Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN INOVASI DAERAH

Pemerintah Daerah: Kota Padang Panjang


Nomor Registrasi: 13.74-40125-1007

1. PROFIL INOVASI
1.1. Nama Inovasi
POLISI LANTAS

1.2. Dibuat Oleh


DKK Padang Panjang ( iga2020.dkkpp )

1.3. Tahapan Inovasi


Implementasi

1.4. Inisiator Inovasi Daerah


OPD

1.5. Jenis Inovasi


Non Digital

1.6. Bentuk Inovasi Daerah


Inovasi pelayanan publik

1.7. Urusan Inovasi Daerah


kesehatan

1.8. Rancang Bangun dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan


Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas.Lansia termasuk
salah satu kelompok rentan karena mudah mengalami gangguan kesehatan,termasuk gangguan
mental dan kemampuan berfikir serta mengalami masalah sosial dan ekonomi

Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) memberikan dampak terhadap peningkatan populasi
lanjut usia (Lansia), faktanya persentase penduduk lanjut usia terhadap total penduduk
diproyeksikan juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Bertambahnya jumlah
penduduk lanjut usia semakin terlihat sejak tahun 2015 hingga tahun 2045 ,ini menunjukkan
bahwa struktur penduduk Indonesia telah mulai bertransisi menuju struktur penduduk tua.Pada
tahun 2019,penduduk lansia sudah mencapai 27 juta jiwa atau 9,7% dari jumlah penduduk dan
berdasarkan proyeksi penduduk dari Badan Pusat Statistik,di perkirakan jumlah penduduk lansia
akan menjadi 63,3 juta atau 19,9% pada tahun 2045.

Peningkatan jumlah Lansia menimbulkan beberapa konsekwensi yang berkaitan dengan kondisi
Lansia yang cendrung mengalami penurunan fungsi –fungsi tubuh,karena bertambahnya
umur.fungsi fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses penuaan. Perubahan tersebut
akan menyebabkan kecendrungan Lansia menderita penyakit kronis degeneratif seperi
Hipertensi,Diabertes Militus ,Penyakit Jantung,masalah gizi,penyakit sendi dan
sebagainya.Semakin meningkat usia maka semakin meningkat pula prevalensi penyakitnya.

Hal penting lain yang harus diperhatikan juga pada lansia adalah sindroma Geriatri.Sindroma
Geriatri merupakan gejala yang muncul kerena terjadinya berbagai gangguan akibat proses
penuaan yang di sertai dengan munculnya berbagai penyakit.(multi patologi).Lansia
dimasukkan dalam kategori Geriatri apabila seorang lansia menderita 2 jenis penyakit atau
lebih. 

Lansia dapat menjadi beban jika banyak yang mengalami masalah kesehatan dan
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dan aktifitas hidup sehari-hari. Tapi Lansia juga
bisa menjadi potensi bila sebagian besar dari mereka merupakan lansia yang Sehat, Mandiri,
Aktif dan Produktif atau disebut juga dengan lansia SMART .Oleh karena itu, sangat perlu
dilakukan langkah-langkah antisipatif agar para lansia tidak menjadi beban bagi
keluaraga,masyarakat dan Negara.

Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan pemeliharan kesehatan lansia dengan perhatian
khusus sesuai dengan karakteristiknya untuk mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan
Produktif .Maka upaya promotif dan preventif sebagai strategi utama perlu terus di tingkatkan
disamping upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di wujudkan dalam suatu bentuk
inovasi.Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas.Lansia
termasuk salah satu kelompok rentan karena mudah mengalami gangguan kesehatan,termasuk
gangguan mental dan kemampuan berfikir serta mengalami masalah sosial dan ekonomi

Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) memberikan dampak terhadap peningkatan populasi
lanjut usia (Lansia), faktanya persentase penduduk lanjut usia terhadap total penduduk
diproyeksikan juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Bertambahnya jumlah
penduduk lanjut usia semakin terlihat sejak tahun 2015 hingga tahun 2045 ,ini menunjukkan
bahwa struktur penduduk Indonesia telah mulai bertransisi menuju struktur penduduk tua.Pada
tahun 2019,penduduk lansia sudah mencapai 27 juta jiwa atau 9,7% dari jumlah penduduk dan
berdasarkan proyeksi penduduk dari Badan Pusat Statistik,di perkirakan jumlah penduduk lansia
akan menjadi 63,3 juta atau 19,9% pada tahun 2045.
Peningkatan jumlah Lansia menimbulkan beberapa konsekwensi yang berkaitan dengan kondisi
Lansia yang cendrung mengalami penurunan fungsi –fungsi tubuh,karena bertambahnya
umur.fungsi fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses penuaan. Perubahan tersebut
akan menyebabkan kecendrungan Lansia menderita penyakit kronis degeneratif seperi
Hipertensi,Diabertes Militus ,Penyakit Jantung,masalah gizi,penyakit sendi dan
sebagainya.Semakin meningkat usia maka semakin meningkat pula prevalensi penyakitnya.

Hal penting lain yang harus diperhatikan juga pada lansia adalah sindroma Geriatri.Sindroma
Geriatri merupakan gejala yang muncul kerena terjadinya berbagai gangguan akibat proses
penuaan yang di sertai dengan munculnya berbagai penyakit.(multi patologi).Lansia
dimasukkan dalam kategori Geriatri apabila seorang lansia menderita 2 jenis penyakit atau
lebih. 

Lansia dapat menjadi beban jika banyak yang mengalami masalah kesehatan dan
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dan aktifitas hidup sehari-hari. Tapi Lansia juga
bisa menjadi potensi bila sebagian besar dari mereka merupakan lansia yang Sehat, Mandiri,
Aktif dan Produktif atau disebut juga dengan lansia SMART .Oleh karena itu, sangat perlu
dilakukan langkah-langkah antisipatif agar para lansia tidak menjadi beban bagi
keluaraga,masyarakat dan Negara.

Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan pemeliharan kesehatan lansia dengan perhatian
khusus sesuai dengan karakteristiknya untuk mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan
Produktif .Maka upaya promotif dan preventif sebagai strategi utama perlu terus di tingkatkan
disamping upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di wujudkan dalam suatu bentuk
inovasi.

Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas.Lansia termasuk
salah satu kelompok rentan karena mudah mengalami gangguan kesehatan,termasuk gangguan
mental dan kemampuan berfikir serta mengalami masalah sosial dan ekonomi

Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) memberikan dampak terhadap peningkatan populasi
lanjut usia (Lansia), faktanya persentase penduduk lanjut usia terhadap total penduduk
diproyeksikan juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Bertambahnya jumlah
penduduk lanjut usia semakin terlihat sejak tahun 2015 hingga tahun 2045 ,ini menunjukkan
bahwa struktur penduduk Indonesia telah mulai bertransisi menuju struktur penduduk tua.Pada
tahun 2019,penduduk lansia sudah mencapai 27 juta jiwa atau 9,7% dari jumlah penduduk dan
berdasarkan proyeksi penduduk dari Badan Pusat Statistik,di perkirakan jumlah penduduk lansia
akan menjadi 63,3 juta atau 19,9% pada tahun 2045.

Peningkatan jumlah Lansia menimbulkan beberapa konsekwensi yang berkaitan dengan kondisi
Lansia yang cendrung mengalami penurunan fungsi –fungsi tubuh,karena bertambahnya
umur.fungsi fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses penuaan. Perubahan tersebut
akan menyebabkan kecendrungan Lansia menderita penyakit kronis degeneratif seperi
Hipertensi,Diabertes Militus ,Penyakit Jantung,masalah gizi,penyakit sendi dan
sebagainya.Semakin meningkat usia maka semakin meningkat pula prevalensi penyakitnya.

Hal penting lain yang harus diperhatikan juga pada lansia adalah sindroma Geriatri.Sindroma
Geriatri merupakan gejala yang muncul kerena terjadinya berbagai gangguan akibat proses
penuaan yang di sertai dengan munculnya berbagai penyakit.(multi patologi).Lansia
dimasukkan dalam kategori Geriatri apabila seorang lansia menderita 2 jenis penyakit atau
lebih. 

Lansia dapat menjadi beban jika banyak yang mengalami masalah kesehatan dan
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan dan aktifitas hidup sehari-hari. Tapi Lansia juga
bisa menjadi potensi bila sebagian besar dari mereka merupakan lansia yang Sehat, Mandiri,
Aktif dan Produktif atau disebut juga dengan lansia SMART .Oleh karena itu, sangat perlu
dilakukan langkah-langkah antisipatif agar para lansia tidak menjadi beban bagi
keluaraga,masyarakat dan Negara.

Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan pemeliharan kesehatan lansia dengan perhatian
khusus sesuai dengan karakteristiknya untuk mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan
Produktif .Maka upaya promotif dan preventif sebagai strategi utama perlu terus di tingkatkan
disamping upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di wujudkan dalam suatu bentuk
inovasi.

1.9. Tujuan Inovasi Daerah


1. Secara umum tujuan mewujudkan inovasi ini adalah untuk meningkatkan derajad kesehatan
lansia untuk mencapai lansia yang Sehat,Mandiri,Aktif dan Produktif serta berdaya guna
bagi dirinya, keluarga dan masyarakat serta Negara
2. Tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
kepada lansia sehingga diharapkan Lansia yang sehat tetap sehat,lansia yang sakit kembali
sehat atau tidak bertambah sakit dan kemunduran kondisi fisik dan mental emosionalnya
dapat dihambat secara optimal.Namun demikian bagi lansia yang telah berada pada kondisi
dengan penurunan tingkat kemandirian,perlu tetap mendapat perhatian

1.10. Manfaat Yang Diperoleh


Manfaat bagi lansia adalah;
Lansia dapat menjalani proses menua dengan sukses,sehingga hanya sedikit yang
mempunyai resiko gangguan kesehatan..
Lansia dapat mempertahankan Fungsi fisik dan kemampuan berfikir
Lansia dapat pertahankan tingkat kemandirian dan mengurangi ketergantungan kepada
orang lain.
Lansia mendapat kesempatan untuk bersosialisasi ,beraktifitas dan berkreasi,yang dapat
meningkatkan status kesehatannya secara fisik,mental dan sosialnya
Meningkatkan harga diri dan kualitas hidup lansia sehingga tetap merasa bermanfaat bagi
orang lain

Manfaat bagi keluarga adalah:

Meningkatkan hubungan dan ketahanan keluarga.


Mengurangi beban keluarga

Manfaat bagi Masyarakat;

Lansia tetap bisa berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

1.11. Hasil Inovasi


-

1.12. Waktu Uji Coba Inovasi Daerah


02-01-2019

1.13. Waktu Implementasi


02-01-2019

1.14. Anggaran
https://res2.tuxedovation.com/0b667d9a5dd8c55dedf7c5d6fb7364d93f7a0d5c.pdf

1.15. Profil Bisnis -


1.16. Kematangan
123.00

2. INDIKATOR INOVASI
No.Indikator SPD Informasi Bukti Dukung
1. Regulasi Inovasi Daerah SK Kepala Daerah Penetapan Polisi Lantas
Sebagai Inovasi Daerah
Kota Padang Panjang,

Penetapan Inovasi Daerah


Kota Padang Panjang Tahun
2020

Pembentukan Tim Pengelola


Inovasi Polisi Lantas pada
Dinas Kesehatan Kota
Ketersediaan SDM Terhadap Padang Panjang Tahun
2. Lebih dari 30
Inovasi Daerah 2020,

