NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. ADITYA SYAM (230904552003)
2. RACHMAWATI.R (230904502034)
3.PUTRI ARIBY DAHLANIA (230904501061)
4. AHMAD GHAZALI (2309045010663)
5. ANDI MUHAMMAD MAPPATEMBA SALIM (230904552004)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Rosullah SAW. Saya bersyukur kepada Illahi Robbi yang telah memberikan hidayat
serta taufik-Nya kepada saya, sehingga makalah dengan judul “PERSPEKTIF MANAJEMEN
PERILAKU” ini dapat terselesaikan. Dengan terselesaikannya makalah ini, diharapkan para
mahasiswa dapat memahami sacara mendalam tentang hal-hal iyang berkaitan dengan
materi yang dikaji serta mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu manajemen.
KELOMPOK 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perspektif manajemen perilaku.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep yang mempengaruhi perspektif manajemen perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
Perspektif manajemen perilaku juga merupakan aliran yang menempatkan penekanan pada
sikap individu dan perilaku pada proses kelompok. Aliran ini adalah praktik penerapan
konsep psikologi terhadap tatanan industri. Aliran ini lebih menekankan pada kebutuhan
manusia, kelompok kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja. Perubahan itu
mengharuskan tiap perusahaan memerhatikan hal yang mungkin baru disadari kehadirannya
pada masa pandemi ini, yaitu manajemen perilaku di dalam organisasi. Manajemen perilaku
atau behavioral management adalah sebuah perspektif yang menekankan pentingnya
manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu dalam sebuah organisasi, serta
pentingnya manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan individu agar organisasi
dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
Manajemen perilaku ini merupakan aliran yang menempatkan penekanan sikap dan perilaku
individu dalam sebuah proses kelompok. Aliran ini merupakan praktik penerapan konsep
psikologi terhadap tatanan industri yang menekankan pada kebutuhan manusia, kelompok
kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja.
Prinsip dasarnya adalah, semua perilaku individu yang ada di dalam organisasi harus sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan serangkaian penataan, pengaturan,
dan pengelolaan agar semua perilaku individu tersebut dapat selaras dengan tujuan dan
kebutuhan organisasi.
Ada banyak bentuk penataan, pengaturan, dan pengelolaan perilaku individu tersebut,
beberapanya yang dianggap penting adalah melalui serangkaian proses belajar sebagai
mekanisme charging bagi peningkatan kapasitas individu dalam beradaptasi dengan
perubahan lingkungan. Mekanisme charging ini bisa dilakukan dengan cara mengundang
pihak ketiga yang dipandang expert di bidangnya.
Kebijakan menjaga jarak (social distancing) telah mengubah pola perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Tahun 2021 masih harus dilalui dengan ketidakpastian terhadap pandemi. Cara
yang efektif mengarahkan karyawan untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi sesuai
dengan yang diharapkan adalah dengan melakukan peninjauan ulang prioritas perusahaan di
tengah kondisi pandemi ini.
Selanjutnya, pastikan bahwa sasaran dan yang menjadi prioritas utama tersebut
tersosialisasikan dan dipahami oleh para karyawan hingga level yang paling bawah.
Komunikasi yang sangat intens dan jelas atas inisiatif-inisiatif brilian sangat dibutuhkan pada
situasi seperti ini, sehingga karyawan di samping merasa diperhatikan, juga akan termotivasi.
Perspektif manajemen perilaku (behavioral management perspective) menekankan pada sikap
dan proses perilaku individu dan kelompok dan mengakui pentingnya proses perilaku di
tempat kerja. perspektif manajemen perilaku Menekankan pada skap dan proses periaku
individudan kelompok dan mengakui pentingnya proses perlaku di tempat kerja.
Perspektif manajemen perilaku didorong oleh sejumlah penulis dan gerakan teoritis Salah
satu dari gerakan ini adalah psikologi industri, yakni praktik untuk menerapkan konsep
psikologi ke dalam lingkungan industri. Hugo Munsterberg (1863-1916), seorang psikolog
Jerman terkenal, diakui sebagai bapak dari psikologi industri. Dia mendirikan sebuah
laboratorium psikologi di Harvard pada tahun 1892, dan buku pertamanya yang berjudul
Psychology and Industrial Efficiency diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun
1913, Munsterberg mengusulkan bahwa psikologi dapat memberikan kontribusi yang bernilai
kepada manajer di dalam bidang pemilihan karyawan dan motivasi Psikologi industri masih
merupakan mata kuliah utama di banyak akademi dan universitas, Pendukung awal lainnya
dalam pendekatan perilaku terhadap manajemen adalah Mary Parker Follete Follete bekerja
pada jaman manajemen ilmiah tapi dengan cepat menyadari pentingnya elemen manusia di
tempat kerja. Bahkan, karyanya dengan jelas membahas perspektif manajemen perilaku dan
dia menghargai perlunya memahami peran perilaku di dalam organisasi.
Studi Hawthorne
Walaupun Munsterberg dan Follete membuat kontribusi yang besar untuk perkembangan
pendekatan perilaku terhadap manajemen, namun katalis utamanya adalah serangkaian studi
yang dilakukan di pabrik Western Electric, Hawthorne, di dekat Chicago antara tahun 1927
dan 1932. Riset tersebut sebenarnya disponsori oleh General Electric, dan dilaksanakan oleh
Elton Mayo dan rekan kerjanya." Mayo adalah pengajar dan konsultan di Harvard. Studi
pertama melibatkan manipulasi penerangan untuk satu kelompok pekerja dan
membandingkan produktivitas mereka dengan produktivitas kelompok lain Studi Hawthorne
adalah serangkaian percobaan awal yang berfokus pada perlicudi di tempat kerja. Dalam
suatu percobaan yang melbatan kompok penerja in misalnya para peneliti memonitor
bagamanu produktivitas berubah sebagai akibat dan perubahan kondai kana Stud: Hawthorn
dan percobaan selanjutnya membuat para ahi bahwa elemen mengambekasimpulan mamia
sangat penting di tempat kerja yang penerangannya tidak diubah. Secara pada kelompok
percobaan, produktivitas meningkat di kedua kelompok. Produktivitas terus meningkat
bahkan ketika penerangan di kelompok percobaan diturunkan. Baru ketika penerangan
dikurangi hingga pada tingkat cahaya bulan, produktivitas mulai menurun (dan General
Electric menarik diri dari sebagai sponsor). Percobaan lain dilakukan dengan mengadakan
suatu program pembayaran insentif menurut hasil kerja untuk suatu kelompok yang terdiri
dari sembilan pekerja pria yang merakit terminal saluran telepon. Manajemen ilmiah
meramalkan bahwa setiap orang akan berusaha untuk memaksimalkan pembayarannya
dengan memproduksi sebanyak mungkin unit. Akan tetapi, Mayo dan rekan kerjanya
menemukan bahwa kelompok tersebut secara informal menentukan sendiri tingkat output
yang dapat diterima untuk anggotanya. Pekerja yang menghasilkan produk lebih banyak dari
rata-rata disebut "penjilat," dan yang menghasilkan produk lebih sedikit disebut "penipu".
Agar dapat diterima dalam kelompok tersebut, para pekerja berusaha untuk memproduksi
pada tingkat yang dapat diterima. Ketika mereka mendekati tingkat yang dapat diterima,
pekerja mulai bermalas-malasan untuk menghindari kelebihan produksi. Studi lainnya,
meliputi wawancara yang melibatkan ribuan pekerja, membuat Mayo dan rekan-rekannya
menarik kesimpulan bahwa perilaku manusia di tempat kerja jauh lebih penting daripada
yang pernah diyakini sebelumnya. Dalam percobaan penerangan, misalnya, hasilnya
menunjuk pada fakta bahwa kedua kelompok menerima perhatian khusus dan pengawasan
yang simpatik, yang mungkin baru pertama kalinya mereka dapatkan. Program pembayaran
insentif tidak berjalan dengan baik, karena insentif upah kurang penting bagi seorang pekerja
dibandingkan dengan penerimaan sosial dalam menentukan output. Secara ringkas, proses
individu dan sosial memainkan suatu peran yang penting dalam membentuk sikap dan
perilaku pekerja.
Gerakan Hubungan Manusia
Gerakan hubungan manusia (human relations movement) yang tumbuh dari studi Hawthorne
dan merupakan suatu pendekatan yang populer terhadap manajemen selama beberapa tahun,
menyatakan bahwa pekerja merespons terutama terhadap konteks sosial dari tempat kerja,
termasuk kondisi sosial, norma kelompok, dan dinamika interpersonal. Asumsi dasar dari
pergerakan hubungan manusia adalah bahwa perhatian manajer terhadap pekerja akan
menyebabkan peningkatan kepuasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja. Dua
penulis yang membantu mengembangkan gerakan hubungan manusia adalah Abraham
Maslow dan Douglas McGregor,
Pada tahun 1943, Maslow mengemukakan suatu teori yang mengusulkan agar orang
dimotivasi oleh suatu hierarki kebutuhan, termasuk insentif keuangan dan penerimaan sosial.
Hierarki Maslow, mungkin merupakan teori yang paling dikenal dengan baik, dideskripsikan
lebih rinci di Bab 16. Sementara itu, model Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor
merupakan yang terbaik dalam menyajikan esensi dari gerakan hubungan manusia ini
Menurut McGregor, Teori X dan Teori Y mereflek- sikan dua keyakinan ekstrem yang
membedakan manajer mengenai pekerja mereka. Teori X adalah pandangan negatif mengenai
pekerja dan konsisten dengan pandangan
manajemen ilmiah. Teori Y adalah pandangan yang lebih positif dan mencerminkan asumsi
yang dibuat oleh pendukung hubungan manusia. Dalam pandangan McGregor, teori Y
merupakan suatu filosofi yang lebih sesuai untuk digunakan manajer. Baik Maslow maupun
McGregor mempengaruhi pemikiran dari banyak manajer praktisi.
Teori X Suatu pandangan yang relatif negatif mengenal pekerja dan konsisten dengan
pandangan manajemen ilmiah Teori Y Suatu pandangan positif mengenai pekerja teori ini
mencerminkan asumsi yang dibuat oleh pendukung hubungan manusia perilaku organisasi.
Bidang kontemporer yang memfokuskan pada perspektif perilaku dalam manajemen
Munsterberg, Mayo, Maslow, McGregor, dan lainnya telah membuat kontribusi yang
berharga terhadap manajemen. Akan tetapi, para teoretikus kontemporer telah mencatat
bahwa banyak penaksiran yang dibuat oleh penganut hubungan manusia terlalu
disederhanakan dan deskripsi perilaku kerja tidak mencukupi. Sebagai contoh, asumsi secara
penuh.
bahwa kepuasan pekerja menyebabkan peningkatan kinerja telah terbukti kurang memiliki
validitas, Jika memang ada, kepuasan diakibatkan oleh kinerja yang baik dan bukan menjadi
penyebabnya. perilaku organisasi Bidang kontemporer yang memfokuskan pada perspektif
perlaku dalam manajemen.
Perspektif perilaku mengenai manajemen saat ini, dikenal sebagai perilaku organisasi
(organizational behavior), mengakui bahwa perilaku manusia di dalam organisasi jauh lebih
kompleks daripada yang disadari oleh para ahli hubungan manusia. Bidang perilaku
organisasi mempunyai dasar interdisipliner yang beragam, yang terdiri dari psikologi,
sosiologi, antropologi, ekonomi, dan kedokteran. Perilaku organisasi mengambil pandang- an
holistik mengenai perilaku dan membahas proses individu, proses kelompok, dan proses
organisasi. Proses tersebut merupakan elemen-elemen utama dalam teori mana- jemen
kontemporer." Topik yang penting dalam bidang ini termasuk kepuasan kerja, stres, motivasi,
kepemimpinan, dinamika kelompok, politik organisasi, konflik antar- individu, serta struktur
dan desain organisasi. Sebuah orientasi kontinjensi juga me rupakan ciri dari bidang ini.
Pembahasan kita me- ngenai pengorganisasi dan kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh
perilaku organisasi. Dan terakhir, seperti dibahas dalam Bekerja dengan Keanekaragaman,
manajer memerlukan suatu pemahaman yang kuat mengenai perilaku manusia ketika mereka
menghadapi persoalan yang berhubungan dengan keanekaragaman seperti agama di tempat
kerja.
Konsep-konsep yang Mempengaruhi Perspektif Manajemen Perilaku
Perspektif manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi yang
diaplikasikan dalam sebuah industri. Kontributornya yaitu :
Hugo Munstberg menyatakan bahwa para psikolog bisa memberikan kontribusi yang sangat
berharga dalam sebuah kegiatan bisnis atau industri dalam hal seleksi pekerja dan upaya-
upaya yang dapat memotivasi pekerja.Hal ini terkait dengan prediksi akan perilaku
pekerjanya nanti.Demikian pula kegiatan untuk memotivasi para pekerja.Kegiatan
pemotivasian pekerja sehingga sangatlah diperlukan agar perilaku dan kebiasaan para pekerja
yang berbeda-beda dalam pelaksanaanya dapat diperhatikan namun sekaligus diarahkan
kepada pencapaian tujuan organisasi. Kegagalan dalam pemberian motivasi pada pekerja
akan menyebabkan perbedaan yang ada pada pekerja dari sisi perilaku dan kebiasaan
mendorong ke arah kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya daripada semestinya.
Mary Parker Follet juga menganjurkan pentingnya manajemen memahami peran dan fungsi
manusia dalam organisasi secara utuh, sehingga Follet juga meyakini perlunya organisasi
lebih demokratis dalam memandang pekerja juga para manajernya.
3) Elton Mayo
Lahir 26 Desember 1880 adalah psikolog/sosiolog dan teori tikus organisasi kelahiran
australia. Mayo dikenal karena penelitian-penelitiannya serta perannya dalam Hawtrone
Studies. Ia mengajar di University of Queensland dari 1919-1923, sebelum pindah ke
University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard Business School pada tahun 1226-
1947 dimana ia menjadi profesor di bidang penelitian industrial.
Elton Mayo membuat sebuah studi dan peneliatian, antara lain :
· Teori Perhatian (Attention Theory)
Pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan.
Kontributornya yaitu :
1) Abraham Maslow
Abraham Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman
kebutuhan yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa
yang dinamakan dengan “Hierakhi Kebutuhan” (Hierarkhi of Needs), yang termasuk
kebutuhan akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial.
2) Douglas McGregor
Douglas McGregor memberikan kontribusi berharga mengenai dinamika dalam relasi
manusia. Dia memperkenalkan kepada kita bahwa pada dasarnya manusia dapat
diklasifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X biasanya cenderung
bersifat pasif, malas, dan tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang inisiatif, serta
kurang menyukai tantangan, disamping itu juga akan berdisiplin jika diawasi saja. Untuk
mereka yang dikategorikan tipe X ini, pendekatan manajemen yang harus dilakukan adalah
hal yang terkait dengan pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus.
Adapun klasifikasi yang kedua adalah tipe Y dimana mereka yang bertipe Y memilki
karakteristik proaktif, menyukai tantangan dan pekerjaan, memiliki banyak ide dan inisiatif,
serta berdisiplin adalah bagian dari tantangan prestasi yang ingin dicapainya. Untuk mereka
yang berkategori Y ini, pendekatan manajemen ini dapat lebih kepada pemberian delegasi dan
kepercayaan daripada pengawasan terus-menerus dan menyeluruh.
Douglas McGregor memberikan pandangan yang berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow,
yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja.
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
· Tidak mempunyai ambisi.
· Tidak bertanggung jawab.
· Enggan untuk berubah.
· Lebih suka dipimpin daripada memimpin.
· Tidak suka bekerja.
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
· Suka bekerja.
· Mampu mengendalikan diri.
· Menyukai tanggung jawab.
· Penuh imajinasi dan kreasi.
· Mampu mengarahkan diri sendiri.
1.Apa pengertian tentang perspektif manajemen
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan
berorientasi pada pengendalian. Sikap ini dapat mendorong karyawan bersikap pasif,
tergantung dan mempunyai rasa enggan sehingga manajer yang berasumsi bahwa karyawan
bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan
merasa bebas dan kreatif dalam melakukan pekerjaan mereka.
