OLEH :
YENI HANDAYANI
PO.71.20.2.17.085.RPL
PENDAHULUAN
• Panas atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 38°C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya
adalah bila suhu >38.5°C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas.
• Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam
merupakan kejang selama masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan, yang
berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf
pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang
simptomatik lainnya.
• Kejang demam terbagi menjadi dua,
1. Kejang demam sederhana berlangsung singkat (kurang dari 15
menit), tonik-klonik. dan terjadi kurang dari 24 jam, tanpa
gambaran fokal dan pulih dengan spontan.
2. Kejang demam kompleks biasanya menunjukkan gambaran
kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang
didahului kejang parsial. Durasinya lebih dari 15 menit dan
berulang atau lebih dari 1 kali kejang selama 24 jam.
• EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan
Eropa 2–7%, sedangkan di Jepang 9–10%. Dua puluh satu persen kejang demam
durasinya kurang dari 1 jam, 57% terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam,
dan 22% lebih dari 24 jam.2 Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam
berulang dan kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi usia
kurang dari 1 tahun.
• Insiden
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% populasi anak usia 6 bulan – 5 tahun,
dan paling sering pada usia 17 -23 bulan, 80% kejang demam sederhana, 20%
kejang demam kompleks (8% berlangsung >15 menit dan 16% berulang dalam
waktu 24 jam), 2 – 4% menjadi epilepsy, lebih sering pada anak laki – laki.
(UKK Neurologi IDAI, 2011 kejang demam yang perlu diwaspadai)
• Etiologi
• Peranan infeksi pada sebagian besar kejang demam adalah tidak spesifik dan
timbulnya serangan terutama didasarkan atas reaksi demamnya yang
terjadi(Lumbantobing, 2004).
• Penyebab utama kejang demam ialah demam yag tinggi. Demam yang terjadi sering
disebabkan oleh :
• 1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
• 2. Gangguan metabolic
• 3. tonsilitis, otitis media, bronchitis.
• 4. Keracunan obat
• 5. Faktor herediter
• 6. Idiopatik.
• Anatomi Fisiologi
Otak (Encephalon) adalah Pusat Sistem Saraf ( Central Nervous System,
CNS). Otak berfungsi mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
• Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut meningens yang terdiri dari 3
lapisan yaitu :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter
• Bagian Otak terdiri dari
• Otak Besar ( Cerebrum )
• Otak Kecil (Cerebellum)
• Batang Otak ( Brainstem )
• Patofisiologi
• Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi di pecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik.
• Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran di perlukan energi dan bantuan enzim
Natrium Kalium Adinosin Tri Posfatase yang terdapat pada permukaan sel.
• Kejang demam yang berlangsung lama biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
hiposemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik,
hipotensi, artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat
yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot dan mengakibatkan metabolisme
otak meningkat (Judha & Rahil, 2011).
PATHWAY
• Manifestasi Klinik
• Manifestasi yang terjadi pada kejang demam adalah demam tejadi pada 24
jam pertama sakit sering sewaktu suhu tubuh meningkat cepat
tetapi pada sebagian anak, tanda pertama penyakit mungkin kejang dan
pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. Derajat demam bukan
merupakan faktor kunci yang memicu kejang.
• Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik kembali sebagian
anak tidak kembali kejang walaupun tercapai tingkatan suhu yang sama, dan
sebagian anak yang lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam
berikutnya walaupun tercapai tingkat suhu yang sama. (Abraham M. Rudolph,
2006)
• Kejangyang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus bad
an dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu
kejang parsial sederhana dan kejang parsial kompleks.
• Komplikasi
• Komplikasi pada kejang demam anak menurut Garna & Nataprawira (2005)
1. Epilepsi
2. Kerusakan jaringan otak
3. Retardasi mental
4. Aspirasi
5. Asfiksia
• Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan cairan cerebrospinal
• Elektroensefalografi (EEG)
• Laboratorium lain dilakukan hanya atas indikasi seperti Demam
pemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit )
atau urine dan Dehidrasi dilakukan pemeriksaan Na, K, Cl, Mg,
Ca, P dan Glukosa.
Diagnosa Banding
• Penyebab lain kejang yang disertai demam harus disingkirkan,
khususnya meningitis atau ensefalitis. Funsi lumbal terindikasi bila
ada kecurigaan klinis meningitis. Adanya sumber infeksi seperti
otitis media tidak menyingkirkan meningitis dan jika pasien tidak
mendapatkan antibiotik maka perlu pertimbangan fungsi lumbal.
(Mansjoer Arif dkk, 2001.435).
Penatalaksanaan
• diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB
• phenytoin intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali
• Penerapan kompres hangat
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat
sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya
tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan
suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah
tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan
membuka dan mempermudah pengeluaran panas. Sehingga akan terjadi perubahan
suhu tubuh.
Prognosis
• Dengan penangulangan yang tepat dan cepat,
prognosisnya dan tidak membahayakan kematian.
Frekwensi berulangnya kejang berkisar 25 – 50 %,
umumnya terjadi pada bulan pertama. Resiko untuk
mendapatkan epilepsi rendah.
Konsep Dasar Anak
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM
Rencana Wilayah Pengembangan : Jln.Adiwiyata Simpang Lengot Kotabaru Selatan Kecamatan Martapura
Kabupaten OKU Timur