Anda di halaman 1dari 21

M A K A L A H T E N TA N G H U K U M A B O R S I

DAN
ABORSI DALAM ISLAM

OLEH :
MUHAMMAD SUBHAN NIM : 2013101014

NOFRITA NIM : 2013101015


LATAR BELAKANG

Isu aborsi memang merupakan isu yang kontroversial, khususnya


bagi kalangan yang mengaitkan dengan nilai-nilai moral, demikian
juga dengan sikap undang-undang yang memandang aborsi sebagai
suatu tindakan pidana. Hal ini disebabkan aborsi sering
diasumsikan hanya pada kasus-kasus kehamilan di luar nikah.
Faktanya, menurut hasil penelitian Yayasan Kesehatan Perempuan
tahun 2002-2003, sekitar 87% aborsi dilakukan oleh perempuan
yang berstatus menikaH dan hampir separuhnya telah memiliki
sekurangnya dua anak
Kasus aborsi di Indonesia masih tergolong tinggi dan sangat
memprihatinkan, menurut data Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) tahun 2020, ada dua juta kasus setiap
tahunnya, dan 30 persen dilakukan oleh kalangan remaja
yang melakukan aborsi karena kehamilan yang tidak
diharapkan, meskipun telah dilarang oleh UU, Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) praktek aborsi masih saja
dilakukan.
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi
Muhammad saw sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap
makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan
baik hewan, tumbuhan maupun manusia (terutama) yang
menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena
itu ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan
terhadap 5 hal yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta
KAJIAN PUSTAKA

Definisi Aborsi

a. Menurut Bahasa

borsi atau abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi


sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Dalam bahasa Arab
disebut Isqatu Hamli atau al Ijhadh. Al-Ijhadh yang berasal dari kata
“ajhadha - yajhidhu“ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya
secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya
b. Menurut Istilah Kedokteran
Aborsi atau abortus adalah pengakhiran kehamilan baik
belum cukup waktu, yaitu di bawah usia 20 sampai 28
minggu, mau pun belum cukup berat, yaitu di bawah 400 gr
sampai 1000 gr. Anak baru mungkin hidup di dunia luar
kalau berat nya mencapai 1000 gr atau usia kehamilan 28
minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak antara 500 gr sampai 999 gr, disebut
partus immaturus
 Pandangan Hukum terhadap Tindakan Aborsi Berdasarkan KUHP

Dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP)


terdapat ketentuan yang melarang perbuatan aborsi
sebagaimana yang diatur pada pasal 346 KUHP yang
menyatakan:

“ Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau


mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk
itu, diancam pidana penjara paling lama empat tahun.”
Serupa dengan ketentuan Pasal 346 KUHP, dalam ketentuan Pasal
75 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan UU Kesehatan dengan tegas melarang tindakan aborsi

Namun terdapat pengecualian untuk dua hal, yaitu sebagaimana


yang diatur dalam kentuan Pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan yang
menyatakan:

“Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


dikecualikan berdasarkan:

- indikasi kedaruratan medis

- kehamilan akibat perkosaan


 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak untuk Hidup

Perlindungan hukum terhadap hak anak untuk hidup


adalah salah satu hak asasi manusia yang dilindungi
dalam konstitusi negara sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 28A undang-undang dasar 1945 yang
berbunyi:
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”
Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam

Ulama fikih berbeda pandangan mengenai aborsi. Sebagian ulama, seperti


Imam Malik, menganggap masa konsepsi sebagai awal kehidupan manusia,
oleh karena itu aborsi sejak awal tidak dibenarkan, melakukan aborsi
termasukdosa besar dan dapat dikenakan hukuman berat

Imam Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Syafi’i dan pengikut Ahmad bin
Hanbal, menganggap bahwa awal kehidupan manusia ketika ia berada dalam
usia akhir bulan keempat, karena baru pada masa ini sebuah janin diberikan
ruh dari Tuhan. Konsekuensinya, pengguguran kandungan dapat dikenakan
sanksi hukum sebagaimana halnya janin yang sudah berumur empat bulan.
Imam abu hanifah, sebagian pengikut imam syafi’i
dan pengikut ahmad bin hanbal, menganggap bahwa
awal kehidupan manusia ketika ia berada dalam usia
akhir bulan keempat, karena baru pada masa ini
sebuah janin diberikan ruh dari tuhan.
Konsekuensinya, pengguguran kandungan dapat
dikenakan sanksi hukum sebagaimana halnya janin
yang sudah berumur empat bulan.
Kedua, golongan yang berpendapat bahwa
penggugruan kandungan dapat dilihat dari
berbagai fase sebagai berikut: kalau benih janin
masih dalam bentuk nuthfah, menggugurkannya
dianggap makruh. Sedangkan kalau sudah dalam
bentuk mudlgah, maka menggugurkannya
dianggap makruh tanzih.
Ketiga, golongan yang membolehkan aborsi pada setiap
tahap sebelum pemberian nyawa (nafkh al-ruh). Pendapat
ini paling kuat di kalangan Hanafiyah. Alasan yang
dikemukakan adalah sebagai berikut: ‘Setiap orang yang
belum diberi nyawa, tidak akan dibangkitkan Allah di hari
kiamat. Setiap sesuatu yang tidak dibangkitkan berarti
keberadaannya tidak diperhitungkan’. Dengan demikian
tidak ada larangan untuk menggugurkannya
 Faktor yang membolehkan tindakan aborsi
setelah janin berumur 120 hari antara lain:
 Adanya penyakit turunan (genetik) pada
janin.
 Cacat yang tidak bisa disembuhkan.
 Penyakit yang bisa menular kepada anak
turun.
PA N D A N GA N U L A M A
T E N TA N G A BOR S I
Aborsi sebelum ditiupkan roh
1.. Di bolehkan oleh sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian mazhab Syafi‟i.
2. Dibolehkan apabila ada udzur, dan makruh hukumnya apabila tanpa udzur
dikemukakan oleh sebagian mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi‟i.
3. Makruh secara mutlak apabila belum ditiupkan roh. Pendapat inidikemukakan
oleh mazhab Maliki
4. Haram melakukan aborsi, sekalipun belum ditiupkan roh, karena air mani
apabila telah menetap dalam rahim, meskipun belummelalui masa 40 hari, tidak
boleh dikeluarkan. Pendapat inidikemukakan oleh jumhur ulama mazhab Maliki
dan mazhabZahiri.
PA N D A N G A N U L A M A T E N TA N G
ABORSI
Aborsi setelah ditiupkan roh

Ulama fiqhi sepakat bahwa melakukan aborsi terhadap kandungan yang telah
menerima roh hukumnya haram.Mereka mengemukakan alasan sebagaimana
keumuman makna dalam firman Allah QS.al-Isra’ (17): 31 dan 33, serta QS. al-
An’am(6): 151, sebagaimana yang telah dikemukakan. Para ulama juga sepakat
mengenai sanksi hukum bagi wanita yang melakukan aborsi setelah ditiupkannya roh,
yaitu dengan membayar gurrah (budak laki-laki atau perempuan). Demikian pula jika
yang melakukannya orang lain dan sekalipun suami sendiri. Di samping membayar
gurrah, sebagian ulama fiqhi di antaranya mazhab Zahiri,bahwa pelaku aborsi juga
dikenai sanksi hukum kaffarat, yaitu memerdekakan budak dan jika tidak mampu
wajib berpuasa dua bulan berturut-turut, dan apabila masih tidak mampu juga, wajib
memberimakan fakir miskin 60 orang.
PANDANGAN ULAMA
TENTANG ABORSI

Aborsi karena darurat

Aborsi yang dilakukan apabila ada udzur yang benar-benar


tidakmungkin dihindari, yang dalam istilah fiqhi disebut keadaan
“darurat”,seperti apabila janin dibiarkan tumbuh dalam rahim akan
berakibatkematian ibu. Ulama sepakat bahwa aborsi dalam hal ini
hukum nya mubah. Kebolehannya ini guna menyelamatkan nyawa
sang ibu.
FAT M A M U I T E N TA N G A B O R S I

Ketentuan Umum 

1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar
Ketentuan Hukum 

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu

2. Aborsi dibolehkan karena adanya udzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.

Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
KESIMPULAN

Tindakan aborsi memang tidak semua illegal untuk kondisi tertentu,


aborsi boleh dilakuakan dengan alasan atau udzur yang tepat seperti
faktor kesehatan, penyakit, korban pemerkosaan dan hal-hal lain yang
mengancam nyawa ibu ataupun janin yang berada dalam kandungan
seperti yang telah diatur oleh UU KUHP, UU Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah serta fatwa MUI. Agama islam juga tegas melarang dan
mengharamkan tindakan aborsi yang dilakukan tanpa adanya udzur yang
jelas apalagi menggugurkan kandungan dari hasil perzinahan.
SARAN
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT

Tidak mendekati perbuatan zina apalagi sampai melakukannya


Bagi yang memiliki masalah kesehatan atau riwayat penyakit,
disarankan untuk menjaga dan melakukan pengecekan kesehatan rutin
sebelum memutuskan untuk hamil
Menjaga diri dan penampilan serta selektif dalam pergaulan agar
terhindar dari perbuatan pelecehan bahkan pemerkosaan
 Selalu berdoa kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa agar selalu
terhindar dari musibah dan penyakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai