Anda di halaman 1dari 13

ETIKA HUKUM KESEHATAN

KELOMPOK 19
SAFETY PASIEN

1. YENI MARLINDA 2013101039


2. FITRIANI 2013101040

DOSEN

IKHSAN YUSDA PP Dt. RANGKAYO M, SH, LLM, Ph.D


A. Pengertian Safety Pasien dalam Aspek Hukum

Hukum adalah kumpulan peraturan hukum, sedangkan didalam peraturan


hukum terdapat kumpulan kaidah/norma hukum. Seperti diketahui di dalam
pembentukan hukum selalu terdapat asas hukum yang digunakan sebagai dasar
pembentukan kaidah/norma hukum, sehingga terdapat pembatasan dari
pembentukan kaidah/norma hukum. Salah satu asas hukum yang dalam
penyelenggaraan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang dapat
dijadikan pijakan, adalah asas pelindungan.
Menurut Institute of Medicine (IOM), Keselamatan Pasien (Patient Safety)
didefinisikan sebagai freedom from accidental injury.
• Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission). Accidental injury dalam prakteknya akan berupa kejadian
tidak diinginkan/KTD (adverse event) atau hampir terjadi kejadian tidak
diinginkan (near miss).
B. Hukum Yang Mengatur Tentang Keselamatan Pasien

• Dalam memberikan pelayanannya Rumah sakit sebagai sebuah institusi


diatur dalam Undang Undang Rumah Sakit, dimana terdapat empat pasal
dalam undang-undang tersebut yang mengamanahkan keselamatan pasien.
Amanah keselamatan pasien dalam Undang Undang Rumah Sakit telah
dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 1691
Tahun 2011 Tentang Keselamatan pasien.
• Peraturan Menteri Kesehatan ini diterbitkan untuk menggantikan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit. Perubahan frasa dari “Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
menjadi “Keselamatan Pasien” telah menunjukkan bahwa Peraturan Menteri
Kesehatan yang baru memiliki cakupan lebih luas. Meskipun terdapat
pergantian kebijakan berkaitan dengan keselamatan pasien, namun patut
dipahami bahwa kedua peraturan menteri tersebut sejatinya merupakan perintah
Pasal 43 Undang-Undang Nomor Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
• Penelitian Hukum Normatif terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien.
C. Standar keselamatan pasien

• Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan


penilaiannya dilakukan dengan menggunakan instrumen
akreditasi rumah sakit. Standar keselamatan pasien rumah sakit
disusun mengacu pada “hospital patient safety standars” yang
dikeluarkan oleh commision on accreditation of health
organization, illinois, USA tahun 2002 yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di indonesia.
Menurut kemenkes RI (2015) standar keselamtan pasien terdiri dari tujuh standar, yaitu :

1. Hak pasien 3. Keselamatan pasien dan 5. Peran kepemimpinan dalam


kesinambungan pelayanan meningkatkan keselamatan
• 2. Mendidik pasien pasien
• 4. Penggunaan metoda-
dan keluarga metoda peningkatan
• 6. Mendidik staf tentang
keselamatan pasien
kinerja untuk melakukan • 7. Komunikasi merupakan
evaluasi dan program kunci bagi staf untuk mencapai
peningkatan keselamatan keselamatan pasien
pasien
D. Tujuan Sistem Keselamatan Pasien

4.Terlaksananya
2.Meningkat
1.Terciptanya program
akuntabiltas rumah 3.Menurunya
budaya keselamatan pencegahan
sakit terhadap kejadian tak
pasien dirumah sehingga tidak
pasien dan diharapkan (KTD)
sakit terjadi pengulangan
masyarakat
KTD
E. Manfaat Program Keselamtan Kerja
• Adanya kecenderungan “green product” produk yang aman dibidang
industri lain seperti halnya menjadi persyaratan dalam berbagai proses
transaksi, sehingga suatu produk menjai semakin laris dan dicari
masyarakat.
• Rumah sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih
mendominasi pasar jasa bagi perusahan-perusahaan dan asuransi-asuransi
menggunakan rumah sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka dan kemudoian diikuti oleh masyarakat untuk
mencari rumah sakit yang aman
• Kegiatan rumah sakit akan lebih memukuskan diri daam kawasan
keselamatan pasien.
F. Penyelanggaraan Keselamatan Pasien di Fasilitas Kesehatan di Indonesia

• Di era JKN (jaminan kesehatan nasional) dalam menegakka keberhasilan


kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan kesehatan ialah dengan
pencapaian pelayan yang bermutu tinggi serta mengedepankan keselamatan
pasien.
• Dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamtan pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan KARS(Komisi Akreditasi Rumah Sakit) pada tahun 2005telah
membantuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) yang sekarang
telah berubah menjadi KNKP-RS (Komite Nasiounal Keselamatan Pasien
Rumah Sakit) yang berlangsung berada dibawah mentri kesehatan RI.
Fungsi KNKP-RS
1. Penyusunan standar dan pedoman keselamatan pasien

2. Penyusunan dan pelaksanaan program keselamtan pasien

3. Pengembangan dan pengelolaan sistem pelaporan


insiden, analisis, dan penyusunan rekomdasi keselamatn
pasien
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
keselamtan pasien.
G. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

1.Membangun
3. Mengintegrasi
kesadaran akan 2. Memimpin dan 4. Mengembangkan
aktivitas
nilai keselamatan mendukung staf sistem pelaporan
pengelolaan risiko
pasien

7. Mencegah cedera
6. Belajar dan
5. Melibatkan dan melalui
berbagi pengalaman
berkomunikasi implementasi
tentang keselamatan
dengan pasien sistem keselamatn
pasien
pasien
TERIMA KASIH

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

Anda mungkin juga menyukai