Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

PENYUSUN
TIM KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS DINOYO

PUSKESMAS DINOYO

KOTA MALANG

Jl.M T Haryono IX No 13
2018
BAB I

DEFINISI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 11 Tahun


2017 ,tentang Keselamatan Pasien, dalam BAB III Pasal 5 menyebutkan bahwa
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien.
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assasment resiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Penyelenggaraan Keselamtan Pasien dilakukan melalui pembentukan


sistem pelayanan yang menerapkan Sistem Keselamtan Pasien.

SISTEM KESELAMATAN PASIEN

Standar 7 Langkah Sasaran


Keselamatan Keselamatan Keselamatan
Pasien Pasien Pasien

Standar Keselamatan Pasien wajib diterapkan sebagai acuan Fasilitas


pelayanan kesehatan,untuk melaksanakan kegiatan Keselamatan Pasien.Standar
keselamatan Pasien terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. Hak Pasien
2. Mendidik Pasien dan Keluarga
3. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan peningkatan Keselamatan Pasien.
5. Peran Kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien
6. Mendidik staf tentang Keselamatan Pasien.
7. Komunikasi sebagai kunci bagi staff untuk mencapai Keselamatan Pasien.

Perbaikan Keselamatan pasien dapat dilakukan melalui perencanaan kegiatan dan


pengukuran kinerjanya.

2
Puskesmas Dinoyo dalam upaya menyelenggarakan Keselamatan
Pasien, harus melakukan sistem pelayanan yang menerapkan :

1. Standar Keselamatan Pasien


2. Sasaran Keselamatan Pasien
3. Tujuh Langkah menuju Keselamatan Pasien

Standar Keselamatan Pasien merupakan acuan bagi fasilitas pelayanan


kesehatan di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya dalam hal patient safety.
Penilaian Standar Keselamatan Pasien menggunakan Instrumen Akreditasi. Standar
Keselamtan Pasien tersebut terdiri dari tujuh standar, yaitu :
1. Hak Pasien
2. Mendidik Pasien dan Keluarga
3. Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan
4. Penggunaan metode – metode Peningkatan Kinerja untuk melakukan evaluasi
program peningkatan keselamtan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang Keselamtan Pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien

Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien adalah upaya fasilitas


pelayanan kesehatan untuk dapat menilai kemajuan yang telah dicapai dalam
memberikan asuhan yang lebih aman.
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien terdiri dari :
1. Membangun Kesadaran akan nilai Keselamtan Pasien.
2. Memimpin dan Mendukung Staf.
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Resiko
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan.
5. Melibatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Keselamatan Pasien.
7. Mencegah Cedera melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien.

Sasaran Keselamatan Pasien sebagai salah satu sistem yang harus


diterapkan Puskesmas Dinoyo dalam upaya menjalankan pasien safety, bertujuan
menggiatkan perbaikan – perbaikan tertentu dalam Keselamatan Pasien (patient
safety).

Perbaikan- perbaikan yang dimaksud menyoroti bidang bidang yang


bermasalah dalam perawatan kesehatan .Sasaran perbaikan yang dimaksud
sedapat mungkin fokus pada solusi yang berlaku untuk keseluruhan sistem.

Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia secara nasional


memberlakukan 6 (Enam) Sasaran Keselamatan Pasien Nasional yang terdiri dari :

3
SKP 1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

SKP 2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

SKP 3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai

SKP 4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar,Prosedur Yang Benar,


Pembedahan Pada Pasien yang Benar

SKP 5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan

SKP 6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

Tindakan mengidentifikasi pasien , adalah suatu tindakan menentukan


atau menetapkan identitas dari pasien.

Puskesmas Dinoyo sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan


harus menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan identifikasi pasien.

SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan yang dipahami oleh penerima ( resipien ).
Komunikasi dapat secara lisan ,tertulis, maupun elektronik.

TUJUAN :
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien.

