Anda di halaman 1dari 6

MENGOPTIMALKAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

Angel Ester Simanjuntak / 181101142

angelester85@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit sudah
merupakan sebuah gerakan universal. Berbagai negara maju telah menggeser paradigma ”quality”
kearah paradigma baru “qualitysafety”. Tujuan: untuk membangun budaya keselamatan pasien dan
juga mengoptimalkan keselamatan pasien.Metode: analisis data sekunder Hasil: Berdasarkan jurnal
yang di kaji yang berjudul PENGARUH MOTIVASI PERAWAT DAN GAYA
KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG TERHADAP PENERAPAN BUDAYA
KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT PELAKSANA PADA RUMAH SAKIT
PEMERINTAH DI SEMARANG, menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yaitu sejumlah 57 responden (53%) mempunyai motivasi rendah. Pembahasan:
Banyaknya responden yang mempunyai motivasi rendah dapat dijelaskan dari sedikitnya perawat
yang kebutuhan mencapai prestasinya tinggi Penutup:. dimensi yang termasuk dalam kategori
budaya baik adalah kerjasama dalam unit, dukungan manajemen dalam keselamatan pasien, serta
pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan.

Kata Kunci : budaya, pelayanan kesehatan, keselamatan pasien


LATAR BELAKANG pengalaman masa lalu, mampu

Upaya peningkatan mutu mengidentifikasi dan mengurangi insiden

pelayanan dan keselamatan pasien di di masa mendatang karena belajar dari

rumah sakit sudah merupakan sebuah peristiwa yang telah terjadi.

gerakan universal. Berbagai negara maju Budaya keselamatan pasien


telah menggeser paradigma ”quality” membantu organisasi mengembangkan
kearah paradigma baru “qualitysafety”. Ini clinical governance, organisasi dapat lebih
berarti bukan hanya mutu pelayanan yang menyadari kesalahan yang telah terjadi,
harus ditingkatkan tetapi yang lebih menganalisis dan mencegah bahaya atau
penting lagi adalah menjaga keselamatan kesalahan yang akan terjadi, mengurangi
pasien secara konsisten dan terus menerus. komplikasi pasien, kesalahan berulang
Penerapan budaya keselamatan pasien oleh serta sumber daya yang diperlukan untuk
perawat yang mencerminkan perilaku mengatasi keluhan dan tuntutan.
kinerja dipengaruhi motivasi dan
kepemimpinan, salah satunya Keselamatan pasien dan mutu

kepemimpinan kepala ruang. pelayanan kesehatan yang tinggi adalah


tujuan akhir yang selalu diharapkan oleh
Budaya keselamatan pasien terdiri rumah sakit, manajer, tim penyedia
dari beberapa elemen. Elemen pada pelayanan kesehatan, pihak jaminan
budaya keselamatan pasien antara lain kesehatan, serta pasien, keluarga dan
budaya terbuka (open), adil (just), masyarakat. Namun demikian, prinsip
pelaporan (reporting), pembelajaran “First, do no harm” tidak cukup kuat untuk
(learning) dan penginformasian mencegah berkembangnya masalah
(informed).6 Bersikap terbuka dan adil keselamatan pasien.
berarti berbagi informasi secara terbuka
dan bebas, serta perlakuan adil bagi staf Penerapan budaya keselamatan

ketika insiden terjadi.7 Budaya pelaporan pasien oleh perawat mencerminkan

adalah perawat mempunyai kepercayaan perilaku kinerja perawat dan dipengaruhi

dalam sistem pelaporan insiden. Budaya oleh motivasi perawat, dengan motivasi

pembelajaran adalah berkomitmen untuk yang baik diharapkan perawat dapat

pembelajaran keselamatan, menerapkan budaya keselamatan pasien

mengkomunikasikannya dengan yang lain yang baik.

serta selalu mengingatnya. Budaya


penginformasian berarti belajar dari
TUJUAN kinerja untuk promosi, kerja sama dan

Kajian ini bertujuan untuk peningkatan penghasilan.


membangun budaya keselamatan pasien
PEMBAHASAN
dan juga mengoptimalkan keselamatan
pasien. Banyaknya responden yang
METODE mempunyai motivasi rendah dapat
dijelaskan dari sedikitnya perawat yang
Metode yang digunakan dalam
kebutuhan mencapai prestasinya tinggi.
kajian menggunakan analisis data sekunder
Hal ini ditunjukkan dari hasil distribusi
yang dimana kajian bersumber dari jurnal
pada pasien. Kebutuhan untuk mencapai
dan buku.
prestasi merupakan kunci dalam motivasi
HASIL dan kepuasan kerja karena akan
Berdasarkan jurnal yang di kaji mendorong untuk mengembangkan
yang berjudul PENGARUH MOTIVASI kreativitas dan mengarahkan kemampuan
PERAWAT DAN GAYA demi mencapai prestasi kerja optimal.21
KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG Prestasi kerja tersebut juga termasuk
TERHADAP PENERAPAN BUDAYA dalam mencapai penerapan budaya
KESELAMATAN PASIEN OLEH keselamatan pasien yang baik. Hasil
PERAWAT PELAKSANA PADA penelitian ini menunjukkan bahwa
RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI sebagian besar reponden yaitu sejumlah 57
SEMARANG, menyatakan hasil responden (54,3%) mempunyai persepsi
penelitian menunjukkan bahwa sebagian bahwa gaya kepemimpinan kepala ruang
besar responden yaitu sejumlah 57 efektif.
responden (53%) mempunyai motivasi
Keselamatan pasien dan mutu
rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan yang tinggi adalah
motivasi perawat antara lain keinginan
tujuan akhir yang selalu diharapkan oleh
adanya peningkatan, rasa percaya bahwa
rumah sakit, manajer, tim penyedia
gaji yang dimiliki sudah mencukupi,
pelayanan kesehatan, pihak jaminan
memiliki kemampuan pengetahuan,
kesehatan, serta pasien, keluarga dan
keterampilan dan nilai-nilai yang
masyarakat.
diperlukan. Faktor lainnya yaitu adanya
umpan balik, adanya kesempatan untuk Secara keseluruhan dimensi yang
mencoba pendekatan baru dalam termasuk dalam kategori budaya baik
melakukan pekerjaan, adanya instrumen adalah kerjasama dalam unit, dukungan
manajemen dalam keselamatan pasien, Dhinamita Nivalinda, dkk., (2013).
serta pembelajaran organisasi dan PENGARUH MOTIVASI PERAWAT
perbaikan berkelanjutan. Sementara DAN GAYA KEPEMIMPINAN
dimensi staffing dan respons non punitive KEPALA RUANG TERHADAP
terhadap insiden termasuk dalam kategori PENERAPAN BUDAYA
budaya kurang. Beberapa dimensi yang KESELAMATAN PASIEN OLEH
lainnya termasuk dalam kategori budaya PERAWAT PELAKSANA PADA
sedang. RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI
SEMARANG. Jurnal Managemen
Budaya keselamatan pasien terdiri
Keperawatan . Volume 1, No. 2,138-145
dari beberapa elemen. Elemen pada
budaya keselamatan pasien antara lain Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety
budaya terbuka (open), adil (just), dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan:
pelaporan (reporting), pembelajaran Implikasi Kebijakan di Salah Satu Rumah
(learning) dan penginformasian Sakit di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan
(informed).6 Bersikap terbuka dan adil Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 2.
berarti berbagi informasi secara terbuka
dan bebas, serta perlakuan adil bagi staf
ketika insiden terjadi.

PENUTUP

Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa


dimensi yang termasuk dalam kategori
budaya baik adalah kerjasama dalam unit,
dukungan manajemen dalam keselamatan
pasien, serta pembelajaran organisasi dan
perbaikan berkelanjutan.

REFERENSI

Adnani, H. (2018). Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Cahyono, J. (2008). Membangun budaya


keselamatan pasien dalam praktik
kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Hanevi, U. &. ( 2012). KESELAMATAN PASIEN DAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN:. JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANVOLUME 15 No. 04 ,
159 - 160.

Herawati, Y. T. (2015). Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X
Kabupaten Jember. Jurnal Ikatan Kesehatan Masyarakat. 11(1), 54-58.

Ismainar, H. (2019). KeselamatanPasien di RumahSakit. Yogyakarta: Deepublish

Murhayati, T. (2008).Analisis pengaruh faktorfaktor intrinsik motivasi perawat terhadap


pelaksanaan asuhan keperawatan di RS Pemerintah di Semarang. Tesis. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Simamora , R.H. (2019). Buku Ajar : Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Ponorogo, Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora , R. H. (2019). Documentation of Patient Identification into the Electronic System


to Improve the Quality of Nursing Services . INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC
& TECHNOLOGY RESEARCH , 1884-1886.

Simamora , R. H. (2019). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan


Media Audiovisual terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap . Jurnal Keperawatan
Silampari Vol 3 No 1, 342-351.

Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

Suyanto. ( 2009).Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Yogyakarta: Mitra


cendekia press

Tutiany, Lindawati, Krisanti Paula. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien. Jakarta

Utami, Lucia, dkk. (2016). Hubungan Antara Sikap dan Perilaku Kolaborasi dan Praktek
Kolaborasi Interprofesional di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 1(1)

Anda mungkin juga menyukai