Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN SANITASI DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS
TAHUN 2018

ARTIKEL

Disusun Oleh :
ISNANI ARIFIYANI
NIM. 030217B005

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
HUBUNGAN SANITASI DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BERGAS TAHUN 2018.

Isnani Arifiyani1,Chichik Nirmasari2, Eti Salafas2


1
Mahasiswa Universitas ngudi Waluyo
2
Dosen Universitas Ngudi Waluyo
Jalan Candirejo, Genuk, Ungaran Barat, Candirejo, Semarang, Jawa Tengah 50512

ABSTRAK

Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
selama 7 hari atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit demam tifoid
berhubungan erat dengan kondisi sanitasi yang tidak sehat dan personal hygiene yang
tidak baik. Angka kejadian demam tifoid di puskesmas bergas pada kategori usia 1-5
tahun 2018 januari-agustus sebanyak 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan sanitasi dan personal hygiene dengan kejadian demam tifoid pada anak usia
1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas bergas tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah
semua balita yang ada diwilayah kerja puskesmas bergas. Dan sampel sebanyak 32
kasus adalah semua penderita demam tifoid usia 1-5 tahun pada bulan mei-november
2018. diambil tiap desa dengan alokasi yang proposional total sampel yaitu 32 case dan
32 control. Instrumen penelitian menggunakan kuisoner dan lembar observasi. Data
dianalisis menggunakan rumus uji Chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sanitasi dengan kejadian
demam tifoid pada anak 1-5 tahun (p= 0,001 OR=0,175), dan ada hubungan antara
personal hygiene dengan kejadian demam tiofid pada anak usia 1-5 tahun (p=0,024 ,
OR= 3,215)

Saran yang dapat diambil dari penelitian ini ialah masyarakat diharapkan dapat menjaga
kebersihan lingkungan terutama pada sarana pembuangan air limbah dan meningkatkan
personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah terjadinya penularan
demam tifoid.

Kata Kunci : Sanitasi, Personal Hygiene, Demam Tifoid


THE CORRELATION BETWEEN SANITATION AND PERSONAL HYGIENE
AND TYPHOID FEVER IN CHILDREN AGED 1-5 YEARS IN THE WORKING
AREA OF BERGAS PUBLIC HEALTH CENTER IN 2018.

Isnani Arifiyani1, Chichik Nirmasari2, Eti Salafas2


1
Ngudi Waluyo University Student
2
Lecturer at Ngudi Waluyo University

Candirejo Street, Genuk, Ungaran Barat, Candirejo, Semarang, Central Java 50512

ABSTRACT

Typhoid fever is an acute infectious disease in the small intestine with symptoms of
fever for 7 days or more accompanied by complications of digestion with or without
impaired consciousness caused by Salmonella typhi bacteria. Typhoid fever is closely
related to unhealthy sanitary conditions and bad personal hygiene. The incidence of
typhoid fever in bergas public health center for the age 1-5 years from January to
August 2018 were 138 cases. The purpose of this study was to study the correlation
between sanitation and personal hygiene and typhoid fever in children aged 1-5 years in
the working area of bergas public health center in 2018.

This study used studying case control approach. The population of this study was all
toddlers in the working area of bergas public health center . The sample of 32 cases
were all typhoid fever patients aged 1-5 years in May-November 2018. The total
number of samples taken were 32 cases and 32 controls. The research instrument used a
questionnaire and an observation sheet. Data were analyzed using the Chi-square test
formula.

The results showed correlation between the incidence of typhoid fever in children 1-5
years old (p = 0.001 OR = 0.175), and there was a relationship between personal
hygiene and the incidence of typhoid fever in children aged 1-5 years (p = 0.024, OR =
3.215 )

A sugestion that can be taken from this study is that the society needs to pay attention
regarding the cleanliness of the environment needed for the provision of wastewater and
to improve personal hygiene in daily life to avoid the expenditure of transmission of
typhoid fever.

Keywords: Sanitation, Personal Hygiene, Typhoid Fever


PENDAHULUAN study). Pada studi kasus kontrol
Demam tifoid adalah suatu sekelompok kasus (pasien yang menderita
penyakit infeksi yang disebabkan oleh penyakit demam tifoid) dibandingkan
Salmnella typhi, yang sampai ini menjadi dengan sekelompok kontrol (mereka yang
masalah kesehatan yang masih perlu tidak menderita penyakit demam tifoid).
mendapatkan perhatian (Cahyono dkk, Populasi dalam penelitian ini adalah
2010).Demam tifoid memiliki gejala keseluruhan ibu pasien yang mengalami
demam, lesu, anoreksia, mialgia, sakit demam tifoid di rekam medik
kepala, dan sakit perut berlangsung selama puskesmasBergas Kabupaten Semarang
2-3 hari. Mula-mula bias terjadi diare pada periode Mei-November 2018 pada
dengan tinja seperti sup kacang, tetapi umur 1-5 tahun sebanyak 32.
belakangan konstipasi lebih menonjol, suhu
badan naik secara remiten dan akan HASIL
meningkat selama 1 minggu, kemudian Karakterisitik 32 responden yang
menetap pada suhu 40º C. dalam minggu berpartisipasi dalam penelitian dapat dilihat
kedua suhu bertahan tinggi dan gejala yang pada tabel di bawah ini.
nampak makin berat.Apabila tidak langsung Tabel 1.
ditangani secara intensef oleh tenaga Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
kesehatan dan fasilitas yang memadai maka Ibu yang Memiliki Anak Usia 1-5 Tahun
akibatnya adalah kematian (Widagdo, (n=64).
2011). Umur Frekuens Persentas
Indonesia insidensi kasus demam Ibu i e (%)
typhoid masih termasuk tinggi di Asia, < 20 4 6,2
yakni 81 kasus per 100.000 populasi per Tahun 51 79,7
tahun. Prevalensi demam tifoid banyak 20-35 9 14,1
ditemukan pada kelompok usia Sekolah (5– Tahun
14 tahun) yaitu 1.9% dan terendah pada > 35
bayi (0.8%). Kelompok yang berisiko Tahun
terkena demam tifoid adalah anak – anak Jumla 64 100,0
yang berusia dibawah usia 15 tahun h
(Depkes RI, 2008). Penelitian Gasem Berdasarkan 64 responden Ibu yang
etc,2001 yang berjudul Poor food hygiene memiliki anak usia 1-5 tahun di wilayah
and housing as risk factors for typhoid fever Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang,
in Semarang, Indonesia bahwa kebersihan sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu
kasus lebih buruk daripada kontrol, pada sebanyak 51 orang (79,7%).
kelompok kasus tidak pernah atau jarang
mencuci tangan mereka sebelum makan
(OR = 3.28; 95% CI =1.41 - 7.65; P Tabel 2.
=0.005) dari hasil tersebut kebersihan Distribusi Frekuensi Berdasarkan
tangan salah satu faktor yang Pendidikan Ibu yang Memiliki Anak
mempengaruhi terjadinya demam tifoid. Usia 1-5 Tahun(n=64).

METODE Pendidikan Frekuensi Persentase


Rancangan penelitian yang digunakan Ibu (%)
dalam penelitian ini adalah rancangan SD 7 10,9
penelitian kasus kontrol (case control SMP 20 31,3
SMA 30 46,9 karyawan/swasta, yaitu sebanyak 29 orang
Perguruan 7 10,9 (45,3%).
Tinggi Tabel 6.
Jumlah 64 100,0 Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
Berdasarkan 64 responden Ibu yang
Kejadian Demam Tifoid pada Anak Usia
memiliki anak usia 1-5 tahun di wilayah
1-5 Tahun.
Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang,
Kejadian Demam Tifoid P-
sebagian besar berpendidikan SMA, yaitu OR
value
sebanyak 30 orang (46,9%). Tidak
Sanitasi Demam
Tabel 3. Demam Total
tifoid
Tifoid
Distribusi Frekuensi berdasarkan
F F F
Pekerjaan Ibu yang Memiliki Anak Usia Tidak 24 (75%) 11(34,4%) 35(54,7,%) 0,001
1-5 Tahun (N=64). Sehat
Pekerjaan Freku Persen Sehat 8 (25%) 21 (65,6%) 29(45,3%) 0,175
Ibu ensi tase Total 32 32 (100%) 64
(100%) (100%)
(%)
IRT 23 35,9 Hasil pada tabel 6 menunjukkan bahwa ibu
Karyawan/Sw 29 45,3 yang memiliki sanitasi lingkungan tidak
asta 9 14,1 sehat, sebagian besar memiliki anak yang
Wiraswasta/Pe 3 4,7 mengalami demam tifoid, sebanyak 24
dagang orang (75%). Sedangkan ibu yang memiliki
PNS sanitasi lingkungan sehat, sebagian besar
Jumlah 64 100,0
memiliki anak yang tidak mengalami
Berdasarkan 64 responden Ibu yang demam tifoid, sebanyak 21 orang (65,6%).
memiliki anak usia 1-5 tahun di wilayah
Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang,
sebagian besar bekerja sebagai

