Anda di halaman 1dari 12

Vol. VI No.

1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

PERBANDINGAN ANTARA KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES


PLESTER TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN
PENYAKIT DBD DI RUMAH SAKIT

(The Comparison Between Warm Water Compresses And Plaster Compresses Against
Changes In Body Temperature In Children With Dengue Disease In the Hospital)

Jahirin1, Gina2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung


jahirin1@unibba.ac.id

ABSTRACT

Demam berdarah dengue (DBD) pada anak masih tinggi angka kejadiannya di dunia maupun di
Indonesia. Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari kisaran batas normal
yang memerlukan penanganan medis baik dengan tindakan farmakologis maupun non
farmakologis. Pada tindakan non farmakologis, upaya menurunkan suhu tubuh antara lain dengan
pemberian kompres sebagai tindakan mandiri yang paling sering dilakukan baik oleh perawat
maupun para orang tua di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara
kompres air hangat dan kompres plester terhadap perubahan suhu tubuh pada anak dengan
penyakit DBD di Rumah Sakit. Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan pendekatan
Pretest-Posttest with Two Group terhadap 24 pasien anak yang terbagi pada dua kelompok, yaitu
kelompok dengan kompres hangat dan kompres plester. Pemilihan sampel menggunakan teknik
non probability sampling dengan kriteria utama yaitu pasien berumur 0 – 12 tahun dengan
penyakit DBD dan suhu tubuh di atas 37,4˚C aksila. Instrumen utama penelitian adalah lembar
observasi hasil pengukuran suhu tubuh, dan SOP kompres hangat dan SOP kompres plester. Untuk
menguji hipotesis digunakan uji t independen (independent sample t test), uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kompres air hangat, ada
perubahan suhu tubuh pasien anak secara signifikan setelah pemberian kompres air hangat di
daerah aksila. Rata-rata perbedaan perubahan derajat suhu tubuh antara kelompok kompres air
hangat dengan kelompok kompres plester adalah sebesar 0,38oC. Berdasarkan hasil analisis
komparatif didapat perbedaan antara pemberian kompres hangat dan kompres plester terhadap
perubahan suhu tubuh, bermakna bahwa kompres air hangat lebih efektif dalam menurunkan suhu
tubuh dibandingkan kompres plester. Oleh karena itu, pemberian kompres dapat dilakukan dalam
menangani atau menurunkan suhu tubuh terutama dengan kompres air hangat.
Kata Kunci : Kompres air hangat, kompres plester, suhu tubuh, DBD.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) in children is still high rates occur in the world and in
Indonesia. A fever is a condition in which the body temperature is higher than the normal range
of limits requiring medical treatment with pharmacological and nonpharmacological measures.
In non pharmacological measures. This study aims to analyze the comparison between warm
water compresses and plaster compresses against changes in body temperature in children with
dengue disease in the Hospital. The design of this research is quasi experiment with Pretest-
Posttest with Two Group approach to 24 pediatric patients divided into two groups, namely group
with warm compress and plaster compress. Selection of sample using technique of non probability
sampling with main criterion that is patient 0 - 12 years with dengue disease and body temperature
above 37,4˚C axilla. The main instruments of the study were observation sheet of body

22
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

temperature measurement result, and warm compress SOP and plaster compression SOP.. The
data obtained were analyzed using univariate and bivariate statistics, and to test the hypothesis
used independent t test, after the data was tested its feasibility by normality test and homogeneity
test. The results showed that in the group of patients treated with warm water compresses, there
was a significant change in body temperature of pediatric patients after treatment with warm
aqueous compresses in the axillary area. The mean differences in the degree of temperature
changes between the patient group and the warm-water compress with the patient group with
plaster compress were 0.38oC.. Based on the results of comparative analysis, so the difference
between giving warm compress and plaster compress to changes in body temperature is
significant, meaning that warm water compress more effective in lowering body temperature
compared to plaster compress. Therefore, giving of compress can be done in handling or lowering
body temperature especially with warm water compress.
Keywords: warm water compress, plaster compress, body temperature, DHF.

1. PENDAHULUAN Di Provinsi Jawa Barat, selama tahun


Demam (hipertermi) merupakan salah 2015, jumlah kasus demam, termasuk
satu penyakit yang sering menyerang bayi penyakit influenza khususnya pada pasien
dan juga anak-anak, di mana kondisi ini usia 0 sampai 14 tahun tercatat sebanyak
biasanya mengakibatkan para orang tua 342.233 kejadian. Berdasarkan data dari
dan juga pengasuh bayi menjadi khawatir Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan
dengan keselamatan anak. Arifianto Pencegahan Penyakit Dinkes Jawa Barat,
(2007) menjelaskan bahwa demam sering khususnya untuk kasus DBD, tercatat
menyerang anak-anak diakibatkan anak- sebanyak 33.059 orang (semua umur), 263
anak masih rentan terhadap kondisi orang di antaranya meninggal. Kasus
infeksi, yaitu situasi dimana tubuh DBD di Jawa Barat mengalami
kemasukan mikroorganisme. peningkatan dari 39.3/100.000 penduduk
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014 menjadi 47.34/100.000
mengemukakan jumlah kasus demam di penduduk pada tahun 2015. (Dinkes
seluruh dunia mencapai 18-34 juta, di Provinsi Jawa Barat, 2016).
mana anak merupakan rentang usia yang Di Kabupaten Bandung khususnya,
paling rentan terkena demam, walaupun berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
gejala yang dialami anak lebih ringan dari Kabupaten Bandung selama rentang tahun
dewasa. Di hampir semua daerah 2013 – 2015, jumlah penderita demam di
endemik, insidensi demam banyak terjadi kabupaten Bandung pada tiga tahun
pada anak usia 5-19 tahun (Jayanti, 2011). tersebut tercatat sebanyak 18.902 jiwa,
Data survei Kementerian Kesehatan 4.522 kasus di antaranya adalah kasus
RI (dalam Suriadi, 2010) menunjukkan DBD (Dinas Kesehatan Kabupaten
bahwa frekuensi kejadian demam di Bandung, 2016). Data ini didapat dari
Indonesia tercatat 15,4 per 10.000 laporan rekam medis seluruh fasilitas
penduduk, dengan tingkat peningkatan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan
penderita sekitar 35,8% per tahun. Catatan klinik) yang ada di Kabupaten Bandung.
data resmi tentang berapa banyak kasus Berdasarkan jumlah tersebut dapat
demam yang terjadi setiap tahun, hal ini dilihat bahwa kasus DBD pada anak
mungkin karena sifat penyakit demam merupakan salah satu kasus yang cukup
tersebut yang kebanyakan dikategorikan tinggi angka kejadiannya di salah satu
tidak berbahaya. Rumah Sakit di Kabupaten Bandung,

23
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

yakni dengan rata-rata penanganan per berbahaya bagi anak demam yang
bulan mencapai 24 kejadian. Berdasarkan dikompres.
catatan yang lebih lengkap, kasus DBD Di era yang modern sekarang ini
pada anak juga menempati urutan pertama muncul sebuah inovasi terbaru untuk
sebagai kasus penyakit yang sering menurunkan panas saat anak demam.
diderita anak (usia 1 – 12 tahun) dan yang Inovasi tersebut adalah sebuah plester
memerlukan penanganan rawat inap. kompres yang siap pakai dan dijual bebas
Pada tindakan medis, penanganan di apotek. Sama halnya dengan kompres
demam terbagi menjadi dua tindakan yaitu hangat, plester kompres ini juga
tindakan farmakologis dan non berkhasiat dalam menurunkan suhu tubuh
farmakologis. Tindakan farmakologis ketika mengalami demam. Penggunaan
yaitu tindakan pemberian obat sebagai dari plester kompres ini sama halnya
penurun demam atau yang sering disebut seperti pada kompres hangat, namun tidak
dengan antipiretik. Tindakan non perlu menggunakan air maupun alkohol
farmakologis adalah tindakan penurunan lagi. Cukup dengan menempelkan plester
demam dengan menggunakan terapi fisik kompres yang sudah siap kebagian tubuh
seperti menempatkan anak di ruang yang demam dari sang anak, dan lakukan
bersuhu dan bersirkulasi baik, mengganti pemantauan suhu tubuh anak secara
pakaian anak dengan pakaian yang tipis berkala. Pembuatan plester kompres ini
dan menyerap keringat, memberikan salah satunya dapat menggunakan
hidrasi yang adekuat, dan memberikan hydrogel on polyacrylate-basis (Fauziyah,
kompres (Saito, 2013). 2013).
Terapi kompres merupakan salah satu Tujuan dalam penelitian ini yaitu
cara menurunkan panas yang dikenal oleh untuk mengetahui perbandingan antara
banyak orang sejak dulu. Terapi kompres kompres air hangat dan kompres plester
sendiri adalah metode fisik untuk terhadap perubahan suhu tubuh pada anak
menurunkan suhu tubuh atau menghambat dengan penyakit DBD di Rumah Sakit.
kenaikan suhu tubuh melalui mekanisme
penyerapan energi dari daerah demam lalu 2. TINJAUAN TEORITIS
mentransfer energi tersebut pada molekul a. Konsep Suhu
air dan menurunkan suhu demam melalui Suhu tubuh dapat diartikan secara
penguapan. Beberapa tindakan kompres singkat sebagai keseimbangan antara
yang dapat dilakukan untuk menurunkan panas yang diproduksi dengan panas
suhu tubuh antara lain kompres hangat yang hilang dari tubuh. (Asmadi, 2011).
basah, kompres hangat kering Pengertian lain menyebutkan bahwa
menggunakan buli-buli hangat, kompres suhu adalah perbedaan antara jumlah
dingin basah dengan larutan obat panas yang dihasilkan tubuh dengan
antiseptik, kompres dingin basah dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
air biasa, dan kompres dingin kering luar, di mana mekanisme kontrol suhu
dengan kirbat es (eskap) (Asmadi, 2008). inti (suhu dalam jaringan) tetap konstan
Kompres hangat merupakan salah satu walaupun suhu permukaan berubah
usaha untuk menurunkan panas tubuh sesuai aliran darah ke kulit dan jumlah
yang murah harganya, mudah untuk panas yang hilang ke lingkungan luar.
dilakukan, dan juga sering terbukti efektif Karena perubahan tersebut, suhu
hasilnya. Kompres ini juga tidak normal pada manusia di mana jaringan
menimbulkan efek samping yang dan sel tubuh akan berfungsi secara

24
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

optimal berkisar dari 36,5 – 37,5°C oleh hipotermia, derajat hipotermia


(Potter & Perry, 2009). diklasifikasikan sebagai berikut :
Menurut Brooker (2008), suhu tubuh Ringan (suhu tubuh 32 –
pada manusia dibagi menjadi 2 jenis 35°C), Sedang (suhu tubuh 28 –
yaitu sebagai berikut: 31,9°C ), dan Berat (suhu tubuh 20 -
1) Core temperature (Suhu inti ) 27°C).
Suhu pada jaringan dalam dari tubuh,
seperti kranium, thorax, rongga b. Kompres Air
abdomen dan rongga pelvis. Kompres adalah bantalan dari
2) Surface temperatur linen atau materi lainnya yang
Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dilipat-lipat, dikenakan dengan
dan lemak. Suhu ini berbeda, naik tekanan; kadang-
turunnya tergantung respon terhadap kadang mengandung obat dan dapat
lingkungan. bersih ataupun kering, panas ataupun
dingin (Kamus Dorland, 2010).
Menurut Brooker (2008), berpendapat Tujuan Kompres yaitu salah
bahwa gangguan pengaturan suhu tubuh satu tindakan untuk menurunkan
manusia adalah sebagai berikut: produksi panas dan meningkatkan
1) Pireksia dan Hiperpireksia pengeluaran panas. Terapi kompres
Pireksia (Suhu 37,6 - 40°C) dan yang diberikan adalah pada daerah
hiperpireksia (> 40°C) merupakan aksila dan lipatan paha, di mana pada
kondisi utuhnya mekanisme daerah tersebut terdapat pembuluh
termoregulasi, akan tetapi suhu darah besar sehingga dapat
tubuh dipertahankan pada angka memberikan rangsangan pada
yang tinggi. Infeksi adalah penyebab hypothalamus untuk dapat
utama pireksia, sedangkan penyebab menurunkan suhu tubuh (Morgan
pireksia yang lain adalah dehidrasi, 1990 dalam Potter & Perry, 2009).
obat-obatan tertentu, keganasan, Kompres hangat adalah
pembedahan trauma berat, infark tindakan dengan menggunakan kain
miokardium akut, reaksi tranfusi atau handuk yang telah dicelupkan
darah, gagal jantung dan hipertiroid. pada air hangat, yang ditempelkan
2) Hipertermia pada bagian tubuh tertentu sehingga
Hipertermia adalah peningkatan dapat memberikan rasa nyaman dan
suhu tubuh inti akibat kehilangan menurunkan suhu tubuh (Maharani,
mekanisme termoregulasi. Kondisi 2011). Kompres hangat yaitu metode
ini menjelaskan adanya disfungsi pemeliharaan suhu dengan
hypothalamus yang disebabkan oleh menggunakan cairan atau alat yang
masalah sistem saraf pusat (SSP) dan menimbulkan suhu hangat yang
tidak berespon terhadap terapi bertujuan untuk memperlancar
antipiretik, suhu 41 - 43°C sirkulasi darah dan memberi rasa
menyebabkan kerusakan saraf, hangat serta nyaman (Asmadi,
koagulasi dan konvulsi. 2011).
3) Hipotermia Kompres plester adalah
Suhu inti yang berkurang dari kompres demam dengan hydrogel on
35°C, hampir semua proses polyacrylate-base yang memberikan
metabolisme dapat dipengaruhui efek pendinginan alami. Untuk

25
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

mempercepat proses pemindahan plester dengan menggunakan statistik


panas dari tubuh ke plester, plester deskriptif berupa nilai rata – rata (mean),
juga memiliki kandungan paraben standar deviasi (deviation standard) serta
dan mentol (Djuwariyah dkk, 2011). nilai minimum dan maksimum. Untuk
Plester kompres merupakan mengetahui perbandingan menggunakan
plester hidrogel yang dapat uji statistic t test dan dilakukan uji
menurunkan suhu tubuh melalui normalitas serta uji homogenitas pada
evaporasi. Adanya kandungan air data.
yang besar dalam struktur hidrogel
dapat dimanfaatkan untuk 4. HASIL PENELITIAN DAN
menurunkan demam melalui PEMBAHASAN
mekanisme penyerapan panas dari Berdasarkan suhu tubuh sebelum
tubuh dan mentransfer panas tersebut diberikan kompres air hangat
ke molekul air, kemudian menunjukkan bahwa dari total 12 anak
menurunkan suhu tubuh. Penurunan dengan penyakit DBD sebelum pemberian
suhu demam dapat terjadi karena air kompres air hangat mempunyai suhu
memiliki kapasitas panas penguapan tubuh rata-rata 38,46oC dengan suhu
yang cukup besar yaitu sekitar 0,6 tubuh terendah 38,10oC dan tertinggi
kilokalori per gram (Darwis, 2010). 39,10oC. Sedangkan tingkat perbedaan
Kompres plester juga sering rata-rata suhu tubuh di antara 12 pasien
dipandang ideal untuk menurunkan anak yang diteliti terlihat dari nilai standar
panas pada anak, dengan model deviasi yang diperoleh yaitu sebesar
bentuk perekat yang kuat dan tidak 0,31oC.
mudah lepas, nyaman dan lembut Berdasarkan suhu tubuh setelah
digunakan pada kulit anak karena diberikan kompres air hangat
terdapat jelly yang bersifat lembut menunjukkan bahwa dari total 12 anak
dan sejuk. dengan penyakit DBD mempunyai suhu
tubuh setelah pemberian kompres air
3. METODE PENELITIAN hangat yaitu dengan rata-rata 37,00oC di
Desain penelitian yang akan mana suhu tubuh terendah 36,50oC dan
digunakan pada penelitian ini adalah studi tertinggi 37,60oC. Perbedaan rata-rata
Quasi Experiment, Pendekatan yang suhu tubuh di antara ke-12 pasien anak
digunakan adalah Pretest-Posttest with tersebut yaitu sebesar 0,38oC.
Two Group, Populasi dan sampel dalam Berdasarkan rata-rata perubahan suhu
penelitian ini adalah seluruh pasien anak tubuh pada pasien anak dengan penyakit
(usia 1 – 12 tahun) yang mengalami DBD DBD antara sebelum dan sesudah
di Rumah Sakit dengan jumlah rata-rata pemberian kompres air hangat adalah
pasien 24 orang per bulan. jumlah sampel sebesar 1,46oC, nilai tengah sebesar 1,50,
pada penelitian ini menggunakan teknik dan standar deviasi sebesar 0,507. Tingkat
non-probability yaitu sampel jenuh atau perubahan terendah adalah sebesar 0,70oC
sering disebut total sampling. Instrumen dan perubahan tertinggi sebesar 2,40oC,
penelitian adalah S O P Kompres Hangat dengan arah perubahan yang menurun ke
dan S O P Kompres Plester serta observasi tingkat normal.
/ checklist dan termometer untuk
mengukur suhu tubuh. Analisa deskiptif
metode kompres hangat dan kompres

26
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

Tabel Perbedaan Rata-Rata Suhu Simpangan baku rata-rata suhu tubuh di


Tubuh Pada Pasien Anak dengan antara ke-12 pasien anak tersebut yaitu
Penyakit DBD Sebelum dan Sesudah sebesar 0,27oC sebagaimana tampak pada
Diberikan Kompres Air Hangat angka standar deviasi yang diperoleh
Mean relatif kecil yang menunjukkan bahwa
Variabel N Mean SE. Mean
Diff data keseluruhan yang diolah adalah data
Suhu Tubuh yang baik dan nilai rata-rata yang didapat
Sebelum sebesar 37,30oC tersebut merupakan
(Pre) 12 38,46
Suhu Tubuh
1,458 0,141 representasi dari keseluruhan data suhu
Sesudah tubuh dari ke-12 pasien anak yang diteliti.
(Post) 12 37,00 Berdasarkan rata-rata perubahan suhu
tubuh pada pasien anak dengan penyakit
Selisih - 1,46 DBD antara sebelum dan sesudah
pemberian kompres plester adalah sebesar
Pada Tabel diatas dijelaskan bahwa 1,08oC dengan arah perubahan yang
rata suhu tubuh pasien sebelum diberikan menurun ke tingkat normal. Tingkat
kompres air hangat adalah sebesar perubahan terendah adalah sebesar 0,40oC
38,46oC dan setelah diberikan kompres air dan perubahan tertinggi sebesar 2,00oC.
hangat menjadi 37,00oC sehingga terdapat
selisih sebesar 1,46oC, sebagaimana juga Tabel Perbedaan Rata-Rata Suhu
tampak pada nilai mean difference sebesar Tubuh Pada Pasien Anak dengan
1,458. Nilai standard error (SE) atau Penyakit DBD Sebelum dan Sesudah
kesalahan baku yang diperoleh sebesar Diberikan Kompres Plester
0,141. nilai mean yang diperoleh sebesar Variabel N Mean
Mean SE
t
P.Value
1,46oC tersebut dapat digunakan sebagai Diff Diff (2 Tailed)
representasi dari keseluruhan data Suhu
Tubuh
perubahan suhu tubuh dari ke-12 pasien Sebelum
12 38,43
anak yang diteliti. (Pre)
1,075 0,153 7,046 0,001
Suhu
Berdasarkan suhu tubuh sebelum Tubuh
12 37,35
pemberian kompres plester mempunyai Sesudah
(Post)
suhu tubuh rata-rata 38,43oC dengan suhu
tubuh terendah 37,50oC dan tertinggi Selisih - 1,08
39,10oC. Sedangkan simpangan baku dari
data rata-rata suhu tubuh di antara 12
pasien anak yang diteliti terlihat dari nilai Pada Tabel diatas dijelaskan rata-
standar deviasi yang diperoleh yaitu rata perubahan suhu tubuh pada pasien
sebesar 0,34oC, yang berarti anak dengan penyakit DBD antara
penyimpangannya relatif kecil sehingga sebelum dan sesudah kompres plester
data rata-rata (mean) yang diperoleh dapat adalah sebesar 1,08oC, dengan rata-rata
merepresentasikan seluruh data suhu penyimpangan data (standar deviasi) dari
tubuh ke-12 pasien anak yang diteliti. mean sebesar 0,153 yang
Berdasarkan suhu tubuh setelah menggambarkan variasi antar data tidak
pemberian kompres plester yaitu dengan terlalu variatif serta besarnya tidak terlalu
rata-rata 37,30oC di mana suhu tubuh jauh dari nilai rata-rata sehingga secara
terendah 37,00oC dan tertinggi 37,90oC. keseluruhan data yang diolah merupakan

27
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

data yang baik atau bermakna pula bahwa suhu tubuh dibandingkan kompres plester.
nilai mean yang diperoleh sebesar 1,08oC Oleh karena itu, pemberian kompres dapat
tersebut dapat digunakan sebagai dilakukan dalam menangani atau
representasi dari keseluruhan data menurunkan suhu tubuh terutama dengan
perubahan suhu tubuh dari ke-12 pasien kompres air hangat.
anak yang diteliti.
Tabel Hasil Uji Signifikan Data
Tabel Perbedaan Rata-Rata Perubahan Suhu Tubuh antar
Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Kelompok Intervensi (Pemberian
Anak dengan Penyakit DBD antara Kompres Air Hangat dan
Pemberian Kompres Air Hangat dan Kompres Plester)
Kompres Plester
Mean SE t-hitung Batas
Variabel N Mean P.Value Pasangan Keputusan
Diff Diff Nilai Sig. Kritis Kesimpulan
Variabel Statistik
Perubahan 
Suhu Perubahan
Tubuh – Suhu
Kompres Tubuh –
Sig. < 
Air Kompres
0,042 0,05  Signifikan
Hangat 12 1,46 0,383 0,202 2,893 0,042 Air Hangat
dan 
Perubahan
Suhu Kompres
Tubuh – Plester
Kompres
Plester 12 1,08 Berdasarkan data pada tabel diatas,
bahwa nilai p value sebesar 0,042 lebih
Selisih - 0,38 kecil dari batas kritis 0,05, maka H1
diterima dan H0 ditolak, sehingga
Pada Tabel diatas dijelaskan rata-rata disimpulkan bahwa ada perbedaan antara
perubahan suhu tubuh pada pasien anak pemberian kompres hangat dan kompres
dengan penyakit DBD antara kelompok plester terhadap perubahan suhu tubuh
pasien anak yang diintervensi dengan pada pasien anak dengan penyakit DBD.
kompres air hangat dan kelompok pasien Berdasarkan hasil uji komparasi
anak yang diintervensi dengan kompres antara data suhu tubuh sebelum dan
plester adalah sebesar 0,38oC, dengan rata- sesudah pemberian kompres air hangat
rata penyimpangan data (standar deviasi) didapat hasil bahwa ada perbedaan yang
dari mean sebesar 0,202 yang signifikan antara suhu tubuh sebelum dan
menggambarkan variasi antar data tidak suhu tubuh sesudah pemberian kompres air
terlalu variatif serta besarnya tidak terlalu hangat yang juga dapat dimaknai bahwa
jauh dari nilai rata-rata sehingga secara adanya perubahan berupa penurunan suhu
keseluruhan data yang diolah merupakan tubuh pasien anak kelompok intervensi
data yang baik dan nilai mean yang dengan kompres air hangat tersebut terjadi
diperoleh sebesar 0,38oC . Berdasarkan karena pemberian kompres air hangat.
hasil analisis komparatif didapat perbedaan Penggunaan kompres hangat untuk
antara pemberian kompres hangat dan menurunkan suhu tubuh pada pasien
kompres plester terhadap perubahan suhu demam antara lain dikatakan oleh Gabriel
tubuh, bermakna bahwa kompres air (2000), bahwa metode konduksi dan
hangat lebih efektif dalam menurunkan

28
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

evaporasi dapat dilakukan dengan suhu tubuh anak khususnya usia Balita
penggunaan kompres hangat. Hal ini dapat yang mengalami demam.
dilakukan di daerah aksila yang dapat Pada penelitian yang dilakukan
membantu pembuluh darah tepi di kulit oleh Fatkularini dkk (2014) dengan
melebar dan pori-pori menjadi terbuka pemberian kompres plester pada 36
sehingga panas keluar dari dalam tubuh. responden yang mengalami demam
Hasil ini didukung pula oleh didapatkan hasil bahwa penurunan rata-
penelitian Nurwahyuni (2009) yang rata setelah dilakukan kompres selama 30
menjelaskan bahwa terdapat mekanisme menit yaitu 0,4oC dengan rata-rata suhu
tubuh terhadap kompres hangat dalam tubuh 38,4oC. Terhadap penelitian
upaya menurunkan suhu tubuh yaitu Fatkularini dkk ini dan membandingkan
dengan pemberian kompres hangat pada dengan hasil penelitian ini, di mana hasil
daerah tubuh akan memberikan sinyal ke rata-rata perubahan suhu tubuh yang
hipotalamus melalui sumsum tulang penulis temukan dalam penelitian ini juga
belakang. Ketika reseptor yang peka menunjukkan perbedaan yang lebih
terhadap panas di hipotalamus dirangsang, tinggi.
sistem efektor mengeluarkan sinyal yang Penelitian lain yang juga relatif
memulai berkeringat dan vasodilatasi sama yaitu penelitian Liza (2014) di
perifer. mana hasil penurunan suhu tubuh
sesudah kompres hangat adalah 1,730C
Berdasarkan hasil uji komparasi dan penurunan suhu tubuh sesudah
antara data suhu tubuh sebelum dan kompres plester adalah 0,430C, dengan
sesudah pemberian kompres plester hasil uji independen t-test didapatkan
didapat hasil bahwa ada perbedaan yang perbedaan (efektifitas) kompres hangat
signifikan antara suhu tubuh sebelum dan dengan kompres plester pada pasien anak
suhu tubuh sesudah pemberian kompres demam di RSUD M Zein Painan.
plester yang juga dapat dimaknai bahwa Hasil penelitian ini memberikan
adanya perubahan berupa penurunan implikasi bahwa penggunaan kompres air
suhu tubuh pasien anak kelompok hangat lebih dianjurkan sebagai cara
intervensi dengan kompres plester untuk menurunkan suhu tubuh khususnya
tersebut terjadi karena pemberian pada anak demam dibandingkan
kompres plester. kompres plester karena hasilnya dapat
Berdasarkan hasil penelitian ini, lebih efektif.
maka tindakan kompres plester
merupakan tindakan yang cukup efektif 5. SIMPULAN
dalam menurunkan demam. Hal ini juga Simpulan dalam penelitian ini yaitu
relevan dengan beberapa hasil studi Suhu tubuh rata-rata pasien anak dengan
sebelumnya, antara lain studi penyakit DBD sebelum pemberian
Djuwariyah (2011) yang menunjukkan kompres air hangat adalah 38,46oC yang
bahwa pemberian kompres plester pada dikategorikan berada di atas batas suhu
daerah dahi mempunyai efek dalam normal. Suhu tubuh rata-rata pasien anak
menurunkan suhu tubuh pada klien dengan penyakit DBD setelah pemberian
demam. Demikian pula hasil studi Bardu kompres air hangat adalah 37,00oC yang
(2013), juga menghasilkan kesimpulan dikategorikan berada di dalam batas suhu
yang mendukung, di mana pemberian normal. Rata-rata perubahan derajat suhu
plester kompres juga dapat menurunkan tubuh pada pasien anak dengan penyakit

29
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

DBD antara sebelum dan sesudah ex.php/stikes/article/view/18838/18


pemberian kompres air hangat adalah 533, Diakses: 17 Januari 2017
sebesar 1,46oC dengan arah perubahan Applied Medical Informatics, 1996,
yang menurun ke tingkat normal. “Temperature Of A Healthy Human
Suhu tubuh rata-rata pasien anak (Body Temperature)”, Journal, Iuliu
dengan penyakit DBD sebelum pemberian Hatieganu University of Medicine
kompres plester adalah 38,43oC yang and Pharmacy Cluj-Napoca
dikategorikan berada di atas batas suhu Arikunto, Suharsimi, 2012, Prosedur
normal. Suhu tubuh rata-rata pasien anak Penelitian Suatu Pendekatan
dengan penyakit DBD setelah pemberian Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta
kompres plester adalah 37,30oC yang Asmadi, 2008, Konsep Dasar
dikategorikan berada di dalam batas suhu Keperawatan, Jakarta : EGC
normal. ______, 2012, Konsep dan Aplikasi
Rata-rata perubahan derajat suhu Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta:
tubuh pada pasien anak dengan penyakit EGC
DBD antara sebelum dan sesudah Avner, J.R., 2009, “Acute Fever”,
pemberian kompres plester adalah sebesar Pediatric in Review, 30 (1), p.5-13
1,08oC dengan arah perubahan yang Bardu, Tito Y. Syltami, 2014,
menurun ke tingkat normal. Rata-rata Perbandingan Efektifitas Tepid
perbedaan perubahan derajat suhu tubuh Sponging dan Plester Kompres
pada pasien anak dengan penyakit DBD dalam Menurunkan Suhu Tubuh
antara kelompok kompres air hangat pada Anak Usia Balita yang
dengan kelompok kompres plester adalah Mengalami Demam di Puskesmas
sebesar 0,38oC di mana perubahan derajat Salaman 1 Kabupaten Magelang,
suhu tubuh pada kelompok kompres air Program Studi Ilmu Keperawatan
hangat lebih besar dibandingkan pada STIKES Ngudi Waluyo
kelompok kompres plester. Brooker, C., 2008, Ensiklopedia
Keperawatan, Jakarta: EGC
6. DAFTAR PUSTAKA Chernecky CC & B.J. Berger, 2008,
Alves, J. G. B., & Almedia, 2008, Tepid Laboratory Tests and Diagnostic
Sponging Plus Dipyrone Versus Procedures, 5th edition, Saunders-
Dipyrone Alone In Reducing Body Elsevier.
Temperature In Febrile Children, http://hnz11.wordpress.com/
Brazil, (Online) Corrard, F., 2001, ”Ways To Reduce Fever
http://www.scielo.br/scielo.php?scri : New Luke Warm Water Baths Still
pt=sci_arttext& pid=S1516- Indicated?” Arch Pediatric., 9
31802008000200008, Diakses: 19 (3).311-315
Januari 2017 Darwis, D., 2010, ”Uji Praklinis Pembalut
Anugraheni, Vonny dan Aries Luka Hidrogel Berbasis PVP Steril
Wahyuningsih, 2013, Efektivitas Iradiasi Menggunakan Tikus Putih :
Kompres Hangat dalam Evaluasi Iritasi dan Sensitisasi”,
Menurunkan Intensitas Nyeri Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan
Dysmenorrhoea pada Mahasiswi Radiasi, 4 [1], 53-61 (2010)
STIKES RS. Baptis Kediri, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung,
Dipublikasikan pada: 2016, Profil Kesehatan 2015,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/ind

30
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

Bandung: Dinkes Kabupaten Proses Keperawatan, Edisi 6,


Bandung Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010, Metode
2016, Profil Kesehatan 2015, Penelitian Keperawatan dan Teknik
Bandung: Dinkes Jabar Analisis Data, Jakarta: Salemba
Djuwariyah, Sodikin, dan Mustiah Y., Medika
2011, Efektivitas Penurunan Suhu ______, 2010, Pengantar Ilmu Kesehatan
Tubuh Menggunakan Kompres Air Anak untuk Pendidikan Kebidanan,
Hangat dan Kompres Plester Pada Jakarta: Salemba Medika
Anak Dengan Demam Di Ruang Isneini, Memed, 2014, Efektifitas
Kanthil Rumah Sakit Umum Daerah PenurunanSuhu Tubuh Antara
Banyumas. Available Kompres Hangat dan Water Tepid
at: http://digilib.ump.ac.id/files/disk Sponge Pada Pasien Anak Usia 6
1/16/jhptump-a-djuwariyah-758-1- Bulan – 3 Tahun Dengan Demam Di
efektivi-.pdf., Diakses 15 Desember Puskesmas Kartasura Sukuharjo,
2016 Dipublikasikan pada:
Dorland, W. A. Newman, 2010, Kamus http://eprints.ums.ac.id/32263/24/2.
Kedokteran Dorland, Jakarta: EGC %20NASKAH%20PUBLIKASI%2
Fauziyah, Iin, 2013, Efektivitas Teknik 0FUL%2 0TEX.pdf, Diakses 27
Effleurage dan Kompres Hangat Desember 2016
Terhadap Penurunan Tingkat Kania, Nia, 2010, Penatalaksanaan
Disminore pada Siswi SMAN I Demam Pada Anak,
Gresik, Dipublikasikan padal http://pustaka.unpad.ac.id/wpconten
http://lppmunigresblog.files.wordpre t/uploads/2010/02/penatalaksanaan_
ss.com/2013/06/journal-iin.pdf, demam_pada_anak.pdf. Diakses 11,
Diakses: 17 Januari 2017 Oktober 2016
Fatkularini, Dian, Sri Hartini M. Asih dan Keliobas, Ali Ahmad, 2015, Perbandingan
Achmad Solechan, 2014, Efektivitas Keefektifan Kompres Tepid Sponge
Kompres Air Suhu Biasa dan dan Kompres Air Hangat Terhadap
Kompres Plester Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Tifoid Dengan Hipertermi
Demam Usia Prasekolah Di RSUD Di RSUD Sukoharjo, Surakarta:
Ungaran Semarang Universitas Muhammadiyah
Gabriel, 2000, Fisika Kedokteran, Jakarta: Surakarta
EGC Kementrian Kesehatan, RI., 2011,
Ganong, W. F., 2009, Buku Ajar Fisiologi Epidemiologi Malaria di Indonesia,
Kedokteran, Edisi 22, Jakarta: EGC Dimuat dalam Buletin Jendela Data
Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2011, Buku dan Informasi Kesehatan Edisi I. 1:1-
Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, 16.
Editor Bahasa Indonesia : Irawati Kementrian Kesehatan, RI., 2014,
Setiawan, Jakarta: EGC Lampiran Peraturan Menteri
Hegner, Barbara, 2003, Asisten Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2013
Keperawatan Suatu Pendekatan

31
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

tentang Pedoman Tatalaksana lengkap.html, Diakses: 9 Agustus


Malaria, Jakarta: Kemenkes RI. 2017
Kozier, B., 2009, Buku Ajar Praktik Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi
Keperawatan Klinis, Edisi 5, Jakarta: Penelitian Kesehatan, Jakarta:
EGC Rineka Cipta
Maharani, Lindya, 2011, Perbandingan Nowak, J.T., 1999, Essentials of
Efektifitas Pemberian Kompres Pathophysiology : Consepts and
Hangat dan Tepid Water Sponge Applications for Health Care
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Professionals, Second Edition, USA:
Balita yang Mengalami Demam Di McGraw-Hill Companies
Puskesmas Rawat Inap Karya Nursalam, 2013, Konsep dan Penerapan
Wanita Rumbai Pesisir, Skripsi, Metodologi Penelitian Ilmu
Universitas Riau, Dipublikasikan Keperawatan Pedoman Skripsi,
pada Tesis, dan Instrumen Penelitian
https://www.scribd.com/doc/73195 Keperawatan, Jakarta: Salemba
543/all-ok, Diakses: 20 Januari 2017 Medika
Maryunani, Anik, 2010, Ilmu Kesehatan Potter, Patricia A dan Anne G. Perry, 2009,
Anak Dalam Kebidanan, Jakarta: Fundamental Keperawatan Buku 1
TIM Ed. 7, Ahli Bahasa: Renata
Media Analis Labkes, 2011, “Nilai Normal Komalasari, Jakarta: Salemba
Leukosit Sel Darah Putih”, Medika
dipublikasikan pada : Potter, Patricia A., 2005, Buku ajar
https://infolaboratoriumkesehatan. Fundamental Keperawatan, Konsep,
wordpress.com/tag/nilai-normal-leu- Proses dan Praktik, Ed.4, Alih
kosit-sel-darah-putih/, Diakses: 9 Bahasa: Adrina Ferderika, Jakarta :
Agustus 2017 EGC
Media CNN Indonesia, 2015, “Sebaiknya Saito, M. 2013, Mukjizat Suhu Tubuh,
Kompres Anak Demam dengan Air Jakarta : PT Gramedia
Hangat”, Artikel, dipublikasikan Setiawati, Tia, 2009, Pengaruh Tepid
pada: Sponge Terhadap Penurunan Suhu
https://www.cnnindonesia.com/ Tubuh dan Kenyamanan Pada Anak
gaya-hidup/20151114003641-255- Usia Pra Sekolah dan Sekolah yang
91588/sebaiknya-kompres-anak- Mengalami Demam Di Ruang
demam-dengan-air-hangat, Diakses: Perawatan Anak Rumah Sakit
9 Agustus 2017 Muhammadiyah Bandung Tahun
Media Info Labkes, 2016, “Pemeriksaan 2009, 2009, Skripsi, Jakarta:
Darah Lengkap”, Dipublikasikan Fakultas Ilmu Keperawatan
pada: Universitas Indonesia,
(http://analislabkes.blogspot.com/20 Dipublikasikan pada
11/03/pemeriksaan-darah- http://www.digilib.ui.ac.id., Diakses
: 19 Januari 2017
Setyowati, Lina, 2013, Hubungan Tingkat
Pengetahuan Orang Tua dengan
Penanganan Demam Pada Anak
Balita Di Kampung Bakalan
Kadipiro Banjarsari Surakarta,

32
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VI No. 1 , Maret 2018 ISSN 2339-1383

Skripsi, Surakarta: STIKES PKU Dipublikasikan pada:


Muhamadiyah, Dipublikasikan pada http://www.4shared.com/document
http://stikespku.com/digilib/files/di /FB9xzrKp/Ika_Skripsi.html,
sk1/1/stikes%20pku--linasetyow- Diakses : 20 Januari 2017
44-1-20101292.pdf, Diakses : 19 Widjaja, M.C., 2011, Mencegah dan
Januari 2017 Mengatasi Demam pada Balita, 1th
Sherwood, L., 2011, Fisiologi Manusia Edition, Jakarta: Kawan Pustaka
dari Sel ke Sistem, Jakarta: EGC Wolf, Weitzel, Fuerst, 2000, Dasar-dasar
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Alih bahasa:
Administrasi, Cetakan Ke-7, Kustinyatih Mochtar dan
Bandung: Alfabeta. Djamaluddin H, Jakarta: Gunung
Suparyanto, 2016, DHF (Dengue Agung
Hemoragi Fever)/ Demam Berdarah World Health Organization (WHO), 2005,
(DB), (Online), http://dr- Demam Berdarah Dengue. Edisi 2,
suparyanto.blogspot.co.id/2011/05/d Jakarta: EGC
hf-dengue-hemoragi-fever-
demam.htm, Diakses: 27 Januari
2017
Suprapti, 2008, Perbedaan Pengaruh
Kompres Hangat dengan Kompres
Dingin Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh pada Pasien Anak karena
Infeksi di RSUD Djojonegoro
Temanggung, Dipublikasikan pada
http://digilib.unimus.ac.id/, Diakses :
17 Januari 2017
Suriadi dan Rita Y.,, 2010, Asuhan
Keperawatan Pada Anak, Jakarta:
Sagung Seto
Tamsuri, Anas, 2007, Tanda-Tanda Vital
Suhu Tubuh, Jakarta: EGC
Valita, 2007, Perbedaan Penurunan Suhu
Klien Febris antara Kompres
Hangat Pada Reseptor Suhu (Aksila)
dengan Tanpa Kompres Hangat
(Studi Kasus di Ruang Anak RSU Dr.
Saiful Anwar Malang), Malang:
UMM
Wahyuni, 2009, Perbedaan Efek Teknik
Pemberian Kompres Hangat Pada
Daerah Axilla dan Dahi Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien
Demam Di Ruang Rawat Inap RSUP
DR Wahidin Sudirohusodo Makasar
Tahun 2009, Skripsi,Makassar:
Universitas Hasanudin,

33
Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung

Anda mungkin juga menyukai