Tim Pengelola Inovasi


Daerah

Pelayanan Pemeliharaan
Kesehatan Lansia,
Anggaran tersedia pada
3. Dukungan Anggaran kegiatan penerapan inovasi
Dokumen Pelaksanaan
daerah
Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah

Foto Perangkat Elektronik,


Pelaksanaan kerja secara
4. Penggunaan IT
elektronik
foto penggunaan perangkat

Daftar Hadir Bintek Kader


Posyandu Lansia,

Daftar Hadir Bintek Kader


Posyandu Lansia tahun
2019,

Pelatihan Kader,

Pelatihan Kader,
Dalam 2 tahun terakhir
5. Bimtek Inovasi
pernah 3 kali atau lebih
FOTO PELATIHAN,

Undangan Bimtek 2019,

Undangan Laboratorium
Inovasi Daerah,

Undangan Klinik
Laboratorium Inovasi
Daerah

6. Program dan kegiatan Pemerintah daerah sudah Rencana Pebangunan


inovasi Perangkat Daerah menuangkan program Daerah Kota Padang
dalam RKPD inovasi daerah dalam RKPD Panjang Tahun 2019,
dan telah diterapkan dalam
2 tahun terakhir Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Kota
Padang Panjang Tahun
2019,

Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kota Padang
Panjang Tahun 2020,

Lampiran Rencana Kerja


Pemerintah Daerah Kota
Padang Panjang Tahun
2020,

Lampiran Rencana Kerja


Pemerintah Daerah Kota
Padang Panjang Tahun 2019

FOTO KEGIATAN RAPAT,

usulan calon penerima


Inovasi melibatkan 5
7. Jejaring Inovasi bantuan,
Perangkat Daerah atau lebih
usulan peneria
perlengkapan lansia

8. Replikasi - Tidak Tersedia

Telah terdapat Pedoman


9. Pedoman Teknis pedoman teknis
teknis berupa buku manual

Pebentuntukan Tim
Pengelola Inovasi Polisi
Lantas pada Dinas
Ada pelaksana dan
Kesehatan Kota Padang
10.Pelaksana Inovasi Daerah ditetapkan dengan SK
Panjang,
Kepala Daerah
Tim Pengelola Inovasi
Daerah

Kemudahan Informasi
11. Layanan Email/Media Sosial Grup WA
Layanan

kotak saran,

Penyelesaian Layanan formulir rujukan,


12. diatas 60%
Pengaduan
kunjungan langsung ke
rumah lansia

13.Keterlibatan aktor inovasi Inovasi melibatkan lebih foto sosialisasi oleh


dari 5 aktor kepolisian,
foto sosialisasi oleh
kepolisian 2

Kemudahan Proses Inovasi Hasil inovasi diperoleh


14. SOP Posyandu Lansia
Yang Dihasilkan dalam waktu 1 hari

15.Online Sistem - Tidak Tersedia

profil inovasi,
Inovasi dapat diciptakan cover,
16.Kecepatan Inovasi dalam waktu 1-4 bulan
Buku Inovasi Unggulan Kota
Padang Panjang 2020

jumlah sasaran,

Jumlah pengguna atau jumlah sasaran,


17.Kemanfaatan Inovasi penerima manfaat 201
orang keatas jumlah sasaran,

jumlah sasaran

komentar masyarakat
dalam media sosial,
Hasil pengukuran
Monitoring dan Evaluasi kepuasaan pengguna dari komentar masyarakat
18.
Inovasi Daerah evaluasi Survei Kepuasan dalam media sosial,
Masyarakat
komentar masyarakat
dalam media sosial

kegiatan posyandu,

19.Sosialisasi Inovasi Daerah Media Berita kegiatan posyandu,

kegiatan posyandu

Memenuhi 5 unsur Posyandu Siaga Untuk


20.Kualitas Inovasi Daerah
substansi Lansia Beraktivitas

Anda mungkin juga menyukai