Diah Pujiastuti
1
STIKES Bethesda Yakkum
Email: diah@stikesbethesda.ac.id
ABSTRAK
Kondisi demam sering dianggap hal umum yang sering terjadi pada bayi. Beberapa
persepsi ibu tentang kegawatan kejang karena demam masih didapatkan rendah. Banyak
ibu yang baru membawa anaknya ke RS setelah kejang di rumah. Kerusakan otak yang
terjadi karena kejang demam akan berdampak pada proses tumbuh kembang anak maka
sangat penting bagi ibu mendapatkan informasi tentang pengelolaan demam dengan benar
sehingga dapat mempunyai persepsi yang positif tentang kegawatan kejang agar anak
dapat terhindar dari komplikasi paling berbahaya dari demam yaitu kejang demam yang
akhirnya mengakibatkan kematian. Penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan
pengetahuan sehingga akan menimbulkan persepsi yang benar dalam merawat anggota
keluarga yang sedang sakit dirumah. Mengidentifikasi pengaruh penyuluhan kesehatan
terkait pengelolaan demam terhadap persepsi tentang kegawatan kejang demam pada
batita. Desain yang digunakan adalahpre-experimental dengan pendekatan pre and post-
test one group dengan teknik purposive sampling pada 19 ibu. Instrumen pengumpulan
datadengan kuesionerdan analisis pengaruh dengan uji t-test. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai 𝜌-value 0.000 artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan
persepsi tentang kejang demam. Penyuluhan kesehatan tentang pengelolaan demam
berpengaruh terhadap persepsikegawatan kejang demam pada anak usia 0-36 batita.
ABSTRACT
Fever is considered as a common disease for infants. Some mothers have low perceptions
to the severity of seizures due to fever . Motherstake their children to the hospital after
having a seizure at home. Brain damage that occurs due to febrile seizures causes
distraction on children’s growth and development even death. The refore, it is important
for mothers to get information about fever management properly. It conducts positive
perception about the severity of seizures to mothers. Health counseling increases the
knowledge of fever management to mothers and constructs right perception in caring sick
family members at home. Objective to identify of health counseling on fever management
on mothers' perceptions of the severity of febrile seizures in toddler. The research design
used a pre-experimental approach with pre-test and post-test one group with purposive
sampling technique on 19 mothers. Collecting data using a questionnaire and analysis of
the relationship with the t-test. The t-test showed an ρ-value of 0.000. According to the
190 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (2) Agustus 2022 ISSN. 2407-7232
Hasil Penelitian
Analisa univariat pada penelitian ini pekerjaan, status anak, dan pengalaman
akan mendeskripsikan karakteristik ibu penyuluhan dalam bentuk distribusi
berdasarkan usia, pendidikan terakhir, frekuensi.
Analisa bivariat menganalisis beda uji normalitas sebelum dan uji normalitas
skor sebelum dan sesudah dilakukan sesudah penyuluhan Uji normalitas
penyuluhan. Sebelum melakukan uji menggunakanShapiro-Wilk karena jumlah
bivariat dilakukan uji normalitas data yaitu sampel kurang dari 50.
Tabel 6 menunjukkan hasil uji didapatkan nilai p-value 0.969 (p > 0.5)
normalitas data sebelum dan sesudah artinya data tersebut normal.
penyuluhan. Hasil uji normalitas sebelum Kesimpulannya adalah uji bivariat yang
penyuluhan didapatkan nilai p-value 0.577 digunakan pada variabel tersebut yaitu uji
(p > 0.5) artinya data tersebut normal. t-test berpasangan karena uji normalitas
Hasil uji normalitas sesudah penyuluhan didapatkan datanya normal.
bertambahnya umur seseorang dapat juga test untuk menganalisis perbedaan skor
berpengaruh terhadap informasi yang persepsi sebelum pemberian penyuluhan
didapatkannya. dan sesudah penyuluhan. Persepsi dinilai
Faktor pendidikan juga dapat dengan kuesioner yang diisi sebelum dan
mempengaruhi persepsi seseorang. sesudah penyuluhan kesehatan. Hal ini
Penelitian ini menunjukkan bahwa sejalan dengan teori Lawrence dan Green
sebagian besar responden berpendidikan yang menggambarkan kerangka
terkahir SMA. Pendidikan yang jenjangnya predisposing, reinforcing, and enabling
tinggi akan memudahkan untuk cause in education diagnosis and
menganalisis informasi bebas, khususnya evaluationyang menjelaskan bahwa
tentang kejang demam sehingga saat anak pemberian informasi kesehatan melalui
demambisa segera melakukan tindakan penyuluhan berhubungan dengan
yang tepat. Harapannya adalah dan bisa kebaharuan informasi yang dapat
melakukan pencegahan kejang saat memperbaiki perilaku dan meningkatkan
demam. Menurut Riandita (2012) pencapaian tujuan yang diharapkan
pekerjaan bisa menjadi salah satu faktor (Pickett & Hanlon, 2009). Hasil pengujian
internal yang mempengaruhi persepsi sebelum penyuluhan didapatkan hasil
individu. Hasil penelitian ini menunjukkan rerata 61.16 dan hasil sesudah penyuluhan
bawah mayoritas ibu bekerja sebagai 67.58 sehingga didapatkan peningkatan
karyawan swasta. Status ibu yang bekerja rerata pada penelitian ini adalah 6.42. Hal
akan membawa pengaruh terhadap ini berarti ada pengaruh penyuluhan
kehidupan karena informasi yang kesehatan terkait penanganan kejang
didapatkan akan lebih banyak daripada ibu demam terhadap persepsi ibu. Sejalan
yang tidak bekerja. Lingkungan pekerjaan dengan Fauziah (2012) yang mengatakan
bisa membuat seseorang mendapatkan bahwa penyuluhan kesehatan dalam waktu
pengalaman dan informasi baik secara yang singkat akan berdampak positif
langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan informasi dan
(Mubarak, 2007). wawasan sehingga menghasilkan
Faktor lain yang berpengaruh adalah perubahan atau peningkatan pengetahuan
pengalaman mendapatkan penyuluhan. baik dari pendidikan formal maupun non
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas formal (Maulana, 2009) sehingga akan
ibu belum pernah mendapatkan mengubah persepsi menjadi lebih baik.
penyuluhan tentang penanganan kejang Penyuluhan kesehatan yang
demam. Kurangnya wawasan yang dilakukan harapannya adalah dapat dapat
dimiliki oleh ibu menjadi penyebab mengubah persepsi sehingga praktik
kurangnya informasi sehingga persepsi terhadap penanganan kejang demam juga
yang muncul negatif. Faktor lain yang akan lebih baik dan tepat. Hasil inisejalan
berpengaruh adalah pengalaman ibu dalam dengan tahapan-tahapan yang terjadi
penanganan kejang demam. Hasil ini sesudah mendapatkan penyuluhan
terkait dengan hasil penelitian tentang kesehatan yaitu sasaran dan output yang
jumlah anak. Kebanyakan ibu baru diinginkan berupa peningkatan informasi,
memiliki satu (1) orang bayi usia 0-36 persepsi, dan perubahan perilaku serta
bulan sehingga belum mempunyai proses menyadarkan dalam berperilaku
pengalaman dalam menangani bayi dengna (Pickett & Hanlon, 2009). Effendy (2012)
kejang demam. Pengalaman yang kurang menyebutkanmaksud dari pemberian
dikarenakan minimnya informasi dan penyuluhan tentang kesehatan
paparan tentang kejang demam. Berbeda ialahmunculnya perubahan perilaku klien
dengan ibu yang sudah memiliki lebih dari dalam mewujudkan perilaku sehat pada
anak maka ibu akan mempunyai lingkungan yang sehat, serta berperan aktif
pengalaman dalam penanganan kondisi dalam mengupayakan derajat kesehatan
kegawatan pada bayi (Marwan, 2017). yang optimal. Pelaksanaan penelitian ini
Data penelitian yang sudah juga ditemukan beberapa keterbatasan
didapatkan dianalisis menggunakan uji t- terkait dengan proses penyuluhan
Hal: 189-195 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Pengelolaan Demam terhadap Persepsi Ibu tentang
195
Kegawatan Kejang Demam pada Batita