Nursyaifah Br Tumangger
Tika Amelia
Judul :
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang
cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan
atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam
melaksanakan misi pendidikan tersebut.
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada
pasal
yang
menyebutkan
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
BAB II
1
Menurut T. Ramli pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan akhlak. Tujuannnya adalah membentuk pribadi anak,
supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.1
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, penanaman moral atau pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mewujudkan nilai-nilai
yang baik tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Asmani menjelaskan pendapat Doni koesoema A, bahwa tujuan pendidikan
karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan
bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak
lain adalah mendasarkna diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls
natural sosial yang diterimanya, yang padagilirannya semakin mempertajam visi
hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus.
Sebagai kebijakan pemerintah, maka pendidikan karakter memiliki tujuan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian
berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci
sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya
manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara
sungguh-sungguh.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas
karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu
dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter seseorang, Menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian
yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa
dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi
konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam
kehidupan sosial dimasa dewasanya kelak.3
Menurut Kemendiknas (2010) sebagaimana disebutkan dalam buku induk
kebijakan Nasional pembangunan karakter bangsa tahun2010-2025 pembangunan
karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat pancasila dan pembukuan UUD
1945 dilatarbelakangan oleh relita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat
ini, seperti: disoreantasi dan dihayatinya nilai-nilai pancasila, bergesernya nilai etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memudarnya kesadaran terhadap nila-nilai
budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa dan melemahnya kemandirian bangsa.
Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana
diamanatkan dalam pancasila dan pembukaan UUD 1945 serta mengatasi
permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintahan menjadikan pembangunan
karakter sebagai sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Semangat itu secara implicit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015 dimana pendidikan karakter
ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu
harus juga memiliki kepribadian yang utuh sehingga peserta didik akan lebih
menghargainya serta akan mengikuti teladan yang ditunjukkan oleh gurunya sehingga
akan terciptanya lulusan yang bermutu dan berkarakter utuh pula.5
D. Tanggapan Pemakalah
Pendidikan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah
dan stakeholder-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan
karakter disekolah. Tidak perlu disangsikan lagi bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan
keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Pembentukan dan
pendidikan karakter tersebut, tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan
demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan
pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan.
Disamping itu tidak kalah pentingnya pendidikan dimasyarakat. Lingkungan
masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang.
Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman
nilai-nilai etika, estetika pembentukan karakter.
Oleh karena itu, membangun pendidikan karakter dan watak bangsa melalui
pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat, dengan meneladani pada tokoh yang yang
memang patut untuk dicontoh. Semoga kedepan bangsa kita lebih beradab, maju,
sejahtera kini, esok dan selamanya.