Divisi TK-PEDSOS
Nirmalia Husin
1
PENDAHULUAN
Infeksi virus komplikasi berat pada anak dengan terapi
imunosupresif
2
PENDAHULUAN
Penghentian terapi
Vaksin hidup imunosupresif sebelum
pemberian vaksin dapat
kontraindikasi dilakukan, namun dapat
beresiko relaps penyakit
pada pasien yang sebelumnya
mendapat terapi
imunosupresif
3
TUJUAN PENELITIAN
4
METODE PENELITIAN
Desain •Penelitian prospektif
• Pusat Kesehatan&Perkembangan
Anak Nasional (NCCHD) di
Lokasi & waktu Tokyo,Jepang
• Mei 2011 - Januari 2017
6
METODE PENELITIAN
Titer antibody diukur dengan enzyme immunoassay
(EIA):
• Negatif : IgG <2.0
• Borderline : IgG 2.0 -3.9
• Positif : IgG ≥ 4
Nilai cutoff IgG ditentukan berdasarkan standar WHO
7
METODE PENELITIAN
Hubungan antara titer virus-specific antibody dengan pencegahan
infeksi pada anak sehat
8
METODE PENELITIAN
Vaksin hidup yang digunakan:
Vaksin MR measles (strain Schwartz FF) & rubella
(strain TO-336)
Vaksin varicella strain Oka
Vaksin mumps strain Torii hingga Oktober 2012 &
bulan November 2012 diganti strain Hoshino
9
METODE PENELITIAN
Pasien remisi, bebas dari kekambuhan sindrom nefrotik > 6 bulan, titer antibodi
negatif atau borderline terhadap campak, rubella, varicella, dan/mumps
11
METODE PENELITIAN
Nonresponder pada vaksin pertama atau menjadi
seronegatif pada 1 tahun setelah sebelumnya
seropositif pada bulan ke-2 dianjurkan pemberian
vaksin ulang
Nonresponder pada bulan ke-2 dapat diulang
pemberian vaksin maksimal 3x
Analisis imunologi diperiksa ulang sebelum vaksinasi
ulang
12
METODE PENELITIAN
Penilaian primer serokonversi pada 2 bulan setelah
vaksinasi
Penilaian sekunder titer antibodi pada 1 tahun
setelah vaksinasi, evaluasi imunogenisitas bagi yang
vaksinasi ulang, breakthrough infections, dan efek
samping.
13
METODE PENELITIAN
Perbandingan antara responder & nonresponder
dianalisis menggunakan Mann-Whitney U test untuk
variabel kontinu dan uji fisher untuk variabel kategori
Titer antibodi pada 2 bulan setelah vaksinasi
dibandingkan dengan pada 1 tahun
Semua data dianalisis menggunakan JMP versi 11.0
Signifikansi dengan P <0.05
14
HASIL
15
16
17
18
19
Diskusi
• Tingkat serokonversi measles (95,7%), rubella (100%),
varicella (61,9%), mumps (40%)
Penelitian
• Tidak terjadi efek samping serius & breakthrough infection
ini
• 2 dosis vaksinasi varicella & mumps direkomendasikan
untuk pasien dengan terapi imunosupresif
21
DISKUSI
Keterbatasan penelitian ini:
• Jenis & dosis bahan imunosupresif berbeda di antara pasien
• Tidak menilai imunitas seluler sebelum & sesudah vaksinasi
• Tidak memantau viremia virus vaksin pada periode segera
pascaimunisasi
• Efficacy dari vaksinasi ini belum diuji, karena penelitian ini bukan
case-control study
• Seropositif pada 1 tahun setelah vaksinasi sangat mungkin
dipengaruhi oleh pengobatan imunosupresif
• Jumlah sampel relatif kecil untuk memastikan keamanan
22
Kesimpulan
Imunisasi dengan vaksin hidup yang dilemahkan
mungkin imunogenik dan aman pada pasien sindrom
nefrotik yang mendapat terapi imunosupresif dengan
imunitas seluler & humoral normal
Dengan mempertimbangkan manfaat & risiko, pasien
yang mendapat terapi imunosupresif jangka panjang
dapat diimunisasi dengan vaksin hidup jika kondisi
mereka stabil
23
Kedokteran Berbasis Bukti
(Evidence-Based Practice)
A. Pertanyaan Klinis
Apakah vaksin hidup yang dilemahkan aman diberikan pada pasien
sindrom nefrotik yang mendapat terapi imunosupresif ?
C Comparator/control =
O Outcome = Efektifitas (serokonversi) &
keamanan 24
Kedokteran Berbasis Bukti
(Evidence-Based Practice)
C. Metode Penelusuran
• Kami melakukan penelusuran dengan kata kunci live
attenuated vaccines and nephrotic syndrome and
immunosuppressive agents pada mesin pencari pubmed. Kami
memilih satu jurnal yang dapat menjawab pertanyaan PICO
tersebut dengan judul “Prospective Study of Live Attenuated
Vaccines for Patients with Nephrotic Syndrome Receiving
Immunosuppressive Agents” yang diterbitkan dalam The journal
of Pediatrics 2017
25
Kajian Kritis Kedokteran Berbasis Bukti
Aspek Prognostik
Apakah bukti tentang prognosis ini valid?
1. Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas dan taat
asas?
√ Ya Tidak Tidak jelas
26
Kajian Kritis Kedokteran Berbasis Bukti
Aspek Prognostik
2. Apakah pemantauan dilakukan secara memadai?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Semua sampel yang didapatkan dilakukan pemantauan dari
sejak pemilihan subjek penelitian sampai 1 tahun paska imunisasi
3. Apakah luaran dinilai dengan kriteria obyektif, bila mungkin
tersamar?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Luaran yang dinilai secara objektif berupa kejadian serokonversi
Penilaian tidak dilakukan tersamar.
27
Kajian Kritis Kedokteran Berbasis Bukti
Aspek Prognostik
Apakah kita dapat menerapkan bukti tentang prognosis yang valid dan
penting ini kepada pasien kita?
1. Apakah pasien kita mirip dengan subyek penelitian?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Pasien kita mirip dengan subyek penelitian
2. Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila
disampaikan kepada pasien dalam tatalaksana secara keseluruhan?
√ Ya Tidak Tidak jelas
Hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam merekomendasikan
pemberian vaksin pada pasien sindroma nefrotik yang mendapat terapi
imunosupresi
30
Kajian Kritis Kedokteran Berbasis Bukti
Aspek Prognostik
Kesimpulan:
Hasil penelitian ini valid, penting dan dapat diterapkan untuk
merekomendasikan pemberian vaksin untuk pasien sindroma
nefrotik yang mendapat terapi imunosupresi
31
TERIMA KASIH
32