KONSEP DASAR
1. Definisi
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat
atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas otak yang abnormal serta adanya
pelepasan listrik serebral yang sangat berlebih (Hidayat Aziz, 2008 : 89 ).
Kejang demam ada 2 bentuk yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam
kompleks. Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang
15 menit dan umumnya dapat berhenti sendiri. Kejangnya bersifat umum artinya melibatkan
seluruh tubuh. Kejang tidak berulang dalam 24 jam pertama. Kejang demam tipe ini
merupakan 80% dari seluruh kasus kejang demam. Kejang demam kompleks adalah kejang
dengan satu ciri sebagai berikut: kejang lama > 15 menit, kejang fokal / parsial satu sisi
tubuh, kejang > 1 kali dalam 24 jam ( Hartono, 2011 : 194).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh diatas 38,4ºC
tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada anak diatas usia 1
bulan, tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya (Partini, 2013 : 65).
2. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak diketahui. Kejang demam
biasanya berhubungan dengan demam yang tiba-tiba tinggi dan kebanyakan terjadi pada hari
pertama anak mengalami demam.
Kejang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit. kejang demam
cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga melibatkan faktor keturunan
(faktor genetik). Kadang kejang yang berhubungan dengan demam disebabkan oleh penyakit
lain, seperti keracunan, meningitis atau ensefalitis. Roseola atau infeksi oleh virus herpes
pada manusia juga sering menyebabkan kejang demam pada anak-anak. Shigella pada
Disentri juga sering menyebakan demam tinggi dan kejang demam pada anak-anak
(Mediacastore, 2011: 8).
3. Patofisiologi
Infeksi yang terjadi pada jaringan diluar kranial seperti tonsilitis,otitis media
akut,bronkitis penyebab terbanyaknya adalah bakteri yang bersifat toksik.Toksisk yang
dihasilkan oleh mikroorganosme dapat meny6ebar keseluruh tubuh melalui hematogen
maupun limfogen.
Naiknya suhu di hipotalamus,otot,kulit dan jaringan tubuh yang lain akan disertai
pengeluaran mediator kimia seperti epinefrin dan prostlaglandin.Pengeluaran mediator kimia
ini dapat merangsang peningkatan potensial aksi pada neuron.Peningkatan poteensial inilah
yang merangsang perpindahan ion natrium,ion kalium dengan cepat dari luar sel menuju
kedalam sel.Peristiwa inilah yang diduga dapat menaikkan fase deplorasi neuron dengan cepat
sehingga timbul kejang.
Hipertermi
Seperti prostaglandin,epinefrin
Peningkatan masukan ion natrium,Ion kalium kedalam sel neuro dengan cepat
Kejang
Risiko cedera
Komplikasi pada kejang demam anak menurut Garna & Nataprawira (2005).
1. Epilepsi Epilepsi
Merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dicirikan oleh terjadinya serangan
yang bersifat spontan dan berkala. Bangkitan kejang yang terjadi pada epilepsi kejang
akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat.
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu kejang
melepaskan glutamat yang mengikat resptor M Metyl D Asparate (MMDA) yang
mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel neuoran secara
irreversible.
3. Retardasi mental
4. Aspirasi
5. Asfiksia
Keadaan dimana bayi saat lahir tidak dapat bernafas secra spontan atau teratur.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang kejang demam menurut Hartono (2011 : 195) antara lain :
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat
dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab atau keadaan lain, misalnya
gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan, darah
perifer, elektrolit, dan gula darah.
2) Lumbal Fungsi
Pemeriksaan elektro ense falo grafi ( EEG ) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam.
7. Penatalaksanan Medis
a. Diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3 – 0,5
mg/kg perlahan lahan dengan kecepatan 12 mg/menit atau dalam waktu 35 menit, dengan
dosis maksimal 20 mg.
b. Dosis diazepam rektal adalah 0,5 – 0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak
dengan berat badan < 10 kg dan 10 mg untuk berat badan > 10 kg atau diazepam rektal
dengan dosis 5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun. Tata laksana kejang demam :
c. Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan
cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.
d. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah
sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kg.
e. Bila kejang tetap belum berhenti, berikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal
1020 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila
kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 48 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis
awal.
f. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif. Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis
kejang demam, apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor resikonya (
Hartono, 2011 : 198 – 199 ).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Focus
Pengkajian Gordon
2) Nutrisi-Metabolik
3) Eliminasi
4) Aktivitas-Latihan
5) Kognitif-Persepsi
8) Peran – Hubungan
9) Seksualitas – Reproduksi
c. Defisiensi pengetahuan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisiensi Pengetahuan NOC : NIC :
Definisi: Knowledge : Disease Process Teaching : Disease Proses
Ketiadaan atau defisisensi Knowledge : Health Berikan penilaian tentang tingkat
informasi kognitif yang Hehavior pengetahuan pasien tentang proses
berkaitan dengan topic Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
tertentu. Pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
Batasan Karakteristik : menyatakan pemahaman bagaimana hal ini berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
Ketidakakuratan prognosis, dan program tepat.
