DISUSUN OLEH :
dr. Dede Mega Apriliana Nsa
PEMBIMBING :
dr. Komang Artawan, Sp.A. M.Biomed
PENDAMPING :
dr. I Gede Suprayoga Sukmana Putra
Belakang
A study of etiology and characteristics of febrile convulsions and epilepsy among children. https://www.researchgate.net/publication/320666161
International Journal of Contemporary Pediatrics Pathan HG et al. Int J Contemp Pediatr. 2017 Nov;4(6):2093-2097
LATAR BELAKANG
Kejang Demam
• Di Asia dilaporkan angka kejadian kasus lebih tinggi dari Negara-negara lain
dan sekitar 80% - 90% dari seluruh kasus adalah kejang demam sederhana
Etiologi :
Infeksi Saluran Pernafasan Atas yaitu presentasinya 63,85%
Malaria 09.64%
Infeksi Saluran nafas bawah 08.44 %
Umur 03.62 %
Lainnya 14.45%.
International Journal of Contemporary Pediatrics Pathan HG et al. Int J Contemp Pediatr. 2017 Nov;4(6):2093-2097
Etiologi
Evaluasi dan Manajemen Status Epileptikus. Beny Rilianto. RS Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru, Riau,
Indonesia
Klasifikasi
Kejang Demam
Introduction to Epilepsy and Related Brain Disorders Evangelia Giourou , Alkistis Stavropoulou-Deli , Aspasia
Giannakopoulou , George K. Kostopoulos , and Michalis Koutroumanidis. University of Patra. 2015
Diagram yang menggambarkan jalur refleks anti-inflamasi kolinergik: Selama infeksi, respons inflamasi menyebabkan pelepasan sitokin seperti
Interleukin (IL) 1β, IL 6 dan faktor nekrosis tumor (TNF α) dalam sirkulasi sistemik. Hal ini menyebabkan aktivasi sinyal saraf vagus
aferen ke otak. Pensinyalan ini selanjutnya menghasilkan aktivasi pensinyalan kolinergik saraf eferen vagus anti inflamasi dengan
pelepasan
neurotransmitter, asetilkolin (ACh). ACh kemudian menghambat pelepasan sitokin dari makrofag, menurunkan kadar sitokin sistemik.
Diadaptasi dari Pavlov, dkk., 2012.
Review The Pathogenesis of Fever-Induced Febrile Seizures and Its Current State Palesa Mosili1, Shreyal Maikoo2, Musa, Vuyisile Mabandla3, and Lihle
Quluhttps://orcid.org/0000-0003-2800-57111
Diagram yang menggambarkan patogenesis kejang demam: Selama infeksi,
lipopolisakarida (LPS) dilepaskan, menghasilkan respons inflamasi.
Review The Pathogenesis of Fever-Induced Febrile Seizures and Its Current State Palesa Mosili1, Shreyal Maikoo2, Musa, Vuyisile Mabandla3, and Lihle
Quluhttps://orcid.org/0000-0003-2800-57111
Tanda dan Gejala
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
Pemeriksaan Pungsi Lumbal
Menegakkan atau Menyingkirkan kemungkinan meningitis
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
Pencitraan Otak
Indikasi :
• CT scan kepala atau MRI kepala
• Pemeriksaan tersebut dilakukan bila terdapat indikasi, seperti
kelainan neurologis fokal yang menetap, misalnya
hemiparesis atau paresis nervus kranialis.
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene
Ilmu Kesehatan Anak FK USU. 2017
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak diperlukan untuk kejang demam,
KECUALI apabila bangkitan bersifat fokal.
Normal atau kelainan ringan pada EEG merupakan indikasi baik terhadap
kemungkinan bebasnya kejang setelah obat antiepilepsi dihentikan
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
Tatalaksana
• Evaluasi tanda vital serta penilaian airway,
breathing, circulation (ABC) harus
dilakukan seiring dengan pemberian obat
anti-konvulsan
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
Conway, Jeannine M. Tallian Kimberly. Epilepsy. 2018
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
• Pada kejang demam setelah dilakukan tatalaksana
kejang akut, dilakukan pemberian antipiretik
• Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10
sampai 15 mg/kg/kali diberikan tiap 4 sampai 6 jam.
Dosis ibuprofen 5 sampai 10 mg/kg/kali, 3 sampai
4 kali sehari.
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Kesehatan Anak FK USU. 2017
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat
dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, maka pengobatan rumat hanya
diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek. Indikasi pengobatan rumat:
1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3.Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi
serebral, hidrosefalus, hemiparesis.
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko
berulangnya kejang. Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku
dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat.
- Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur < 2 tahun
- Asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.
- Dosis asam valproat adalah 15 sampai 40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis
- Fenobarbital 3 sampai 4 mg/kg/hari dalam 1 sampai 2 dosis.
-Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam.
Update on Pediatric Diagnostic and Management Practices. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Sumatera Utara & Departemene Ilmu
Pemberian
Antiinflamasi
Dexamethasone melemahkan hipereksitabilitas hipokampus yang
menyebabkan terjadinya epilepsy dimasa mendatang
Dengan meminimalkan gangguan BBB dan peradangan saraf terkait
akibat kejang demam.
Disorders of the Nervous System. Dexamethasone Attenuates Hyperexcitability Provoked by Experimental Febrile Status
Epilepticus Megan M. Garcia-Curran,dkk https://doi.org/10.1523/ENEURO.0430-19.2019. Department of Anatomy and
Neurobiology, University of California-Irvine, Irvine, California 92697,
Diagnosis Banding
• Shaking chills (menggigil)
• Delirium demam
• Breath-holding spells
• Infeksi SSP
• Mioklonus Demam
Leung AKC, Hon KL, Leung TNH. Drugs in Context 2018; 7: 212536. DOI: 10.7573/dic.212536 ISSN: 1740-4398
Komplikasi
Gangguan Recognition Memory
Kerusakan otot, Demam, Rabdomiolisis, bahkan Gagal
Ginjal
Asidosis
Hipertensi, Hipotensi, Gagal jantung, atau Aritmia
Hipoglikemia
Edema Otak
Epilepsi
Sindrom Tourette
Penyakit Atopik
Leung AKC, Hon KL, Leung TNH. Drugs in Context 2018; 7: 212536. DOI: 10.7573/dic.212536 ISSN: 1740-4398
Komplikasi sekunder akibat pemakaian obat anti-konvulsan adalah depresi
napas serta hipotensi, terutama golongan benzodiazepin dan fenobarbital.
Pada sebagian anak, asam valproat dapat memicu ensefalopati hepatik dan
hiperamonia.
Leung AKC, Hon KL, Leung TNH. Drugs in Context 2018; 7: 212536. DOI: 10.7573/dic.212536 ISSN: 1740-4398
Prognosis
Sepertiga anak yang pernah mengalami kejang demam kekambuhan
selama masa kanak-kanak, < 10% akan mengalami tiga kali
kekambuhan.
Jika kekambuhan akan terjadi, sekitar 75% kekambuhan akan terjadi dalam 1
tahun dan 90% akan terjadi dalam 2 tahun.
Nama : An. K
Umur : 2 Tahun
Alamat : DESA LEMO II
KASUS
• Keluhan utama : Kejang
• Kejang 2x hari ini
• Lama kejang ± 15 menit
• Setelah kejang pasien sadar
• Pada saat kejang tubuh pasien kelojotan, mulut mencucu dan
kemudian kaku.
• Ada riwayat kejang usia 6 bulan
• Pasien juga mengeluh demam sejak 1 hari sebelum masuk RS
• Terasa tinggi pada saat malam hari
• Biasanya turun saat pagi hari
• Pasien juga ada mengeluh batuk tidak berdahak
• Pasien juga ada mengeluh muntah 1x isi cairan
Riwayat Penyakit
• Tanda-Tanda Vital
• GCS : E1V1M3
• RR : 30x / menit
• Suhu : 38,8 ⁰ C
• Status Gizi
• BB : 11,30 kg
• TB : 90 cm
• Status Gizi menurut Kurva WHO
• BB/U : 0- -1 SD (Gizi Baik)
• TB/U : 0-2 SD (Gizi Baik)
• BB/TB : 1- -2 SD (Gizi Kurang)
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephali • Abdomen :
• Mata : Conjungtiva Anemis (-),
Sclera • Inspeksi : cembung
Ikterus (-), Reflek pupil (+/+)
• Auskultasi : Peristaltik (+)
• THT : Telinga : secret (-/-)
normal
• Hidung : secret (-), darah (-)
• Palpasi :
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis
(-) Hepar/lien tidak teraba
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP
membesar, nyeri tekan (-),
tidak meningkat
• nyeri
Perkusi
spontan (-)
: Timpani
• Thorax : (+), Nyeri ketok
• Inspeksi : simetris kanan = kiri, retraksi (-) costovertebrae arcus -/-
+ +
• Palpasi : massa +(-),, jantung
+ batas atas
vocal fremitus ICS II,
simetris batas=
kanan • Extremitas : Akral hangat
+ +
kiri
kanan linea parasternalis
(+
• Perkusi
dextra, batas: sonor
kiri linea axilaris anterior sinistra ICS V / +), Cappilary Refill Time < 2s,
• Auskultasi: Cor : S1, S2 tunggal, regular, murmur (-) turgor kulit normal
• Pulmo : VES ++ ++, Wheezing − −
− −, Rhonki − −
− − kedua
+ + − − − −
basal paru
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Kaku kuduk -
Kernig -
Lasegue -
Brudzinski 1 -
Brudzinski 2 -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Pasien Nilai Normal
Hb 11,3 gr/dL 11-16 g/dl
Leukosit 11.600 /mm3 4.500-10.000/µl
Trombosit 350.000 /mm3 150.000-400.000/µl
Eosinofil 00% 0-5%
Basofil 00% 0-1%
Stab 00% 0-5%
Segmen 73% 50-70%
Limfosit 16% 20-40%
Monosit 11% 1-6%
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit 30,9 % P = 40 – 48 %
GDS 97 mg/dL < 140 mg/dl
Pemeriksaan Radiologi
X-Ray Foto Thorax PA
Ro. Thorax PA :
Cor : besar dan bentuk normal
Pulmo : tidak tampak kelainan
Kesimpulan :
Dalam batas normal
Kejang Demam Kompleks
Working Diagnosis:
KDK
• Tatalaksana di IGD yang diberikan
Pasien rawat ruang PICU
O2 2-3 liter/menit
IVFD D5 ¼ Ns
Kebutuhan Cairan 1065 ml
Mampu minum 600 ml
465 ml : 24 = 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 400 mg/12jam
Diazepam rectal 5mg extra
Fenobarbital 75mg/IM extra (habis)
Phenitoin 220 mg dalsm Ns 50 cc
habis dalam 20 menit
Paracetamol 110mg/6jam IV
FOLLOW UP PASIEN DI RUANGAN
Ruang Perawatan 26/06/22 Ruang Perawatan 27/06/22 Ruang Perawatan 28/06/22
S/ S/ S/
Penurunan kesadaran (-), Demam (+), Sadar (+), Demam (-), Kejang (-) Demam (-), Kejang (-)
Kejang (-).
O/
O/ O/ Tanda Vital :
Tanda Vital : Tanda Vital : Nadi : 108x / menit
Nadi : 171x / menit Nadi : 110x / menit RR : 25x / menit
RR : 30x / menit RR : 25x / menit Suhu : 36,9 ⁰ C
Suhu : 38 ⁰ C Suhu : 36,8 ⁰ C Saturasi Oksigen:98%
Saturasi Oksigen: 77 – 84 % tanpa NK, 96 Saturasi Oksigen: 98% dengan NK
% dengan NK A/
A/ KDK
A/ KDK
KDK P/
P/ Advice dr. Komang, Sp.A
P/ Advice dr. Komang, Sp.A O2 2 – 5 lpm
Advice dr. Komang, Sp.A O2 2 – 5 lpm Inj. Ceftrixone 500mg/12jam
O2 2 – 5 lpm Inj. Ceftrixone 500mg/12jam Inj. Phenitoin 110 mg+D5% 50cc habis
Inj. Ceftrixone 500mg/12jam Inj. Phenitoin 110 mg+D5% 50cc habis dalam 20 menit(bila kejang)
Inj. Phenitoin 110 mg+D5% 50cc habis dalam 20 menit(bila kejang) Inj. Dexamethasone 2mg/8jam/IV
dalam 20 menit(bila kejang) Inj. Dexamethasone 2mg/8jam/IV Inj. Paracetamol 100mg/6jam (k/p)/IV
Inj. Dexamethasone 2mg/8jam/IV Inj. Paracetamol 100mg/6jam (k/p)/IV Pasien meminta APS
Inj. Paracetamol 100mg/6jam (k/p)/IV Obat untuk pulang
paracetamol syr 4X1 cth
apyalis syr 1x1 cth
DISKUSI
Tanda dan Gejala
• Kejang demam adalah kejang yang disertai • Kejang 2x hari ini,
demam yang bukan disebabkan oleh infeksi
SSP, yang terjadi pada anak usia 6 bulan • Lama kejang ± 15 menit
sampai 60 bulan.
• Setelah kejang pasien
• Kejang demam sederhana bersifat umum sadar dan menangis
dan berhubungan dengan gerakan tonik-
klonik anggota badan dan bola mata • Pada saat kejang tubuh pasien
berguling ke belakang. kelojotan seluruh badan, mulut
• Kejang biasanya berlangsung selama beberapa mencucu, dan kemudian
detik hingga paling lama 15 menit (biasanya kurang kaku.
dari 5 menit)
• Diikuti dengan periode mengantuk singkat • Demam sejak ± 1 hari sebelum
pascaiktal, dan tidak berulang dalam 24 jam.
masuk RS.
• Otot-otot wajah dan pernapasan sering terlibat.
Mantra atonik dan tonik juga telah dijelaskan.