Anda di halaman 1dari 3

KLINIK AUREL

JL.Raya Jangga-Trisi Ds.Jumbleng RT 06 RW 04


Kec. Losarang Kab. Indramayu Kode Pos 45253
Email : klinikaurel2017@gmail.com Telp.(0234) 508223

KERANGKA ACUAN PROGRAM


DAN DOKUMEN PROGRAM KESELAMATAN DI FASYANKES

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dad
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat rnelaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatakan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
1. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
2. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadipengulangankejadian tidak diharapkan.

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
dilakukan melalui assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajardari insiden dan tindak Ianjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkantimbulnya resiko. Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III
Indramayudilakukan melalui: monitoring indicator mutu pelayanan tiap unit
kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patien safety, tindakan
preventif, pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit
mutu internal.
1. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen resiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu
Pelayanan, Pedoman mutu pelayanan Radiologi secara rinci ada pada Bab IX
Pengendalin Mutu. Indikator Mutu merupakan milik unit kerja,ditentukan
periode pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau
terjadi kejadian tidak diinginkan, pimpinan unit melaporkan pada pertemuan
manajemen seperti diatur pada tindakan preventif.
2. Tindakan preventif
Tindakan preventif sebenarnya dalah sistem yang diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak
diinginkan dan peralatan yang memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat
struktural, morning report, evaluasi prosedur dan audit internal.
3. Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan
pasien juga merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk
tidak sesuai. Identifikasinya melalui: audit mutu internal, audit mutu eksternal,
temuan oleh manajemen, laporan pelanggan. Laporan identifikasi tersebut
ditindak lajuti melalui: rapat tertututup kepala bidang, ketua komite dan unit
terkait untuk menemukan akar perniasalahan dan jalan keluarnya. (Tindakan
Korektif)
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kernampuan belajar
dan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan
yang diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi
dan verifikasi . Hasil inspeksi harus menunjukan telahdilakukannya tindakan
koreksi.
5. Audit mutu internal
Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu ekstemal tiap tahun.
Audit mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu, termasuk
didalamnya pelaksanaan keselamatan pasien melalui indikator mutu pelayanan.

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien


Sebagai penanggungjawab utama keselamatan radiasi, kami
memastikan bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat
menghasilkan citra radiografi yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa.
Proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien dilakukan dengan cara:
1. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya
2. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami
3. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa
4. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi
5. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika
hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien


Kami menyediakan apron untuk digunakan oleh pendamping pasien.
Pendamping pasien diharuskan menggunakan apron untuk meminimalkan
paparan radiasi yang diterimanya. Untuk proteksi dan keselamatan radiasi
pendamping pasien dilakukan dengan cara membatasi lapangan sinar-x yang
keluar sesuai dengan obyek yang akan di rontgen. Pendamping pasien tidak
dalam keadaan hamil apabila di butuhkan berada di ruang pemeriksaan
rontgen. Pendamping pasien dibutuhkan untuk membantu memegang pasien
anak-anak atau orang yang lemah pada saat penyinaran harus dilakukan oleh
orang dewasa sebagai keluarga, bila masih memungkinkan pendamping pasien
berdiri di belakang tabir pelindung.

Ditetapkan di : Indramayu
Pada Tanggal :14 September 2019

KEPALA KLINIK AUREL

dr. H. DEDEN BONNI KOSWARA, MM


NIK. 2014012001

Anda mungkin juga menyukai