Anda di halaman 1dari 2

CARA INTERAKSI HOSPES DAN JASAD RENIK Sering dianggap bahwa interaksi antara hospes dan jasad renik

menular merupakan suatu peperangan dengan seluruh kemampuan yang ada atau pertarungan sampai mati. Ada kecenderungan besar yang menganggap bahwa agen menular sebagai benda yang secara intrinsik buruk, ditakdirkan untuk menimbulkan penyakit. Namun secara biologi, sebenarnya setiap agen yang hidup bukan untuk menimbulkan penyakit, melainkan untuk menghasilkan lebih banyak agen yang jenisnya sama. Ternyata jasad renik tertentu tidak ambil peduli tentang timbulnya penyakit pada hospes. Ternyata agen menular ideal yang dengan mudah dapat berkembang biak di dalam hospes tertentu (yang merupakan suplai makanan) dan tidak membahayakan hospes atau menimbulkan penyakit. Di pandang dari segi evolusi, bila agen menular tertentu demikian efektif menimbulkan penyakit sehingga akan mematikan setiap hospes yang dimasukinya, maka organisme itu dengan cepat kehabisan suplai makanan dan dengan dengan cepat akan mati. Segi lainnya adalah jika spesies hospes tertentu tetap hidup dalam perjalanan evolusi, maka salah satu hal yang harus dihadapinya dengan berhasil adalah agen-agen menular di dalam lingkungan itu. Seleksi alamiah jelas akan menguntungkan hospes yang lebih kuat. Jadi, dalam perjalanan evolusi, maka hospes yang lebih resisten dan agen yang kurang mematikan cenderung berkembang. Dengan demikian, maka ketentuan-ketentuan berevolusi sedemikian rupa sehingga kebanyakan interaksi antara hospes dan agen menular akhirnya berubah menjadi sesuatu yang agak menyenangkan, karena tidak menimbulkan bahaya bagi kedua belah pihak. Jika hubungan antara hospes dan agen menular tidak saling menyerang, maka jenis interaksi ini disebut sebagai komensalisme. Jika interaksi memberikan beberapa keuntungan bagi kedua belah pihak, maka interaksi itu disebut sebagai mutualisme. Komensalisme dan mutualisme merupakan hasil yang paling sering terjadi akibat interaksi infeksi di alam dan timbulnya penyakit menular dalam arti evolusi (dan ternyata banyak sekali) merupakan penyimpangan dari keadaan ini. Dengan alasan ini, maka mudah diduga bahwa sebagian besar penyakit menular adalah ringan atau bahkan sebagian besar infeksi tidak sampai menimbulkan penyakit. Jadi pada keadaan yang normal keberadaan jasad renik patogen pada atau di dalam hospes tidak berarti atau tidak nyata dan bila sampai terjadi penyakit berarti terjadi suatu pengecualian dari keadaan yang normal. Jadi untuk setiap individu yang mendapat penyakit menular tertentu, maka kemungkinan juga ada beberapa orang disekitarnya yang telah terinfeksi tetapi tidak menjadi sakit sama sekali. Pneumokok , stafilokok, meningokok dan banyak bakteri patogen lainnya dapat ditemukan dengan mudahnya pada individu sehat sempurna dalam populasi. Tentu terdapat pengecualian-pengecualian terhadap prinsip yang menyatakan bahwa infeksi pada umumnya ringan atau tidak tampak ini. Yang menarik adalah bahwa pengecualianpengecualian ini biasanya dapat diterangkan atas dasar-dasar evolusi. Misalnya, rabies, hampir 100% mematikan bagi manusia. Spesies kita tidak mengalami evolusi dengan virus ini, tetapi secara kebetulan masuk pada rantai infeksi yang biasanya melibatkan spesies mamalia lain yang lebih cocok. Demikian juga terjadi hal yang sama pada banyak penyakit hewan lain, dimana manusia dapat ditulari, penyakitnya dapat menjadi jauh lebih hebat dibandingkan pada spesies hewan tertentu yang cocok untuk infeksi ini. Jenis pengecualian evolusi lain terlihat apabila organisme baru dimasukkan kedalam populasi manusia yang sebelumnya terasing. Dengan demikian, maka apabila suku primitif itu dengan tiba-tiba

diserbu oleh individu dari dunia luar atau apabila penduduk pulau itu terkena agen yang biasa kita kita temukan (misalnya, campak), maka laju serangan dan laju kematian menyolok. Prinsip evolusi yang sama ini melibatkan penyebaran strain virus influensa tertentu di seluruh dunia. Pada keadaan yang terakhir ini virus bertindak seakan-akan seperti baru karena perkembangan sifat-sifat antigenik yang tidak dikenal oleh populasi yang menanggung risiko itu. Hanya dengan mengetahui cara pemindahan penyakit menular dari hospes ke hospes tidak menerangkan sepenuhnya insiden penyakit menular. Untuk memahami epidemiologi penyakit semacam itu secara lengkap, maka kita harus mengetahui segi-segi interaksi antara hospes dan jasad renik yang mengubah infeksi biasa yang tidak berbahaya atau tidak nyata menjadi penyakit menular yang secara klinis bermakna. CARA INTERAKSI HOSPES DAN JASAD RENIK Secara biologi, sebenarnya setiap agen yang hidup bukan untuk menimbulkan penyakit, melainkan untuk menghasilkan agen yang jenisnya sama. Jika hubungan antara hospes dan agen menular tidak saling menyerang, maka jenis interaksi ini disebut komensialisme. Jika interaksi memberikan beberapa keuntunganbagi kedua belah pihak, maka interaksi ini disebut mutualisme. Komensialisme dan mutualisme merupakan hasil yang paling sering terjadi akibat interaksi infeksi dialam dan timbulnya penyakit menular dalam arti evolusi (dan ternyata banyak sekali) merupakan penyimpangan dari keadaan ini. Interaksi yang kompleks dari hospes dan faktor-faktor lingkungan menentukan timbulnya infeksi. Virulensi atau patogenisitas mikroorganisme tertentu berkaitan dengan status hospes.

Anda mungkin juga menyukai