SASARAN 3 : MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT – OBATAN YANG HARUS


DIWASPADAI

Obat – obatan yang perlu diwaspadai ( high – alert medications ) adalah


obat yang beresiko tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan dan / atau kejadian
sentinel ( sentinel event ), maupun dampak yang tidak diinginkan ( adverse
outcome ), dan obat - obatan yang tampak mirip / ucapan mirip ( Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip / NORUM atau Look – Alike Sound – Alike / LASA ).
Daftar Obat yang perlu diwaspadai tersedia di WHO.
Puskesmas Dinoyo secara kolaboratif mengembangkan
kebijakan/prosedur menyusun daftar obat-obatan yang perlu diwaspadai dan
menetapkan cara pelabelan dan penyimpanan yang aman sehingga membatasi
akses untuk pencegahan pemberian yang tidak sengaja atau kurang hati – hati.

TUJUAN :
Mengurangi atau mengeliminir dampak yang tidak diinginkan dengan pelabelan dan
penyimpanan yang aman obat obatan yang perlu diwaspadai.

4
SASARAN 4 : MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR,
PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG
BENAR

Puskesmas Dinoyo perlu mengembangkan suatu pendekatan untuk


memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.

TUJUAN :

Mengeliminir terjadinya salah – lokasi , salah – prosedur, salah – pasien operasi


dengan mengembangkan secara kolaboratif kebijakan dan/prosedur.

SASARAN 5 : MENGURANGI RiSIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN


KESEHATAN

Puskesmas Dinoyo perlu mengembangkan suatu pendekatan untuk


mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

TUJUAN :

Meningkatkan keselamatan pasien dengan mengembangkan prosedur yang


mengurangi terjadinya infeksi pada pelayanan kesehtan.

SASARAN 6 : MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

Puskesmas Dinoyo perlu meningkatkan keselamatan pasien dengan


mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.

TUJUAN :

Puskesmas Dinoyo perlu mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi


risiko pasien dari cedera karena jatuh.

5
BAB II RUANG LINGKUP

1. Panduan sasaran keselamatan pasien ini diterapkan kepada semua pasien


Puskesmas Dinoyo baik rawat inap,Pasien Instalasi Gawat Darurat ( IGD ), pasien
rawat jalan.
2. Pelaksana panduan adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi,dan tenaga kesehatan lainnya, staf administratif,staf pendukung yang
bekerja di Puskesmas).

6
BAB III TATA LAKSANA

Puskesmas Dinoyo dalam pelaksanaanya, untuk mengukur tercapainya Sasaran Keselamatan Pasien ini menggunakan indikator-
indikator sebagai berikut :

Indikator Penilaian Definisi Operasional Cara penghitungan Target


Pencapaian
SKP 1 Ketepatan Identifikasi Pasien Kepatuhan petugas melakukan identifikasi Jumlah langkah identifikasi yang 100%
pasien dengan benar, minimal dengan dua dilakukan petugas sesuai
identitas yang relatif tidak berubah. prosedur,dibagi penjumlahan langkah
yang dilakukan maupun tidak
dilakukan petugas dikali 100%
(Compliance Rate )

SKP 2 Meningkatkan komunikasi yang efektif Petugas melakukan komunikasi efektif di Jumlah langkah yang dilakukan 100%
rekam medis antara lain: penyampaian petugas dalam komunikasi SBAR /
pesan verbal lewat telpon atau media Penyampaian nilai Kritis dibagi jumlah
komunikasi dengan SBAR (Situational, langkah keseluruhan dikali 100%
Background, Assesment, Recomendation)
pada pelaporan kasus dan TBK (Tulis,Baca,
Konfirmasi) pada saat menerima instruksi
dokter : penyampaian nilai kritis hasil
pemeriksaan penunjang .

SKP 3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Penyimpanan secara alfabetical dan Jumlah prosentase kepatuhan petugas 100%
Yang Harus Diwaspadai pelabelan obat high alert (obat yang dalam menyimpan dan memberi label
beresiko tinggi), obat yang mempunyai obat High Alert, LASA dan tanggal
nama, bunyi dan sediaan hampir sama kadaluarsa,sera pelaksanaan 5 benar
(LASA/ Look Alike Sound Alike) dan dalam pemberian obat.
pelabelan kadaluarsa di ruang farmasi dan
gudang obat serta pelaksanaan 5 benar
dalam pemberian obat ( benar orang, benar
obat, benar frekuensi, benar cara
pemberian, benar dosis)

SKP 4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Kepatuhan melakukan doubel check Jumlah Nilai Total Kepatuhan 100%
Benar, Prosedur Yang Benar, terhadap prosedur pembedahan untuk Prosedur dibagi Jumlah Nilai Maksimal
Pembedahan Pada Pasien Yang Benar memastikan lokasi pembedahan yang benar Kepatuhan Prosedur Pembedahan
dan pada pasien yang benar di UGD, Kaber, Minor dikali 100%.
KIA-KB dan poli gigi, agar tidak terjadi
kesalahan orang dan salah sisi.

SKP 5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Kepatuhan seluruh petugas Puskesmas 1. Jumlah tindakan Hand Hygiene 100%
Perawatan Kesehatan melakukan hand hygiene Prosedur cuci yang dilakukan petugas dibagi jumlah
tangan sesuai dengan ketentuan 6 peluang yang terjadi dikali 100%
(enam) langkah cuci tangan dan 5 (lima)
momen, yaitu: 2. Jumlah langkah prosedur cuci
1.Sebelum kontak dengan pasien tangan yang dilakukan petugas sesuai
2.Sebelum melakukan tindakan aseptik prosedur,dibagi seluruh jumlah
3.Setelah kontak dengan cairan tubuh langkah sesuai prosedur dikali 100%
pasien 4. (Compliance Rate )
Setelah kontak dengan pasien
5.Setelah kontak dengan lingkungan
pasien
SKP 6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Kepatuhan melakukan asesmen awal pasien Jumlah kepatuhan petugas melakukan 100%
Terjatuh dengan risiko jatuh (screening) dan pentapisan (screening) pasien dengan
penandaannya di rawat inap dan ruang risiko jatuh dibagi jumlah langkah
pendaftaran, untuk mengurangi risiko jatuh yang dinilai dalam prosedur
pada pasien. pentapisan (screening) pasien dengan
risiko jatuh

8
Strategi Pencapaian (DO):
1. Mengumpulkan data hasil monitoring kepatuhan terhadap 6 sasaran
keselamatan pasien selama 3 bulan terakhir.
2. Analisa data monitoring sasaran keselamatan pasien selama 3 bulan.
3. Pembuatan laporan hasil capaian indicator sasaran keselamatan pasien tiap bulan.
4. Evaluasi hasil pencapaian indicator 6 sasaran keselmatan pasien.
5. Tindak lanjut dari hasil evaluasi.

SKP 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN:

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh


menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
pengobatan dan tindakan / prosedur.
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.

SKP 2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

Kegiatan yang dilaksanakan;

1. Perintah lisan ,dan melalui telepon atau pelaporan hasil pemeriksaan


dituliskan secara lengkap oleh si penerima perintah,
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali (
read back ) oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberikan
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan
verifikasi akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon.

SKP 3. Meningkatkan Keamanan Obat – obat Yang Perlu Diwaspadai

Kegiatan yang dilaksanakan :


1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat – obat yang perlu diwaspadai.
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan,
3. Elektrolit konsentrat tidak tersedia di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas,dan disimpan pada area yang dibatasi ketat ( restricted ).

SKP 4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar,


Pembedahan Pada Pasien Yang Benar

Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi,adalah kejadian


yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak
adekuat antara anggota tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi
lokasi operasi.

Maksud dari proses verifikasi praoperatif adalah untuk :

- Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;


- Memastikan bahwa semua dokumen, foto (images), dan hasil pemeriksaan
yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
- Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau implant-implant

yang dibutuhkan.

Kegiatan Yang Dilaksanakan:

1. Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu checklist atau proses lain


untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.

2. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum


insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.

3. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses


untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur
medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

SKP 5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan.

Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene yang berlaku secara
internasional bisa diperoleh dari WHO, fasilitas pelayanan kesehatan

10
mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene yang
diterima secara umum untuk implementasi pedoman itu di Fasilitas pelayanan
Kesehatan.

Kegiatan Yang Dilaksanakan :

1. Puskesmas Dinoyo mengadopsi atau mengadaptasi pedoman Hand Hygiene


terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum . ( misal dari WHO
Patient Safety )
2. Puskesmas Dinoyo menerapkan program Hand Hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan / prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

SKP 6 . Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

Jatuh didefinisikan sebagai peristiwa yang mengakibatkan seseorang turun atau


meluncur hingga berada di tanah atau lantai atau tingkat yang lebih rendah .Risiko
jatuh adalah suatu kondisi yang bisa mengakibatkan jatuh.Faktor risiko jatuh ini bisa
dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien,termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan.
Risiko Jatuh Intrinsik Risiko Jatuh Ekstrinsik
 Riwayat jatuh sebelumnya  Lingkungan yang tidak
 Inkontinensia (tidak mampu mendukung meliputi
mengendalikan buang air bear atau cahaya ruangan yang
buang air kecil) kurang terang atau
 Gangguan muskuloskeletal / silau, lantai yang
gangguan keseimbangan / mobilitas basah atau licin,
misalnya menyebabkan tempat berpegangan yang
gangguan gaya berjalan, tidak kuat, kabel yang
kelemahan ekstremitas bawah, longgar,peralatan
Dapat menghalangi lalu lalang
kekakuan sendi, osteoporosis
diperkirakan pasien,dsb)
 Gangguan kognitif (psikologis)
( Anticipated )  Alas kaki yang tidak pas
 Sinkope yaitu kehilangan kesadaran
secara tiba -tiba yang disebabkan  Kursi atau tempat tidur
oleh berkurangnya aliran darah yang beroda
ke otak dengan gejala  Tempat tidur yang terlalu
lemah,penglihatan gelap, keringat tinggi
dingin, pucat, dan pusing.
 Status Kesehatan yang buruk
 Usia > 65 tahun

 Kejang,  Reaksi terhadap


Tidak dapat
 Stoke pemberan obat- obatan.
diperkirakan
 Serangan jantung
( Unanticipated )
 Pingsan.

Ruang lingkup majemen risiko pasien jatuh, meliputi :


1. Identifikasi pasien yang memiliki risiko jatuh dengan melakukan asesmen awal risiko
pasien jatuh.
2. Asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan bila terjadi jatuh.

11
3. Pelaksanaan langkah langkah untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko.
4. Adanya standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif.

Ruang lingkup tempat pelaksanaan manajemen risiko pasien jatuh , dilaksanakan pada :
1. Ruang Pendaftaran dengan Get Up and Go Test
2. Ruang Rawat Inap,yaitu pada golongan :
a. Pasien anak ( pediatri ) dengann Humpty Dumpty Scale
b. Pasien dewasa dengan Morse Falls Scale ( MFS )
c. Pasien Lansia ( Geriatri ) dengan Ontario Modified Sratify – Sydney Scoring

A. Tata Laksana Manajemen Risiko Jatuh Pasien Pada Rawat Jalan.

1. Pasien dilakukan asesmen awal risiko jatuh oleh petugas admisi (customer
service), sesuai penilaian Get Up and Go Test,yaitu apakah pasien
memakai alat bantu, kursi roda, tongkat atau dipandu dan apakah berjalan
sempoyongan (tidak seimbang),serta apakah berpegangan saat akan
duduk.
2. Apabila terdapat 1 tanda dari seperti yang tersebut diatas,maka pasien dan
keluarga diberikan edukasi untuk pencegahan risiko jatuh.
3. Apabila pasien terdapat 2 tanda seperti yang tersebut diatas ( risiko tinggi ),
maka dipasang tanda identitas risiko jatuh berupa name tag “Fall Risk”.
4. Pasien yang teridentifikasi risiko jatuh tinggi,diberikan pertolongan berupa
panduan untuk berjalan atau kursi roda apabila diperlukan, dan didudukkan
di dekat pendaftaran.
5. Apabila tidak ada keluarga yang mengantar,maka pasien dibantu petugas
untuk mendaftar ,petugas menghampiri pasien untuk melakukan
pendaftaran.
6. Pasien dan keluarga yang mendampingi,diberikan edukasi tentang
pencegahan pasien jatuh
7. Bukti pelaksanaan asesmen didokumentasikan dalam form asesmen awal
risiko pasien jatuh rawat jalan , yang kemudian dimasukkan dalam rekam
medis.

