Anda di halaman 1dari 21

LITERATUR REVIEW

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJANG DEMAM BERULANG PADA ANAK

Presentan : dr. Syarifah Fazhilah Djamalilleil

Pembimbing : dr. Nisa Trini Asnil, Sp.A

RUMAH SAKIT BUDI KEMULIAAN BATAM


DOKTER INTERNSIP ANGKATAN 2 PERIODE
TAHUN 2023
L a t a r Bela k an g
Bangkitan kejang pada
kenaikan suhu tubuh (suhu Anak usia 6 bulan–
Kejang D e m a m rektal di atas 38 o C) yang 5 tahun
disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium
Kecemasan pada orang
tua Asia : Angka kejang demam tinggi

RS Anak dan Bunda Harapan Kita di


Jakarta tahun 2008-2010,
Kedarurat a
terdapat 86 pasien dengan kejang
n medis
→ 41 (47,7%) pasien mengalami
kejang berulang
Diagnosa secara dini serta pengelolaan Pembahasan lebih
yang tepat lanjut
TINJAUAN
PUSTAKA
“ KEJANG DEMAM

Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh suhu di atas 38 C (dengan metode pengukuran suhu
apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
KLASIFIKASI

KEJANG DEMAM

Kejang Demam Kejang Demam


Sederhana (KDS) Kompleks (KDK)
KLASIFIKASI

 Kejang demam <15 menit,


KDS  Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik
 Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

 Kejang lama >15 menit


KDK  Kejang fokal atau kejang umum didahului
kejang fokal
 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
KEJANG DEMAM
Tanda rangsang meningeal :

Kaku kuduk
Brudzinski I dan II
Kernig

Pada kejang demam rangsang


meningeal (-)

Pada kasus kejang demam , tanda rangsang meningeal (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab.


Pemeriksaan yg dilakukan : darah perifer,
elektrolit, dan gula darah sesuai indikasi
laboratorium

Pungsi Lumbal Tidak secara rutin dilakukan pada anak <12 bulan dgn
KDS dan KU baik.
Indikasi : Rangsang meningeal (+) ; curiga infeksi SSP

EEG Tidak direkomendasikan kecuali bangkitan


bersifat fokal

IMAGING Bila terdapat hemiparesis/parese nervus kranialis


Etiopatogenesis
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP
PENGOBATAN FASE KEJANG DEMAM BERULANG
AKUT

SAAT TERJADI PROFILAKSIS INTERMITTEN


KEJANG
PROFILAKSIS TERUS MENERUS (RUMATAN)
Atasi
Kejang

IDAI. Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus. Jakarta: IDAI.


2016
Pengobatan intermiten saat demam
untuk cegah kejang demam

• Paracetamol 10-15mg/kgBB/kali,
Antipiretik 4x/hari
• Ibuprofen 5-10mg/kgBB/kali, 3-4x/hari

• Diazepam per oral 0,3-0,5mg/kgBB/hari


• Diazepam per rectal 0,5mg/kgBB/kali (5mg untuk
Antikonvulsan BB<12kg; 10mg untuk BB>12kg)
• Max. dose: 7,5 mg/kali
• Intermitten  48 jam pertama demam
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumatan

Asam Valproat
Asam valproat 15-40 mg/kg/hari(2-3 dosis)

Fenobarbital
Fenobarbital 3 – 4 mg/kg/hari (1-2 dosis)

1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan
- Soetomenggolo. Buku Ajar Neurologi Anak, 1999

Indikasi :
Kejang fokal
Kejang lama > 15 menit
Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang
(mis.
1. Penelitian yang dilakukan oleh
Attila Dewanti, Joanne Angelica
Widjaja,Anna Tjandrajani, Amril A
Didapatkan anak yang kejang demam
Burhany menunjukkan hasil pertama pada suhu 39 °C mempunyai
4,4 kali kemungkinan untuk rekurensi
kejang demam Kembali.
Usia Pertama Kasus
Kali Kejang Kekambuhan
(Bulan) (%)
Usia 0-12 23,5 %
bulan
Menunjukkan hasil bahwa
Usia diatas 12 20,4 % rekurensi kejang demam
bulan meningkat 2,7 kali pada anak
dengan usia < 12 bulan

Riwayat Kasus
Keluarga Kekambuha Didapatkan anak dengan riwayat kejang
n (%) pada keluarga mempunyai 3,2 kali
kemungkinan untuk mengalami rekurensi
Positif 11,6 % kejang demam Kembali.
16,2 %
Negatif 4,6
2

Penelitian sebelumnya didukung dengan beberapa


hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjipta Bahtera,
Susilo Wibowo, AG Soemantri Hardjojuwono dkk dan
Navneet Kumar, Tanu Midha , Yashwant Kumar Rao
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara Usia dan suhu saat terjadi
bangkitan kejang demam pertama serta keluarga
(first degree relative) dengan riwayat kejang demam.

3
4

1. Adanya hubungan yang signifikan antara bangkitan kejang dengan


usia <2 thn dan suhu demam 39 C .
Didapatkan beberapa
2. Terdapat perbedaan hasil pada penelitian yang dilakukan oleh Fuaddi keterbatasan seperti :
dan Noor Wijayahadi dengan beberapa penelitian sebelumnya yang • Rancangan kasus control
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara bangkitan kejang yang bersifat retrospektif
demam dengan salah satu factor risiko yaitu Riwayat keluarga (first
degree relative)
sehingga recall bias tidak
bisa dihindarkan .
• Keterbatasan jumlah
responden dan informasi
pada catatan rekam medik .
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
rekurensi kejang demam, di antaranya :
1. Suhu pasien ketika kejang karena kenaikan suhu tubuh yang berpengaruh
pada kanal ion dan metabolisme seluler .

2. Usia 6 bln - <2 tahun ketika kejang karena pada keadaan otak belum
matang reseptor untuk asam glutamat baik ionotropik maupun
metabotropik sebagai reseptor eksitator sebaliknya reseptor GABA
sebagai inhibitor kurang aktif, sehingga otak belum matang eksitasi lebih
dominan dibanding inhibisi .
3. Riwayat keluarga dengan kejang demam

Belum dapat dipastikan cara pewarisan sifat genetik terkait


dengan kejang demam, apakah autosomal resesif atau
autosomal dominan.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKERJAKAN BILA KEMBALI
KEJANG

• Tetap tenang dan tidak panik.


• Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
• Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah
tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
• Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
• Tetap bersama pasien selama kejang.
• Berikan diazepam rektal. jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
• Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi, F, dan Bahtera, Tjipta. 2010. Faktor Resiko Bangkitan kejang Demam pada Anak. Vol. 12. No.
3. https://saripediatri.org/index.php/saripediatri/article/download/ 508/445 . Diakses pada 22 Oktober 2023.
Navneet Kumar, Tanu Midha , Yashwant Kumar Rao.2012. Faktor Resiko Kejang Demam Berulang pada Anak. Vol. 46. No.
2. https://media.neliti.com/media/publications/ 220456-faktor-risiko-kejang-demam-berulang-pada.pdf. Diakses pada 22 oktober 2023.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Attila Dewanti, Joanne Angelica Widjaja,Anna Tjandrajani, Amril A Burhany . Kejang Demam dan Faktor yang Mempengaruhi
Rekurensi . Vol 14 . No 1 . https://saripediatri.org/index.php/saripediatri/article/download/ 237/546 . Diakses pada 22 Oktober 2023.
Tjipta Bahtera, Susilo Wibowo, AG Soemantri Hardjojuwono . Faktor Genetik Sebagai Risiko Kejang Demam Berulang. Vol 10 . No 6 .
https://saripediatri.org/index.php/saripediatri/article/download/ 235/784 . Diakses pada 22 Oktober 2023.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai