Disusun Oleh:
PRAMITA DEWI
1914201029
Keperawatan 7A
Tahun 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
pada bayi atau anak – anak pasti selalu suhu lebih dari 38°C tanpa bukti adanya
Jepang 8,8%, Guam 14% dan di Indonesia pada tahun 2005-2006 mencapai
suhu tubuh (suhu rektal diatas 380C) yang disebabkan oleh proses
Asia 3.4% - 9,3% anak Jepang, dan 5% di India (Andertty, 2015). WHO
memperkirakan terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih
dari 216 ribu diantaranya meninggal. Selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia
sekitar 77% . Selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia 1 bulan-13 tahun
dengan riwayat kejang, yang mengalami kejang demam sekitar 77% (Utari,
yang cukup seimbang dengan negara lain. Kejadian kejang demam diIndonesia
disebutkan terjadi pada 2-5%anak berumur 6 bulan sampai dengan 3 tahun dan
38,7% meninggal pada usia 12-23 bulan dan 63,8% pada usia 24-59 bulan.
kejadian demam kejang di ruang perawatan anak RSU Anutapura Palu. Hasil
uji statistik menunjukkan nilai OR = 3,902 (1,922-7,919) yang artinya anak yang
memiliki riwayat kejang keluarga beresiko 3,902 kali lebih besar untuk
menderita demam kejang. Hasil analisi suhu tubuh OR = 87,838 (11,650-662,283)
hal ini berarti anak yang memiliki suhu tubuh tinggi ≥ 37,80C beresiko 87,838
kali lebih besar menderita demam kejang. Hasil analisi BBLR, didapatkan
OR=2,830 (1,165-6,876), hal ini berarti anak yang mengalami BBLR berisiko
Faktor risiko terjadinya kejang demam pada anak antara usia 6 bulan
hingga 5 tahun adalah suhu yang tinggi dan lamanya demam, usia kurang dari
dua tahun, riwayat kejang demam pada keluarga, jenis kelamin, usia ibu saat
hamil, usia kehamilan, asfiksia, dan bayi berat lahir rendah (Fuadi et al., 2010).
Namun, faktor risiko utama terjadinya kejang demam pada anak adalah riwayat
pada anak. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi jika kejang demam tidak
nafas, kenaikan suhu yang terus menerus, dan cedera fisik. Keterlambatan dan
(Risdha, 2014) meliputi umur, jenis kelamin, genetik, infeksi dan temperatur.
yang berusia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Berdasarkan hasil rekam medis
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta pada tahun 2008-2010,
terdapat 86 pasien dengan kejang demam dan 41 pasien atau 47,7% pasien
terjadi kejang demam pertama, 33% dari anak yang mengalami kejang demam
kejang demam akan meningkat jika terdapat faktor resiko seperti kejang
demam pertama pada usia kurang dari 12 bulan, jenis kelamin anak, riwayat
yang rendah saat kejang demam pertama, terdapat kejang demam komplikata
di Poliklinik Anak RS. DR. M. Djamil Padang pada Desember 2013 sampai
Kejang Demam Berulang Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak RS. DR.
M. Djamil Padang pada Januari 2010 sampai Desember 2012” maka dapat
berulang. Diketahui 47,7% mengalami kejang demam pertama pada usia 11-20
demam pada keluarga, 97,5% tidak memiliki riwayat epilepsi dalam keluarga
dan 60% terjadi pada paseien yang mengalami kejang demam sederhana pada
Burhany (2012) yang dilakukan pada tahun 2008 sampai tahun 2010 di Rumah
Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, tentang “Kejang Demam dan Faktor yang
orang pasien dengan kejang demam dan 47,7% dari pasien mengalami kejang
demam terjadi 2,7 kali lebih besar pada pasien yang menderita kejang demam
petama dibawah usia 12 bulan, 3,2 kali lebih besar pada pasien yang
mempunyai riwayat kejang demam pada keluarga, 4,4 kali lebih besar pada
pasien yang demam dengan suhu tubuh kurang dari 39oC dan 4,4 kali lebih
besar pada pasien dengan kejang demam kompleks. Tujuan penelitian ini yakni
Padang.
1.4 Manfaat penelitian
ilmiah.
peneliti lain dan juga tertarik dalam meneliti Faktor Yang Mempengaruhi