Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PERAWAT

DALAM PENERAPAN K3
Anggita Salsha Safira Siregar / anggitasalsasafirasiregar@gmail.com

Latar belakang Menurut Depkes, 2006 keselamatan pasien


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah rumah sakit adalah suatu system dimana
suatu keadaan dalam pekerjaan yang sehat rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
dan aman baik itu bagi pekerjanya, aman. Dan salah satu tujuan pentingnya
perusahaan/rumah sakit maupun bagi pasien/ adalah mencegah dan mengurangi terjadinya
masyrakat dan lingkungan sekitar tempat insiden keselamatan pasien. Perilaku
kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan perawat yang tidak menjaga keselamatan
kerja juga merupakan suatu tindakan untuk akan berkontribusi terhadap insiden
mencegah setiap kegiatan atau kondisi tidak keselamatan pasien. Perawat yang tidak
selamat, yang dapat mengakibatkan memilki kesadaran terhadap situasi yang
kecelakaan. Kecelakaan kerja menjadi salah cepat memburuk, gagal mengenali apa yang
satu masalah urgen di lingkungan rumah terjadi dan mengabaikan informasi klinis
sakit. Hasil penelitian di beberapa Negara penting yang terjadi pada pasien dapat
membuktikan bahwa rumah sakit adalah mengancam keselamatan pasien
salah satu tempat kerja yang berbahaya dan (Reid,2012). Teori Bloom dalam buku
perawat adalah salah satu petugas kesehatan Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa
yang berisiko untuk mengalami gangguan perilaku dapat diukur dalam 3 domain yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja akibat dari pengetahuan (knowledge) yang artinya
pekerjaannya. Hal ini diakibatkan karena kognitif, sikap (attitude) yang artinya afektif
rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan dan tindakan (practice)
kesehatan yang memberikan pelayanan pada
semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab Metode
itu rumah sakit dituntut untuk dapat Metode yang digunakan adalah literature
menyediakan dan menerapkan suatu upaya review atau studi pustaka. Literature review
agar semua sumber daya manusia yang ada yang dilakukan pengkajian serta
di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari menganalisis jurnal, text book, dan ebook
penyakit maupun kecelakaan akibat kerja yang relevan dan berfokus pada proses
(Ivana, Widjasena & Jayanti, 2014). keperawatan sebagai system pelayanan
Keberhasilan program Kesehatan dan kesehatan. Adapun sumber yang digunakan
Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit tidak yaitu diterbitkan pada 10 tahun terakhir.
lepas dari sikap kepatuhan personal baik dari
pihak perawat maupun pihak manajemen Hasil
atas dalam melaksanaan peraturan dan Patient Safety (keselamatan pasien) adalah
kebijakan peraturan K3 untuk mendukung suatu prosedur atau proses dalam suatu
pencapaian zero accident di rumah sakit. rumah sakit yang memberikan pelayanan
pasien yang lebih aman (JCI, 2011).
Dimana dipengaruhi oleh perilaku dan dalam pencegahan, pengendalian, dan
penerapan dari perawat pelaksanaan yang peningkatan keselamatan pasien. (Choo dkk,
mengutamakan kepentingan keselamatan 2011). Motivasi merupakan energi yang
pasien. Perilaku perawat dengan mendorong seseorang untuk menjalankan
kemampuan perawat sangat berperan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah
penting dalam pelaksanaan keselamatan ditetapkan. Perawat dalam memberikan
pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa, lalai, pelayanan keperawatan menunjukkan
kurangnya perhatian, kurangnya motivasi, kinerja yang berbeda-beda dikarenakan
kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan motivasi. Hal ini juga termasuk dalam
yang tidak memperdulikan dan menjaga penerapan budaya keselamatan pasien.
keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya Motivasi menunjukkan sejauh mana seorang
kesalahan dan akan mengakibatkan cedera individu ingin ataupun bersedia berusaha
pada pasien, berupa Near Miss (Kejadian untuk mencapai kinerja yang baik di
Nyaris Cedera/KNC) atau Adverse Event pekerjaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD) hasil penelitian sebelumnya yang
selanjutnya pengurangan kesalahan dapat menyatakan bahwa perawat dengan motivasi
dicapai dengan memodifikasi perilaku. tinggi maka sikap perawat dalam
Perawat harus melibatkan kognitif, afektif mendukung penerapan program patient
dan tindakan yang mengutamakan safety akan semakin tinggi pula. Faktor-
keselamatan pasien. Selain itu, faktor yang mempengaruhi motivasi perawat
Notoadmodjo (2010) menambahkan bahwa antara lain keinginan adanya peningkatan,
ada berbagai cara yang dapat dilakukan rasa percaya bahwa gaji yang dimiliki sudah
untuk meningkatkan persepsi, pengetahuan mencukupi, memiliki kemampuan
dan sikap perawat dalam menjaga kesehatan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dan keselamatan selama bekerja, diantaranya yang diperlukan. Semakin tinggi
dengan memberikan promosi kesehatan dan motivasinya maka semakin baik penerapan
pelatihan tentang K3 sehingga hal ini budaya keselamatan pasiennya. Penerapan
diharapkan mampu merubah perilaku budaya keselamatan pasien oleh perawat
perawat menjadi lebih baik. mencerminkan perilaku kinerja perawat dan
dipengaruhi oleh motivasi perawat, dengan
Pembahasan motivasi yang baik diharapkan perawat
1. Motivasi dan Persepsi dapat menerapkan budaya keselamatan
Factor motivasi dan persepsi dapat pasien yang baik.
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang 2. Sikap
sesuai dengan SOP. Perawat dengan Selain persepsi, sikap juga mempengaruhi
persepsi baik memiliki kemungkinan lebih perilaku perawat ditinjau dari segi faktor
besar untuk patuh dibandingkan dengan internal (Notoadmodjo, 2010). Seorang
perawat dengan persepsi kurang. perawat dalam melaksanakan manajemen
Persepsi perawat untuk menjaga K3 harus memiliki sikap yang sesuai dengan
keselamatan pasien sangat berperan penting nilai-nilai kesehatan dimana seluruh nilai
positif yang ada dalam dirinya menjadi
pendorong perilaku sehat dan menjadi upaya mampu menerapkan standar keselamatan
dalam meningkatkan kesehatan dan pasien dengan baik.
keselamatan selama bekerja. Oleh karena itu Pengalaman perawat dapat dilihat dari
direkomendasikan kepada perawat dan berbagai aspek. Salah satunya adalah masa
semua petugas di rumah sakit untuk bersikap kerja. Semakin lama masa kerja perawat
positif terhadap prosedur pelaksanaan maka pengalaman yang dimiliki juga
keselamatan dan kesehatan kerja dalam semakin meningkat sehingga perilakunya
bentuk mendukung/ menyetujui segala dalam menjaga keselamatan dirinya juga
program K3 khususnya untuk pencegahan menjadi lebih baik. Selain itu pengalaman
kecelakaan kerja maka diusahakan adanya juga dapat diperoleh dari berbagai sosialisasi
sikap yang pro aktif dalam penerapan maupun pelatihan tentang K3 yang
keselamatan dan kesehatan kerja. Semakin dilakukan oleh pihak rumah sakit.
pro aktif maka akan semakin bersikap positif
Penutup
tentang pelaksanaan K3 sehingga akan
Dalam melaksanakan setiap Program
mengurangi kejadian kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut,
para pekerja rumah sakit mempunyai resiko
3. Budaya organisasi
untuk terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Budaya organisasi juga berpengaruh
Hal ini dapat disebabkan karena perilaku
terhadap perilaku perawat dalam
perawat yang kurang teliti, alat kerja, bahan,
melaksanakan keselamatan, dimana budaya
proses maupun lingkungan kerja.
organisasi yang baik akan mendorong
Pencegahan kecelakaan kerja dapat
perawat untuk bekerja sesuai dengan
dilakukan dengan (1) pengamatan resiko
prosedur yang telah ditetentukan
bahaya di tempat kerja, (2) pelaksanaan SOP
(Notoadmodjo, 2010). Dalam sebuah
secara benar di tempat kerja, (3)
penelitian, adanya hubungan yang signifikan
pengendalian faktor bahaya di tempat kerja,
antara budaya organisasi dengan perilaku
(4) peningkatan pengetahuan tenaga kerja
perawat dalam menjaga keselamatan.
terhadap keselamatan kerja dan (5)
Budaya organisasi yang baik mempunyai
pemasangan peringatan bahaya kecelakaan
peluang 2,652 kali lebih besar untuk
di tempat kerja.
mempunyai perilaku yang lebih baik dalam
Pencegahan kecelakaan di tempat kerja tidak
meningkatkan keselamatan selama bekerja.
lepas dari pengaruh perilaku dan penerapan
oleh perawat, dalam pelaksanaannya yang
4. Pengetahuan dan Pengalaman
mengutamakan kepentingan keselamatan
Menurut notoatmodjo (2007) pengetahuan
pasien. Perilaku dan kemampuan perawat
merupakan modal utama didapatkannya
sangat berperan penting dalam pelaksanaan
keterampilan dan sikap yang baik, dengan
keselamatan pasien. Beberapa factor yang
pengetahuan yang baik individu akan
mempengaruhi perilaku perawat dalam
termotivasi meningkatkan perilaku
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
kesehatan, dengan demikian dapat
(K3) di pengaruhi oleh motivasi, persepsi,
disimpulkan pengetahuan perawat tentang
sikap, budaya organisasi, pengetahuan dan
standar keselamatan pasien sebagian besar
pengalaman.
adalah baik, sehingga perawat diharapkan
Daftar Pustaka di Semarang. Jurnal Managemen
Angelita L., Julia R., Michael K. (2016). Keperawatan. 1 (2). 138-145
Hubungan Perilaku dengan Kemampuan
Perawat dalam Melaksanakan Ramdan, I M., Abd. Rahman.(2017).
Keselamatan Pasien ( Patient Safety) di Analisis Risiko Kesehatan dan
Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat Keselamatan Kerja (K3) pada Perawat.
RSUP Prof.DR. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Padjadjaran. 5 (3).
Jurnal Keperawatan. 4 (2). 1-8 229-241

Sandewa S., Ardian A. (2014). Hubungan


Dwiari, K E., Partha M. (2019). Factor yang
Perilaku dengan Risiko Kecelakaan
Berhubungan dengan Pelaksanaan
Kerja pada Perawat di Ruang Rawat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Inap RSUD Labuang Baji Makassar.
Rumah Sakit Kota Denpasar. Journal
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 5
Archive of Community Health. 6 (2). 17-
(4). 500-506
29

Simamora, R. H. (2011). ROLE CONFLICT


Kumayas P E., Paul A.T. Kawatu., Finny W.
OF NURSE RELATIONSHIP WITH
(2019). Hubungan Pengetahuan dan
PERFORMANCE IN THE
Sikap dengan Penerapan Kesehatan dan
EMERGENCY UNIT OF HOSPITALS
Keselamatan Kerja (K3) pada Perawat di
RSD DR. SOEBANDI JEMBER. The
Rumah Sakit Bhayangkara TK III
Malaysian Journal of Nursing, 3(2), 23-
Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
32.
8 (7). 366-371

Setiyajati A. (2014). Pengaruh Pengetahuan


Mantiri E Z., Odi R P., Sylvia M. (2020).
dan Sikap Perawat terhadap Penerapan
Faktor Psikologi dan Perilaku dengan
Standar Keselamatan Pasien di Instalasi
Penerapan Manajemen Keselamatan dan
Perawatan Intensif RSUD Dr.Moewardi.
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
Magister Kedokteran Keluarga.
Journal of Public Health and Community
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Medicine. 1 (3). 19-27

Yunita, A R., Ayun S., Eka Y F.(2016).


Nazirah R., Yuswardi.(2017). Perilaku
Analisis Factor-Faktor Kebijakan dalam
Perawat dalam Penerapan Manajemen
Implementasi Program Keselamatan dan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
di Aceh. Idea Nursing Journal. 8 (6).
di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal
Nivalinda, D., M. C. Inge Hartini., Agus S.
Kesehatan Masyarakat. 4 (2). 1-9
(2013). Pengaruh Motivasi Perawat dan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
terhadap Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien oleh Perawat
Pelaksana pada Rumah Sakit Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai