PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kejang pada anak merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua,
sehingga sebagai dokter harus tahu cara mengatasi kejang dengan tepat dan cepat,
selain itu salah satu penyebab kejang yang paling sering dijumpai pada anak adalah
kejang demam yang merupakan kegawatan di bidang neurologi. 1
Kejang demam terjadi pada 2-4% dari populasi anak yang berusia 6 bulan
hingga 5 tahun. Satu dari 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari
sepertiganya mengalami kejang lebih dari satu kali. Kejang demam dibagi menjadi 2
yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Delapan puluh persen
dari kasus kejang demam merupakan kejang demam sederhana. Kejang pertama
terbanyak terjadi antara usia 17-23 bulan, dimana anak laki-laki lebih sering
mengalami kejang demam. Setelah kejang demam pertama, 2-4% anak akan
berkembang menjadi epilepsi.1,2,3
Penanganan kejang demam sampai saat ini masih terjadi kontroversi terutama
mengenai pengobatannya yaitu perlu tidaknya penggunaan obat untuk profilaksis
rumatan. Dalam penatalaksanaan kejang demam ada 4 faktor yang harus
diperhatikan, yaitu: mengatasi kejang secepat mungkin, pengobatan penunjang.
memberikan obat maintenance dan mencari serta mengobati faktor penyebab.2
Pada umumnya prognosis kejang demam baik tetapi dapat menjadi buruk bila
didapati penyebab demam adalah penyakit-penyakit serius yang luput ditanggulangi.
Anak yang pernah mengalami kejang demam, terutama yang tidak ditangani secara
adekuat, akan mengalami kelainan seperti penurunan IQ, peningkatan risiko epilepsi,
peningkatan risiko kejang demam berulang, dan kematian.1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2. 1
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal > 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang
demam dapat dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang
demam
sederhana
merupakan
kejang
demam
yang
berlangsung
singkat,kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk
umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal dan tidak berulang dalam waktu 24
jam. Kejang demam kompleks adalah kejang dengan salah satu ciri yaitu kejang lama
lebih dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang
didahului kejang parsial dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.1, 2, 4
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% di Amerika Serikat dan Eropa
Barat. Insiden kejang demam bervariasi dibeberapa negara, yaitu 7% di Jepang dan
14 % di Mariana Island. Di Asia dilaporkan lebih tinggi, kira-kira 20% kasus kejang
demam merupakan kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada
tahun kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam lebih sering pada anak lakilaki. Kira-kira 2-5% anak mengalami sekurang-kurangnya satu kejang demam
sebelum usia 5 tahun.
2. 3
genetika ditemukan paling kurang tiga gen autosomal dominan yang berperan dalam
kejang demam. Pada penelitian Berg dan Colleagues, 24 % anak dengan kejang
demam mempunyai riwayat keluarga kejang demam dan 20 % yang tidak memiliki
riwayat kejang demam, 9-22% anak yang kejang demam mempunyai saudara
kandung yang memiliki riwayat kejang demam.2,4
Penyakit infeksi dapat menyebabkan kejang demam kecuali infeksi sistim
saraf pusat tidak dikategorikan sebagai penyebab kejang demam. 4 Beberapa penyakit
infeksi penyebab kejang demam seperti : ISPA, gastroenteritis terutama yang
2
disebabkan oleh Shigella atau Campylobacter dan infeksi saluran kemih. Beberapa
penelitian juga menyebutkan 86 % kasus kejang demam disebabkan oleh virus. Selain
itu, imunisasi juga dapat menyebabkan kejang demam. 2,4
Faktor resiko kejang demam adalah:5
Suhu tinggi
Daycare attendance
satu waktu maka akan terjadi puncak konsentrasi yang tinggi didalam darah.
Perkembangan otak fetus sangat sensitive terhadap adanya akumulasi kafein, namun
tidak ada bukti yang menyatakan adanya hubungan terhadap gangguan perkembangan
mental dan motorik fetus.6
2. 4
karena ambang kejang yang rendah. Masa anak-anak adalah masa dimana kejadian
infeksi tinggi seperti infeksi saluran napas atas, otitis media, infeksi virus. Penelitian
pada hewan coba menunjukkan bahwa yang mungkin berperan dalam terjadinya
demam adalah pirogen endogen seperti interleukin 1, karena meningkatnya
rangsangan terhadap neuron. Penelitian terdahulu, kejadian pada anak-anak
mendukung hipotesis karena menyatakan adanya peran sitokin yang teraktivasi dalam
patogenesis kejang demam, namaun mekanisme kejang masih belum jelas.2,6
Kejang demam dibagi atas 2 tipe: kejang demam simplek (kejang umum,
durasi <15 menit, tidak berulang dalam 24 jam) dan kejang demam kompleks (kejang
fokal, durasi lama, dapat berulang dalam waktu 24 jam). Kejang demam komleks
merupakan penyakit yang prosesnya lebih serius, seperti meningitis, abses,
ensefalitis. Penyakit virus merupakan penyebab tersering kejang demam. Literature
yang baru menyatakan virus human herpes simpleks 6 (HHSV-6) sebagai agent
penyebab pada roseola kira-kira 20% dari kelompok pasien yang datang dengan
kejang demam. Shigella gastroenteritis juga dihubungkan dengan kejang demam.
Satu penelitian menyatakan hubungan antara kejang demam berulang dan influenza
A. 2,7
Metabolisme monoamine berperan dalam patogenesis kejang demam,
konsentrasi homovanilic acid dan 5-hydroxyindoleacetic acid yang dinilai dari cairan
serebrospinal. Hal ini dapat juga ditemukan pada anak 4 jam setelah kejang. Dari
penelitian yang menggunakan sample: 21 pasien yang menderita kejang demam
simpleks, 8 orang menderita kejang demam kompleks dan 8 kontrol. Ternyata pada
kejang
demam
kompleks
didapatkan
4
kadar
homovanillic
acid
and
5-
reseptor
IL-1
(hipokampus)
Suhu meningkat
neurotransmitter
hipereksitasi
KEJANG
Manifestasi Klinik
Kejang yang terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya
berkembang bila suhu tubuh yang mencapai 390C atau lebih. Kejang demam
kompleks merupakan gejala kejang yang lama(lebih dari 15 menit), fokal atau parsial
satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial, atau multiple(lebih dari 1 kali
dalam 24 jam) dan riwayat keluarga dengan epilepsi memberikan kemungkinan
untuk menjadi epilepsi di kemudian harinya. Resiko berulangnya kejang demam pada
saat kejang pertama meningkat pada usia 18 bulan dan dengan suhu kurang dari 40 0C.
1,7,8
2. 6
Diagnosis
Diagnosis kejang demam kompleks dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
3.
Parese nervus VI
Papil edema
2.7
Infeksi susunan saraf pusat dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan
cairan serebrospinal. Kejang demam yang berlangsung lama kadang-kadang diikuti
hemiparesis sehingga sukar dibedakan dengan kejang karena proses intrakranial.
Sinkop juga dapat diprovokasi oleh demam, dan sukar dibedakan dengan kejang
demam. Anak dengan demam tinggi dapat mengalami delirium, menggigil, pucat dan
sianosis sehingga menyerupai kejang demam.
2. 8
Penatalaksanaan
Pada tata laksana kejang demam, ada 3 hal yang harus dikerjakan yaitu:
1.
2.
3.
4.
sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan
napas.
Jika kejang terus berlanjut selama 5-10 menit, anak harus segera
dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jika masih kejang diberikan diazepam 0,3-0.5 mg/kg berat badan per
rektal (melalui anus) atau 0,2 mg/kg/iv jika telah terpasang jalur intravena
Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per iv dalam 30 menit atau fenitoin 1520 mg/kg per iv dalam 30 menit.
<10 kg : 5 mg
>10 kg : 10 mg
Kejang (-)
Kejang (+)
10
Fenobarbital
<1 bulan : 30 mg iv
1 bulan 1 tahun : 50 mg iv
>1 tahun : 75 mg iv
Kejang (+)
dilantin 10 20 mg / kgBB
8 10 mg / kgBB / 2 dosis
bolus iv
selama 2 hari
Kejang (+)
Kejang (-)
Kejang (+)
Kejang (-)
12 jam kemudian
fenobarbital
4 5 mg/ kgBB/
hari / 2 dosis
Kejang (-)
dilantin rumatan
11
Kejang fokal
12
yang dapat menyebabkan kerusakan otak, namun demikian tidak dapat mencegah
terjadinya epilepsi dikemudian hari.4,7,9
Edukasi pada orang tua1,4,7
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada
saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal.
Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara:
1.
2.
3.
4.
5.
2. 9
Prognosis
Perkembangan mental dan neurologis umumnya normal pada pasien yang
13
BAB III
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Nama
: An.B
: 5 tahun
Alamat
: Simpro
Agama
: Islam
MRS
: 20-04-2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kejang sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang
7 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mulai dema, demam dirasakan
mendadak tinggi, demam naik turun, setelah diukur oleh ibu pasien suhu
menunjukkan 39,5 oC. Lalu ibu pasien memberikan obat penurun panas dan
mengompres badan pasien. Demam pasien turun beberapa jam namun
kemudian naik kembali. Demam disertai menggigil, tidak disertai perdarahan
gusi atau mimisan, tidak disertai muntah, tidak disertai batuk dan pilek.
6 jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang sebanyak 1 kali. Saat kejang,
kedua mata pasien mendelik keatas, badan seperti menggigil keras, kedua
tangan pasien kaku, mengepal dan kedua kaki pasien kaku dan kelonjotan.
Lama kejang 5 menit. Kejang berhenti sendiri dan setelah kejang berhenti,
pasien tidak pingsan. Setelah kejang suhu pasien 40C. Sebelum dan sesudah
kejang tidak ada kelemahan atau kelumpuhan anggota gerak.
14
Menurut ibu pasien, pada usia 1 tahun pasien pernah mengalami kejang untuk
pertama kalinya dengan gambaran kejang yang sama dengan kejang saat ini.
Pasien sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit, namun setelah itu pasien
tidak kontrol ke poliklinik. Tidak ada obat-obatan khusus yang wajib diminum
oleh pasien. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah melakukan
pemeriksaan rekam otak dan dokter mengatakan hasilnya normal.
: Lemah
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 90x/menit
Nafas
: 40 x/menit
Suhu
: 390C
Berat badan
: 30 kg
Tinggi Badan
: 124 cm
Keadaan Spesifik
Kepala
Mata
cahaya + / +
: secret - / - , deviasi septum (-) , nafas cuping hidung (-) ,
Hidung
15
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
(-/-)
:- Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi
; iktus kordis tidak teraba
- Perkusi
: pekak, batas jantung dalam batas normal
-Auskultasi : Reguler
: - Inspeksi
: Perut tidak tampak membuncit
- Palpasi
: nyyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
- Perkusi
: Tympani disemua kuadran abdomen
- Auskultasi : Bising Usus (+) normal
: Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-), dislokasi
(-)
Pemeriksaan Neurologis:
- Refleks Fisiologis : Reflek Biceps (+) normal
Reflek Triceps (+) normal
Reflek Patella (+) normal
Reflek Achilles (+) normal
- Reflek Patologis : Reflek Babinsky (-)
Reflek Oppeinheim (-)
Reflek Gordon (-)
Reflek Chaddock (-)
- Tanda Rangsangan Meningeal : Kaku kuduk (-)
Brudzinsky I (-)
Brudzinsky II (-)
Kernig (-)
Pemeriksaan Penunjang
-
Diagnosa Kerja
Kejang demam sederhana
Penatalaksanaan
Luminal puyer 2 x 15 mg
Pemeriksaan elektrolit
BAB IV
DISKUSI
Pasien anak laki-laki, usia 5 tahun, BB 30 kg. Demam 7 hari sebelum masuk
rumah sakit, demam dirasakan mendadak tinggi, demam naik turun, setelah diukur
oleh ibu pasien suhu menunjukkan 39,5C. Demam turun setelah diberi obat penurun
panas dan namun beberapa jam kemudian naik kembali. Demam disertai menggigil,
17
tidak disertai perdarahan gusi dan mimisan, tidak disertai muntah, tidak disertai batuk
dan pilek.
6 jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang sebanyak 1 kali, saat kejang
kedua mata pasien mendelik keatas, badan seperti menggigil keras, kedua tangan
pasien kaku, mengepal dan kaki pasien kaku, mulut terkatup dan wajah pasien tidak
tampak biru. Lama kejang 5 menit, kejang berhenti sendiri dan setelah kejang
berhenti pasien tidak pingsan. Selama kejang suhu badan pasien tidak dukur. Setelah
kejang suhu pasien 40C. Sebelum dan sesudah kejang tidak ada kelemahan atau
kelumpuhan anggota gerak.
Riwayat kejang pertama kali saat usia 1 tahun, disertai demam bersamaan
timbulnya panas dan batuk pilek. Sudah pernah melakukan pemeriksaan rekam otak
dan hasilnya normal. Riwayat trauma disangkal.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan sakit sedang, kompos mentis, tanda vital
dalam batas normal dan semuanya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium
dalam batas normal dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan
18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Kejang demam kompleks adalah kejang dengan salah satu ciri yaitu kejang
lama lebih dari 15 menit, kejang fokalatau parsial satu sisi atau kejang umum
yang didahului kejang parsial dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam.
2. Penegakan diagnosis kejang demam kompleks berdasarkan pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan kecuali
atas indikasi.
3. Penatalaksanaan kejang demam kompleks meliputi 3 hal yaitu, pengobatan
pada fase akut, mengidentifikasi dan mengobati penyebab, pengobatan
profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.
4. Edukasi pada orang tua dapat mengurangi kecemasan pada saat menghadapi
kejang demam pada anak dan mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum
dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
5.2. Saran
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua.
Kecemasan ini dapat dikurangi dengan cara memberikan informasi yang benar dan
memadai pada orang tua mengenai kejang dan apa yang bisa dilakukan di rumah jika
menjumpai anak kejang sebelum dibawa ke rumah sakit.
Kejang
mengatasi kejang dengan tepat dan cepat. Diharapkan dengan penatalaksanaan yang
tepat dan cepat mampu mencegah komplikasi yang mungkin timbul di kemudian hari.
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
UNSRI.
Soetomenggolo TS. Kejang demam. Buku ajar neurologi anak 1999. Jakarta:
9.
BPIDAI. h. 245-51
Bauchner H. Intracranial pathology and complex febrile seizure. Journal
10.
th
edition . 2005.
a child after a seizure. Emergency of medical journal. 2003. Vol. 20. h. 13-20
20