ISSN: 2808-6848
Terbit: 30/10/2021
Kata Kunci: Berulangnya Kejang Demam, Faktor Risiko, Riwayat Kejang di Keluarga.
Abstract
[The Relationship of Recurrent Febrile Seizure in Children with A Family History of Seizures]
Febrile seizures are seizures that occur in children aged 6 months to 5 years, caused by a sudden
spike in body temperature (>38ºC), with no other underlying seizure-provoking causes or diseases such as the
central nervous system infections, electrolyte abnormalities, trauma, or epilepsy. Recurrent febrile seizures are
influenced by various risk factors and almost one-third of all patients with febrile seizures have a family histo-
ry of seizures. The purpose of this study was to determine the risk factors for recurrence of febrile seizures and
how strong the relationship between family history of seizures and recurrence of febrile seizures was. This
study was a descriptive-analytic study with a cross sectional approach that have passed the ethical clearance
process, using data from medical records of all pediatric patients with recurrent febrile seizures in RSUD Ta-
banan in 2017-2020. There were 69 samples who had febrile seizures and 37 samples (53.6%) had recurrent
febrile seizures. In this study, using independent t test, it was found that there was a significant influence be-
tween the types of febrile seizures (simple febrile seizures) (P=0.00) and family history of seizures (P=0.00) on
the recurrence of febrile seizures. Multivariate analysis using regression logistic test showed that family histo-
ry of seizures had a very strong influence on the recurrence of febrile seizures (P=0.00; OR=6.09). Children
with a family history of seizures had a 6.09 times greater risk of experiencing recurrent febrile seizures com-
pared to children who didn’t have seizures in their families.
Karakteristik Sampel
Tabel 1. Karakteristik Sampel
Tabel 2. menunjukkan nilai p pada uji inde- berulangnya kejang demam, dimana se-
pendent t test untuk jenis kejang demam makin muda usia kejang anak saat pertama
dan riwayat kejang di keluarga <0,05, se- kali mengalami kejang semakin besar risi-
ko anak itu akan mengalami kejang
hingga didapatkan bahwa jenis kejang demam3,8.
demam dan riwayat kejang di keluarga ber-
Suhu
pengaruh terhadap berulangnya kejang
demam. Berdasarkan uji independent t test,
tidak didapatkan pengaruh yang signifikan
Hubungan Variabel Penelitian Dengan antara suhu dengan berulangnya kejang
Berulangnya Kejang Demam demam (P=0,23). Hasil yang sama juga
didapat oleh Kantamalee et al. (2017) dan
Tabel 3. Hubungan Variabel Penelitian Dengan Ber- Bahtera et al. (2016)9,10. Hal ini bisa terjadi
ulangnya Kejang Demam karena data suhu tubuh yang dipergunakan
dalam penelitian ini belum akurat, karena
Variabel OR P sebagian besar pasien dibawa orang tuanya
Riwayat Kejang 6,09 0,00* ke rumah sakit setelah kejang selesai, se-
di Keluarga
hingga tidak didapatkan suhu tubuh saat
terjadinya kejang. Hasil berbeda didapat-
Jenis Kejang -1,94 0,28
Demam kan oleh Dewanti et al. (2012), dimana
Usia Kejang 1,18 0,37 pasien dengan suhu tubuh <39°C berisiko
Pertama Kali lebih besar untuk kembali mengalami ke-
Jenis Kelamin 4,4 0,11 jang demam3.
Tanda bintang * menunjukkan p-value signifikan Jenis Kejang Demam
(0,05)
Pengujian independent t test
Tabel 3. menunjukkan bahwa adanya ri- mendapatkan bahwa jenis kejang demam
wayat kejang di keluarga memiliki hub- sederhana mempunyai pengaruh yang sig-
nifikan dengan berulangnya kejang demam
ungan yang kuat dengan berulangnya ke- (P=0,00). Hasil ini didukung oleh Gun-
jang demam. Hal ini dibuktikan oleh nilai P awan dan Saharso (2012) dimana pada
= 0,00 dan OR = 6,09 melalui uji regresi penelitian tersebut didapatkan pengaruh
logistik. signifikan antara jenis kejang demam
dengan berulangnya kejang demam. Ber-
PEMBAHASAN beda dengan penelitian Hardika dan Ma-
Usia halini (2019) yang tidak mendapatkan
pengaruh yang signifikan antara jenis ke-
Hasil pengujian independent t test jang demam dengan berulangnya kejang
tidak mendapatkan pengaruh yang signif- demam tersebut11. Jenis kejang demam,
ikan antara usia anak saat pertama kali ke- baik yang sederhana maupun kompleks
jang dengan berulangnya kejang demam masih dianggap sebagai faktor risiko yang
(P=0,71). Hasil serupa juga didapatkan pa- tidak konsisten terhadap berulangnya ke-
da penelitian Gunawan dan Saharso (2012), jang demam12.
dan Tosun et al. (2010) yang tidak
mendapatkan pengaruh yang signifikan an- Jenis Kelamin
tara usia dengan berulangnya kejang Hasil uji independent t test tidak
demam6,7. Akan tetapi, hasil berbeda memperoleh pengaruh antara jenis kelamin
didapatkan oleh Ridha et al. (2009) dan De- laki-laki dengan berulangnya kejang
wanti et al. (2012) yang menyatakan bahwa demam (P=0,11). Hasil ini sejalan dengan
usia lebih muda merupakan faktor yang penelitian Gunawan dan Saharso (2012)
berhubungan dengan meningkatnya risiko dan Tosun et al. (2010), yang tidak
Aesculapius Medical Journal | Vol. 1 No.1 | Oktober | 2021 Hal. 35
Hubungan Berulangnya Kejang Demam pada Anak Dengan Riwayat Kejang di Keluarga
menemukan pengaruh yang siginifikan an- Hal yang menjadi keterbatasan pada
tara jenis kelamin dengan berulangnya ke- penelitian ini adalah data rekam medis
jang demam6,7. Namun, hasil berbeda pasien yang tidak semuanya lengkap se-
didapatkan oleh Indriani et al. (2017) dan hingga ada beberapa pasien yang tidak me-
Manika et al. (2020) yang mendapatkan menuhi kriteria inklusi.
bahwa jenis kelamin laki-laki berpengaruh
terhadap berulangnya kejang demam 12,13. SIMPULAN
Hal ini dapat terjadi karena dibandingkan
dengan anak perempuan, maturasi saraf Tidak terdapat pengaruh usia ter-
pada anak laki-laki terjadi lebih lambat11. hadap berulangnya kejang demam pada
anak (P=0,71).
Riwayat Kejang di Keluarga
1. Tidak terdapat pengaruh suhu tubuh saat
Berdasarkan hasil uji regresi logis- kejang terhadap berulangnya kejang
tik, terdapat hubungan yang kuat antara demam pada anak (P=0,23).
riwayat kejang di keluarga dengan beru- 2. Terdapat pengaruh jenis kejang demam
langnya kejang demam (P=0,00 dan terhadap berulangnya kejang demam pa-
OR=6,09). Hal ini menandakan bahwa, da anak (P=0,00).
anak memiliki risiko 6,09 kali lebih besar 3. Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin
untuk kembali mengalami kejang demam terhadap berulangnya kejang demam pa-
apabila memiliki riwayat kejang di keluar- da anak (P=0,11).
ga. Hasil serupa juga didapat oleh Dewanti Riwayat kejang di keluarga mem-
et al. (2012) dan Tosun et al. (2010) yang iliki hubungan yang kuat terhadap beru-
mendapatkan bahwa, risiko yang lebih be- langnya kejang demam pada anak (P=0,00;
sar untuk kembali mengalami kejang OR=6,09), yang menandakan bahwa anak
demam akan dimiliki oleh anak yang mem- memiliki risiko 6,09 kali lebih besar untuk
iliki riwayat kejang di keluarga3,7. kembali mengalami kejang demam apabila
First degree relative atau ayah, ibu, memiliki riwayat kejang di keluarga.
dan saudara kandung merupakan anggota
keluarga yang dapat menjadi faktor risiko
berulangnya kejang demam3. Belum bisa
DAFTAR PUSTAKA
dibuktikan secara pasti mengenai
penurunan sifat genetik yang berkaitan 1. Leung AKC, Hon KL, Leung TNH.
dengan kejang demam, namun penelitian Febrile seizures: An overview.
sebelumnya mendapatkan kaitan kejang Drugs Context. 2018;7:1–12.
demam dengan mutasi gen pada kromosom 2. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael
1q31, 8q13-21, 18p11.2, 19p, dan 21q221. S (Ikatan DAI. Konsensus Pe-
Susunan genetik tersebut dapat men-
natalaksanaan Kejang Demam. Ikat
imbulkan kerentanan terhadap perkem- Dr Anak Indones [Internet]. 2006;1–
bangan saraf, disregulasi hipothalamus,
23. Available from: http://
mengubah ekspresi saluran natrium, dan spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
menyebabkan eksitabilitas hipokampus1. content/uploads/2017/03/Konsensus-
Ibu lebih banyak mewariskan kejang Penatalaksanaan-Kejang-
demam dibandingkan dengan ayah. Apabi- Demam.pdf
la riwayat kejang hanya dimiliki oleh salah
satu dari kedua orang tua, maka risiko anak 3. Dewanti A, Widjaja JA, Tjandrajani
untuk kembali mengalami kejang demam A, Burhany AA. Kejang Demam dan
menjadi 20%-22%3. Risiko anak akan Faktor yang Mempengaruhi Reku-
meningkat apabila kedua orang tua mem- rensi. Sari Pediatr. 2016;14(1):57.
iliki riwayat kejang menjadi 59%-64%3. 4. Sunarka N. Karakteristik Penderita