• Kejang demam ditandai dengan kejang disertai demam lebih dari 38 ◦C tanpa adanya infeksi
neurologis
• Umumnya dilaporkan antara anak-anak berusia 6-60 bulan
– Prevalensinya dilaporkan 2%–5%
• Genetika dan suhu tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko yang umum dari kejang ini.
• Secara patologis, kejang demam ditandai sebagai respon dari otak yang belum matang menjadi demam
– Infeksi saluran pernapasan atas atau saluran kemih
• Diklasifikasikan sebagai kejang demam sederhana dan kompleks.
– Kejang demam sederhana → akut, tanpa kelainan neurologis. Analisis gula dan elektrolit untuk infeksi
gastrointestinal sedangkan analisis cairan tulang belakang otak menentukan infeksi saraf.
– Kejang demam kompleks berulang dalam 24 jam dan durasi yang lebih lama lebih dari 15 menit
• Pasien dan desain penelitian
Metodologi
– Cross-sectional Penelitian
– Anak yang mengalami kejang dan demam dirujuk ke (XXX)
pada tahun 2019 disertakan.
– Kriteria inklusi untuk penelitian:
• Bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dirawat di rumah sakit
dengan diagnosis kejang berdasarkan pendapat dokter, penyebab yang
kurang diketahui kejang seperti meningitis, ensefalitis, shigellosis,
hipokalsemia, dll.
• Tidak adanya penyakit saraf seperti epilepsi, cerebral palsy, koeksistensi
demam selama kejang, demam diukur dari ketiak 38◦ ke atas, dan tidak
adanya penyakit yang mendasari dan penyakit metabolik.
• Pasien dengan catatan tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian
• Pengumpulan data
– Daftar pertanyaan (kuesioner)
– Darang lengkap, jenis kejang, gula darah, elektrolit, C-reaktif
• Analisis data
– SPSSv25
Hasil
Jika anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan kejang demam, tes darah seringkali tidak
diperlukan. Pengobatan kejang tergantung pada kekambuhan dan riwayat keluarga. Studi lebih
lanjut, termasuk ukuran sampel yang lebih besar dan analisis genetik, dapat memberikan
kesimpulan yang lebih baik dalam hal ini.
Terima Kasih