Anda di halaman 1dari 19

Diskusi Topik

Kejang Demam Komplek


Dokter Pembimbing :
dr. Dina Frida, Sp. A

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak dan Remaja


Periode 1 Februari 2021 – 10 April 2021
RSUD Dr. Soedarso - Pontianak
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
DEFINISI

 Kejang demam adalah bangkitan


kejang yang terjadi pada anak
berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh
(suhu di atas 380C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial.

Reference: Recommendations for the management of febrile seizures: Ad Hoc Task Force of LICE
Guidelines. Epilepsia.2009;50(1):2-6.
American Academy of Pediatrics. Subcommittee on Febrile Seizures. Pediatr.
2011;127(2):389-94.
 Keterangan:
 Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan
elektrolit atau metabolik lainnya.
 Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak disebut
sebagai kejang demam.
 Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam,
namun jarang sekali. National Institute of Health (1980) menggunakan
batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan Ellenberg (1978), serta
ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih dari 1 bulan. Bila anak
berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat.
 Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini
melainkan termasuk dalam kejang neonatus

Reference:
Nelson KB, Ellenberg JH. Pediatr.1978;61(5):720-7. National Institute of Health. Febrile seizure: Consensus development conference statement summary.
Pediatr. 1980;66:1009-12.
ILAE Guidelines. Commision on Epidemiology and Prognosis, International League Against
Epilepsy. Guidelines for Epidemiologic Studies on Epilepsy. Epilepsia. 1993:34:592-6.
Klasifikasi

1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)

2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)


Kejang Demam Sederhana
 Kejang demam yang berlangsung singkat
(kurang dari 15 menit), bentuk kejang
umum (tonik dan atau klonik), serta tidak
berulang dalam waktu 24 am.
Keterangan:
 Kejang demam sederhana merupakan 80%
di antara seluruh kejang demam
 Sebagian besar kejang demam sederhana
berlangsung kurang dari 5 menit dan
berhenti sendiri.
ILAE Guidelines. Commision on Epidemiology and Prognosis, International League Against Epilepsy. Guidelines for Epidemiologic Studies on Epilepsy. Epilepsia. 1993:34:592-6.
American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94. Hesdorffer DC, Benn EK, Bagiella E, Nordli D, Pellock J, Hinton V, dkk. Ann Neurol.
2011;70(1):93-100
Kejang Demam Komplek

 Kejang demam dengan salah satu ciri


berikut:
 Kejang lama (>15 menit)
 Kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului kejang
parsial
 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
waktu 24 jam.
Keterangan

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali
dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam.

Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang
didahului kejang parsial.

Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, dan di antara 2 bangkitan kejang
anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% anak yang mengalami kejang demam.

Berg AT, Shinnar S. Epilepsia. 1996;37(2):126-33. American Academy of Pediatrics, Subcommitee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.
Mekanisme
Re spons terhadap demam

Perubahan
Menghasilkan sitokin
biasanya dihubungkan dengan
interleukin-1 (IL-1) yang
yang merupakan
merupakan pirogen endogen

temperatur
atau lipopolisakarida (LPS)
pyrogen endogen
dinding bakteri gram negatif
sebagai pirogen eksogen

LPS
mens
timul
us
makr
ofag
yang
akan
mem
prod
uksi
pro-
dan
anti-
infla
masi
sitoki
n
tumo
r
necr
osis
facto
r-
alpha
(TNF
-α),
IL-6,
interl
eukin
-1
recep
tor
anta
gonis
t (IL-
1ra),
dan
prost
aglan
din
E2
(PGE
2).
Mekanisme

Peningkatan
eksitabilitas
neuronal ini
Pirogen endogen,
yakni interleukin
yang
1ß, akan menimbulkan
meningkatkan kejang
eksitabilitas
Demam juga neuronal
akan (glutamatergic)
meningkatkan dan
sintesis sitokin menghambat
di hipokampus. GABA-ergic

Wendorff J, Zeman K. Immunology of febrile seizures. Pracapoglado/review paper. 2011; 20: 40-6.
ANAMESIS

 Penting untuk mengumpulkan riwayat yang rinci dan akurat


dan untuk melakukan evaluasi klinis yang lengkap
 Riwayat dikumpulkan dari orang tua atau pengasuh
1) Sifat dan durasi kejang
2) Kejadian dan durasi fase postictal
3) Penyakit atau demam yang baru terjadi
4) Penggunaan terapi antibiotik baru-baru ini
5) Gejala terkait lainnya

Reference: Laino D, et al. Management of Pediatric Febrile seizures. Pediatric Clinic, Department of Surgical and Biomedical
Sciences, Università degli Studi di Perugia, Italy. 2018.
Chung, S. Febrile seizures. Korean J. Pediatr. 2014.
ANAMESIS

6) Riwayat imunisasi dan vaksinasi


7) Riwayat episode kejang demam sebelumnya atau diagnosis
epilepsi
8) Kondisi dan penyakit neurologis yang diderita
9) Riwayat kejang demam, epilepsi, atau penyakit neurologis dalam
kelauarga
10) Riwayat penggunaan antipiretik dan kebutuhan akan
antikonvulsan penyelamat untuk menghentikan kejang, seperti
diazepam atau midazolam
Reference: Laino D, et al. Management of Pediatric Febrile seizures. Pediatric Clinic, Department of Surgical and Biomedical
Sciences, Università degli Studi di Perugia, Italy. 2018.
Chung, S. Febrile seizures. Korean J. Pediatr. 2014.
Physical exams

 Perform a complete clinical evaluation,


including a neurologic examination and
mental status, to rule out secondary
causes of convulsions
 After stabilization, vital signs should be
recorded: temperature, heart and
respiratory rate, capillary refill time,
and blood glucose
 Signs of intracranial infections
Reference: Paul, S.P.; Eaton, M. At a glance: Febrile convulsion in children. J. Fam. Health Care 2013, 23, 34–
Pemberian obat rumatan
 Indikasi pemberian obat rumat
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
 1. Kejang lama > 15 menit
 2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau
sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd,
cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
 3. Kejang fokal
 4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
 • Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
 • Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.
 • kejang demam > 4 kali per tahun
Farmakologi
 Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
sebagian kecil kasus, terutama yang berumur
kurang dari 2 tahun, asam valproat dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
 Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan
belajar pada 40-50% kasus
 Dosis asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3
dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam
1-2 dosis.
 Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai