Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

TODDLER DENGAN KEJANG DEMAM DAN


PENERAPAN KOMPRES HANGAT DI
RUANGAN KEPERAWATAN ANAK RSUD
MARTAPURA KABUPATEN OGAN
KOMERING ULU TIMUR

OLEH :
YENI HANDAYANI
PO.71.20.2.17.085.RPL
PENDAHULUAN

• Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional


yang bertujuan bahwa setiap penduduk mempunyai kemampuan hidup sehat yaitu
keadaan sejahtera badan dan jiwa, dan memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara bertahap.
• Salah satu masalah penyakit yang sering terjadi pada anak usia 1 – 3 tahun yaitu
Kejang Demam yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti, akan tetapi akan
menimbulkan komplikasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
• Berdasarkan data dari Medical Record RSUD Martapura Kab. Ogan
Komering Ulu Timur, jumlah kasus kejang demam dapat dilihat sebagai
berikut :

No Tahun <1 th 1-4 th 5-6 th LK % Pr % Mati % Jml %

1 2017 3 6 2 7 58,3 5 41,6 0 0 12 100

2 2018 0 5 2 4 57,14 3 42,85 0 0 7 100


• Masih tingginya angka kejadian kejang demam menjadi dasar
perlunya penerapan asuhan keperawatan pada kasus Kejang Demam untuk
membantu proses penyembuhan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
sehingga angka kejadian Kejang Demam dapat menurun.
KONSEP DASAR MEDIS

• Panas atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 38°C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya
adalah bila suhu >38.5°C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas.
• Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam
merupakan kejang selama masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan, yang
berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf
pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang
simptomatik lainnya.
• Kejang demam terbagi menjadi dua,
1. Kejang demam sederhana berlangsung singkat (kurang dari 15
menit), tonik-klonik. dan terjadi kurang dari 24 jam, tanpa
gambaran fokal dan pulih dengan spontan.
2. Kejang demam kompleks biasanya menunjukkan gambaran
kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang
didahului kejang parsial. Durasinya lebih dari 15 menit dan
berulang atau lebih dari 1 kali kejang selama 24 jam.
• EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan
Eropa 2–7%, sedangkan di Jepang 9–10%. Dua puluh satu persen kejang demam
durasinya kurang dari 1 jam, 57% terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam,
dan 22% lebih dari 24 jam.2 Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam
berulang dan kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi usia
kurang dari 1 tahun.
• Insiden
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% populasi anak usia 6 bulan – 5 tahun,
dan paling sering pada usia 17 -23 bulan, 80% kejang demam sederhana, 20%
kejang demam kompleks (8% berlangsung >15 menit dan 16% berulang dalam
waktu 24 jam), 2 – 4% menjadi epilepsy, lebih sering pada anak laki – laki.
(UKK Neurologi IDAI, 2011 kejang demam yang perlu diwaspadai)
• Etiologi
• Peranan infeksi pada sebagian besar kejang demam adalah tidak spesifik dan
timbulnya serangan terutama didasarkan atas reaksi demamnya yang
terjadi(Lumbantobing, 2004).
• Penyebab utama kejang demam ialah demam yag tinggi. Demam yang terjadi sering
disebabkan oleh :
• 1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
• 2. Gangguan metabolic
• 3. tonsilitis, otitis media, bronchitis.
• 4. Keracunan obat
• 5. Faktor herediter
• 6. Idiopatik.
• Anatomi Fisiologi
Otak (Encephalon) adalah Pusat Sistem Saraf ( Central Nervous System,
CNS). Otak berfungsi mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
• Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut meningens yang terdiri dari 3
lapisan yaitu :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter
• Bagian Otak terdiri dari
• Otak Besar ( Cerebrum )
• Otak Kecil (Cerebellum)
• Batang Otak ( Brainstem )
• Patofisiologi
• Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi di pecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik.
• Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran di perlukan energi dan bantuan enzim
Natrium Kalium Adinosin Tri Posfatase yang terdapat pada permukaan sel.
• Kejang demam yang berlangsung lama biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
hiposemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik,
hipotensi, artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat
yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot dan mengakibatkan metabolisme
otak meningkat (Judha & Rahil, 2011).
PATHWAY
• Manifestasi Klinik
• Manifestasi yang terjadi pada kejang demam adalah demam tejadi pada 24
jam pertama sakit sering sewaktu suhu tubuh meningkat cepat
tetapi pada sebagian anak, tanda pertama penyakit mungkin kejang dan
pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. Derajat demam bukan
merupakan faktor kunci yang memicu kejang.
• Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik kembali sebagian
anak tidak kembali kejang walaupun tercapai tingkatan suhu yang sama, dan
sebagian anak yang lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam
berikutnya walaupun tercapai tingkat suhu yang sama. (Abraham M. Rudolph,
2006)
• Kejangyang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus bad
an dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu
kejang parsial sederhana dan kejang parsial kompleks.
• Komplikasi
• Komplikasi pada kejang demam anak menurut Garna & Nataprawira (2005)
1. Epilepsi
2. Kerusakan jaringan otak
3. Retardasi mental
4. Aspirasi
5. Asfiksia
• Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan cairan cerebrospinal
• Elektroensefalografi (EEG)
• Laboratorium lain dilakukan hanya atas indikasi seperti Demam
pemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit )
atau urine dan Dehidrasi dilakukan pemeriksaan Na, K, Cl, Mg,
Ca, P dan Glukosa.
Diagnosa Banding
• Penyebab lain kejang yang disertai demam harus disingkirkan,
khususnya meningitis atau ensefalitis. Funsi lumbal terindikasi bila
ada kecurigaan klinis meningitis. Adanya sumber infeksi seperti
otitis media tidak menyingkirkan meningitis dan jika pasien tidak
mendapatkan antibiotik maka perlu pertimbangan fungsi lumbal.
(Mansjoer Arif dkk, 2001.435).
Penatalaksanaan
• diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB
• phenytoin intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali
• Penerapan kompres hangat
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat
sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya
tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan
suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah
tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan
membuka dan mempermudah pengeluaran panas. Sehingga akan terjadi perubahan
suhu tubuh.
Prognosis
• Dengan penangulangan yang tepat dan cepat,
prognosisnya dan tidak membahayakan kematian.
Frekwensi berulangnya kejang berkisar 25 – 50 %,
umumnya terjadi pada bulan pertama. Resiko untuk
mendapatkan epilepsi rendah.
Konsep Dasar Anak

• Konsep tumbuh kembang anak


• Toddler adalah anak antara rentang usia 12 sampai 36
bulan atau anak usia 1-3 th . Toddler tersebut ditandai
dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan
kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.
Perspektif Keperawatan Anak
• Perawatan Berfokus pada Keluarga
• Atraumatic Care
• Mencegah atau mengurangi cidera dan nyeri baik fisik
maupun psikologis
• Modifikasi lingkungan
• Manajemen Kasus
• Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak
• Anak bukan miniatur orang dewasa
• Anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap pekembangan.
• Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan
• Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak.
• Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup
• Tujuan keperawatan anak adalah meningkatkan maturasi yang sehat bagi anak sebagai
makhluk biopsikososial legal/hukum)dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat
• Kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh
kembang ini mempelajari aspek kehidupan anak.
Peran Perawat dalam Keperawatan Anak
1. Pemberi Perawatan
2. Sebagai Advocat Keluarga (sebagai pembela keluarga dalam menentukan
haknya pasien)
3. Pencegahan penyakit /Promosi Kesehatan
4. Pendidikan
5. Konseling
6. Kolaborasi
7. Pengambil keputusan etik
8. Peneliti
• Konsep Dasar Perawatan
1. Pengkajian, meliputi
a. Data subyektif
Biodata/Identitas, Riwayat Penyakit, Riwayat perkembangan, Riwayat
kesehatan keluarga, Riwayat sosial, Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan,
Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat, Pola nutrisi, Pola eliminasi,
Pola aktivitas dan latihan, Pola tidur/istirahat.
b. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum, Pemeriksaan Fisik
c. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia
Berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
2. Ketidakseimbangan Nutrisi
Berhubungan dengan asupan gizi dan kebutuhan nutrisi tubuh yang tidak
seimbang
3. Intolerin Aktivitas
Berhubungan dengan ketidakcukupan kebutuhan psikologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
2. Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhnya kebutuhan klien (Maryam,2008).

3. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

Diagnosa Keperawatan 1 • Intervensi keperawatan (Nic)


Hipertermi berhubungan dengan - Monitor intake dan output cairan
peningkatan suhu tubuh dia atas kisaran
- Rasional : Untuk memperbaiki
normal
kemungkinanan adanya
• Tujuan Keperawatan (Noc) dehidrasi.
- Suhu tubuh dalam rentang normal • Kompres hangat pada dahi, aksila dan
- Nadi dan RR dalam rentang normal lipatan paha
- Rasional : Untuk mempercepat
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak
penurunan suhu tubuh
ada pusing
• Intervensi Keperawatan (Nic)
Diagnosa keperawatan 2
- Membantu dengan atau menyediakan
Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan
asupan makanan dan cairan dalam diet
dengan asupan gizi dan kebutuhan nutrisi yang seimbang
tubuh yang tidak seimbang
- Rasional : Untuk memperbaiki
• Tujuan Keperawatan(Noc) kecukupan nutrisi yang di
perlukan tubuh
- Menunjukkan kenaikan berat badan
yang progresif ke arah tujuan
- Evaluasi tingkat defisit asupan
makanan melalui timbang berat badan
- Tidak adanya tanda-tanda malnutrisi
- Rasional : Untuk mengembalikan
berat badan normal
Diagnosa keperawatan 3
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan • Intervensi Keperawatan (Nic)
ketidakcukupan kebutuhan psikologis - Membuat program dan membantu
untuk mempertahankan atau aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual
menyelesaikan aktivitas kehidupan yang spesifik untuk meningkatkan rentang
atau durasi aktivitas individu.
sehari-hari
- Rasional : Membuat anak kembali ceria
 Tujuan Keperawatan (Noc)
- Memfasilitasi aktivitas fisik yang teratur
- Mengidentifikasi faktor negatif yang
untuk mempertahankan atau
mempengaruhi toleransi aktivitas. meningkatkan kebugaran dan kesehatan
- Menggunakan tehnik yang di - Rasional : Membuat anak kembali
identifikasi untuk meningkatkan merasa sehat dan segar
toleransi aktivitas
Kementerian / Lembaga : Kesehatan RI

Satuan Kerja : RSUD Martapura Kelas D

Alamat : Jalan Letnan Muchtar No.185 Tebat Sari

Rencana Wilayah Pengembangan : Jln.Adiwiyata Simpang Lengot Kotabaru Selatan Kecamatan Martapura
Kabupaten OKU Timur

RSUD MARTAPURA KELAS D TERLETAK DI IBUKOTA KABUPATEN OKU


TIMUR.KABUPATEN OKU TIMUR YANG DIKENAL DENGAN MOTTO “SEBIDUK
SEHALUAN” DENGAN IBUKOTA MARTAPURA YANG BERADA DI JALUR
LINTAS SUMATERA MENUJU PULAU JAWA DAN SEBALIKNYA.
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN ADALAH TENAGA KESEHATAN PROFESI DAN NON
PROFESI SERTA TENAGA PENDUKUNG/PENUNJANG KESEHATAN,YANG TERLIBAT DAN BEKERJA SERTA
MENGABDIKAN DIRINYA DALAM UPAYA YANG BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT.RSUD MARTAPURA MELAKUKAN PEMBENAHAN DARI BERBAGAI SISTEM YANG
BERTUJUAN MEMAKSIMALKAN SEBAGAI PELAYANAN RUJUKAN.
• Hasil Pengkajian
Diagnosa Implementasi
No Hari/ Tanggal
Keperawatan Hari 1 Hari 2 Hari 3
1. Kasus 1 Hipertermi Mengkaji tanda-tanda vital pasien Mengkaji tanda-tanda vital Mengkaji tanda-tanda vital
Sabtu, 2 Juni 2018 Temp : 39°C pasien pasien
Pols : 90x/menit Temp : 38 °C Temp : 37,5°C
RR : 26x/menit Pols : 80x/menit Pols : 78x/menit
Memberikan cairan IVFD RR : 24x/menit RR : 24x/menit
Memberikan cairan IVFD Memberikan cairan IVFD
Mengajarkan kepada ibu pasien
tanda awal hipertermi adalah Mengajarkan kepada ibu
serangan/sengatan panas kulit pasien tanda awal hipertermi Mengajarkan kepada ibu
merah, keletihan, kehilangan nafsu adalah serangan/sengatan pasien tanda awal hipertermi
makan panas kulit merah, keletihan, adalah serangan/sengatan
Memberikan Obat anti piretik dan kehilangan nafsu makan panas kulit merah, keletihan,
antibiotik, paracetamol 3x250 mg kehilangan nafsu makan
Memberikan Obat anti piretik
dan antibiotik, paracetamol
3x125 mg Memberikan Obat anti piretik
dan antibiotik, paracetamol
3x125 mg
2. Kasus 2 Hipertermi Mengkaji tanda-tanda Mengkaji tanda-tanda Mengkaji tanda-tanda vital
Minggu, 3 juni 2018 vital pasien vital pasien pasien
Temp : 40°C Temp : 37,5°C Temp : 36°C
Pols : 90x/menit Pols : 80x/menit Pols : 78x/menit
RR : 26x/menit RR : 24x/menit RR : 24x/menit
Memberikan cairan IVFD Memberikan cairan IVFD Memberikan cairan IVFD

Kompres Hangat kuku Kompres Hangat kuku


pada sekitar daerah axila pada sekitar daerah axila Kompres Hangat kuku pada
dan ubun-ubun dan ubun-ubun sekitar daerah axila dan ubun-
ubun
Mengajarkan kepada ibu Mengajarkan kepada ibu
pasien tanda awal pasien tanda awal Mengajarkan kepada ibu
hipertermi adalah hipertermi adalah pasien tanda awal hipertermi
serangan/sengatan panas serangan/sengatan panas adalah serangan/sengatan
kulit merah, keletihan, kulit merah, keletihan, panas kulit merah, keletihan,
kehilangan nafsu makan kehilangan nafsu makan kehilangan nafsu makan

Memberikan Obat anti Memberikan Obat anti


piretik dan antibiotik, piretik dan antibiotik, Memberikan Obat anti piretik
paracetamol 3x250 mg paracetamol 3x125 mg dan antibiotik, paracetamol
3x125 mg
• Pembahasan
• Dari catatan perkembangan selama 3 hari masa perawatan pada kasus 1, dapat di
lihat bahwa penurunan suhu tubuh tidak terlalu signifikan. Karna ibu pasien tidak
menerapkan kompres hangat. Sedangkan pada kasus 2, penurunan suhu tubuh sangat
signifikan yaitu dari 40°C menjadi 38°C setelah ibu pasien melaksanaka penerapan
kompres hangat.
KESIMPULAN
• Panas atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas
38°C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu >38.5°C. Akibat tuntutan
peningkatan tersebut tubuh akan memproduksi panas.
• Kejang demam merupakan kejang yang terjadi karena rangsangan demam, tanpa adanya proses
infeksi intrakranial; terjadi pada sekitar 2-4% anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun.
• Dari hasil penelitian selama di RRI Anak RSUD Martapura yang telah di uraikan pada bab
sebelumnya maka di dapatkan hasil
• Hasil penerapan Asuhan Keperawatan Kejang Demam pada Anak Toddler dan Penerapan
Kompres Hangat Di RRI Anak RSUD Martapura Kab. OKU Timur Sama dengan teori yang ada
• Hasil penerapan kompres hangat yang dilakukan secara benar, dapat menurunkan suhu tubuh dan
membantu memberikan kesembuhan pada klien.
• SARAN
• Bagi RSUD Martapura Kab. OKU Timur
Tetap memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada klien dengan sebaik-
baiknya tampa membedakan jenis kelamin, agama, pekerjaan dan status sosial.
• Bagi Keluarga Klien
Peran serta keluarga klien sangatlah penting bagi kesembuhan klien anak dengan kejang
demam, maka di harapkan agar keluarga mampu memberikan perhatian lebih dan lebih
mengetahui cara penanganan penyakit kejang demam pada anak toddler.
• Bagi Penulis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman
penulis tentang penyakit kejang demam pada anak toddler dan penerapan kompres hangat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai