Anda di halaman 1dari 20

Imunisasi pada Anak yang

mengalami Infeksi dan keganasan

Dr.dr.Wan Nedra Sp. A


Bagian Anak RS YARSI Jakarta
Imunisasi pada Penyakit Infeksi
• Infeksi Sedang-Berat:
Imunisasi selama fase akut dapat
menyebabkan penurunan imunogenisitas
sehingga mengakibatkan gagal vaksintunda
sampai penyakit sembuh
• Infeksi ringan: Diare, ISPA dan Otitis
media: Imunisasi dapat diberikan sesuai
jadwal.
Pasca Difteri
• Difteri • Pasca terinfeksi
Difteri, Imunisasi
diberikan pada fase
konvalescen karena
infeksi tsb tidak
adekuat meransang
antitoxine difteri
sehingga tetap perlu
imunisasi tambahan
Imunitas Pertusis pasca infeksi
dan vaksinasi

• Setelah terinfeksi 4-
20 tahun
• Setelah vaksinasi
bisa mencapai 4-12
tahun
Anak dengan HIV

• Segera setelah infeksi HIV, berikan vaksiasi


dengan vaksin yang inactive
Splenektomi
• Berikan Imunisasi Pneumokokus (PCV 13)
dan 2 minggu sebelum dilakukan
splenektomi sudah harus lengkap vaksinasi
Anak dengan Riwayat Kejang
• Akan meningkatkan risiko kejang kembali
bila diberikan vaksin: DTwP, MMR,
MMRV dan PCV 13, maka sebagai ganti
berikan yang DTaP
• Jika hanya riwayat keluarga kejang tidak
kontra indikasi pertussis, PVC 13,
influenza, MMR dan varicella
Anak dengan CKD

• Anak CKD yang akan transplantasi


diharapkan mendapat vaksinasi lengkap
sebelum dilakukan tranplantasi atau
sebelum beralih pada nefrologi dewasa.
Anak dengan Keganasan
• Anak dg keganasan risiko terinfeksi lebih
besar
• Yang mendapat terapi cancer akan
kehilangan kekebalan spesifik yang
diperoleh dari vaksinasi atau penyakit
sebelumnya
• Sistem imun akan kembali normal bila
sudah 3-6 bulan bulan pasca terapi cancer
pada Keganasan
• Kontra Indikasi
Absolut: Vaksin hidup, Polio oral, Yellow
fever vaccine, BCG, Thypoid vaksin
Relatif: Measles, Mumps, rubella. Varicella

• Vaksin yang dapat diberikan pada anak dg


keganasan: DTaP, IPV dan Hib. Hepatitis A
dan Hepatitis B.
Anak dg Kemoterapi, radiasi atau
transplantasi stem cell

• Vaksin Hib tidak efektif saat kemoterapi.


• Dapat diberikan vaksin bila 3 bulan setelah
kemoterapi selesai semuanya.
Imunisasi Bayi prematur
• Usia Kronologis bukan usia koreksi
• Jadwal sama dan dosis juga sama
• Saat dirawat boleh diberikan vaksin kecuali
OPV dan Rota virus.
• Prematur dg ibu HBsAg (-): Imunisasi
setelah 2 kg.
Prematur, HBsAg +

Vaksin Hepatitis B 12 jam


pasca lahir

HBsAg dan Anti diperiksa 1-2


BB 2000-2500 g, diberikan 3 dosis bulan setelah yg terakhir. Atau
BB < 2000 g, diberikan 3 dosis
pad usia kronologis 2,3,4 usia 9 bulan. Bila anti HbsAg
pad usia kronologis 2,3,4
(-), berikan 3 dosis tambahan
dengan interval 2 bulan
Reaksi imunisasi
Vaksin modern umumnya dapat ditoleransi,
meskipun belum ada yang tanpa reaksi
samasekali, yang dapat diramalkan sebelumnya

• Panas , sakit tempat suntikan


• Reaksi alergi, anafilaksis
• Rewel, menangis terus-menerus, kejang
• campak-trombositopenia, toksoid tetanus-GBS-
neuritis.
KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
• Semua kejadian yang mengikuti pemberian imunisasi,
baik oleh karena reaksi terhadap vaksin maupun
keadaan ikutan yang tak ada hubungannya dengan
vaksin
• Hubungan sebab-akibat antara vaksin dan KIPI
dinilai dengan 9 kriteria Rothmann
• Pengamatan terutama pada vaksin hepatitis, toksoid
tetanus, campak, DPT
Jaminan Keamanan Vaksin
Vaksin modern umunya telah melewati uji klinik
bertingkat baik mengenai efektifitasnya maupun
mengenai keamanan penggunaanya.

• Stabilitas vaksin
• Pemilihan route
• Efektifitas (kliniks dan epidemiologik)
• Percobaan binatang (minimal 3 tahap)
• Percobaan pada sukarelawan (minimal 3 tahap)
• Penelitian lapangan
  
Kepercayaan

Kepercayaan

Prevaksinasi Cakupan Eradikasi
meningkat masyarakat masyarakat
menurun timbul kembali

Imunisasi stop
Penyakit

Cakupan
imunisasi KLB

KIPI
Eradikasi

Bagan Maturasi Perjalanan Program Imunisasi


(Robert T. Chen, 1999)
Penyempurnaan Vaksin

• Anak sehat menjadi tidak sehat setelah disuntik,


mendorong kecendrungan untuk mengaitkan segala
macam penyakit dengan imunisasi : GBS, autisme, DM,
arthritis, asma

• WHO berusaha meratakan manfaat imunisasi (GAVI),


namun di negara maju timbul kecendrungan penolakan
imunisasi, karena sudah bebas penyakit, tidak mengalami
trauma akibat penyakit infeksi
• Kasus penolakan suntikan pertusis di Inggris dan Jepang
telah mengakibatkan KLB pertusis dengan kematian yang
tinggi pada bayi, sehingga cakupan meningkat lagi

• Para akhli berhasil membuat vaksin acelluler yang


cukup imunogenik, mengurangi kemasan multidosis,
memasarkan single dose tanpa thiomersal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai