Anda di halaman 1dari 3

Judul Jurnal : Hubungan Status Imunisasi, umur dan jenis kelamin terhadap penyakit Campak di Kota

Tangerang Selatan.

Peneliti : Abdul Azis, Nur Rizky Ramadhani

Ringkasan Jurnal : Campak merupakan salah satu penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus
yang ditandai dengan gejala kulit kemerahan dan dapat menular dari droplet orang ke orang melalui
udara. data dari World Health Organization , dari tahun 2000-2013, dari 146 juta populasi anak, 40 juta
dian-taranya menderita campak dari 481.000 anak yang terjangkit campak 74% meninggal dunia.2Seba-
gian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah
men-derita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur
hidupnya. Imunisasi campak merupakan upaya pence-gahan yang paling efektif untuk menurunkan
insiden campak. Di negara berkembang imunisasi umumnya diberikan pada usia 9 bulan sedangkan di
negara maju pemberian imunisasi campak dilaksanakan setelah anak berusia 12 bulan.

Tujuan penelitian : Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel
independen (Status imuni-sasi, umur dan jenis kelamin) dan variabel Dependen (pemanfaatan layanan
kesehatan). Dalam penelitian ini menggunakan uji chi square. Analisis ini bertujuan untuk mencari
hubungan antar variabel, dalam hal ini uji yang cocok digunakan adalah uji (chi square).

Kelebihan dan Kekurangan :

Kelebihan ; penerepan ini tidak membutuhkan biaya dan mengatasi campak sejak dini

Dan ada pengetahuan perbedaan antara imunisasi,umur, dan jenis kelamin terhadap campak.

Kekurangan ; jurnal ini memiliki kata kata yang sedikit susah di cermati

PICO

P (problem) ; penyakit campak

I (intervention) ; Penelitian ini menggunakan rancangan pe-nelitian analitik observasional dengan


pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case control yaitu
suatu penelitian dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparan-nya (retrospektif) arah pengusutannya, rancangan tersebut bergerak dari
akibat (penyakit) ke sebab (pa-paran).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dependent variabel (terkait) dan indepen-dent
variabel (bebas).

C (Comparation) ; Jurnal "HUBUNGAN ANTARA USIA, STATUS GIZI, DAN STATUS IMUNISASI DENGAN
KEJADIAN CAMPAK BALITA"
Hasil : Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel adalah kelompok usia 1-5 tahun
yaitu 78,8%. Peneliti mengambil balita (0-5 tahun) sebagai sampel karena mengingat kejadian campak
lebih sering terjadi pada usia balita, hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa balita memiliki resiko
terkena campak lebih tinggi karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah.Secara bivariat usia tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian campak (P = 0,096; OR = 0,242). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa usia tidak memiliki hubungan dengan kejadian campak, dengan kata lain campak
bisa terjadi pada segala kelompok usia, bukan hanya menyerang bayi atau balita tapi bisa saja
menyerang pada usia yang lebih tua, sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pemberian
imunisasi pada sebagian besar komunitas akan menurunkan penularan agen infeksi dan mengurangi
peluang seseorang yang rentan untuk terpajan pada agen tersebut.

Penelitian ini menyebutkan bahwa sebagian besar sampel adalah balita yang sudah diimunisasi yaitu
75%. Secara deskriptif menyatakan bahwa kejadian campak lebih banyak terjadi (84,6%) pada balita
yang tidak diimunisasi campak, bila dibandingkan dengan balita yang diimunisasi hanya 15,4% yang
terkena campak. Hal ini disebabkan karena cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lebak tahun 2008
yang belum mencapai target yaitu 86,8% dimana target yang diharapkan adalah sebesar 95% (Dinkes
Lebak, 2008).

Berdasarkan nilai p yang diperoleh dari hasil uji bivariat, dapat dilihat bahwa imunisasi diprediksi
memiliki pengaruh terkuat terhadap kejadian campak pada balita.

Judul 2 "Hubungan Jenis Kelamin Dan Status Imunisasi Dengan Kejadian Campak PadaBalita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Palaran"

Hasil :Hubungan Jenis kelamin dengan risiko kejadian campak pada balita di wilayah kerja puskesmas
palaranJenis kelamin merupakan perbedaan biologis hal yang membedakan reproduksi yang membawa
konsekuensi fungsi reproduksi yang berbeda. Perempuan akan mengalami menstruasi, hamil melahirkan
dan menyusui dan laki-laki membuahi dengan spermatozoa. Hal biologis inilah yang merupakan ciptaan
tuhan yang tidak dapat diubah atau dipertukarkan dan bersifat kodrat berlaku sepanjang zaman.Hasil
dari penelitian ini balita dengan risiko campak lebih tinggi terdapat pada jenis kelamin laki-laki (13.5%)
dari pada balita yang jenis kelamin perempuan (8.3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.815 yang
berarti tidak ada hubungan jenis kelamin dengan risiko kejadian campak pada balita di wilayah kerja
puskesmas (PR 1.211;95% CI 0.554-2.649

Hubungan Status imunisasi dengan risiko kejadian campak pada balita di wilayah kerja puskesmas
palaran Status imunisasi adalah faktor yang mempengaruhi masalah penyakit campak. Imunisasi upaya
mendapatkan imun pada tubuh yaitu dengan melemahakn kuman atau mematikan kuman dengan
memasukkan ke dalam tubuh.Hasil dari penelitian ini balita dengan risiko campak lebih tinggi terdapat
pada balita yang imunisasi (18.8%)dibandingkan dengan balita yang tidak imunisasi (3.1%). Hasil uji Chi-
Square nilai p=1.000 berarti tidak adanya

hubungan status imunisasi dengan risiko kejadian campak pada balita di wilayah kerja puskesmas
Palaran (PR1.200;95%CI= 4.00-3.598).
O (Outcome) ; dari hasil penelitian terbukti bahwa adanya pengaruh dan tidak nya dari status
imunisasi,umur dan jenis kelamin

Anda mungkin juga menyukai