Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN IMPLEMENTASI BUDAYA

KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Sahada1, Efroliza, S.Kep., Ns., M.Kep2, Apriyani, S.Kep., Ns.,M.Kep3

Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang


Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu KeperawatanTahun 2022
Email : sahada1718@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang : Supervisi proses pemberian bimbingan, pengarahan, dorongan, melakukan
observasi, dan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang berhubungan dengan keselamatan
pasien. Keselamatan pasien merupakan bagian yang terpenting dari layanan kesehatan yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi nilai resiko, mendata dan pengelolaan resiko pasien,
dan penyelidikan kejadian. Budaya keselamatan pasien merupakan landasan utama dalam menuju
keselamatan pasien hal yang penting dan utama dalam keselamatan pasien.Tujuan penelitian :
untuk mengetahui hubungan supervisi dengan iplementasi budaya keselamatan pasien dirumah
sakit Muhammadiyah Palembang. Metode penelitian : penelitian ini adalah kualitatif dengan
mengguankan desain penelitian deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan
sampel total sampling sebanyak 48 responden. Waktu pelitian dilaksanakan senin 28 Februari – 4
Maret diRumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Instrumen yang digunakan yaitu dengan
kuesioner supervisi dan budaya keselamatan pasien yang telah dilakukan uji validitas dan
rehabilitas dilakukan berdasarkan skala (Candra Kusuma, 2016 dan Arini, T. 2018). Hasil
penelitian : Berdasarkan hasil penelitian analisis univariat karakteristik berdasarkan kategori
umur dewasa akhir sebanyak 30 responden (62,5). Jenis kelamin didominasi perempuan yaitu
sebanyak 46 responden (95,8%). Responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 38 responden
(79,2%), Supervisi keperawatan sedang sebanyak 41 responden (85,4%). Budaya keselamatan
pasien sedang yaitu sebanyak 30 reponden (62,5%). Analisis Bivariat Hubungan sepervisi
dengan implementasi budaya keselamatan pasien pada kategori baik yaitu sebanyak 8
responden (18,8%), menggunakan uji chi square pada supervisi dan budaya keselamatan
pasien. Hasil uji chi Square diperoleh p velue = 0,004. Simpulan : Menunjukan bahwa ada
hubungan signifikan antara supervisi dengan budaya keselamatan pasien.

Kata Kunci : Supervisi Implementasi Keselamatan


Daftar Pustaka : 53 (2010-2021)
THE RELATIONSHIP OF SUPERVISION WITH THE IMPLEMENTATION OF
PATIENT SAFETY CULTURE IN HOSPITAL
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Sahada1, Efroliza, S.Kep., Ns., M.Kep2, Apriyani, S.Kep., Ns., M.Kep3


Muhammadiyah Palembang Institute of Health Sciences and Technology
Faculty of Health Sciences, Nursing Science Study Program, 2022
Email : sahada1718@gmail.com

Abstract
Background: Supervision of the process of providing guidance, direction, encouragement,
observing, and evaluating nursing actions related to patient safety. Patient safety is the most
important part of health services that make patient care safer, including risk assessment,
recording and managing patient risks, and incident investigation. Patient safety culture is the
main foundation towards patient safety, which is important and the main thing in patient
safety. The purpose of the study: to determine the relationship between supervision and the
implementation of patient safety culture at Muhammadiyah Palembang Hospital. Research
method: this research is qualitative by using descriptive research design with cross sectional
approach. Sampling total sampling as many as 48 respondents. The time of the research was
carried out Monday, February 28 - March 4 at Muhammadiyah Hospital Palembang. The
instrument used is a supervision questionnaire and patient safety culture which has been
tested for validity and rehabilitation is carried out based on a scale (Candra Kusuma, 2016
and Arini, T. 2018). Research results: Based on the results of the univariate analysis of
characteristics based on the category of late adult age as many as 30 respondents (62.5).
Gender is dominated by women as many as 46 respondents (95.8%). Respondents with D3
education were 38 respondents (79.2%), moderate nursing supervision were 41 respondents
(85.4%). The patient safety culture is moderate, as many as 30 respondents (62.5%).
Bivariate Analysis The relationship between supervision and the implementation of patient
safety culture was in the good category, as many as 8 respondents (18.8%), using the chi
square test on supervision and patient safety culture. The results of the chi Square test
obtained p velue = 0.004. Conclusion : It shows that there is a significant relationship
between supervision and patient safety culture.

Keywords : Supervision of Safety Implementation


Bibliography : 53 (2010-2021)
1. Pendahuluan (Abidin & Aceh, 2016). Keselamatan pasien

Perawat merupakan tenaga kesehatan merupakan bagian yang terpenting dari

yang mempunyai peran sangat penting dalam layanan kesehatan yang membuat asuhan

proses pemberian asuhan keperawatan yang pasien lebih aman, meliputi nilai resiko,

selalu memantau keselamatan pasien dan mendata dan pengelolaan resiko pasien, dan

pencegahan cedera selama perawatan pada penyelidikan kejadian. Belajar dari kejadian

perawatan jangka pendek maupun jangka tindakan selanjutnya, implementasi solusi

panjang. Perawat berusaha mempertahankan untuk mewaspadai timbulnya resiko dan

dan meningkatkan kesehatan pasien serta mencegah terjadinya cedera yang disebabkan

memberikan informasi pelayanan kesehatan dari kesalahan akibat tidak mengambil

yang jelas dan mudah dipahami oleh pasien tindakan yang seharusnya diambil. Insiden

dan keluarga pasien selama menjalani keselamatan pasien adalah setiap kejadian

perawatan dirumah sakit. Sikap positif dalam yang tidak disengaja dan keadaan yang

melakukan pencegahan cedera dapat melakukan suatu tindakan atau

meningkatkan keselamatan pasien. The Joint mengakibatkan cedera yang dapat dicegah

Comission Internasional (JCI) sebagai pada pasien (Nugraheni et al., 2021).

