Pengembang Kurikulum
Pendahuluan
Artikulasi dalam pendidikan berarti kesatua
paduan dan koordinasi segala pengalaman
belajar.
Untuk merealisasikan artikulasi
kurikulum,perlu meneliti kurikulum secara
menyeluruh ,membuang hal-hal yg tdk
diperlukan ,menghilangkan duplikasi,merevisi
metode, serta isi pengajaran, menguasahan
perluasan dan kesinambungan kurikulum.
Artikulasi kurikulum diperlukan untuk
mewujudkan kesinambungan pengalaman
belajar sejak TK sampai PT,juga antara satu
bidang studi dengan bidang studi lainnya
secara horizontal.
Untuk menyusun artikulasi kurikulum
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak:
- Para administrator,
- Kepala sekolah (TK sampai rektor)
- Guru-guru
- Orangtua murid dan tokoh masyarakat.
Hambatan Pengembangan Kurikulum
a. Guru:
Kurang berpartisipasi: kurang waktu,
kekurangsesuaian pendapat,baik antara
sesama guru maupun dg kepala sekolah dan
administrator,kemampuan dan pengetahuan
guru sendiri)
b. Masyarakat:
Perlu dukungan dari masyarakat baik
pembiayaan maupun pemberian umpan balik
(feedback) terhadap kurikulum yg sesdang
berjalan.
c. Pembiayaan
Untuk pengembangan kurikulum apalagi yg
berbentuk kegiatan eksperimen baik metode,
isi atau sistem secara keseluruhan
membutuhkan biaya yg tidak sedikit.
Model-Model Pengembangan Kurikulum
A. Pendahuluan
Banyak model yang dapat digunakan dalam
pengembangan kurikulum.
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum
bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil
yg optimal,tetapi juga perlu disesuaikan dg sistem
pendidikan dan pengelolaan pendidikan yg dianut
serta model konsep pendidikan yg digunakan.
Sekurang-kurangnya ada 8 model pengembangan
kurikulum,yaitu:
a. The administrative model (line staff model)top down
b. The grass roots model
c. Beauchamp’s system
d. The demonstration model
e. Taba’s inverted model
f. Roger’s interpersonal relations model
g. The systematic action research model
h. Emerging technical model.
1. The administrative model