Anda di halaman 1dari 31

Journal

Predictors Reading
of Relapse in
Steroid Sensitive Nephrotic
Syndrome in Children
Presenting to
a Tertiary in
Care Hospital
Bangladesh
Disusun oleh:
Shofiyah Hasya
Pembimbing: dr.
Khondaker, T., Chowdhury, G.N., Loha, A., Sonia, S.F., Sultana, A., Afroz, S. and
Hanif, M., 2021. Predictors of Relapse in Steroid Sensitive Nephrotic Syndrome
in Children Presenting to a Tertiary Care Hospital in Bangladesh. Journal of Dr.
MR Khan Shishu (Children) Hospital Vol, 2(1).
TOPIK 01 PENDAHULUA
N
.
BAHASA METOD

N 02.
E

03 HASI
L
.
DISKUS
I
04.
05 KONKLUS
I
.
01 PENDAHULUAN
Sindrom nefrotik (SN) pada anak
merupakan penyakit ginjal anak
yang paling sering ditemukan.

Ins 2 – 3 Kasus
i
den
Per 100.000 anak/
si
tahun
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:

Proteinuria masif Hipoalbuminemia <2,5 g/dL Edema


Anasarka
Etiolog
i
Kongenital Sindrom nefrotik idiopatik berkaitan dengan gangguan kompleks
pada sistem imun, terutama imun yang dimediasi oleh
Prime sel T.
Kemudian terjadi peningkatan permeabilitas dinding kapiler
r glomerulus yang menyebabkan proteinuria masif dan
Sekunde
hypoalbuminemia.
r

Tatalaksana
Steroi
d
Sebagian besar pasien anak
Mengalami beberapa
dengan SNRELAPS
efek yang berhubungan YANG
SERING
dengan: DEPENDE
N
Episode
penyakit STEROID
yang multiple RESISTEN
Efek samping
STEROID
terkait disebabkan oleh pengobatan yang
obat
diberikan maupun akibat
penyakitnya sendiri
RELAPS
YANG Identifikasi pemicu
SERING ❎ kekambuhan

Penerapan protocol pengobatan yang paling


DEPENDEN aman
STEROID

M
A
● Usia muda saat onset
● Jenis kelamin laki-laki
● Durasi dari terapi
steroid
awal sampai remisi
● Kadar protein serum Jumlah relaps dalam enam
yang rendah bulan pertama pada pasien
● Hematuria
anak dengan sindrom
menunjukkan hasil
yang bertentangan dalam nefrotik adalah yang
populasi yang kelompok
prediktor kekambuhan yang
berbeda
Fujinaga et al, Yap et kuat di masa depan.
al,
Constantinescu et al,
Harambat et al
“Predictors of Relapse in
Steroid Sensitive
Nephrotic Syndrome in
Children Presenting to a
Tertiary Care Hospital in
Bangladesh”
Untuk menentukan faktor risiko
terjadinya sindrom nefrotik dengan relaps
yang sering ataupun dependen steroid
pada anak-anak di rumah sakit perawatan
tersier
METOD
E
PENELITIA
0
Studi Dhaka Ethics Committee
of Department
retrospe Shishu of Pediatric
k tif (Children) Nephrology,
Hospital Dhaka
POPULASI
Kriteria STUDI
Eksklusi ● Pasien anak dengan
diagnosis SN berusia 1 –
● SN resisten steroid 15 tahun
● SN dengan ● Rentang waktu
etiologi diagnosis:
sekunder Januari – April 2021
● SN dengan gg KRITERIA ● Pasien dengan
fungsi ginjal follow-up minimal
● SN dengan Kriteria
1x/tahun
gambaran
atipikal
Inklusi
● Hipokomplementemia
PENGUMPULAN
DATA
Data dianalisis ANALISIS
meng-
gunakan SPSS versi
23.
DATA
Analisis regresi logistic
untuk menguji efek Variabel kategori dinyatakan
independent dari factor dgn frekuensi dan
risiko persentase, dan analisis
dilakukan dengan
- AOR = 1  tidak ada menggunakan uji Chi-square
hubungan dan Fisher’s.
- AOR > 1  asosiasi positif
Uji t dan Mann-Whitney
- AOR < 1  asosiasi diguna- kan untuk variabel
negatif kontinu.
PENELITIAN
Waktu untuk remisi & jeda waktu antar
relaps
Waktu terjadinya remisi secara signifikan lebih tinggi pada pasien
SN relaps sering (11,05 ± 3,56 vs 8,95±3,46 hari, p=0,007), dan
jeda waktu antar relaps ditemukan secara signifikan lebih
rendah (4,21±1,71 vs 8,67±3,22 bulan, p <0,001) dibandingkan
dengan pasien SN relaps jarang.

Kadar serum albumin & kolesterol


Kedua kadar serum albumin dan kolesterol lebih tinggi pada
pasien SN relaps, dengan hasil statistic yang signifikan.

Infeksi bersamaan
58,1% dari pasien SN relaps sering disertai dengan infeksi
bersamaan, dan hanya 28,6% pada kelompok relaps jarang,
dengan hasil statistic yang signifikan (p=0,006).
Jeda waktu antar
relaps
Pasien dengan jeda relaps <6
bulan kemungkinan besar
menjadi pasien SN dengan
Jeda waktu antar kekambuhan
relaps sering [interval
yang rendah dan peningkatan kepercayaan 95%: 7.98-
waktu yang dibutuhkan untuk 151.7].
remisi secara signifikan
dikaitkan dengan peningkatan
risiko sering kambuh. Waktu untuk remisi
Pasien yang
membutuhkan
waktu lebih untuk remisi
sekitar
>12 hari dapat menjadi pasien
SN dengan relaps sering atau
dependen steroid [interval
DISKUS
I 04
REMI DEPENDEN STEROID
SI
Proteinuria negatif atau Relaps 2 x berurutan saat
trace (proteinuria < 4 dosis steroid diturunkan
mg/m2 LPB/ jam) 3 hari (alternating) atau dalam 14
berturut- turut dalam 1 hari setelah pengobatan
minggu dihentikan

RELAPS RESISTEN STEROID


Proteinuria ≥ 2+ Tidak terjadi remisi
(proteinuria >40 pada terapi
mg/m2 LPB/jam) prednison dosis
selama 3 hari penuh 2
berturut-turut dalam mg/kgbb/hari
1 minggu selama 4 minggu.

RELAPS SERING
Relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan SENSITIF
pertama setelah respons STEROID
awal atau ≥ 4 x dalam Remisi terjadi pada
Terapi Inisial
Steroid

SN Dependen
Steroid
SN Relaps
Sering
Jeda waktu antara Jenis
onset awal dan Usia pada onset kelamin
relaps awal

Waktu yg Serum albumin


dibutuhkan Infeksi lain dan
untuk remisi yang kolesterol
bersamaan
Penelitian
Sebelumnya

Jeda waktu antara onset awal dan


relaps

Penelitian ini
Anak dengan SNRS atau SNDS memiliki
Studi ini mengamati perubahan imunologi yang signifikan,
bahwa anak-anak mereka membutuhkan dosis yang lebih tinggi
,
memiliki jeda
yangdalam atau imunosupresif berkepanjangan
pertama < 6 bulan
relaps dibandingkan lainnya.
setelah episode awal, Sehingga diprediksi pasien yang relaps dalam
menjadi pasien SN jarak yang lebih kecil dari onset awal
Khondaker et dengan relaps sering di mungkin memerlukan bantuan atau dosis
al kemudian hari. tinggi steroid.

Sureshkumar et al, Nakanishi et al,


Sinha et al
Penelitian
Sebelumnya

Waktu yg dibutuhkan untuk


remisi

Penelitian ini
Pasien SN relaps sering lebih banyak
Sama halnya
dipengaruhi secara imunologis sehingga
penelitian sebelumnya,
pada
mereka respons imun menjadi tertunda dan
bahwa waktu membutuhkan durasi yang lebih lama dan
dibutuhkan
yang pengobatan imunosupresif yang lebih
mencapai remisi saat
untuk tinggi untuk mencapai dan mempertahankan
onset secara signifikan remisi.
Khondaker et lebih tinggi pada SN Ali et al, Nakanishi
al relaps sering. et al,
Harambat et al
Penelitian
Sebelumnya

Usia pada onset awal dan jenis


kelamin

Penelitian ini
● Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan
Penelitian saat ini tidak jenis kelamin laki-laki sebagai faktor risiko
mengidentifikasi usia untuk SN dengan relaps sering.
● Banyak studi menunjukkan usia muda tidak
muda saat onset dan
dapat menjadi factor risiko, tetapi ada pula
jenis kelamin laki-laki studi menunjukkan temuan yang berbeda.
sebagai prediktor untuk ● Kedua hal tersebut dapat terjadi karena
relaps sering. pilihan
Khondaker et variasi pasien.
al
Sureshkumar et al, Andersen et al,
Sinha et al
Penelitian
Sebelumnya

Infeksi lain yang terjadi


bersamaan

Penelitian ini
Penelitian ini menunjukkan hal Infeksi saluran pernapasan atas
yang sama. Diantara grup SN bersamaan selama relaps merupakan
relaps sering, 6 (14%) anak faktor risiko untuk relaps sering
relaps dalam pengobatan yang ataupun dependen steroid pada
sedang berlangsung dengan beberapa studi.
steroid (<3 bulan) sekalipun Yap et al, No et al, Takahashi
infeksi yang terjadi et al
Khondaker et
bersamaan dapat memicu
al relaps pada beberapa kasus.
Penelitian
Sebelumnya

Serum albumin dan


kolesterol

Penelitian ini
● Beberapa penelitian melaporkan serum
• Penelitian ini tidak meng- albumin yang rendah saat onset
identifikasi serum dilaporkan sebagai faktor risiko untuk
albumin sebagai faktor sering kambuh.
risiko
● Sebuah penelitian yang melaporkan
• Dalam penelitian ini serum
hubungan kadar kolesterol tinggi dengan
kolesterol yang tinggi
frekuensi kekambuhan
Khondaker et tidak dikonfirmasi
al sebagai predictor. Nakanishi et al, Andersen et al,
Sinha et al,
Akter et al
0 KONKLUSI
Waktu yang dibutuhkan untuk remisi dengan
steroid dan jeda waktu dari respons awal hingga
relaps pertama dapat menjadi prediktor kuat relaps
sering dan dependen steroid pada sindrom nefrotik.

Sehingga penting untuk memantau pasien dengan


cermat dan untuk edukasi keluarga tentang
pengobatan selanjutnya.

Hal ini juga akan membantu untuk formulasi protokol


perawatan yang lebih baik supaya menghindari efek
samping terapi jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai