Anda di halaman 1dari 3

MENGENALI TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Kematian ibu hamil merupakan salah satu parameter kesehatan suatu negara. Semakin
tinggi angka kematian ibu hamil, semakin rendah angka kesehatan negara tersebut. Perserikatan
bangsa-bangsa telah menetapkan target angka kematian ibu hamil dalam Millenium
Development Goals, di mana pada tahun 2015 target angka kematian ibu hamil pada negara
berkembang dan sedang berkembang adalah 102 per 100.000 persalinan. Saat ini, telah
dirangkum New Sustainable Development Goals, di mana target kematian ibu hamil menjadi 70
per 100.000 persalinan pada tahun 2030 mendatang. Indonesia sendiri, pada tahun 2013
mencapai angka 190 kematian ibu hamil per 100.000 persalinan.
Keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu merupakan tantangan bagi Indonesia,
seorang ibu dan tenaga kesehatan. Bukan hanya tenaga kesehatan yang berperan, namun
keaktifan serta pengetahuan ibu juga penting. Bagi seorang ibu yang sedang hamil, penting untuk
mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya, mengetahui hal tersebut normal
atau tidak, asupan apa saja yang harus didapat selama kehamilan, serta mengenali tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan.
Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan penting diketahui seorang ibu dan tenaga
kesehatan. Pengetahuan mengenai hal ini mutlak diketahui agar bisa mendapatkan penanganan
sedini mungkin untuk meminimalkan hal-hal buruk terjadi. Maka dari itu, periksa kehamilan
wajib dilakukan dalam setiap trimester kehamilan. Minimal 1 kali selama trimester 1, 1 kali
selama trimester 2 dan 2 kali selama trimester 3. Namun ibu itu sendiri harus mengenali tanda-
tanda bahaya selama kehamilannya, agar dapat dilakukan tatalaksana tepat secepatnya.
Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yaitu:
1. Perdarahan
Perdarahan pada ibu hamil dapat berupa flek hitam, merah segar atau disertai lendir. Hal
ini pun dapat mengindikasikan kondisi yang beragam. Seperti keguguran, kelainan ari-
ari, luka pada jalan lahir, ataupun tanda-tanda pembukaan jalan lahir. Pada usia
kehamilan muda, penyebab perdarahan adalah keguguran, kehamilan di luar rahim, dan
hamil anggur. Sedangkan pada usia kehamilan tua, perdarahan biasanya diakibatkan oleh
ari-ari yang menempel pada segmen bawah rahim sehingga menutupi jalan lahir dan
terlepasnya sebagian atau seluruh bagian ari-ari.
2. Mual dan muntah berlebihan
Mual dan muntah berlebihan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu disebut
hiperemesis gravidarum. Keadaan ini berbahaya bagi ibu karena kebanyakan ibu tidak
dapat makan dan minum, lemas, dan kekurangan cairan sehingga ibu dan janin akan
kekurangan nutrisi. Bila berkepanjangan, akan berakibat pada ketidak seimbangan
elektrolit pada ibu bahkan hingga penurunan kesadaran. Dalam kondisi ini sebaiknya ibu
dirawat di rumah sakit, selain itu ibu dapat menyiasati rasa mual dengan makan sedikit
tapi sering.
3. Demam
Demam pada ibu hamil dapat diakibatkan oleh infeksi, dan berbahaya bagi pertumbuhan
janin. Demam dapat berkisar di atas 37,5 derajat celcius. Segera periksakan ke dokter
untuk mengatasi demam.
4. Gerakan janin yang tidak normal
Gerak janin normal adalah berkisar minimal 12 kali dalam 12 jam. Bila gerak janin
berkurang, hal ini merupakan tanda-tanda gawat janin.
5. Keluar cairan bening dari jalan lahir
Keluar cairan bening seperti air sebelum usia kandungan mencapai 37-38 minggu dapat
diindaksikan sebagai sebuah ketuban pecah dini. Ketuban yang pecah sebelum waktu
persalinan dapat mengakibatkan infeksi pada janin karena terdapat jalan masuk bakteri.
Selain itu jumlah air ketuban pun akan berkurang sehingga dapat membahayakan janin.
6. Peningkatan tekanan darah
Preeklamsi merupakan kenaikan tekanan darah pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
(tekanan diastolic >90 mmhg), disertai adanya protein dalam air kencing, jumlah air
kencing berkurang, pandangan kabur, nyeri ulu hati, hingga kejang (eklamsi).
Pemantauan tekanan darah dapat dilakukan setiap periksa kehamilan dan dapat diberikan
obat penurun tekanan darah yang aman bagi ibu hamil. Namun apabila gejala terutama
pandangan kabur, nyeri ulu hati atau bahkan kejang terjadi, segeralah ke rumah sakit
terdekat untuk kemungkinan terminasi kehamilan.
7. Jatuh
Trauma saat kehamilan dapat berbahaya karena dapat mengakibatkan robekan rahim atau
jalan lahir, regangan pada rahim, maupun gawat janin.
8. Nyeri perut hebat
Terdapat banyak kemungkinan yang dapat terjadi dari keluhan nyeri perut pada ibu hamil.
Diantaranya kehamilan di luar rahim yang terganggu, robekan rahim, usus buntu, dan
lain-lain.
9. Pucat
Pucat pada ibu hamil menandakan kekurangan sel darah merah. Kekurangan sel darah
merah dapat menyebabkan pusing, lemah, dan lesu. Dapat berakibat ibu gampang
terjatuh, suplai oksigen ke janin berkurang dan risiko saat persalinan. Ibu hamil harus
mendapatkan asupan zat besi untuk penambah darah rata-rata 800-1040 mg. pemberian
tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Dengan mengenali tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, maka akan mengurangi risiko kematian
ibu saat persalinan. Merupakan tujuan kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan ibu di
zaman modern ini. Karena bermula dari ibu yang sehat, persalinan lancer, akan melahirkan
penerus-penerus bangsa yang membanggakan.

Anda mungkin juga menyukai