Tabel 7.
Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Demam Tifoid pada Anak Usia 1-5 Tahun.

Kejadian Demam Tifoid


Tidak
Personal Demam
Demam Total p-value OR
Hygiene Tifoid
Tifoid
F F F %
Tidak 22 (68,8%) 13(40,6%) 35 55,7 0,024 3,215
Baik
Baik 10 (31,25) 19(59,3%) 29 45,3
Total 32 (100%) 32 (100%) 64 100

Hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa ibu


yang memiliki personal hygiene tidak baik, PEMBAHASAN
sebagian besar memiliki anak yang A. Analisis Univariat
mengalami demam tifoid, sebanyak 22 1. Gambaran sanitasi lingkugan
orang (68,8%). Sedangkan ibu yang dengan kejadian demam tifoid
memiliki personal hygiene baik, sebagian pada anak usia 1-5 tahun.
besar memiliki anak yang tidak mengalami
demam tifoid, sebanyak 19 orang (59,3%)
Hasil penelitian tinggi bibir sumur minimal 80
menunjukkan bahwa sanitasi cm dari lantai, dibuat dari bahan
lingkungan di wilayah kerja yang kuat dan kedap air, dibuat
puskesmas bergas sebagaian tutup yang mudah dibuat.
besar tidak sehat sebanyak 31 Menurut Widoyono
responden (48,4 %). Hal ini (2011), sarana air bersih
didukung dengan hasil observasi merupakan salah satu
peneliti tentang sanitasi sarana sanitasi yang tidak kalah
lingkungan yang masih belum pentingnya berkaitan dengan
memenuhi syarat kesehatan kejadian demam tifoid. Prinsip
lingkungan, yang termasuk penularan demam tifoid adalah
dalam sanitasi lingkungan melalui fekal-oral, kuman
adalah sarana air bersih, jamban, berasal dari tinja atau urin
sarana pembuangan limbah, dan penderita atau bahkan carrier
sarana pembuangan sampah. (pembawa penyakit yang tidak
Dalam hasil observasi sakit) yang masuk ke dalam
yang dilakukan sejumlah 32 tubuh melalui air dan makanan.
responden kasus dan 32 Pemakaian air minum yang
responden kontrol mendapatkan tercemar kuman secara massal
sarana air bersih dengan kategori sering bertanggung jawab
tidak sehat dan terkena demam terhadap terjadinya Kejadian
tifoid sebanyak 17 responden Luar Biasa (KLB).
(53,2%). Beberapa alasan yang Hal ini sejalan dengan
menjadi penyebab sarana air penelitian Namrata Prasad
bersih pada penelitian ini tidak (2018) memiliki fasilitas sanitasi
memenuhi persyaratan yang tidak diperbaiki atau rusak
kesehatan yaitu responden yang (OR = 4,30; 95% CI 1,14-16,21)
menggunakan sumur gali jarak secara signifikan dikaitkan
sumur gali dari sumber dengan demam tifoid serta
pencemar kurang dari 10 meter, sejalan dengan penelitian oleh
lantai tidak kedap air, tinggi Nurvina Wahyu Artanti (2012),
bibir sumur kurang dari 80 cm yang menunjukkan bahwa
dari lantai. sarana air bersih dengan
Hal ini sesuai dengan kejadian demam tifoid diperoleh
teori Lud Waluyo (2009), yang dari p value= 0,004 (< 0,05) dan
menyebutkan bahwa OR sebesar 2,215 yang berarti
persyaratan kesehatan sarana air bahwa responden yang
bersih yaitu jarak sumur gali mempunyai sarana air bersih
dari sumber pencemar minimal tidak memenuhi syarat
10 meter, lantai harus kedap air, mempunyai resiko untuk terkena
tidak retak atau bocor, mudah Demam Tifoid 2,215 kali lebih
dibersihkan, tidak tergenang air, besar dari pada responden yang
mempunyai sarana air bersih kejadian Demam Tifoid
memenuhi syarat. diperoleh dari p value= 0,002 (<
Dalam hasil observasi 0,05) dan OR sebesar 3,917
yang dilakukan sejumlah 32 yang berarti bahwa responden
responden kasus dan 32 yang mempunyai sarana
responden kontrol mendapatkan pembuangan tinja tidak
sarana jamban dengan kategori memenuhi syarat mempunyai
tidak sehat dan terkena demam resiko untuk terkena Demam
tifoid sebanyak 1 responden Tifoid 3,917 kali lebih besar
(3,2%). Sarana jamban daripada responden yang
merupakan faktor risiko mempunyai sarana pembuangan
terjadinya demam tifoid karena tinja memenuhi syarat.
penyakit ini dari feses penderita Dalam hasil observasi
dan lalat sebagai pembawa yang dilakukan sejumlah 32
bakteri Salmonella Typhi. Hal responden kasus dan 32
tersebut dikarenakan sarana responden kontrol mendapatkan
pembuangan tinja yang tidak pembuangan air limbah dengan
memenuhi syarat dapat menjadi kategori tidak memenuhi syarat
sumber penularan penyakit dan terkena demam tifoid
demam tifoid. Hasil penelitian sebanyak 26 responden (81,3%).
ini sesuai dengan penelitian Dari hasil observasi
yang dilakukan Dwi pembuangan air limbah rumah
Yulianingsih (2008) di RSUD tangga masih banyak yang
Kabupaten Temanggung, yang mencemari sumber air,
meneliti tentang hubungan menimbulkan bau, dan jarak
kondisi jamban keluarga dengan penampungan limbah yang
kejadian Demam Tifoid, masih kurang dari 10 meter hal
menunjukkan bahwa ada ini sesuai dengan Keputusan
hubungan yang bermakna antara Menteri Kesehatan Republik
variabel kondisi jamban Indonesia Nomor
keluarga dengan kejadian 829/MENKES/SK/VII/1999
demam tifoid dan responden limbah cair yang berasal dari
yang memiliki jamban tidak rumah tidak mencemari sumber
memenuhi syarat mempunyai air, tidak menimbulkan bau, dan
risiko 6,500 kali lebih besar tidak mencemari permukaan
menderita Demam Tifoid. Pada tanah, limbah padat harus
penelitian lain yang dilakukan dikelelola agar tidak
oleh Naelannajah Alladany menimbulkan bau, pencemaran
(2010) di Kota Semarang, terhadap permukaan tanah serta
menunjukkan hasil yang selaras air tanah. Hal ini sejalan dengan
bahwa terdapat hubungan antara hasil penelitian Merri Syafrina
sarana pembuangan tinja dengan (2015) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sarana disediakan minimal 1 buah
pembuangan limbah (p=0,000, untuk setiap radius 10 meter,
OR=5,5) dengan kejadian dan tiap jarak 20 meter pada
demam tifoid. Penelitian ini ruang terbuka dan tunggu,
tidak sejalan dengan penelitian tersedianya tempat pembuangan
Aziz Etikawati Maghfiroh sampah semetara yang mudah
(2015), yang menyebutkan tidak dikosongkan, tidak terbuat dari
ada hubungan antara beton permanen, terletak
kepemilikan sarana pembuangan dilokasi yang terjangkau
air limbah (p=0,752) dengan kendaraan pengangkut sampah
kejadian demam tifoid. dan harus dikosongkan
Dalam hasil observasi sekurang-kurangnya 3 x 24 jam.
yang dilakukan sejumlah 32 Hal ini sejalan dengan
responden kasus dan 32 penelitian Aziz Etikawati
responden kontrol mendapatkan Maghfiroh (2015), yang
sarana pembuangan sampah menyebutkan bahwa ada
dengan kategori tidak memenuhi hubungan pembuangan sampah
syarat dan terkena demam tifoid dengan kejadian demam tifoid
sebanyak 24 responden (75%). nilai p= 0,032 (<0,05).