PENILAIAN RISIKO JATUH RAWAT JALAN


GET UP AND GO TEST

Berikan tanda  / Centang

1. Pengkajian

No Penilaian / Pengkajian Ya Tidak

Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih )


1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung
a
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk,tripot,kursi
roda, orang lain )
Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran
b kursi atau meja / benda lain sebagai penopang saat akan
duduk

2. Hasil

No Hasil Penilaian / Pengkajian Keterangan

12
1 Tidak Berisiko Tidak ditemukan a & b
2 Risiko Rendah Ditemukan salah satu dari a / b
3 Risiko Tinggi Ditemukan a & b

3. Tindakan

TTD / Nama
No Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak
Petugas

1 Tidak Berisiko Tidak ada Tindakan

2 Risiko Rendah Edukasi


Pasang Name Tag “ Fall
Risk “ warna kuning
3 Risiko Tinggi
Edukasi

B. Tata Laksana Manajemen Risiko Pasien Jatuh Pada Rawat Inap

1. Perawat di Ruang Rawat Inap melakukan Asesmen awal risiko pasien


jatuh terhadap setiap pasien yang masuk ke Ruang Rawat Inap.
Pengkajian risiko jatuh di Ruang Rawat Inap dengan menggunakan :

a. Humpty Dumpty Scale untuk pengkajian pasien anak – anak /Pediatri


b. Morse Falls Scale ( MFS ) untuk pasien dewasa.
c. Ontario Modified Sratify – Sydney Scoring untuk pasien lansia / Geriatri

2. Pasien yang teridentifikasi memiliki risiko jatuh tinggi ,ditandai dengan


ditempeli stiker kuning “Fall Risk” pada gelang identitas pasien.dan
kemudian diberikan penanganan sesuai derajat risikonya.
3. Rencana intervensi keperawatan disusun dan ditulis dalam catatan
terintegrasi dan segera diimplementasikan.
4. Perawat melakukan asasmen setiap hari , asasmen dihentikan ketika nilai
risiko jatuh rendah selama 2 kali asasmen berturut turut dengan jarak
waktu 48 jam.
5. Asasmen ulang dilakukan tanpa menunggu hari berikutnya, apabila :
a. Ada kejadian jatuh pada pasien yang bersangkutan
b. Terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, yang kemungkinan
menyebabkan peningkatan risiko jatuh.
c. Dilakukan saat merujuk pasien / transfer eksternal..
6. Hasil Asesmen risiko jatuh didokumentasikan dalam form Asesmen Jatuh
dan dimasukkan dalam rekam medis.

PELAPORAN INSIDEN PASIEN JATUH

Setiap petugas yang menemukan adanya pasien jatuh harus segera


melakukan penatalaksanaan pasien jatuh untuk mengurangi cedera, dan segera
melapor kepada penanggung jawab ruang tersebut, kemudian membuat laporan

13
insiden dan segera diserahkan ke Tim Keselamatan Pasien paling lambat 2 X 24
jam.

Kegiatan Yang Dilaksanakan :

1. Puskesmas Dinoyo menerapkan proses assasment awal risiko pasien jatuh


dan melakukan assasment ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil assasment dianggap berisiko.

14
BAB IV. DOKUMENTASI

Pendokumentasian hasil monitoring ini dikumpulkan setiap bulan ke


tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Dinoyo untuk
kemudian oleh tim PMKP diolah dan disajikan dalam bentuk laporan tiga
bulanan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Dinoyo.

15
PEMANTAUAN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA BERDASARKAN PENILAIAN
SKALA JATUH MORSE

Morse Falls Scale (MFS)

SKORIN SKORING SKORING SKORING


G1 2 3 4
NO PENGKAJIAN SKALA SAAT Tanggal Tanggal Tanggal
MASUK
Riwayat jatuh : Apakah Tidak 0
1 pasien pernah jatuh dalam 3
Ya 25
bulan terakhir ?
Diagnosa sekunder : Apakah Tidak 0
2 pasien memiliki lebih dari
Ya 15
satu penyakit ?
Alat Bantu jalan :
- Tidak ada /Bed rest / 0
dibantu perawat
3
- Kruk / tongkat / walker 15
- Berpegangan pada benda-
30
benda di sekitar
Terapi Intravena : apakah Tidak 0
4 saat ini pasien terpasang
Ya 20
infus ?
Gaya berjalan / cara
berpindah :
5 - Normal / bed rest / 0
immobile (tidak dapat
bergerak sendiri
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan / tidak normal
20
(pincang / diseret)
Status Mental
6 - Pasien menyadari kondisi 0
dirinya
- Pasien mengalami
15
keterbatasan daya ingat
Total Nilai

Paraf dan Nama Petugas yang Menilai

Keterangan :

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan


Tidak Berisiko 0 - 24 Perawatan dasar
Risiko Rendah 25 - 44 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
Risiko Tinggi ≥ 45
(gelang pasien ditempel stiker Fall Risk )

16
PEMANTAUAN RISIKO JATUH PASIEN ANAK (PEDIATRI) BERDASARKAN
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY SCALE

Parameter Kiteria Nilai Skor


< 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
Usia
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki -laki 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis
respiratorik,dehidrasi,anemia,anorexia,sinkop,pusing 3
Diagnosis
dan sebagainya )
Gangguan perilaku / pskiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguan Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat jatuhn/ bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4
Pasien menggunakan alat bantu/bayi diletakkan di
3
Faktor Lingkungan tempat tidur bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan / Dalam 48 jam 2
Sedasi / Anestesi >48 jam atau tidak menjalani pembedahan /sedasi /
1
anestesi
Penggunakan multipel : sedatif, obat hipnosis, 3
barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik,
Penggunaan
narkose
Medikamentosa
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada medikasi 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty
Keterangan :

Skor Risiko
7 - 11 Rendah
≥ 12 Tinggi

17
PEMANTAUAN RISIKO JATUH PASIEN LANSIA (GERIATRI)

BERDASARKAN SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Skor Skor
Keterangan
Parameter Skrining Jawaban Saat Tgl
Niai
Masuk
Apakah pasien datang ke rumah sakit
Ya / Tidak
Riwayat karena jatuh ? Salah satu
Jatuh Jika tidak, apakah pasien mengalami jawaban ya = 6
Ya / Tidak
jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Apakah pasien delirium? (tidak dapat
membuat keputusan, pola pikir tidak Ya / Tidak
terorganisir, gangguan daya ingat)
Status Apakah pasien disorientasi? (salah Salah satu
Mental menyebutkan waktu, tempat atau Ya / Tidak jawaban ya = 14
orang)
Apakah pasien mengalami agitasi?
Ya / Tidak
(ketakutan, gelisah dan cemas)
Apakah pasien memakai kacamata? Ya / Tidak
Apakah pasien mengeluh ada
Ya / Tidak
penglihatan buram ? Salah satu
Penglihatan
Apakah pasien mempunyai jawaban ya = 1
glaukoma,katarak atau degenerasi Ya / Tidak
makula ?
Apakah terdapat perubahan perilaku
Kebiasaan
berkemih? (frekuensi, urgensi, Ya / Tidak Ya = 2
berkemih
inkontinensia, nokturia)
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu
0
Transfer jalan)
(dari tempat Memerlukan sedikit bantuan (1 orang)
1
tidur ke atau dalam pengawasan Jumlahkan nilai
kursi dan Memerlukan bantuan yang nyata transfer dan
2
kembali ke (2 orang) mobilitas. Jika
tempat tidur Tidak dapat duduk dengan seimbang, nilai total 0 – 3,
3
perlu bantuan total maka skor = 0.
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu Jika nilai total
0
jalan) 4 – 6, maka
Berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal skor = 7.
Mobilitas 1
/ fisik)
Menggunakan kursi roda 2
Immobilisasi 3
Total Skor
Keterangan :

Skor Risiko
0 - 5 Rendah
6 - 16 Sedang
17 - 30 Tinggi

18
19

Anda mungkin juga menyukai