehatan
Diharapkan Bagi ibu dapat Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
menambah pengetahuan mengenai Manado.
pencegahan dan tindakan awal yang
harus dilakukan pada anak kejang Lusia Vinadiya, dkk. 2013. Perbandingan
demam dengan cara aktif mengikuti Tingkat Pengetahuan Tentang
penyuluhan yang dilaksanakan oleh Kejang Demam antara Ibu dengan
pelayanan kesehatan seperti di Anak Menderita Demam dan Kejang
posyandu dan rumah sakit. Demam di RSUD Ulin
Banjarmasin.Skripsi, Stikes
Muhamadiyah Banjarmasin.
Daftar Pustaka

Marwan Roly. 2017. Faktor Yang


Ain Harun, dkk. 2015. Tindakan Ibu Dalam
Berhubungan Dengan Penanganan
Menangani Balita Yang Mengalami
Pertama Kejadian Kejang Demam
Kejang Demam Di Rumah.
Pada Anak Usia 6 Bulan - 5 Tahun.

Arifuddin, Adhar. 2016. Analisa Faktor


Notoadmodjo, Soekidjo. 2017. Metodologi
Resiko Kejadian Kejang Demam Di
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Ruangan Perawatan Anak RSU
Rineka Cipta.
Anutapura Palu Alimun.
___________________ . 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Aziz, A., 2013. Metode Penelitian
Rineka Cipta.
Keperawatan danTeknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2015. Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis
Ismael, Sofyan. dkk., 2016. Rekomendasi
Edisi 4. Jakarta: SalembaMedika.
Penatalaksanaan Kejang Demam.
Unit Kerja Koordinasi Neurologi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
Ikatan DokterAnak Indonesia. 2016:
2015. Panduan Penyusunan Karya

12
Tulis Ilmiah. Medan: Politeknik Sodikin., 2017. Prinsip Perawatan Demam
Kesehatan Kemenkes Medan. Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rominah. 2017. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Supardi, S, Rustika. 2013. Metodologi Riset
Penatalaksanaan Kejang Demam keperawatan . Jakarta: Trans Info
Anak Terhadap Pengetahuan Ibu Di Media.
RS Roemani Dan RS Sultan Agung
Semarang. Wawan, A dan Dewi M. 2018 Teoridan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Cet. ke- 2. Yogjakarta:
NuhaMedika.

13

Anda mungkin juga menyukai