2
• Pendahuluan
Chronic myeloid leukemia (CML)/merupakan gangguan mieloproliferatif sel induk pluripoten
hematopoetik.
Dari seluruh kasus mieloproliferatif pada anak, 2-5% kasus merupakan CML.
Leukemia mielositik kronik (LMK) merupakan 20% dari semua kasus leukemia dan 3% dari
leukemia pada usia anak-anak.
Insiden penyakit ini adalah 1,5 per 100.000 penduduk per tahun di dunia dengan perbandingan
pria dan wanita 2:1. Biasanya penyakit ini terjadi pada penduduk usia pertengahan.
Chronic myeloid leukemia pada anak dibagi dalam 2 tipe, yaitu adult-type chronic myeloid
leukemia (adult type-CML) dan juvenile-type chronic myeloid leukemia (juvenile type-CML).
Perbedaan kedua tipe tersebut adalah adanya kromosom Philadelphia yang khas beserta gen
BCR-ABL pada adult-type CML, sedangkan pada juvenile-type CML tidak ada.
3
• Tujuan : Melaporkan sebuah kasus Chronic
myeloid leukemia pada Anak Perempuan
usia 5 Tahun dengan gizi buruk.
4
• Pasien DA, perempuan, usia 5 tahun 9 bulan, BB: 17 kg, TB: 112 cm, datang ke
poliklinik Hemato-Onkologi Anak RSUP.HAM tanggal 29 Juli 2020.
• a. Keluhan Utama : Perut membesar
• Perut pasien membesar dirasakan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Perut
pasien menurut orang tuanya semakin hari kelihatan semakin besar seperti busung
lapar tanpa disertai rasa nyeri. Pembesaran perut dikatakan menetap dan tidak
bertambah atau berkurang dengan perubahan posisi dan aktifitas.
• Riwayat demam dijumpai sejak 2 bulan yang lalu. Demam tidak terlalu tinggi,
bersifat naik turun dan turun dengan pemberian obat penurun panas. Demam saat
ini dijumpai. Riwayat demam disertai batuk, sesak nafas, menggigil, kejang, dan
penurunan atau perubahan kesadaran tidak dijumpai.
• Riwayat pucat disadari orang tua pasien dialami sejak 2 bulan yang lalu. Semakin
hari pasien dirasakan tampak semakin pucat. Pucat awalnya tampak pada kelopak
mata dan bibir, makin lama pucat makin bertambah sehingga tampak pada telapak
tangan dan kaki. Riwayat perdarahan spontan seperti mimisan, gusi berdarah,
memar pada tubuh dan BAB hitam tidak dijumpai.
5
• Pasien mengeluhkan nyeri-nyeri pada persendian sejak 2 bulan yang lalu. Pasien dalam
2 bulan ini juga sering mengeluhkan mudah merasa lelah dan malas untuk beraktivitas.
• Nafsu makan pasien dikatakan orang tuanya mulai menurun semenjak sakit ini. Mual
dan muntah tidak dijumpai. Orang tua pasien merasa anaknya semakin kurus dalam 2
bulan terakhir. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) dalam batas normal.
• Riwayat kontak dengan bahan kimia berupa pupuk dan pestisdia dijumpai, dimana
dirumah pasien memiliki sebuah gudang yang biasa dipakai tempat menyimpan
pupuk/pestida untuk tanaman di ladang keluarga pasien.
• b. Riwayat penyakit sebelumnya
• Penderita merupakan rujukan dari RS. Putri Bidadari dengan diagnosa sangkaan
leukemia, dan sudah pernah melakukan pemeriksaan USG Abdomen di RSU. Putri
Bidadari dengan kesan splenomegali ec susp. post malaria serta pemeriksaan darah di
rumah sakit lain.
• c. Riwayat pengobatan sebelumnya : Tidak ada
• d. Riwayat keluarga : Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
• Sensorium : Compos Mentis, Temperatur : 38,6oC
BB/TB : 89%
• LLA : 14,5 cm (p<5th) dengan organomegali : Kesan Gizi Buruk
Konjungtiva palpebra inferior
pucat (+/+)
• Dada : sela iga terliha jelas.
• Perut : Simetris membesar, distensi (+),
• Hepar teraba 3 cm BAC (D),
• Lien : teraba Schuffner IV,
• LPD : 89 cm, LPT : 82,5 cm
7
Hasil laboratorium RS. HAM 28-07-2020
•Hemoglobin 5,8
•Leukosit 925.750
Pada kasus ini, penderita mengeluh perutnya makin membesar sejak awal
bulan puasa (sekitar 2 bulanSMRS), pasien tidak nafsu makan, pasien
tampak semakin kurus dan mudah merasa lelah. Pada pemeriksaan fisik
abdomen, dijumpai juga hepatomegali dan splenomegali.
37
Pada kasus ini, pasien berada pada fase kronis ditunjukkan dengan gambaran
klinis, yaitu keluhan perut membesar, ditemukannya gejala demam, nyeri
tulang, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan hepatosplenomegali. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan anemia & hiperleukositosis. Pada
hapusan darah tepi ditemukan, atypical blast 2%, mieloblas 16%, promyelosit
20%, myelosit 16%, metamyelosit 13% dan band 10%.
38
Pada kasus, pasien berada pada CML fase kronis (CML-CP) sehingga
mendapatkan pengobatan imatinib 1x400 mg dan dievaluasi selama 1
bulan untuk menilai respon pengobatan.
44