Dari hasil observasi yang 2. Gambaran personal hygiene
peneliti lakukan masih terdapat dengan kejadian demam tifoid
yang membuang pada tempat pada anak usia 1-5 tahun.
sampah yang tidak mempunyai Hasil penelitian menunjukkan
tutup, pengosongan jika sudah yang memiliki personal hygiene
penuh sampah semua. baik sebanyak 29 responden
Hal ini sesuai dengan (45,31%) dan yang tidak baik 35
teori Hadiwiyoto (2010), yang responden (54,68%). Personal
menyebutkan bahwa kriteria hygiene adalah suatu tindakan
pengelolaan sampah harus untuk memelihara kebersihan
memenuhi syarat yaitu tersedia dan kesehatan seseorang untuk
tempat sampah yang dilengkapi kesejahteraan fisik dan psikis,
dengan penutup, tempat sampah personal hygiene yang
terbuat dari bahan yang kuat, merupakan faktor resiko
tahan karat, permukaan bagian terjadinya demam tifoid antara
dalam rata dan dilengkapi lain kebiasaan memotong kuku,
dengan penutup, tempat sampah kebiasaan mencuci tangan
dikosongkan setiap 1 x 24 jam sebelum dan sesudah makan,
atau 2/3 bagian telah terisi kebiasaan mencuci tangan
penuh, jumlah dan volume setelah BAB, kebiasaan mencuci
sampah disesuaikan dengan buah dan sayur sebelum
sampah yang dihasilkan sertiap dimakan. Dari hasil peneliti
kegiatan, tempat sampah harus temukan dilapangan bahwa
kebiasaan mencuci tangan kejadian demam typhoid
sebelum makan masih kurang (p=0,021, OR=0,248).
tepat caranya yaitu tidak B. Analisis Bivariat
menggunakan air mengalir dan Hasil penelitian menunjukkan
responden hanya berfikiran bahwa adanya hubungan antara
menggunakan wastafel untuk sanitasi dengan kejadian demam
cuci tangan dengan air mengalir. tifoid pada anak usia 1-5 tahun.
Hasil penelitian dari 32 Hasil uji Chi Square diperoleh p-
responden kasus dan 32 value 0,001. Oleh karena p-value
responden kontrol mendapatkan 0,001< α (0,05) maka dapat
personal hygiene yang baik dan disimpulkan bahwa ada hubungan
terkena demam tifoid sebanyak secara signifikan sanitasi
10 responden kasus (15,62%) lingkungan dengan kejadian demam
dan personal yang tidak baik tifoid pada anak usia 1-5 tahun di
terkena demam tifoid sebanyak wilayah puskesmas Bergas
22 responden kasus (34,37%). Kabupaten Semarang. Hasil nilai
32 responden kontrol yang Odds Rasio diperoleh sebesar 0,175.
memiliki personal hygiene baik Ini menunjukkan bahwa sanitasi
dan tidak terkena demam tifoid lingkungan yang kurang baik
sebanyak 19 responden (59,37) , beresiko 0,175 kali lebih besar
dan personal hygiene tidak baik memiliki anak mengalami demam
terkena demam tifoid sebanyak tifoid dibandingkan sanitasi
13 responden (40,63). lingkungan yang baik.
Menurut Depkes RI (2006) Hal ini sejalan dengan dengan
Personal hygiene merupakan ciri penelitian Yuli Wulan Sari (2013)
berperilaku hidup sehat. adanya hubungan antara sanitasi
Beberapa kebiasaan berperilaku lingkungan dengan kejadian demam
hidup sehat antara lain kebiasaan tifoid sanitasi lingkungan dengan
mencuci tangan dengan sabun nilai (p=0,025, OR=3,180, CI 95%=
setelah buang air besar dan 1,127-8,973). Menurut WHO
kebiasaan mencuci tangan (2012), Sanitasi umumnya mengacu
dengan sabun sebelum makan. pada penyediaan fasilitas dan
Personal hygiene adalah salah layanan untuk pembuangan yang
satu dari program pencegahan aman dari urine manusia dan tinja.
untuk perlindungan diri terhadap Kata 'sanitasi' juga mengacu pada
penularan tifoid. pemeliharaan kondisi higienis,
Penelitian ini sejalan dengan melalui layanan seperti
penelitian yang dilakukan pengumpulan sampah dan
Haslinda (2016), menunjukan pembuangan air limbah.
hasil ada hubungan antara Hasil penelitian menunjukkan
personal hygiene dengan bahwa adanya hubungan antara
personal hygiene dengan kejadian
demam tifoid pada anak usia 1-5 tidak mampu melakukan perawatan
tahun.Hasil uji Chi Square diperoleh kebersihan untuk dirinya. Melihat
p-value 0,024. Oleh karena p-value hal itu personal hygiene diartikan
0,024< α (0,05) maka dapat sebagai kebersihan pribadi yang
disimpulkan bahwa ada hubungan mencakup semua aktivitas serta
secara signifikan personal hygiene bertujuan untuk mencapai
dengan kejadian demam tifoid pada kebersihan tubuh, meliputi
anak usia 1-5 tahun di wilayah membasuh, mandi, merawat rambut,
puskesmas Bergas Kabupaten kuku, gigi, gusi dan membersihkan
Semarang. Hasil nilai Odds Rasio di daerah genital, maka jika seseorang
peroleh sebesar 3,215. Ini sakit, biasanya masalah kebersihan
menunjukkan bahwa personal kurang diperhatikan. Hal ini sejalan
hygiene yang tidak baik beresiko dengan penelitian Sarah D. Bennett
3,215 kali lebih besar memiliki anak etc (2018) menggunakan sabun
mengalami demam tifoid untuk mencuci tangan (p = 0,0070)
dibandingkan personal hygiene yang dan harus mencuci tangan sebelum
baik. makan ( p = 0,0077) berhubungan
Hal ini sejalan dengan hasil dengan kejadian demam tifoid dan
peneliti Zulfian (2013) bahwa ada menurut penelitian Gaseem (2001)
hubungan personal hygiene dengan tidak pernah atau jarang mencuci
kejadian demam tifoid pada anak tangan sebelum makan merupakan
yang dirawat di Bangsal anak salah satu faktor resiko yang
RSUD dr. H. Abdul Moeloek menyebabkan demam tifoid (OR
Provinsi Lampung Tahun 2013 ˆ3,28; 95% CI ˆ 1,41 ± 7,65)
dengan p value 0,000 dan OR Menurut Depkes RI (2006)
14,684. Personal hygiene merupakan ciri
Menurut Kamus Besar Bahasa berperilaku hidup sehat. Beberapa
Indonesia, higiene diartikan sebagai kebiasaan berperilaku hidup sehat
ilmu yang berkenaan dengan antara lain kebiasaan mencuci
masalah kesehatan dan berbagai tangan dengan sabun setelah buang
usaha untuk mempertahankan atau air besar dan kebiasaan mencuci
memperbaiki kesehatan. Personal tangan dengan sabun sebelum
hygiene berasal dari bahasa Yunani makan. Pengendalian demam tifoid,
yaitu personal artinya perorangan peningkatan personal hygiene
dan hygiene berarti sehat. adalah salah satu dari program
Atikah (2012) mengatakan pencegahan yakni perlindungan diri
bahwa personal hygiene adalah terhadap penularan tifoid.
suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Sebaliknya, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang
SIMPULAN DAN SARAN 5. Hasil uji Chi Square diperoleh
Simpulan p-value 0,024. Oleh karena p-
1. Hasil penelitian menunjukkan value 0,024< α (0,05) maka
bahwa dari 64 responden Ibu dapat disimpulkan bahwa ada
yang memiliki anak usia 1-5 hubungan secara signifikan
tahun di wilayah Puskesmas personal hygiene dengan
Bergas Kabupaten Semarang, kejadian demam tifoid pada
sebagian besar memiliki sanitasi anak usia 1-5 tahun. Hasil nilai
lingkungan yang tidak sehat, Odds Rasio di peroleh sebesar
yaitu sebanyak 31responden 3,215. Ini menunjukkan bahwa
(48,8%). personal hygiene yang tidak baik
2. Hasil penelitian menunjukkan beresiko 3,215 kali lebih besar
bahwa dari 64 responden Ibu memiliki anak mengalami
yang memiliki anak usia 1-5 demam tifoid dibandingkan
tahun, sebagian besar memiliki personal hygiene yang baik.
personal hygiene yang tidak
baik, yaitu sebanyak 36 Saran
responden (56,3%). 1. Bagi masyarakat
3. Hasil penelitian menunjukkan a. Masyarakat diharapkan untuk
bahwa dari 64 responden Ibu menggunakan sanitasi
yang memiliki anak usia 1-5 lingkungan yang memenuhi
tahun mengalami demam tifoid syarat kesehatan untuk
sebanyak 32 responden kasus mencegah penularan penyakit
(50,0%) dan 32 responden demam tifoid terutama pada
kontrol yang tidak mengalami sarana pembuangan air
demam tifoid (50%). limbah.
4. Hasil uji Chi Square diperoleh b. Masyarakat diharapkan lebih
p-value 0,001. Oleh karena p- meningkatkan kesadaran agar
value 0,001< α (0,05) maka mempunyai kebiasaan
dapat disimpulkan bahwa ada mencuci tangan setelah buang
hubungan secara signifikan air besar dan cuci tangan
sanitasi lingkungan dengan sebelum makan dengan benar
kejadian demam tifoid pada untuk mencegah penularan
anak usia 1-5 tahun. Hasil nilai penyakit demam tifoid.
Odds Rasio diperoleh sebesar c. Masyarakat diharapkan
0,175. Ini menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan cara
sanitasi lingkungan yang kurang yang baik yaitu dengan
baik beresiko 0,175 kali lebih menggunakan air mengalir,
besar memiliki anak mengalami sabun dan 6 langkah cuci
demam tifoid dibandingkan tangan
sanitasi lingkungan yang baik. d. Masyarakat diharapkan
mencuci bahan makanan
mentah (sayur dan buah) yang 4. Bagi peneliti lain
akan dimakan langsung Perlu adanya penelitian
karena biasanya pada proses lebih lanjut dengan variabel
penanaman sayur dan buah yang lain untuk mengetahui
menggunakan pupuk kandang faktor lain yang berhubungan
yang mengandung bakteri dengan kejadian demam tifoid.
termasuk bakteri salmonella
typhi sehingga dapat
mengakibatkan penyakit DAFTAR PUSTAKA
demam tifoid. Atikah Proverawati dan Eni
Rahmawati.2012.Perilaku Hidup
2. Bagi dinas kesehatan
Bersih & Sehat (PHBS). Nuha
a. Menambah program Medika, Yogyakarta.
kesehatan dalam rangka
pencegahan dan Aziz Etikawati Maghfiroh
pemberantasan penyakit , (2015) Hubungan Praktik Cuci
menular, khususnya penyakit Tangan, Kondisi Tempat
Pembuangan Sampah,
demam tifoid sehingga dapat
Kepemilikan Sarana Pembuangan
menurunkan angka Air Limbah Dan Sanitasi
kesakitan, penularan maupun Makanan Dengan Kejadian
kejadian luar biasa (KLB). Demam Tifoid Di Kelurahan
b. Melakukan pendidikan Mlatibaru Kecamatan Semarang
kesehatan, terutama bidang Timur. Under Graduates thesis,
kesehatan lingkungan. Universitas Negeri Semarang
(https://lib.unnes.ac.id/22970/diak
3. Bagi Puskesmas Bergas
ses pada tanggal 15 November
Sebagai bahan masukan 2018 ).
bagi Puskesmas Bergas yang
menangani penyakit demam Cahyono, J.B. Suharyo B. 2010. Vaksinasi,
tifoid untuk menambah program Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.
Yogyakarta: Kanisius.
promosi kesehatan dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan Depkes RI, 2006, Pedoman Pengendalian
penyakit menular, khususnya Demam Tifoid, Jakarta: Direktorat
Jendral PP & PL.
penyakit demam tifoid pada
anak usia 1-5 tahun sehingga Depkes RI. 2008. Laporan Riset
dapat menurunkan angka Kesehatan Dasar Tahun 2007.
kesakitan, penularan maupun Jakarta: Departemen Kesehatan
angka Kejadian Luar Biasa Republik Indonesia
(KLB). Sehingga diharapkan
Dwi Yulianingsih, 2008, Faktor Risiko
dapat meningkatkan sanitasi Kejadian Demam Tifoid pada
lingkungan dan higiene Penderita Umur 15-24 Tahun di
perorangan untuk mengurangi RSUD Kabupaten Temanggung
risiko penularan penyakit Tahun 2008. Skripsi, Universitas
demam tifoid. Negeri Semarang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Lingkungan, Higiene Perorangan,
Indonesia Nomor Dan Karakteristik Individu
829/MENKES/SK/VII/1999 Dengan Kejadian Demam Tifoid
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lud Waluyo. 2009.Mikrobiologi Kedungmundu Kota Semarang
Lingkungan.UMM Press, Malang. Tahun 2012
(https://lib.unnes.ac.id/18354/1/64
M. Hussein Gasem, 2001 Poor food
hygiene and housing as risk factors
50408002.pdfdiakses pada tanggal
for typhoid fever in Semarang, 13 November 2018 )
Indonesia
Haslinda 2016, Effect Of ILU Dispensing
Merri, Syafrina (2015) Faktor - Faktor Types For Different Solder Bump
Arrangements On CUF
Yang Berhubungan Dengan
Encapsulation Process
Kejadian Demam Tifoid Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarah D. Bennett, 2018 Assessment of
Sariak Kabupaten Padang water, sanitation and hygiene
Pariaman. Diploma thesis, interventions in response to an
Universitas Andalas outbreak of typhoid fever in Neno
(http://scholar.unand.ac.id/16389/ District, Malawi.
diakses pada tanggal 17 (https://journals.plos.org/plosone/
November 2018) article?id=10.1371/journal.pone.0
193348diakses pada tanggal 17
Naelannajah Alladany , November 2018)
(2010)Hubungan Sanitasi
Lingkungan Dan Perilaku Widagdo. 2011.Masalah dan Tata Laksana
Kesehatan Terhadap Kejadian Penyakit Infeksi Pada Anak.CV.
Demam Typhoid Di Kota Sagung Seto, Jakarta.
Semarang (Studi Kasus Di Rsud
Kota Semarang Dan Rs Panti Widoyono. 2011.Penyakit
Wilasa Citarum) Tropis.Erlangga, Jakarta.
(Http://Eprints.Undip.Ac.Id/32368
Yuli Wulan Sari,2013 Faktor Kebiasaan
/diakses pada tanggal 19
Dan Sanitasi Lingkungan
September 2018 ) Hubunganya Dengan Kejadian
Demam Thypoid Di Wilayah Kerja
Namrata Prasad , 2018 Epidemiology Puskesmas Ngemplak Kabupaten
and risk factors for typhoid fever Boyolali
in Central Division, Fiji, 2014–
2017: A case-control study Zulfian, Rakhmi Rafie , 2013, Hubungan
(https://journals.plos.org/plosntds/ Personal Hygiene Dengan Kejadian
article?rev=2&id=10.1371/journal Demam Tifoid Pada Anak Yang
.pntd.0006571diakses pada Dirawat Di Bangsal Anak Rsud Dr H
Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tanggal 20 November 2018 )
Tahun 2013
Nurvina Wahyu Artanti, 2012
Hubungan Antara Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai