Anda di halaman 1dari 20

IMUNISASI PADA ANAK DENGAN

KEADAAN KHUSUS

Oleh

Detty Fitria Sulistiari


I1A010050
Pembimbing

dr. Gladys Gunawan, Sp. A (K)

Beberapa kondisi tertentu atau


keadaan khusus dapat
menempatkan anak pada risiko
kesakitan atau kemungkinan
menghadapi efek samping yang
lebih berat akibat tindakan
imunisasi

Bayi/anak yang mempunyai risiko


tinggi mendapat infeksi
Bayi / anak yang imunocopromised
seperti bayi prematur,
anak dengan penyakit keganasan,
anak yang mendapat pengobatan
imunosupresi, radioterapi,
anak yang menderita infeksi HIV
transplantasi sumsum tulang/organ
splenektomi,
mereka yang pernah menderita reaksi efek
samping yang serius setelah imunisasi.

Vaksinasi
pada bayi prematur dan BBLR
Dosis penuh
Sesuai jadwal vaksinasi yang ditetapkan
menurut umur kronologis
Kecuali untuk vaksin Hepatitis

IMUNISASI PADA ANAK


IMUNOKOMPROMAIS
Primer (

vaksinasi tidak optimal bila diberikan pada sebelum /


segera setelah kemoterapi / terapi kortikosteroid dosis
tinggi / prednison 2 mg/kg/hari selama minimal 14 hari
Anak dengan keganasan memiliki risiko lebih besar
mengalami KIPI
Anak mendapat kortikosteroid dosis tinggi selama >2
minggu, imunisasi ditunda min 1 bulan dan bila steroid
dosis tinggi diberikan < 2 minggu imunisasi hanya
ditunda 2 minggu setelah dosis terakhir
Vaksin berisi virus/ bakteri hidup merupakan
kontraindikasi

ALL mendapat kemoterapi, AAP : vaksin hidup


bila penderita telah remisi selama 1 tahun, ,
limfosit total mencapai 700/mm3 dan
trombosit > 100.000/mm3 atau 24 bulan
setelah TST tanpa penyakit rejeksi jaringan
Transfusi darah mempengaruhi respons
terhadap vaksin berisi virus hidup sehingga
diperlukan waktu washout
Vaksin berisi bakteri/ virus inaktif /komponen /
konjugat bukan kontraindikasi bagi anak
dengan kondisi imunosupresi

Imunisasi pada Anak dengan Infeksi HIV

IMUNISASI DALAM KEADAAN


KHUSUS LAINNYA
IMUNISASI PADA ANAK DENGAN RIWAYAT ALERGI

IBU MENDERITA TUBERCULOSIS


Bayi dilahirkan ibu menderita (TB) paru aktif:

sesaat sebelum lahir


sesudah lahir
mendapat pengobatan < 2 bulan sebelum melahirkan
tidak cukup terlindungi dengan vaksinasi BCG.

IMUNISASI PADA KEADAAN WABAH


DIFTERI
Jika wabah terjadi pada orang dewasa, imunisasi dilakukan
terhadap orang yang paling berisiko terkena difteria
Ulangi imunisasi sebulan kemudian untuk memperoleh
sekurang-kurangnya 2 dosis
Lakukan identifikasi terhadap mereka yang kontak dengan
penderita dan mencari orang-orang yang berisiko
Identifikasi strain C. diphtheriae

POLIO
Out break respon imun(ORI)
mopping-up
Pekan Imunisasi Nasional (PIN)

CAMPAK
Wabah campak anak SD, SLTP, dan SLTA diberikan imunisasi ulang
Melakukan ring vaksinasi pada setiap KLB campak di sekitar desa
KLB, sasaran umur 9 bulan-5 tahun atau sampai umur kasus tertua,
diberikan satu dosis vaksin campak tanpa melihat status imunisasi
sebelumnya
Kegiatan ini untuk memutuskan transmisi bila dilakukan dalam waktu
7-10 hari setelah onset KLB
Diberikan juga vitamin A untuk anak 9-11 bulan 100.000 IU
sedangkan untuk umur 1-5 tahun 200.000 IU (kecuali balita yang
pernah mendapat vitamin A dalam satu bulan terakhir)

Thank You

Anda mungkin juga menyukai