DAN
ABORSI DALAM ISLAM
OLEH :
MUHAMMAD SUBHAN NIM : 2013101014
Definisi Aborsi
a. Menurut Bahasa
Imam Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Syafi’i dan pengikut Ahmad bin
Hanbal, menganggap bahwa awal kehidupan manusia ketika ia berada dalam
usia akhir bulan keempat, karena baru pada masa ini sebuah janin diberikan
ruh dari Tuhan. Konsekuensinya, pengguguran kandungan dapat dikenakan
sanksi hukum sebagaimana halnya janin yang sudah berumur empat bulan.
Imam abu hanifah, sebagian pengikut imam syafi’i
dan pengikut ahmad bin hanbal, menganggap bahwa
awal kehidupan manusia ketika ia berada dalam usia
akhir bulan keempat, karena baru pada masa ini
sebuah janin diberikan ruh dari tuhan.
Konsekuensinya, pengguguran kandungan dapat
dikenakan sanksi hukum sebagaimana halnya janin
yang sudah berumur empat bulan.
Kedua, golongan yang berpendapat bahwa
penggugruan kandungan dapat dilihat dari
berbagai fase sebagai berikut: kalau benih janin
masih dalam bentuk nuthfah, menggugurkannya
dianggap makruh. Sedangkan kalau sudah dalam
bentuk mudlgah, maka menggugurkannya
dianggap makruh tanzih.
Ketiga, golongan yang membolehkan aborsi pada setiap
tahap sebelum pemberian nyawa (nafkh al-ruh). Pendapat
ini paling kuat di kalangan Hanafiyah. Alasan yang
dikemukakan adalah sebagai berikut: ‘Setiap orang yang
belum diberi nyawa, tidak akan dibangkitkan Allah di hari
kiamat. Setiap sesuatu yang tidak dibangkitkan berarti
keberadaannya tidak diperhitungkan’. Dengan demikian
tidak ada larangan untuk menggugurkannya
Faktor yang membolehkan tindakan aborsi
setelah janin berumur 120 hari antara lain:
Adanya penyakit turunan (genetik) pada
janin.
Cacat yang tidak bisa disembuhkan.
Penyakit yang bisa menular kepada anak
turun.
PA N D A N GA N U L A M A
T E N TA N G A BOR S I
Aborsi sebelum ditiupkan roh
1.. Di bolehkan oleh sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian mazhab Syafi‟i.
2. Dibolehkan apabila ada udzur, dan makruh hukumnya apabila tanpa udzur
dikemukakan oleh sebagian mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi‟i.
3. Makruh secara mutlak apabila belum ditiupkan roh. Pendapat inidikemukakan
oleh mazhab Maliki
4. Haram melakukan aborsi, sekalipun belum ditiupkan roh, karena air mani
apabila telah menetap dalam rahim, meskipun belummelalui masa 40 hari, tidak
boleh dikeluarkan. Pendapat inidikemukakan oleh jumhur ulama mazhab Maliki
dan mazhabZahiri.
PA N D A N G A N U L A M A T E N TA N G
ABORSI
Aborsi setelah ditiupkan roh
Ulama fiqhi sepakat bahwa melakukan aborsi terhadap kandungan yang telah
menerima roh hukumnya haram.Mereka mengemukakan alasan sebagaimana
keumuman makna dalam firman Allah QS.al-Isra’ (17): 31 dan 33, serta QS. al-
An’am(6): 151, sebagaimana yang telah dikemukakan. Para ulama juga sepakat
mengenai sanksi hukum bagi wanita yang melakukan aborsi setelah ditiupkannya roh,
yaitu dengan membayar gurrah (budak laki-laki atau perempuan). Demikian pula jika
yang melakukannya orang lain dan sekalipun suami sendiri. Di samping membayar
gurrah, sebagian ulama fiqhi di antaranya mazhab Zahiri,bahwa pelaku aborsi juga
dikenai sanksi hukum kaffarat, yaitu memerdekakan budak dan jika tidak mampu
wajib berpuasa dua bulan berturut-turut, dan apabila masih tidak mampu juga, wajib
memberimakan fakir miskin 60 orang.
PANDANGAN ULAMA
TENTANG ABORSI
Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar
Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu
2. Aborsi dibolehkan karena adanya udzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
KESIMPULAN