Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Online Keperawatan Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP MANAJEMEN


KESELAMATAN PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI
DI RUMAH SAKIT MENTENG MITRA AFIA, JAKARTA

Siswani Marianna*
*Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Binawan
siswani@binawan.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Keselamatan pasien berdasarkan JCI berkaitan dengan pemberian obat merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang bertujuan agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang
cukup, mutu terjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung pelayanan. Hal tersebut untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas keselamatan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap manajemen keselamatan pasien dalam pemberian obat
kewaspadaan tingkat tinggi di RS MMA Jakarta. Metode : Desain penelitian ini bersifat dekriptif korelatif
dengan pendekatan cross sectional dengan analisa data menggunakan ChiSquare. Sampel penelitian ini adalah
perawat pelaksana menggunakan total sampling dengan jumlah responden 60 perawat. Hasil: Hasil analisa
univariat didapatkan hasil bahwa dari 60 responden terdapat mayoritas perawat yang melakukan praktek
manajemen keselamatan pasien kurang sebanyak 32 responden (53,3%), dan perawat melakukan praktek
manajemen keselamatan pasien baik sebanyak 28 responden (46,7%). Hasil analisa bivariate menunjukkan
hasil uji statistic didapat nilai p value (0,037), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan penerapan manajemen keselamatan pasien dalam pemberian obat kewaspadaan tinggi,
karena p < 0,05 sehingga Ho dapat ditolak. Kesimpulan: berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan
menunjukan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan perawat pelaksanan dengan penerapan manajemen
keselamatan pasien karena p < 0,05 sehingga Ho dapat ditolak. Saran: pelayanan kesehatan RS MMA dapat
terus meningkatkan pengetahuan perawat dengan cara mengadakan pelatihan keselamatan pasien dalam
pemberian obat kewaspadaan tinggi secara berkesinambungan. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk
meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menyediakan sarana dan prasarana untuk terciptanya
keselamatan pasien yang berkesinambungan.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Manajemen Keselamatan pasien, Obat Kewaspadaan Tinggi.

ABSTRACT
Introduction: Patient safety based on JCI related with receipt of medicine which is the service that aims to make
the required drugs available whenever needed, in sufficient quantities, guaranteed quality and affordable prices
to support services. This is to meet the needs of hospitals in improving the quality of patient safety. The purpose
of this study was to determine the correlation of the level of nurses' knowledge on management of patient safety
in the provision of high alertness medicine at MMA Hospital Jakarta. Method: The design of this research is
correlative descriptive with cross sectional approach with data analysis using ChiSquare. The sample of this
study was implementing nurses using total sampling with 60 nurses as respondents. Results: The results of the
univariate analysis showed that of the 60 respondents there were a majority of nurses who did less patient safety
management practices by 32 respondents (53.3%), and nurses practiced good patient safety management by 28
respondents (46.7%). The results of the bivariate analysis showed the statistical test results obtained p value
(0.037), so it can be concluded that there is a significant correlation between knowledge and the application of
patient safety management in administering high alert medicine, because p <0.05 so that Ho can be rejected.
Conclusion: based on the results of the analysis that has been done shows that there is a correlation between the
nurses' knowledge of implementation with the application of patient safety management because p <0.05 so that
Ho can be rejected. Suggestion: MMA Hospital health services can continue to improve nurses' knowledge by
holding patient safety training in the provision of continuous high alert medicines. Provide opportunities for
nurses to improve education to a higher level. Providing facilities and infrastructure for the creation of
sustainable patient safety
Keywords: Knowledge Level, Patient Safety Management, High Precaution Medicine

165
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

Pendahuluan termasuk dalam pemberian obat.


Keselamatan pasien berdasarkan JCI
Pengelolaan keselamatan pasien rumah berkaitan dengan pemberian obat
sakit adalah suatu sistem dimana rumah merupakan salah satu bentuk pelayanan
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang bertujuan agar obat yang diperlukan
yang meliputi assessment risiko, dan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam
pengelolaan hal yang berhubungan dengan jumlah yang cukup, mutu terjamin dan
risiko pasien, pelaporan, analisis insiden, harga yang terjangkau untuk mendukung
kemampuan belajar dari insiden, dan pelayanan. yang bermutu serta memenuhi
tindak lanjut dilakukan pelayanan kepada kebutuhan rumah sakit dalam
pasien sehingga pasien merasa lebih aman meningkatkan kualitas keselamatan pasien.
yang meliputi perencanaan, dan tindakan Obat merupakan sediaan atau paduan
implementasi solusi untuk meminimalkan bahan bahan yang siap digunakan untuk
timbulnya risiko dan terjadinya cedera mempengaruhi atau menyelidiki sistem
yang disebabkan kesalahan akibat fisiologi atau keadaan patologi dalam
melakukan tindakan atau tidak melakukan rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
tindakan yang seharusnya demi penyembuhan, pemulihan, peningkatan
keselamatan pasien yang selanjutnya kesehatan dan kontrasepsi (Dep Kes RI,
disebut insiden adalah setiap tindakan 2005)
tidak disengaja dan kondisi yang Tenaga perawat merupakan tenaga
mengakibatkan atau berpotensi cedera profesional yang berperan penting dalam
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri fungsi rumah sakit. Hal tersebut didasarkan
dari kejadian yaitu kejadian nyaris cedera, atas jumlah tenaga perawat sebagai porsi
kejadian tidak cedera dan kejadian cedera terbesar didalam pelayanan rumah sakit.
(Depkes RI, 2006). Dalam menjalankan fungsinya, perawat
Penerapan keselamatan pasien di rumah merupakan staf yang memiliki kontak
sakit sebagai penyedia pelayanan terbanyak dengan pasien. Perawat juga
kesehatan, namun keberhasilannya merupakan bagian dari suatu tim, yang
merupakan tanggung jawab seluruh didalamnya terdapat berbagai profesional
karyawan rumah sakit, baik medis maupun lain seperti dokter. Luasnya peran perawat
non medis.Namun peran perawat boleh memungkinkannya terjadinya risiko
dikatakan menjadi utama keberhasilan kesalahan pelayanan.
keselamatan pasien, dikarenakan jumlah
perawat yang cukup dominan dan Hal-hal tersebut menempatkan peran
keberadaannya selama 24 jam.Dalam perawat sebagai komponen penting dalam
memberikan asuhan keperawatan pelaporan kesalahan pelayanan dalam
kesalahan medik dapat saja terjadi dalam pengembangan program keselamatan
tindakan pasient safety yang dilakukan pasien di rumah sakit. Oleh karena itu
oleh perawat sehari-hari kepada pasien. perlu digali berbagai faktor yang dapat
Sehingga dibutuhkan suatu investasi untuk mempengaruhi perawat dalam melaporkan
mencegah atau mengurangi kesalahan kesalahan pelayanan.
selama proses asuhan keperawatan
(Widajat, 2009, Sumijatun, 2009). Menurut Suhatman Ramli dalam
Program keselamatan pasien tersebut di bukunya Sistem Manajemen K3 bahwa
atas diharapkan dapat mencegah terjadinya manajemen pengendalian resiko termasuk
cedera yang disebabkan oleh kesalahan/ juga pencegahan kesalahan yang dilakukan
error akibat melaksanakan suatu tindakan pekerja yaitu perawat. Kecelakaan yang
atau tidak melakukan tindakan yang ditimbulkan dapat dipengaruhi oleh faktor
seharusnya dilakukan dan meningkatkan dari manusia, sarana, proses, dan prosedur.
pertanggungjawaban rumah sakit terhadap Di RS MMA pelayanan yang mengarah
pelayanan yang diberikan kepada pasien
166
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

kepada keselamatan pasien banyak terapi


berhubungan peran perawat sebagai 7 Kesalahan 50 5,5 38 7,3
pemberi pelayanan. Kemampuan perawat pemesana
dalam memberikan pelayanan yang aman n obat
bagi pasien dipengaruhi oleh kepedulian 8 Kesalahan 31 3,4 23 4,4
rute
pimpinan, pelatihan, komunikasi, pemberia
konsultasi, dan kompetensi. n obat
(Ramli:81:2010). 9 Kesalahan 10 1,1 10 1,9
Peningkatan pengetahuan merupakan pasien
dampak yang diharapkan dari adanya 1 Kesalahan 14 1,5 5 10
0 lain-lain.
pelatihan. Dalam lingkup mutu dan
Total 905 100% 522 100
keselamatan, pelatihan merupakan salah %
satu sarana untuk menambah kebutuhan Sumber: Lesar TS Bricelame, LL,
akan pengetahuan baru dan untuk Delcoure k, Parmalee, JC. Masta Jornic V
meningkatkan kinerja individu dan kinerja and Pohl H (1999). Medication prescribing
system (Henriksen & Dayron, 2006). error in teaching hospital, JAMA, 263:17
Marquis dan Huston (2006) menyatakan
bahwa program pemgembangan staf Kelalaian perawat dalam bekerja seperti
melalui pelatihan dan pendidikan yang telah diuraikan diatas dapat
merupakan program yang efektif untuk diakibatkan kurangnya pengetahuan, sikap
meningkatkan produktifitas perawat. dan perilaku perawat terhadap keselamatan
Dukungan yang adekuat dalam bentuk pasien, sehingga membayahakan perawat
pelatihan professional dan pengembangan dan pasien.Berdasarkan uraian diatas,
pengetahuan merupakan salah satu upaya maka peneliti ingin mengetahui
untuk menciptkan lingkungan kerja yang “Hubungan Pengetahuan Perawat dengan
positif bagi perawat agar asuhan yang Keselamatan Pasien terkait Manajemen
aman dapat diberikan (ICN, 2007) Pemberian Obat Kewaspadaan Tinggi
Lumenta (2008), kejadian yang tidak (High Alert medication) di Rumah Sakit
di inginkan dari pengobatan sebesar 38% Menteng Mitra Afia Jakarta”.
akibat ketidaktepatan dalam pengelolaan
obat-obatan yang sebagian besar Metode Penelitian
diperankan oleh perawat.
Penelitian ini menggunakan pendekat
deskriptif crossectional, desain
Tabel 1. Kesalahan obat yang terdeteksi crossectional dipilih untuk mencari
N Jenis Kesalahan obat yang terdeteksi
o
hubungan antara pengetahuan perawat
Jenis Jumla % Jumlah % (variabel bebas) dengan manajemen
Kesalahan h dan total signifi signi keselamatan pasien dalam pemberian obat
total kesala kan fikan kewaspadaan tinggi (variabel terikat) di RS
kesala han kesala kesal MMA Jakarta. Penelitian ini menggunakan
han han ahan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan
1 Overdosis 260 28,7 203 38,9
2 Kesalahan 202 22,3 0 0 kuantitatif digunakan untuk melihat
informasi pengaruh/kaitan antar variabel dependen
3 Underdosi 161 17,8 133 25,5 dan variabel independen. Analisa data
s digunakan untuk melihat hubungan ke dua
4 Kesalahan 66 7,3 19 3,6 variable dengan ChiSquare.
saat
mengorde
r obat
5 Alergi 61 6,7 61 11,7
6 Duplikat 50 5,5 30 3,7

167
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

Hasil Analisa Univariat


Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat
Tabel 2 : Hasil Tingkat Pengetahuan

No Kategori Frekuensi %
1 Kurang 32 53,3
2 Baik 28 46,7
Total 60 100 %

Berdasarkan tabel 2, yang dilakukan pengetahuan kurang berjumlah 32 responden


penelitian dari 60 perawat hasil tingkat (53,3%) dan perawat yang memiliki
pengetahuan baik dan kurang didapatkan pengetahuan baik berjumlah 28 responden
hasil bahwa dari 60 responden mayoritas (46,7%).
responden perawat yang memiliki

Distribusi Berdasarkan Manajemen Keselamatan pasien dalam


Pemberian obat Kewaspaan Tinggi.

Table 3: Hasil Manajemen Keselamatan Pasien

No Kategori Frekuensi %
1 Kurang 32 53,3
2 Baik 28 46,7
Total 60 100

Berdasarkan hasil table 3, didapatkan hasil perawat melakukan praktek manajemen


bahwa dari 60 responden terdapat mayoritas keselamatan pasien kategori baik sebanyak
perawat yang melakukan praktek 28 responden (46,7%)
manajemen keselamatan pasien kurang
sebanyak 32 responden (53,3%), dan

Hasil Analisa Bivariat


Distribusi Berdasarkan Hubungan antara Tingkat Pengetahuan terhadap Manajemen
Keselamatan Pasien dalam Pemberian obat Kewapadaan Tinggi

168
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

. Tabel 4: Hasil Analisa Tingkat Pengetahuan dengan Manajemen Keselamatan Pasien

N Managemen Total P OR 95% Confiden


o Keselamatan Pasien Chi Interval
Pengetahuan Kurang Baik Square lower Upper
1 Kurang 21 11 32
(65.6%) (39.3%) (53.3%) 0.037
1.030 8.451
2 Baik 11 17 28
0.950
(34.4%) (60.7%) (46.7%)
Total 32 28 60
(53.3%) (46.7%) (100%)

Untuk melihat hubungan antara karakteristik sedangkan 17 (60.7%) responden


dari varibel independen penerapan menerapkan manajemen keselamatan pasien
manajemen keselamatan pasien dalam dalam pemberian obat kewaspadaan tinggi
pemberian obat kewaspadaan tinggi dengan baik dan memiliki pengetahuan yang
digunakan uji Chi Square, yaitu hubungan baik. Dari uji statistic di dapat nilai Odd
antara pengetahuan responden perawat Rasio = 0,095 (95%CI = 1,030 – 8,451)
pelaksana di rumah sakit Menteng Mitra bahwa pengetahuan kurang mempunyai
Afia dengan penerapan manajemen peluang 0,095 kali lebih baik dibandingkan
keselamatan pasien dalam pemberian obat pengetahuan yang baik. Sedangkan 28
kewaspadaan tinggi. Pengetahuan responden (46,7%) responden, 11 (34,4%) responden
berdasarkan hasil uji ChiSquare dengan menerapkan keselamatan pasien dalam
menggunakan table 2x2 maka dilakukan uji pemberian obat kewaspadaan tinggi
korelasi fisher’s dan di dapatkan P value memiliki pengetahuan baik tetapi penerapan
0,037. Hasil ini bahwa mampu manajemen keselamatan pasien kurang dan
membuktikan adanya hubungan antara 17 (60,7%) reponden memiliki pengetahuan
pengetahuan perawat pelaksanan dengan baik serta menerapkan manajemen
penerapan manajemen keselamatan pasien keselamatan pasien baik. Kemudian
karena p < 0,05 sehingga Ho dapat ditolak. pengetahuan kurang memiliki resiko 0,095
Hasil penelitian menjelaskan mayoritas kali kurang baik untuk menerapkan
respoden 21 (65,6%) mempunyai manajemen keselamatan pasien dalam
pengetahuan kurang dan penerapan pemberian obat kewaspadaan tinggi
manajemen keselamatan pasien kurang , dibandingkan dengan pengetahuan kurang.

PEMBAHASAN perawat yang memiliki pengetahuan baik


Analisa Univariat (46,7%).
Distribusi Tingkat Pengetahuan Perawat Pengetahuan yang kurang yang di miliki
Dari hasil penelitian ini dapat responden mungkin disebabkan responden
diketahui bahwa lebih banyak perawat yang belum pernah belum melakukan pelatihan
memiliki pengetahuan kurang (53,3%), keselamatan pasien dalam pemberian obat.
Karena di RS MMA banyak perawat baru
169
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

dan pengalam kerja masih kurang dari 2 Distribusi Berdasarkan Manajemen


tahun. Keselamatan pasien dalam
Dalam hal ini di dukung oleh penelitian Pemberian obat Kewaspaan Tinggi.
yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2014)
dengan judul penelitian tentang hubungan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
karaktristik dan pengetahuan perawat dari 60 responden terdapat mayoritas
dengan sikap mendukung penerapan perawat yang melakukan praktek
program keselamatan pasien di RSUD manajemen keselamatan pasien kurang
Banjarbaru didapatkan hasil bahwa ada sebanyak 32 responden (53,3%), dan
hubungan pelatihan tentang keselamatan perawat melakukan praktek manajemen
pasien dengan sikap mendukung program keselamatan pasien kategori baik sebanyak
keselamatan pasien. Hal ini diartikan bahwa 28 responden (46,7%).
ada pengaruh antara pengetahuan terhadap Menurut peneliti, kondisi perawat di RS
pelatihan perawat. MMA melakukan praktek manajemen
keselamatan pasien dalam pemberian obat
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan kewaspadaan tinggi mayoritas respondenya
sejalan dengan penelitian yang dilakukan kurang baik, di mungkinkan karena hasil
oleh Listianawati (2018) di peroleh hasil pengetahuan responden juga masyoritas
penelitian bahwa dari 58 responden 51 orang kurang baik. Sehingga penelitian ini tidak
(87,9%) yang mempunyai pengetahuan baik sejalan dengan penelitian Iswati (2011) yang
tentang keselamatan pasien (patient safety), meneliti tentang penerapan sasaran
dengan kategori 50 orang (86,2%) keselamatan pasien di rumah sakit
mempunyai sikap baik terhadap pemberian menemukan bahwa 95,7% dalam kategori
obat di ruang rawat inap kelas III RSUD dr. baik terkait dengan keselamatan pemberian
Loekmono Hadi Kudus. obat dan cairan. Kendala penerapan
Pengetahuan merupakan faktor penting keselamatan pasien dalam pemberian obat di
dalam seseorang mengambil keputusan RSJD Provinsi Jawa Tengah.
namun tidak selamanya pengetahuan Menurut peneliti, penerapan manajemen
seseorang bisa menghindarkan dirinya dari keselamatan pasien pada respon rendah
hasil yang tidak diinginkan, misalnya diakibatkan pelatihan keselamatan pasien
perawat yang tingkat pengetahuannya baik yang belum terprogram untuk perawat.
tidak selamanya melaksanakan keselamatan Pelatihan Manajemen Penatalaksanaan Obat
pasien dengan baik karena segala tindakan (MPO). Berkaitan dengan kemampuan SDM
yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi dalam pelaksanaan keselamatan pasien maka
kesalahan (Bawelle, 2013). dilakukan pelatihan-pelatihan. Walaupun
Pengetahuan yang kurang baik serta sikap dalam pelaksanaannya pelatihan tidak dapat
yang baik bisa dikarenakan karena dilaksanakan sekaligus terhadap semua
responden masih ada yang belum mengikuti tenaga keperawatan, namun pelaksanaannya
pelatihan keselamatan pasien (patient safety) bertahap dari sebagian terlebih dahulu.
yang dimana perkembangan ilmu Tenaga perawat yang telah mendapatkan
pelatihan keselamatan pasien wajib untuk
pengetahuannya pun juga ikut kurang, selain
mensosialisasikan hasil pelatihannya
itu pengetahuan perawat hanya diperoleh tersebut kepada rekan kerja yang ada di
dari institusi pendidikan dan pengalaman ruangan yang sama. Intinya bahwa semua
pribadi selama bekerja. (Listianawati, 2018) tenaga keperawatan dalam pelaksanaan
keselamatan pasien telah tersosialisasi

170
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

tentang tindakan keselamatan pasien. SDM dengan baik dan memiliki pengetahuan yang
terlatih dalam bidang keselamatan pasien baik. Dari uji statistic di dapat nilai Odd
menjadi kunci dasar pelaksanaan Rasio = 0,095 (95%CI = 1,030 – 8,451)
keselamatan pasien. Kondisi ini bahwa pengetahuan kurang mempunyai
mengakibatkan kinerja tim dalam program peluang 0,095 kali lebih baik dibandingkan
keselamatan pasien lebih optimal. pengetahuan yang baik. Sedangkan 28
Keberadaaan tim menjadi pelengkap dengan (46,7%) responden, 11 (34,4%) responden
pelaksanaan program secara menyeluruh menerapkan keselamatan pasien dalam
sebagaimana ditetapkan dalam kerangka pemberian obat kewaspadaan tinggi
acuan tim. Program keselamatan pasien di memiliki pengetahuan baik tetapi penerapan
rumah sakit tentunya memerlukan SDM manajemen keselamatan pasien kurang dan
dengan kompetensi yang baik. 17 (60,7%) reponden memiliki pengetahuan
baik serta menerapkan manajemen
keselamatan pasien baik. Kemudian
pengetahuan kurang memiliki resiko 0,095
Analisa Bivariat kali kurang baik untuk menerapkan
manajemen keselamatan pasien dalam
Distribusi Hubungan Tingkat
pemberian obat kewaspadaan tinggi
Pengetahuan Perawat terhadap
dibandingkan dengan pengetahuan kurang.
manajemen Keselamatan Pasien dalam
Penelitian ini juga dapat
Pemberian obat kewaspadaan Tinggi.
membuktikan teori Notoatmojo bahwa
Berdasarkan hasil penelitian Untuk pengetahuan atau kognitif merupakan
melihat hubungan antara karakteristik dari domain yang sangat penting untuk
varibel independen penerapan manajemen terbentuknya tindakan atau praktek
keselamatan pasien dalam pemberian obat seseorang. Maka semakin baik pengetahuan
kewaspadaan tinggi digunakan uji Chi seseorang maka makin baik pula orang itu
Square, yaitu hubungan antara pengetahuan bertindak atau praktek.
responden perawat pelaksana di rumah sakit Penelitian ini dapat membuktikan teori
Menteng Mitra Afia dengan penerapan dari Gibson bahwa variabel psikologis yaitu
manajemen keselamatan pasien dalam persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
pemberian obat kewaspadaan tinggi. motivasi memiliki pengaruh terhadap
Pengetahuan responden berdasarkan hasil uji praktek seseorang.
ChiSquare dengan menggunakan table 2x2 Menurut David Krech (1962) tingkat
maka dilakukan uji korelasi fisher’s dan di pengetahuan pekerja diperoleh dari
dapatkan P value 0,037. Hasil ini bahwa pendidikan formal, lama kerja, pelatihan,
mampu membuktikan adanya hubungan pengamatan serta bacaan. Pekerja yang
antara pengetahuan perawat pelaksanan memiliki sikap baik salah satunya
dengan penerapan manajemen keselamatan dipengaruhi oleh pengetahuan karena
pasien karena p < 0,05 sehingga Ho dapat menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan
ditolak. Hasil penelitian menjelaskan merupakan salah satu bentuk operasional
mayoritas respoden 21 (65,6%) mempunyai dari perilaku manusia dengan sendirinya
pengetahuan kurang dan penerapan selain faktor lainnya maka faktor
manajemen keselamatan pasien kurang, pengetahuan mempengaruhi sikap pekerja
sedangkan 17 (60,7%) responden (Notoatmodjo, 2010)
menerapkan manajemen keselamatan pasien Penelitian ini dapat membuktikan teori
dalam pemberian obat kewaspadaan tinggi Precede dari Green bahwa perilaku atau