mengikuti perintah pengobatan Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
Ketidakakuratan Pasien dan keluarga muncul pada penyakit, dengan cara yang
melakukan tes mampu melaksakan tepat
Perilaku tidak tepat prosedur yang dijelaskan Identifikasi kemungkinan penyebab,
(hysteria, bermusuhan, secara benar dengan cara yang tepat
agitasi, apatis) Pasien dan keluarga Sediakan informasi pada pasien
Factor yang berhubungan : mampu menjelaskan tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Gangguan fungsi kognitif kembali apa yang Diskusikan pilihan terapi atau
Gangguan memori dijelaskan perawat/tim penanganan
Kurang informasi kesehatan lainnya Intruksikan pasien mengenal tanda dan
Kurang minat dalam gejala untuk melaporkan pada pemberi
belajar perawatan kesehatan, dengan cara yang
Kurang sumber tepat
pengetahuan
Salah pengertian terhadap
orang lain
d. Ansietas
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas NOC : NIC :
Definisi : Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Perasaan tidak nyaman atau · Anxiety level Gunakan pendekatan yang menenangkan
kekawatiran yang Samar · Coping Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
disertai respon autonom Kriteria Hasil : pelaku pasien
(sumber sering kali tidak Klien mampu Jelaskan semua prosedur dan apa yang
spesifik atau tidak diketahui mengidentifikasi dan dirasakan selama prosedur
oleh individu); perasaan takut mengungkapkan gejala Pahami prespektif pasien terhadap situasi
yang disebabkan oleh cemas. stres
antisipasi terhadap bahaya. Mengidentifikasi, Temani pasien untuk memberikan
Hal ini merupakan isyarat mengungkapkan dan keamanan dan mengurangi takut
kewaspadaan yang menunjukkan tehnik Dorong keluarga untuk menemani anak
memperingatkan individu untuk mengontol cemas. Dengarkan dengan penuh perhatian
akan adanya bahaya dan Vital sign dalam batas Identifikasi tingkat kecemasan
kemampuan individu untuk normal. Bantu pasien mengenal situasi yang
bertindak menghadapi Postur tubuh, ekspresi menimbulkan kecemasan
ancaman. wajah, bahasa tubuh dan Dorong pasien untuk mengungkapkan
Batasan Karakteristik : tingkat aktivfitas perasaan, ketakutan, persepsi
Perilaku : menunjukkan Instruksikan pasien menggunakan teknik
Penurunan produktivitas berkurangnya kecemasan. relaksasi
Gerakan ekstra
Gelisah
Melihat sepintas
Insomnia
Kontak mata yang buruk
Mengekspresikan
kekawatiran karena
perubahan dalam peristiwa
hidup
Agitasi
Perilaku mengintai
Tampak waspada
Affektif :
Gelisah, Distres
Kesedihan yang mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri sendiri
Gugup
Menyesal
Fisiologis :
Wajah tegang, Tremor
tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Gemetar, Tremor
Suara bergetar
Simpatik :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Mulut kering
Wajah memerah
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan denyut nadi
Peningkatan reflek
Peningkatan frekuensi
pernapasan
Parasimpatik :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Ganguan pola tidur
Kesemutan pada
ekstremitas
Sering berkemih
Dorongan cegera
berkemih
Kognitif :
Menyadari gejala fisiologis
Bloking fikiran
Konfusi
Penurunan lapang persepsi
Penurunan kemampuan
belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Lupa
Cenderung menyalahkan
orang lain.
Faktor Yang Berhubungan :
Ancaman kematian
Ancaman pada status
terkini
Hereditas
Hubungan interpersonal
Kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Konflik nilai
Konflik tentang tujuan
hidup
Krisis nilai
Konflik tentang tujuan
hidup
Krisis maturasi
Krisis situasi
Pajanan pada toksin
Penularan interpersonal
Penyalahgunaan zat
Perubahan besar (status
ekonomi,lingkungan ,status
kesehatan ,fungsi
peran,status peran)
Riwayat keluarga tentang
ansietas
Stressor
e. Risiko cedera
Garna dan Nataprawira. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Bandung:
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Partini, (2013). Kiat praktis dalam pediatrik klinis, Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang
DKI Jakarta
Sujono & Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu