ABSTRAK
Demam terjadi jika suhu tubuh diatas kisaran normal 37º C (100º C), rektal 38,8º C
(101ºC) yang ditandai dengan kulit terasa hangat, dan kulit kemerahan (Asmadi, 2012). Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pemberian kompres hangat dan paracetamol
pada anak usia 12-24 bulan dengan penurunan demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan
Kabupaten Kudus.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan
rancangan cross sectional. Berdasarkan teknik total sampling diperoleh jumlah sampel sebanyak
30 responden. Uji statistik menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan; 1).Balita diberikan kompres hangat sebanyak 15 orang
(50,0%), sedangkan balita yang diberikan paracetamol sebanyak 15 orang (50,0%). 2). Sebagian
besar suhu anak usia 12-24 bulan di Desa Lurikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
setelah dilakukan tindakan turun sebanyak 18 anak (60,0%), sedangkan suhu anak yang tidak
mengalami penutunan sebanyak 12 orang (40,0%). 3). Berdasarkan hasil uji chi square
didapatkan nila p value = 0,025 yang artinya Ada hubungan pemberian kompres hangat dan
paracetamol pada anak usia 12-24 bulan dengan penurunan demam di Desa Larikrejo
Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
Diharapkan tenaga kesehatan untuk mengenalkan konsep bagaimana cara penanganan
demam pada anak dan balita secara farmakologis dan non farmakologis dengan cara
memberikan penyuluhan bagi masayarakat.
Kata kunci : Demam, Suhu, Kompres Hangat, Paracetamol dan Demam
ABSTRACT
Fever occurs when the body temperature is above the normal range of 37 º C (100 º
C), rectal 38.8 º C (101 º C) which is characterized by warm skin, and skin redness (Asmadi,
2012). The purpose of this study was to determine the relationship between giving warm
compresses and paracetamol to children aged 12-24 months with a decrease in fever in
Larikrejo Village, Undaan District, Kudus Regency.
This type of research used in this research is correlational analytic with cross
sectional design. Based on the total sampling technique, a total sample of 30 respondents was
obtained. Statistical test using the Chi square test.
The results showed; 1). Toddlers were given warm compresses as many as 15 people
(50.0%), while toddlers who were given paracetamol were 15 people (50.0%). 2) Most of the
temperature of children aged 12-24 months in Lurikrejo Village, Undaan Subdistrict, Kudus
Regency after taking action decreased as many as 18 children (60.0%), while the temperature
of children who did not experience childbearing were 12 people (40.0%). 3). Based on the
results of the chi square test, it was found that p value = 0.025, which means that there is a
relationship between giving warm compresses and paracetamol to children aged 12-24 months
with a reduction in fever in Larikrejo Village, Undaan District, Kudus Regency.
It is hoped that health workers will introduce the concept of how to treat fever in
children and toddlers pharmacologically and non-pharmacologically by providing counseling
for the community.
Key words: Fever, Temperature, Warm Compress, Paracetamol and Fever
tubuh diberbagai tubuh memiliki kompres dingin basah dengan air biasa,
batasan nilai atau derajat demam yaitu kompres dingin kering dengan kirbat es
axilla/ ketiak >37,2oC, suhu oral/ mulut (eskap) (Asmadi, 2012).
>37,8oC, suhu rektal/ anus >38 oC, suhu Menurut hasil penelitian oleh
dahi dan suhu dimembran telinga diatas Ernawati, dkk (2018) dengan judul
38 oC. Sedangkan demam tinggi bila “Pola penggunaan paracetamol atau
suhu tubuh >39,5oC dan hiperpireksia ibuprofen sebagai obat antipiretik single
bila suhu >41,1oC. Pengukuran suhu therapy pada pasien anak” dengan hasil
pada oral dan rektal lebih menunjukkan pada penggunaan paracetamol sebagai
suhu tubuh sebenarnya, namun hal ini obat antipiretik untuk demam anak
tidak direkomendasikan kecuali benar- sebanyak 42,2% responden menjawab
benar dapat dipastikan keamanannya suhu yang menjadi patokan dalam
khususnya pada anak-anak. Demam pemberian obat adalah >37oC dengan
terjadi jika suhu tubuh diatas kisaran pemberian obat 4 jam sekali (35,3%)
normal 37º C (100º C), rektal 38,8º C dan penurunan suhu dicapai dalam, 2-4
(101ºC) yang ditandai dengan kulit jam (44,1%). Penggunaan ibuprofen
terasa hangat, dan kulit kemerahan mayoritas responden melaporkan
(Asmadi, 2012). penggunaannya pada saat suhu tubuh
Dampak terjadinya demam pada anak > 39oC (43,8%) dengan pemberian
anak menurut Ridha (2014) penanganan tiap 4 jam sekali (433,8%) dan
demam yang tidak tepat seperti penurunan suhu dicapai dalam <2 jam
pemberian kompres yang tidak tepat (56,2%).
sasaran, kurangnya pemberian minum Menurunkan atau mengendalikan
dapat menyebabkan masalah kesehatan dan mengontrol demam pada anak dapat
serius. Masalah kesehatan tersebut dilakukan dengan berbagai cara,
meliputi kejang hingga menurunnya diantaranya dapat dilakukan dengan
kesadaran, dehidrasi hingga kematian. pemberian antipiretik (farmakologik).
Demam yang mencapai suhu 41°C Antipiretik bekerja secara sentral
angka kematiannya mencapai 17%, dan menurunkan pusat pengatur suhu di
pada suhu 43°C akan koma dengan hipotalamus, yang diikuti respon
kematian 70%, dan pada suhu 45°C fisiologis termasuk penurunan produksi
akan meninggal dalam beberapa jam panas, peningkatan aliran darah ke kulit,
(Said, 2014). serta peningkatan pelepasan panas
Pertolongan pertama yang melalui kulit dengan radiasi, konveksi,
dilakukan oleh orang tua untuk dan penguapan. Pemilihan antipiretik,
mengatasi kenaikan suhu yang tinggi cara pemberian, dan dosis antipiretik
tersebut pada umumnya adalah dengan penting untuk diketahui oleh praktisi
memberikan obat penurun panas maupun orangtua dalam menangani
berbahan kimia seperti golongan demam, sehingga informasi yang
Paracetamol atau Asam Salisilat. lengkap harus diberikan kepada orang
Beberapa tindakan kompres yang dapat tua pada setiap kunjungan untuk
dilakukan untuk menurunkan suhu mencegah kesalahan pemberian obat
tubuh antara lain kompres hangat basah, dan juga mencegah toksisitas
kompres hangat kering menggunakan antipiretik, karena penggunaan
buli-buli hangat, kompres dingin basah antipiretik memiliki efek samping yaitu
dengan larutan obat anti septik, mengakibatkan spasme bronkus,
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Penurunan Suhu Anak Usia 12-24 Bulan di Desa Lurikrejo
Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus (n= 30)
Penurunan Frekuensi Persen (%)
Turun 18 60.0
tidak turun 12 40.0
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 penutunan sebanyak 12 orang
diketahui bahwa sebagian besar (40,0%).
suhu anak usia 12-24 bulan di
Desa Lurikrejo Kecamatan 2. Analisa Bivariat
Undaan Kabupaten Kudus Hubungan Pemberian Kompres Hangat
setelah dilakukan tindakan Dan Paracetamol Pada Anak Usia 12-
turun sebanyak 18 anak 24 Bulan Dengan Penurunan Demam
(60,0%), sedangkan suhu anak Di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan
yang tidak mengalami Kabupaten Kudus
Tabel 4.3
Tabulasi Silang Pemberian Kompres Hangat dan Paracetamol pada Anak Usia 12-
24 Bulan dengan Penurunan Demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan
Kabupaten Kudus (n=30)
Penurunan Suhu
Indakan Turun Tidak Turun Total P Value χ2
f % f % f % 0,025 5,000
Kompres 6 20 9 30 15 50
Paracetamol 12 40 3 10 15 50
Total 18 60 12 40 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 >chi square tabel 3,841 artinya
menjelaskan bahwa anak usia Ha diterima dan Ho ditolak,
12-24 bulan di Desa Larikrejo berarti ada hubungan
Kecamatan Undaan Kabupaten pemberian kompres hangat dan
Kudus dari 30 responden yang paracetamol pada anak usia 12-
diberikan kompres air hangat 24 bulan dengan penurunan
dan mengalami penurunan suhu demam di Desa Larikrejo
sebanyak 6 orang (20,0%), Kecamatan Undaan Kabupaten
yang diberikan kompres air Kudus.
hangat dan tidak mengalami
penurunan suhu sebanyak 9 PEMBAHASAN
orang (30,0%). yang diberikan a. Pemberian Kompres Hangat dan
paracetamol dan mengalami Paracetamol Pada Anak Usia 12-24
penurunan suhu sebanyak 12 Bulan Dengan Penurunan Demam
orang (40,0%), dan yang di Desa Lurikrejo Kecamatan
diberikan paracetamol dan Undaan Kabupaten Kudus
tidak mengalami penurunan Berdasarkan hasil
suhu sebanyak 3 orang penelitian diketahui bahwa bahwa
(10,0%). balita diberikan kompres hangat
Hasil uji hubungan sebanyak 15 orang (50,0%),
dengan chi square di dapatkan sedangkan balita yang diberikan
hasil nilai Pvalue = 0,025 < 0,05 paracetamol sebanyak 15 orang
dan chi square hitung 5,000 (50,0%).
saat suhu tubuh anak > 39oC dapat dilakukan untuk menurunkan
(43,8%) dengan pemberian tiap 4 suhu tubuh antara lain kompres
jam sekali (433,8%) dan penurunan hangat basah, kompres hangat
suhu dicapai dalam <2 jam kering menggunakan buli-buli
(56,2%). hangat, kompres dingin basah
b. Penurunan Suhu Anak Usia 12-24 dengan larutan obat anti septik,
Bulan Dengan Penurunan Demam kompres dingin basah dengan air
Di Desa Larikrejo Kecamatan biasa, kompres dingin kering
Undaan Kabupaten Kudus dengan kirbat es (eskap) (Aden,
Berdasarkan hasil 2010).
penelitian diketahui bahwa Penanganan demam dapat
sebagian besar suhu anak usia 12- berupa tindakan hidroterapi.
24 bulan di Desa Lurikrejo Hidroterapi adalah terapi
Kecamatan Undaan Kabupaten penggunaan air untuk
Kudus setelah dilakukan tindakan menyembuhkan & meredakan
turun sebanyak 18 anak (60,0%), berbagai penyakit dengan cara
sedangkan suhu anak yang tidak tertentu. Ada 2 macam hidroterapi,
mengalami penutunan sebanyak 12 yaitu hidroterapi internal meliputi
orang (40,0%). pemberian minum seperti
Upaya-upaya yang dapat pemberian air putih, susu, jus dan
dilakukan untuk menurunkan suhu lain-lain, sedangkan hidroterapi
tubuh yaitu terapi farmakologis dan eksternal meliputi kompres air
non farmakologis. Upaya non hangat dengan kompres plester,
farmakologis yang dapat dilakukan kompres air hangat dan kompres
yaitu mengenakan pakaian tipis, daun kembang sepatu, sponge bath,
lebih sering minum, banyak serta kompres tepid sponge
istirahat, mandi dengan air hangat, (Kozier, dkk, 2010).
memberi kompres. Upaya Berdasarkan hasil
farmakologis yaitu memberikan penelitian dapat disimpulkan bahwa
obat penurun panas serta setelah diberikan kompres hangat
penggunaan obat antipiretik. suhu tubuh balita mengalami
Pertolongan pertama yang penurunan hal ini karena terapi
dilakukan oleh orang tua untuk penggunaan air untuk
mengatasi kenaikan suhu yang menyembuhkan & meredakan
tinggi tersebut pada umumnya berbagai penyakit dengan cara
adalah dengan memberikan obat memberikan kompres hangat pada
penurun panas berbahan kimia balita. Kompres hangat memiliki
seperti golongan Paracetamol atau pengaruh terhadap perubahan suhu
Asam Salisilat, tetapi untuk tubuh pada anak-anak. Kompres
penanganan pertama dirumah hangat termasuk tindakan mandiri
sebelum pemberian obat-obatan yang harus diketahui oleh semua
bisa dilakukan dengan pemberian tenaga kesehatan begitupun dengan
kompres. Efek samping pemberian orang tua. Maka dari itu diharapkan
obat penurun panas serta bagi orang tua untuk memberikan
penggunaan obat antipiretik adalah tindakan kompres hangat kepada
mual, nyeri perut dan kehilangan anaknya yang mengalami demam.
nafsu makan. Selain hal tersebut Kompres hangat berpengaruh
penggunaan jangka panjang dan karena pembuluh tepi dikulit
dosis besar dapat menyebabkan melebar dan mengalami
kerusakan hati dan reaksi vasodilatasi sehingga pori-pori kulit
hipersensitiv /alergi seperti ruam, akan membuka dan mempermudah
kemerahan kulit, bengkak di wajah pengeluaran panas, sehingga terjadi
(mata, bibir) sesak nafas dan syok. perubahan suhu tubuh. Oleh
Beberapa tindakan kompres yang karena peneliti mengambil