171
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

praktek dipengaruhi oleh faktor predisposisi - RS MMA mengembangkan pelayanan


yang terdiri dari pengetahuan, pengalaman, kesehatan dengan mengacu kepada
sikap, keyakinan, persepsi, nilai dan sosio program keselamatan pasien.
kultural. Jadi teori ini adalah benar bahwa
praktek dipengaruhi oleh pengetahuan.
Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka Daftar Pustaka
semakin baik pula dalam praktek. Demikian
pula dengan perawat, semakin tinggi Ambar. 2011. Praktikum SPSS. STIKES
pengetahuan tentang keperawatan akan Binawan, Jakarta.
semakin baik dalam praktek keperawatan.
Anton, Yohanes. 2011. Olah Data dengan
Simpulan Dan Saran SPSS, Yogyakarta, Skripta.
Azwar, Azrul. 2011. Kuliah Metodologi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai“ Penelitian, Jakarta, STIKES
Hubungan Pengetahuan Perawat dengan BINAWAN.
Manajemen Keselamatan Pasien dalam Ba Bawelle, (2013). Jurnal Hubungan
Manajemen Pemberian Obat Kewaspadaan Pengetahuan dan Sikap Perawat
Tinggi (High Alert medication) di Rumah dengan Pelaksanaan Keselamatan
Sakit Menteng Mitra Afia Jakarta” adalah Pasien (Patient Safety) di Ruang
adanya hubungan antara pengetahuan Rawat Inap RSUD Liun Kandage
perawat dengan penerapan manajemen Tahuna. Program Studi Ilmu
keselamatan pasien dalam pemberian obat Keperawatan Fakultas Kedokteran
kewaspapadaan tinggi karena p < 0,05 Universitas Sam Ratulangi, ejournal
sehingga Ho dapat ditolak. keperawatan (e-Kp), Manado.
Carey and Lioyd. 1977. Quality With
Saran Confidence in Health Care. New
York.
Dengan diketahuinya bahwa tingkat
Cooper, 2001. unsafe act dan unsafe
pengetahuan sangat berpengaruh terhadap
condition
penerapan manajemen keselamatan pasien
Departemen Kesehatan R.I (2006). Panduan
maka perlu dilakukan perbaikan yang
Nasional Keselamatan Pasien
menuju pada peningkatan pengetahuan dan
Rumah Sakit. Jakarta: Bhakti
perbaikan penerapan manajemen
Husada
keselamatan pasien yaitu pihak rumah sakit
Departemen Kesehatan R.I (2006). Upaya
dapat mengembangkan cara agar tingkat
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah
pengetahuan perawat semakin baik, dengan
Sakit (Konsep dasar dan Prinsip),
melakukan :
Direktorat Jendral Pelayanan Medik
- RS MMA dapat terus meningkatkan
Direktorat Rumah Sakit Khusus dan
pengetahuan perawat dengan cara
Swasta)
mengadakan pelatihan secara
Ellis and Nowlis. 1985. Nursing a Human
berkesinambungan.
Needs Approach. Houghton, Mifflin
- Memberikan kesempatan kepada
Company, Boston.
perawat untuk meningkatkan pendidikan
Gartinah, T. 1994. Pembangunan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Sumberdaya Manusia dalam Bidang
- Menyediakan sarana dan prasarana
Keperawatan, Cermin Dunia
untuk terciptanya keselamatan pasien
Kedokteran
yang berkesinambungan.

172
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

Gibson, L, et al. 1985. Organisasi, Perilaku, Owen, Karlton. 1962. Hospital


Struktur, Proses. Editor: Agus Administration. Saunders Company,
Dharma, Binarupa Aksara, Jakarta. Philadelphia and London.
Gilies, DA. 1994. Nursing Management, A Potter, P.A and Perry, A.G (1997).
System Approach, W.B. Saundeers Fundamental of Nursing Consept;
Company, Philadelphia. Process and Practice, St. Louis: Mosby
Green, L. 1980. Health Education Planning, Jilid 2.
Myfield Publishing Co, Johnhopkins Priyatno, Duwi. 2008. Belajar Olah Data
Univ. Boston. dengan SPSS, Yogyakarta, ANDI.
Ilyas, Yaslis. 1999. Kinerja, Teori, Sabri Luknis & Hastono, S.P. 1999. Modul
Penilaian dan Penelitian, Badan Biostatistik dan Statistik
Penerbit FKM UI, Depok. Kesehatan.FKM UI, Depok.
John Klarke, 2006. How System for Sugiyono, 2001. Metode Penelitian
Reporting Medical Errors Can and Administrasi. Alfabeta, Bandung.
Cannot Improve Patient Safety. The Sutanto & Luknis, 2010. Statistik
American Surgeon. Kesehatan. Rajawali Pers, Jakarta.
Kementerian Kesehatan R.I., 2011. Ramli, Soehatman. 2009. Sistem Manajemen
Peraturan Menteri Kesehatan RI no Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1691 tentang Keselamatan Pasien, Dian Rakyat, Jakarta.
Jakarta, Indonesia. Taylor, R, C, Lillis, C & Lemone, P. 1989.
Ken, Munawaroh, 2009. Penerapan Kode Fundamental of Nursing, J.B.
Etik Keperawatan di RS Bhakti Wira Lippincott Company, Philadelphia.
Tamtama, Semarang. Terry, G.R. and Rue. R.W. 1982. Principles
Kozier, B. Er.b, G, & Blais, K, (1997) of Management=Dasar-Dasar
Professional Nursing Practice Concept Manajemen. Jakarta, Bina Aksara.
and Prespective. Addison Wesley WHO, (2011). WHO Patient safety
Logman Inc. California. curricullum guide:multi professional
Peraturan Mentri Kesehatan Republik edition.
Indonesia Nomor 1691/ MENKES Listianawati, R (2018). Hubungan
/PER/VIII/2011 Tentang keselamatan Pengetahuan Perawat Tentang
pasien di rumah sakit. Jakarta. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Dengan Sikap Perawat Terhadap
Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap
EGC, Jakarta. Kelas III RSUD dr. Lokmono Hadi
Notoatmodjo, S. 1993. Metodologi Kudus . Diakses pada tanggal 02
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Agustus 2019 from
Jakarta. https://prosiding.stikescendekiautamak
Notoatmodjo, S.2010. Perilaku Kesehatan. udus.ac.id/index.php/pros/article/view/
Rineka Cipta, Jakarta. 303/83
Nasution, S. & Thomas, M. 1999. Buku
Penuntun Membuat Tesis, Skripsi,
Disertasi, Makalah. Bumi Aksara,
Jakarta
Nursalam, 2009. Advanced Nursing
Practice. Unair, Surabaya.

173
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1

Anda mungkin juga menyukai