Lembaga Akreditasi Internasional maupun Budaya keselamatan pasien merupakan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) landasan utama dalam menuju keselamatan

menyatakan bahwa keselamatan pasien pasien hal yang penting dan utama dalam

sebagai salah satu pokok standar yang harus keselamatan pasien. Membangun budaya

dipenuhi rumah sakit untuk dapat keselamatan pasien merupakan salah satu

memberikan pelayanan kepada pasien cara untuk mewujudkan keselamatan pasien


secara keseluruhan. Fokus pada budaya
(Fatonah & Yustiawan, 2020).
keselamatan pasien akan lebih berhasil
Peran perawat sangat besar dalam
apabila hanya fokus pada program
keberhasilan pelayanan keselamatan pasien,
keselamatan saja seperti nilai, sikap, kapasitas
perawat harus dapat memberikan perhatian
dan pola prilaku individu dan kelompok yang
penuh, mencari informasi kesehatan pasien
menentukan kewajiban Keselamatan pasien
untuk mendukung perencanaan suatu
secara garis besar dipengaruhi oleh empat
tindakan.Cara penyampaian informasi dan
demensi yaitu terdiri atas keterbukaan, adil,
edukasi oleh perawat sangat bermanfaat bagi
informatif dalam melaporkan kejadian yang
kesehatan pasien. Dalam menjalankan peran
terjadi (reporting) dan belajar dari kesalahan
perawat harus memiliki komitmen
yang ada (learning). Bersikap keterbukaan
memberikan tindakan sesuai dengan prosedur
dan adil bearti berbagi informasi secara
dan ilmu yang dimilikinya. Komitmen
terbuka dan bebas, dan perlakuan adil bagi
perawat secara signifikan dan positif
perawat ketika sebuah kejadian terjadi.
berhubungan dengan keselamatan pasien
Budaya keselamatan dapat mendeteksi
kesalahan yang akan terjadi atau yang belum Supervisi yang baik pada staf dirumah
terjadi sehinga dapat meningkatkan sakit menunjukan adanya hubungan kerja
kesadaran pencegahan dan pelaporan. yang baik antara kepala ruangan (supervisor)
Penerapan budaya keselamatan pasien dapat dengan perawat dan tim lainnya. Supervisi
ditingkatkan melalui kegiatan supervisi dapat menciptakan rasa saling menghargai
(Surahmat et al.,2019). dan meningkatkan hubungan yang baik
Penerapan budaya keselamatan sangat antara kepala ruangan dengan tim lainnya.
penting untuk pelayanan kesehatan dirumah Peran supervisi kepala ruangan untuk
sakit jika ada kesalahan yang terjadi budaya mewujudkan keselamatan pasien. Jika
keselamatan pasien agar bisa meningkatkan penerapan budaya keselamatan pasien telah
kesadaran dalam mencegah dan melaporkan dilakukan dengan baik dan efektif maka mutu
jika terjadi kesalahan. Inti dari budaya pelayanan keperawatan melalui aspek
keselamatan pasien adalah keyakinan keselamatan pasien akan semakin meningkat
karyawan tentang pentingnya keselamatan dan berkualitas, supervisi dilakukan dalam
yang menunjukan sikap, norma-norma yang bentuk mengevaluasi, memberikan
berlaku dan nilai-nilai yang menjadi asumsi bimbingan atau arahan, serta dukungan
dasar tentang bagaimana cara bertindak yang perawat pelaksana, maka hasil penerapan
baik dan benar. Budaya keselamatan budaya keselamatan pasien akan optimal
bermanfaat agar menyadari kesalahan dan sehingga KTD (insiden yang mengakibatkan
menjadikan pembelajaran terhadap kesalahan cedera pada pasien) dan KNC (terjadinya
agar dapat membangun organisasi kebijakan insiden yang belum sampai terpapar ke
keselamatan pasien (Ikhlas & Pratama, pasien) dapat dicegah (Permenkes 2017).
2021). Penelitian Ghobashi et al. Kuwait
Supervisi adalah proses pemberian menunjukan bahwa supervisi budaya
bimbingan, pengarahan, dorongan, keselamatan dari 276 responden yang
melakukan observasi, dan evaluasi terhadap mengakibatkan yang terjadinya kesalahan
tindakan keperawatan yang berhubungan karena laporan sebanyak 24% dan kurangnya
dengan keselamatan pasien. Supervisi komunikasi keterbukaan didapatkan
merupakan bagian sebuah fungsi manajemen sebanyak 41%. Penelitian yang dilakukan
yang berperan untuk mempertahankan dan dirumah sakit America Serikat menyatakan
memerhatikan agar segala kegiatan dapat bahwa sektor budaya keselamatan pasien
dilaksanakan dengan benar dan lancar. Peran lebih positif memiliki yang lebih rendah
supervisi sangat penting dalam membangun dalam komplikasi. Mengidentifikasi adaya
budaya keselamatan sehingga diharapkan angka rendah pada komunikasi terbuka
kemajuan supervisi dapat ditingkatkan (62%), frekuensi kejadian (60%), kerja sama
dengan melalui pelatihan dan menerapkan lintas unit (57%), ketenagaan (55%), operan
aktivitas (Pratiwi, 2019). (44%) (Nopita Wati et al., 2019).
2. Pelaksanaan Lansia Awal 5 9,8%
A. Lokasi dan waktu peneliatian Total 48 100%
Hasil penelitian diketahui menunjukan
Tempat penelitian telah dilakukan di ruang
bahwa karakteristik responden berdasarkan
Ibnu Rusyid, ruang Rasyid Thalib dan
umur sebagian besar responden memiliki
ruang Ahmad Dahlan di Rumah Sakit
umur kategori umur dewasa akhir sebanyak
Muhammadiya Palembang pada Senin, 28
30 responden (62,7), tahap dewasa akhir
februari – 4 Maret 2022.
dimulai dari 36 – 45 tahun. Merupakan
B. Sampel selama penelitian ini adalah
perkembangan puncak dari kondisi fisik
perawat yang jumpai dilokasi penelitian
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan
selama masa waktu yang ditentukan.
dan keterampilan yang dimilikinya (Depkes,
Teknik penelitian sampel yang digunakan
2009). Individu pada masa dewasa awal
adalah total sampling. Pengambilan
sangat mampu untuk menerima atau
sampel dilakukan dengan membagi
mempelajari hal baru. Individu dewasa awal
populasi menurut tingkatan yang akan
diidentifikasikan sebagai masa puncak
diteliti dan merupakan sub populasi yang
kesehatan, kekuatan, energy dan daya tahan
bersifat heterogen.
serta fungsi sensorik dan motorik.
3. Metode Penelitian
Usia yang semangkin tinggi diharapkan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
memiliki prilaku penerapan budaya
mengunakan desain penelitian deskriptif yaitu
keselamatan pasien yang semangkin tinggi
rancangan yang meneliti hubungan antar
pula karena telah memiliki pengetahuan yang
variable. Dalam penelitian ini menjelaskan
banyak, dan pemahan yang tinggi akan
hubungan antara dua variabel bebas dengan
variabel terikat dengan menggunakan metode pentingnya menjga mutu pelayanan

pendekatan cross sectional, yaitu pendekatan kesehatan (Aprilia, 2011).

secara struktural menetapkan waktu Dari hasil penelitian, teori dan penelitian

pengukuran atau observasi dan pengumpulan sebelumnya,penelti berasumsi bahwa jika

adata. Variabel dalam penelitian ini adalah semakin meningkatnya umur semakin tinggi

hubungan supervisi dengan implementasi tingkat pengatahuan dan pengalaman


budaya keselamatan (Nurmalia 2016). seseorang maka dapat mempengaruhi kinerja
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang dilakukan.
A. Karakteristik Responden Berdasarkan B. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Umur
Tabel 2. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Umur
Umur Responden Persentas Jenis kelamin Responde Fersentas
e n e
Remaja awal 1 2,0% Laki-laki 2 4,2%
Dewasa awal 12 25,5% Perempun 46 95,8%
Dewasa Akhir 30 62,7% Total 48 100%
Hasil penelitian menunjukan bahwa didominasi berjenis kelamin perempuan
sebagian besar responden berjenis kelamin karena keperawatan lebih identik atau lebih
perempuan yaitu sebanyak 46 responden
dikenal dengan mother insting yang secara
(95,8%) dan sebagian kecil responden
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 2 fisiologis maupun psikis lebih pada kepekaan
responden (4,2%). terhadap pasien.
Kinerja perawat terhadap kualitas
C. Karakteristik Responden Berdasarkan
pelayanan dirumah sakit Riyadh Saudi Arabia
Pendidikan
yang menyatakan bahwa jenis kelamin
Tabel 3. Karakteristik Responden
berkorelasi positif terhadap kinerja Ahmadi
Berdasarkan Pendidikan.
(2009). Supervisi merupakan salah satu fungsi
Pendidikan Responden Fersentse
yang penting dilakukan untuk meningkatkan D3 38 79,2%
kinerja perawat (Mulyaningsih, 2013). Ners 6 12,5%
S1 4 8,3%
Penelitian ini diperkuat oleh Agustina Total 48 100%
Pujilestari, Alimin Maidin, Rini Anggraeni Hasil penelitian menunjukan bahwa
(2014) mengenai budaya keselamatan pasien responden berpendidikan D3 sebanyak 38
di instalasi rawat inap RSUP Dr. Wahidin responden (79,2%), berpendidikan Ners
Sudirohusodo kota Makassar, menyatakan sebanyak 6 responden (12,5%), dan sebagian
bahwa mayoritas responden berjenis kelamin kecil responden yang berpendidikan S1
perempuan sebanyak 80%, dalam sebanyak 4 responden (8,3%).
kenyataannya dalam pelayanan asuhan Pendidikan adalah langkah awal untuk
keperawatan tidak memandang jenis kelamin melihat kemampuan seseorang (Notoatmodjo,
antara laki-laki atau perempuan. Menurut hasil 2012). Pengetahuan perawat tentang
dan teori yang di dapat saat melakukan keselamatan pasien memberikan konstribusi
penelitian perempuan lebih minat pada dunia positif dan signifikan dalam mempengaruhi
keperawatan dibandingkan dengan laki-laki pelaksanaan program keselamatan pasien.
dikarenakan perempuan lebih sabar dan telaten Pengetahuan perawat dapat meliputi
dalam melakukan beberapa hal misalnya pengalaman pribadi, informasi dari lingkungan
dalam pelayanan keperawatan. dan presepsi terhadap objek yang dimiliki
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan hasil perawat (Murdyastuti,2010). Pengetahuan
penelitian sebelumnya peneliti berpendapat seseorang selain dipengaruhi pendidikan, juga
bahwa tidak ada perbedaan yang besar antara ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya
perawat laki – laki dengan perawat perempuan pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
dalam meningkatkan kinerja dan kualitas kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi
pelayanan. Hanya saja perempuan lebih (Mubarak dalam Bhayangkari, 2013).
bersifat emosional sehingga dan seorang Penelitian ini diperkuat oleh Maria Vonny
perempuan merupakan pendengar yang baik H. Rumampuk, Budu, Werna Nontji mengenai
dan suportif terhadap yang lain. Perawat Peran Kepala Ruangan Melakukan Supervisi
Perawat Dengan Penerapan Patient Safety Di Hasil penelitan menunjukan bahwa
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, menyatakan sebagian besar responden terhadap
bahwa responden pendidikan D3 sebanyak Frekuensi supervisi keperawatan pada
54,8%. Banyaknya responden yang kategori sedang yaitu sebanyak 41
berpendidikan D3 perawat bisa saja memiliki responden (85,4%), responden yang
pengetahuan yang sama bahkan lebih baik memiliki kategori baik yaitu sebanyak 4
dengan responden yang berpendidikan tinggi, responden (8,3%) dan sebagian kecil
dikarenakan biasanya responden yang responden memilki kategori kurang
berpendidikan D3 perawat mempunyai sebanyak 3 responden (6,3%).
pengalaman dan informasi dalam pelayanan Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
asuhan keperawatan. Pelaksanaan supervisi pada kategori tidak baik
Dari pernyataan diatas menunjukan bahwa menggambarkan bahwa pelaksanaan
pada umumnya responden belum melanjukan pengawasan terhadap implementasi standar
studi mereka setelah lulus dari D3 dan keselamatan pasien belum maksimal. Salah
langsung berkerja pada rumah sakit untuk satunya adalah menjamin keselamatan pasien.
mengabdikan diri. Pengetahuan perawat Hasil penelitian ini didukung dengan hasil
tentang keselamatan pasien memberikan yang penelitian yang telah dilakukan oleh
positif dan signifikan dalam mempengaruhi (Nurmalia, n.d.) bahwa kelompok yang tidak
pelaksanaan program keselamatan pasien. mendapatkan pengawasan atau supervisi akan
Pengetahuan perawat dapat meliputi beresiko mengalami penurunan dalam
pengalaman pribadi, informasi dari lingkungan penerapan budaya keselamatan pasien (Irawan
dan persepsi terhadap objek yang dimiliki AG, 2017). Kepala ruangan merupakan
perawat (Murdyastuti,2010). seorang tenaga perawat profesioanal yang
Berdasarkan konsep teori dan hasil bertanggung jawab dan berwenang dalam
penelitian sebelumnya, peneliti dapat mengelola kegiatan pelayanan keperawatan
meyimpulkan bahwa semakin tinggi ilmu disuatu ruangan serta dalam menjalankan
pendidikan seseorang maka semakin luas tugasnya, pada standar yang telah ditetapkan
pengetahuan dan sudut pandang yang dimiliki. dalam pelaksanaan supevisi keperawatan
D. Supervisi di Rumah Sakit Muhammadiyah (Waraow, 2009).
Palembang Hasil penelitian ini didukung oleh
Tabel 4 Supervisi di Rumah Sakit penelitian Saraswati (2014) yang
Muhammadiyah Palembang. menunjukkan bahwa Supervisi keperawatan
yang dilakukan oleh supervisor keperawatan
Supervisi Responden Persentase
Baik 4 8,3% merupakan salah satu faktor yang berperan
Sedang 41 85,4% dalam meningkatkan pelaksanaan budaya
Kurang 3 6,3%
Total 48 100% safety oleh perawat pelaksana. Hasil
penelitian lain oleh Anwar Kintoko (2016)
menunjukkan ada hubungan bermakna Berdasarkan hasil penelitian,
antara fungsi manajemen kepala ruang pada pelaksanaan budaya safety oleh perawat
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan pelaksana di ruang rawat inap RSUD
staf, dan pengendalian dengan penerapan Sanjiwani Gianyar sebagian besar responden
patient safety culture. Penelitian yang berada pada kategori baik (55,3%). Budaya
dilakukan oleh Beginta (2012) juga safety harus diterapkan oleh semua staf dalam
menyebutkan bahwa adanya pengaruh, baik rumah sakit khususnya perawat, yang
secara langsung maupun tidak langsung merupakan tenaga kesehatan paling sering
antara budaya keselamatan pasien, gaya kontak dengan pasien dan paling mengetahui
kepemimpinan dan kerja tim terhadap kondisi terkini pasien. Budaya safety tersebut
persepsi pelaporan kesalahan pelayanan akan meningkatkan kesadaran untuk
oleh perawat. mencegah error dan melaporkan jika ada
Berdasarkan hasil penelitian dan teori kesalahan (Baker, 2007). Mencegah terjadinya
diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi insiden keselamatan pasien dapat mengurangi
merupakan aktivitas yang harus sering dil masa rawat, mengurangi risiko cidera,
akukan untuk mencapai implementasi kematian, perilaku saling menyalahkan,
sasaran keselamatan pasien yang lebih baik konflik antara petugas dan pasien, tuntutan dan
dan optimal sehingga keselamatan pasien proses hukum, blow up media massa yang
akan menjadi prioritas utama pada setiap dapat menurunkan citra dari sebuah rumah
aktivitas dan penerapannya menjadi budaya sakit dan dapat mengindikasikan bahwa mutu
yang harus dilakukan oleh seluruh perawat pelayanan di rumah sakit masih kurang baik
tanpa terkecuali. (AHRQ, 2013). Pelaksanaan dimensi budaya
E. Implementasi Budaya Keselamatan Pasien di keterbukaan sebagian besar responden berada
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dalam kategori baik (72,3%). Penelitian
Tabel 5. Implementsi Budaya (Rahmawati, 2011) menunjukan bahwa kerja
Keselamatan pasien di Rumah Sakit sama tim berpengaruh positif dan signifikan
Muhammadiyah Palembang terhadap budaya safety. Selalu bekerjasama
BKP Responden Persentase dan mengingatkan satu sama lain menjadi
Baik 9 18,8% jalan yang harus diwujudkan agar upaya
Sedang 30 62,5%
Rendah 9 18,8% meraih cita-cita rumah sakit dapat terealisasi.
Total 48 100% Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian (Nurmalia, 2012) bahwa
mayoritas responden terhadap pelaksanaan kepercayaan dan kepribadian merupakan
budaya keselamatan pasien dirumah sakit pedoman bagi seseorang dalam bersikap
pada kategori sedang yaitu sebanyak 30 terbuka, karena adanya sikap terbuka maka
reponden (62,5%). perawat dapat belajar dari kesalahan yang
telah diperbuat. Namun selama ini perawat
pelaksana tidak sepenuhnya terbuka dalam Tabel 6. Hubungan Supervisi dengan
membicarakan masalah seputar keselamatan Implementasi Budaya Keselamatan
pasien diakibatkan ada perasaan takut dan Pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah
tidak mendapat umpan balik dari atasan atas Palembang.
upaya yang telah dilakukan perawat terkait Budaya Keselamatan Pasien P
mengurangi insiden keselamatan pasien. Supervisi Kurang Sedang Baik value

Keterbukaan berarti adanya komunikasi dua n (%) n (%) n (%)

arah yang aktif antar perawat pelaksana, Kurang 3(100) 0(00,0) 0(00,0)

atasan, bahkan pasien. Fokus dari keterbukaan Sedang 6(13,3) 30(66,7) 9(20,0) 0,004

adalah pembelajaran dan bukan untuk mencari Total 8(18,8) 30(62,5) 8(18,8)

kesalahan (NPSA, 2004). Hasil penelitian Menunjukan Bahwa


Budaya keselamatan pasien merupakan hubungan sepervisi dengan implementasi
suatu hal yang penting karena budaya budaya keselamatan pasien pada kategori baik
keselamatan pasien adalah suatu cara untuk yaitu sebanyak 8 responden ( 18,8%),
membangun program keselamatan pasien hubungan sepervisi dengan implementasi
secara keseluruhan, karena jika kita lebih budaya keselamatan pasien pada kategori
fokus pada budaya keselamatan pasien maka sedang yaitu sebanyak 30 responden (62,5%)
akan lebih menghasilkan keselamatan yang dan hubungan sepervisi dengan implementasi
lebih apabila dibandingkan hanya berfokus budaya keselamatan pasien pada kategori
pada program keselamatan pasien saja kurang yaitu sebanyak 8 responden (18,8%).
(Setiowati, 2010). Hasil uji statistik diproleh P value = 0,004
Berdasarkan hasil peneletian, dan teori dengan nilai P value = 0.005 maka ada
penelitian sebelumnya peneliti berasumsi hubungan yang singnifikan terhadap
dengan pelaksanaan keselamatan pasien, hubungan sepervisi dengan implementasi
karena tingkat pengetahuan yang baik akan budaya keselamatan pasien.maka ada
mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat hubungan yang singnifikan tehadap
dalam melakukan semua tindakan hubungan sepervisi dengan implementasi
keperawatan dari pengkajian sampai budaya keselamatan pasien. Besarnya faktor
evaluasi, jika pengetahuan perawat kurang prediktor terhadap kriterium dapat dilihat dari
maka akan mempengaruhi pelayanan nilai sig semakin kecil nilai sig maka semakin
terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap. besar pengaruhnya terhadap faktor prediktor
Semakin rendah pengetahuan maka semakin (Mirza, 2015). Hasil penelitian ini
tinggi kecenderungan terjadinya insiden menunjukan bahwa variabel supervisi yang
keselamatan pasien. memiliki nilai sig lebih kecil yaitu 0,005 dari p
F. Hubungan Supervisi dengan Implementasi velue 0,05 maka pengaruhnya besar tehadap
Budaya Keselamatan Pasien di Rumah implementasi budaya keselamatan pasien.
Sakit Muhammadiyah Palembang.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Berdasarkan hasil peneletian, teori dan
menurut Ghobashi et al. Kuwait menunjukan penelitian sebelumnya peneliti berasumsi ada
bahwa supervisi budaya keselamatan dari 276 hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan
responden yang mengakibatkan yang keselamatan pasien, karena tingkat
terjadinya kesalahan karena laporan sebanyak pengetahuan yang baik akan mempengaruhi
24% dan kurangnya komunikasi keterbukaan tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan
didapatkan sebanyak 41%. Penelitian yang di semua tindakan keperawatan dari pengkajian
lakukan dirumah sakit America Serikat sampai evaluasi, jika pengetahuan perawat
menyatakan bahwa sektor budaya keselamatan kurang maka akan mempengaruhi pelayanan
pasien lebih positif memiliki yang lebih terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap.
rendah dalam komplikasi. Mengidentifikasi Semakin rendah pengetahuan maka semakin
adaya angka rendah pada komunikasi terbuka tinggi kecenderungan terjadinya insiden
(62%), frekuensi kejadian (60%), kerja sama keselamatan pasien.
lintas unit (57%), ketenagaan (55%), operan 5. Kesimpulan
(44%) (Nopita Wati et al., 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Pengetahuan merupakan informasi yang Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
dapat berpengaruh terhadap seseorang atau maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
sesuatu, dimana pengetahuan itu menjadi 1. Kararteristik responden perempuan
dasar dalam bertindak atau pengetahuan itu sebanyak 46 responden dengan
membuat seorang individu atau institusi yang didominasi oleh umur dewasa akhir
memiliki kecakapan dalam melakukan (36-45) tahun sebanyak 30 responden
tindakan yang benar dan tepat seperti dan rata-rata responden memiliki
pelaksanaan supervisi keperawatan yang tepat pendidikan D3/ sederajat.
(pribadi, 2009). Dari hasil tersebut sangat 2. Supervisi keperawatan memiliki kategori
mendukung bahwa faktor pengetahuan sedang yaitu 41 responden (85,4%),
perawat sangat mempengaruhi supervisi kategori baik sebanyak 4 responden
keperawatan menjadi penting untuk diketahui (8,3%), kategori kurang sebanyak 3
sehinggga perlu adanya supervisi baik untuk responden (6,3%).
mengarahkan dan membimbing perawat untuk 3. Pelaksanaan budaya keselamatan pasien
meningkatkan pengetahuan. Perlunya di rumah sakit sebagian besar responden
pendampingan supervisor agar perawat memiliki kategori sedang sebanyak 30
menjadi lebih tahu, memahami dan mampu reponden (62,5%).
mempraktikan untuk kemudian menganalisa 4. Ada hubungan sepervisi dengan
apakah adanya kendala dalam pelaksanaan implementasi budaya keselamatan pasien
supervisi keperawatan yang benar dan tepat dirumah sakit Muhammadiyah
(Notoatmojo, 2012). Palembang. Dengan nilai P value = 0,004
7. Saran mendalam mengali informasi yang
Melihat hasil dari kesimpulan diatas, didapat.
ada beberapa saran yang perlu diperhatikan b. Peneliti selanjutnya diharapkan
dan perlu ditindak lanjuti, sebagai berikut: dapat melakukan penelitian
dengan mengukur supervisi dan
1. Untuk Rumah Sakit Muhammadiyah
budaya keselamatan pasien pada
Palembang perawat pelaksana dirumah sakit.
a. Bagi kepela ruang keperawatan agar 8. Daftar Pustaka

dapat mengoptimalkan lagi Abidin, Z., & Aceh, B. (2016). Penerapan


Patient Safety Culture Di Rumah Sakit
pelaksanaan supervisi dan juga budaya Umum. 26–34.
keselamatan pasien.
Alih bahasa Widyawati, dkk. Jakrta: EGC.
b. Bagi perawat dapat memaksimalkan
pelaksanaan supervisi dan budaya Bakri, M. H. (2017). Manajemen
keperawatan (konsep dan aplikasi
keselamatan pasien diunit ruangan dalam praktik keperawatan
masing-masing melalui peningkatan profesional). Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.Hubungan Tingkat
kerjasama dalam unit, meningkatkan Pengetahuan Perawat tentang
kerja sama antar unit, membanguun Identifikasi dalam Patient Safety
dengan Pelaksanaannya di Ruang
komunikasi yang terbuka serta efektif Rawat Inap RSUD SK. Lerik Kupang.
dan melakukan kinerjanya sesuai Jurnal Ilmiah Keperawatan Stikes
Hang Tuah Surabaya Vol.14 No.2
dengan standar prosedur.
2. Untuk Ikest Muhammadiyah Palembang Chandra Kusuma (2016) Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Diharapkan institusi pendidikan Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di
dapat memfasilitasi materi Ruang Rawat Inap Kelas 3 RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
menggunakan media ( koesioner, pena,
buku, dll) sebagai sarana penunjang Elita, V. (2011). Persepsi Perawat Tentang
Perilaku Kekerasan yang dilakukan
mahasiswa saat melaksanakan Pasien di Ruang Rawat Inap Jiwa
penyuluhan/penelitian dalam mata Rumah Sakit Jiwa Tampan Riau.
Jurnal
kuliah manajemen keperawatan untuk Ners Indonesia Vol 1 No 2 Maret 2011
diadakan di IKesT Muhammadiyah dalam
http://download.portalgaruda
Palembang. .org/article.php?
3. Bagi peneliti selanjutnya article=32279&val=2290. Diakses
pada tanggal 10 Agustus 2016.
a. Peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian terkait Fatonah, S., & Yustiawan, T. (2020).
Supervisi Kepala Ruangan dalam
hubungan supervisi dengan Menigkatkan Budaya Keselamatan
implementasi budaya keselamatan Pasien. Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(1), 151–161.
pasien dengan menggunakan https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1408
metode kuantitaif agar mndapatkan
hasil yang lebih lengkap, dan lebih
Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). Faktor Rumah Sakit XX. Poltekes
yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Kementerian Kesehatan Palembang,
dalam Penerapan Proses Keperawatan 5(1), 1–14.
di RSUD Toto Kabupaten Bone https://ejournal.stikesmp.ac.id/
Bolango. Journal of Chemical index.php/maskermedika/article/
Information and Modeling, 53[21.50, view/164
16/1/2022] Hamba Allah: Marquis,
B.L & Huston C.J. (2013). Kementerian Kesehatan Republik
Kepemimpinan dan manajemen Indonesia. (2017). Peraturan Menteri
keperawatan. Kesehatan RI No. 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien. Berita
Hasmi, Y., & Thabrany, H. (2019). Faktor- Negara Republik Indonesia, 308, 1–
faktor yang Berhubungan dengan 48. http://www.albayan.ae
Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Karya Bhakto Pratiwi Bogor Kementerian Kesehatan Republik
Tahun 2015. Administrasi Rumah Indonesia. (2017). Peraturan Menteri
Sakit, 4(2), 98–109. Kesehatan RI No. 11 Tahun 2017
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.745 tentang Keselamatan Pasien. Berita
4/arsi.v4i2.2563 Negara Republik Indonesia, 308, 1–
48. http://www.albayan.ae
Hasmi, Y., & Thabrany, H. (2019). Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan Marianna, S. (2018). Hubungan Tingkat
Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Pengetahuan Perawat Terhadap
Sakit Manajemen Keselamatan Pasien
dalam Pemberian Obat Kewaspadaan
Herlina, L. (2019). Hubungan Motivasi Tinggi di Rumah Sakit Menteng Mitra
dengan Kepatuhan Perawat dalam Afia, Jakarta. Jurnal Online
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Keperawatan Indonesia, 2(1).
Sebagai Bagian dari Keselamatan
Pasien di Ruang Rawat Inap. Jurnal N., Hariyati, R. T. S., & Anisah, S. (2018).
Kesehatan, 10(1). Penerapan Fungsi Manajemen Kepala
Ruangan dalam Pengendalian Mutu
Hernawati, H., Zulfendri, Z., & Saidah Keperawatan. Jurnal Persatuan
Nasution, S. (2021). Pengaruh Sikap Perawat Nasional Indonesia (JPPNI),
terhadap Kepatuhan Perawat pada 2(3),160.
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien https://doi.org/10.32419/jppni.v2i3.93
di RS Mitra Sejati. Jurnal Health Sains,
2(5), 604–620. Najihah, 2018. Budaya Keselamatan Pasien
https://doi.org/10.46799/jhs.v2i5.160 Dan Insiden Keselamatan Pasien Di
Ikhlas, M., & Pratama, K. (2021). Rumah Sakit: Literature Review.
PENERAPAN BUDAYA Journal of Islamic Nursing Vol 3
KESELAMATAN PASIEN SEBAGAI Nomor 1.
UPAYA PENCEGAHAN ADVERSE
EVENT : LITERATURE REVIEW Institut Nopita Wati, N. M., Prihatiningsih, D., &
Ilmu Kesehatan dan Teknologi Nanik Haryani, N. P. (2019).
Muhammadiyah Palembang , Sumatera Hubungan Supervisi Keperawatan
selatan , Indonesia. 1(November), 169– Dengan Pelaksanaan Budaya Safety.
182. Adi Husada Nursing Journal, 4(2), 56.
https://doi.org/10.37036/ahnj.v4i2.126
Ilmu, J. (2021). BHAMADA. 12(1), 60–65.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Irawan, A. G., Yulia, S., & Muliyadi, M. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
(2017). Hubungan Supervisi dengan Cipta
Penerapan Budaya Keselamatan
Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Rachmawati, A R; Wigati, P A; dan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Sriatmi, A. 2017. Analisis Pelaksanaan
Cipta Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Agung Semarang. Jurnal Kesehatan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Masyarakat. Volume 5 Nomor 1
Cipta Januari 2017. Halaman 1-8 Hubungan
Tingkat Pengetahuan Perawat tentang
Nugraheni, S. W., Yuliani, N., & Veliana, A. Identifikasi dalam Patient Safety
D. (2021). Studi Literatur : Budaya dengan Pelaksanaannya di Ruang
Keselamatan Pasien dan Insiden Rawat Inap RSUD SK. Lerik Kupang.
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit 1. Jurnal Ilmiah Keperawatan Stikes
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Hang Tuah Surabaya Vol.14 No.2
Nasional (SIKesNas), 2018, 290–295. October 2019.
Rachmawati, Emma.2011, Model
Nurul Al Rahmi, Reza Aril Ahri, & Ella Pengukuran Budaya Keselamatan
Andayanti. (2021). Hubungan Pasien di RS
Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Muhammadiyah-‘Aisyiyah.Tesis.Fakul
Perawat dengan Penerapan Patient tas Ilmu Kesehatan-Universitas
Safety di RSUD Labuang Baji. Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka:
Window of Public Health Journal, Jakarta.
2(1), 863–871.
Rowe, A ., & Haywood, J.(2007).
Nurmalia (2012). Pengaruh Program Providing effective supervision. Skills
Mentoring Keperawatan terhadap for care & CWDC. England.
PenerapanBudaya Keselamatan Pasien
di Ruang Rawat Inap RS Islam Sultan Sarwono S. Slamet dan Soeroso Amiluhur.
AgungSemarang. lib.ui.ac.id diakses 2001. Determinasi Demografi terhadap
tanggal 02 Juni 2016 Perilaku Karitatif Keorganisasian.
JSB. Vol. 1, No. 6: 26-37.
Nurmalia (2015). Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Setiowati, Dwi.2010, Hubungan
Edisi 5. Salemba Medika; Jakarta. Kepemimpinan Efektif Head Nurse
dengan Penerapan Budaya
Nursalam. (2013). Manajemen Keselamatan Pasien oleh Perawat
Keperawatan. Aplikasi dalam praktik Pelaksana di RSUPN Dr. Cipto
keperawatan professional, edisi 3, Mangunkusomo.Tesis.Fakultas Ilmu
Jakarta : Salemba Medika. Keperawatan-UI:Depok

Pratiwi, I. (2019). Peran Supervisi Menuju Sorra J, Gray L, Streagle S, Famolaro T,


Budaya Keselamatan Pasien. INA- Yount N & Behm J 2016, AHRQ
Rxiv. hospital survey on patient safety culture
https://doi.org/https://doi.org/10.31227 2016 user comparative database report,
/osf.io/z2e4h AHRQ Publication,diakses 25 Oktober
2017 dari
Pratiwi, A. dan Utami, Y.W. (2010). http://www.ahrq.gov/professionals/qualit
Pembinaan Dan Pendampingan y
Pimpinan Keperawatan Dalam patientsafety/patientsafetyculture/hospital
Melaksanakan Peran dan Fungsi /index.html
Manajemen Pada Kepala Ruang Di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta. Sudarta, I. W., Rosyidi, M. I., & Susilo, E.
WARTA, Vol. 13 No. 1, Maret (2019). Manajemen Keperawatan
2010:37-47. ISSN 1410-9344. Teori & Aplikasi Praktik
Keperawatan. Yogyakarta.
Sudaryanto. (2008). Model-model article=81491&val=999 diakses pada
Supervisi Keperawatan Klinik. Jurnal tanggal 25 april 2016.
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1
No. 4 pages 193-196. Wijaya, I. W. M., & Nursari, M. (n.d.).
DESCRIPTION OF PATIENT
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian SAFETY CULTURE IN. 2–14.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
BandungAlfabeta.
Yasmi, Y., & Thabrany, H. (2018).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Faktor-Faktor yang Berhubungan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. dengan Budaya Keselamatan
Bandung : ALFABETA. Pasien di Rumah Sakit Karya
Bhakti Pratiwi Bogor Tahun 2015.
Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N. Jurnal Administasi Rumah Sakit,
(2019). Hubungan Supervisi dengan 4(2), 26–37.
Implementasi Sasaran Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit Yasmi, Y., & Thabrany, H. (2018). Faktor-
Muhammadiyah Palembang. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Proceeding Seminar Nasional Budaya Keselamatan Pasien Di
Keperawatan, 4(1), 173–178. Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi
http://conference.unsri.ac.id/index.php Bogor Tahun 2015. Jurnal ARSI
/SNK/article/view/1210 (Administrasi Rumah Sakit Indonesia).

Swansburg, R. C., 2010. Pengantar Yennike Tri Herawati : Budaya


kepemimpinan dan manajemen Keselamatan Pasien di Ruang Rawat
keperawatan untuk perawat klinis. Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1
Edisi terjemahan. Jakarta : Penerbit, Maret 2015
EGC.

Ultaria, T D; Arso, S P; dan Sriatmi, A.


2017. Gambaran Budaya Keselamatan
Pasien di RumahSakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Volume 5
Nomor 1 Januari 2017. Halaman 118-
125arya Bhakto Pratiwi Bogor Tahun
2015. Administrasi Rumah Sakit, 4(2),
98–109.
https://doi.org/http://dx.doi.org/
10.745/arsi.v4i2.2563

Wullingga Elita Debora; 152110101200;


2019; 89 halaman; Bagian Peminatan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember.

Waroum H (2013). Hubungan Supervisi


Kepala Ruangan dengan Kepuasan
Perawat Pelaksana di RSUD Liunken
Dage Tahuna. Jurnal e-Ners Vol 1 No
1 Maret 2013 Hal 21-26 dalam
http://download. portalgaruda.
org/article. php?

Anda mungkin juga menyukai