2. Behavioral Science Approach (Pendekatan Ilmiah Perilaku)
Dalam perkembangan peran manusia dalam organisasi dipresentasikan dalam teori perilaku
organisasi yang mencoba melihat organisasi dari perspektif yang lebih luas, di antaranya dari
perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, hingga medis. Beberapa topik penting
dalam teori ini, di antaranya adalah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan
kerja, stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, pollitik dalam
organisasi, konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.
Sedang perilaku organisasi itu sendiri adalah sebuah bidang studi yang
menginvestasi pada pengaruh individu, kelompok, dan struktur terhadap
perilaku di dalam organisasi, untuk tujuan penerapan pengetahuan demi
meningkatkan efektivitas organisasi tersebut. Perilaku organisasi merupakan
perilaku manusia dalam sebuah perkumpulan organisasi atau hubungan
antarmanusia. Perilaku organisasi lebih menekankan pada aktivitas manusia
yang berada dalam situasi dan kondisi lingkungan tertentu. Perilaku adalah
tindakan. Tindakan yang tidak hanya terbatas pada gerak fisik, tetapi juga secara
psikis. Oleh karenanya, perilaku organisasi juga tidak luput dari pembelajaran
psikologi.
Ada beberapa macam manajemen yang dapat digunakan oleh seorang manajer
dalam menjalankan organisasi maupun institusi serta untuk menghadapi
tantangan yang akan datang. Manajemen-manajemen tersebut adalah
manajemen psikologi, manajemen konflik, manajemen stress, manajemen diri,
manajemen kependidikan, manajemen kepemimpinan, manajemen operasional,
manajemen perbankan, manajemen keungan dan masih banyak lagi lainnya.
Teori hubungan manusia menyatakan bahwa apa pun kondisi kerjanya, para
profesional akan merasa puas dan berkinerja lebih baik jika atasan mereka
menghargai upaya mereka. Hal ini menyatakan bahwa orang lebih merespon
faktor sosial, seperti perhatian pribadi atau menjadi bagian dari suatu kelompok,
dibandingkan faktor lingkungan, seperti kompensasi.
Teori X dan Y
Teori X dan Y menguraikan dua gaya manajemen yang berbeda. Setiap gaya
ditentukan oleh persepsi pemimpin dan motivasi pengikut.
Kesimpulan umum dari studi Hawthorne adalah bahwa hubungan manusia dan
kebutuhan sosial dari pekerja aspek penting dari manajemen bisnis.Ini prinsip
motivasi manusia membantu merevolusi teori dan praktek manajemen.
c. Milik dan kebutuhan cinta. Setelah kebutuhan fisik dan keamanan puas dan
motivator tidak lagi, kebutuhan akan memiliki dan cinta muncul sebagai
motivator utama. Individu berusaha untuk membangun hubungan yang berarti
dengan orang lain yang signifikan.
d. Esteem kebutuhan. Seorang individu harus mengembangkan rasa percaya diri
dan ingin mencapai status, reputasi, ketenaran, dan kemuliaan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri. Dengan asumsi bahwa semua kebutuhan
sebelumnya dalam hirarki puas, seseorang merasa perlu untuk menemukan
dirinya sendiri.
• Keselamatan kebutuhan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keamanan dasar,stabilitas, perlindungan, dan
kebebasan dari rasa takut. Sebuah keadaan normal ada bagi seorang individu
untuk memiliki semua kebutuhan umumnya puas.
Jikatidak, mereka menjadi motivator utama.
Setelah kebutuhan fisik dan keamanan puas danmotivator tidak lagi, kebutuhan
akan memiliki dan cinta muncul sebagai motivator utama. Individu berusaha
untuk membangun hubungan yang berarti denganorang lain yang signifikan.
• Esteem kebutuhan
Seorang individu harus mengembangkan rasa percaya diridan ingin mencapai
status, reputasi, ketenaran, dan kemuliaan.
Alat Pengukuran Kinerja: Sistem penilaian kinerja dan alat pengukuran lainnya
membantu dalam mengukur perilaku karyawan terhadap tujuan dan standar
yang telah ditetapkan. Ini memberikan dasar untuk memberikan umpan balik
dan pengakuan yang tepat. • Insentif dan Penghargaan: Pemberian insentif,
hadiah, dan penghargaan dapat memotivasi perilaku yang diinginkan. Ini dapat
berupa bonus kinerja, pengakuan publik, atau kesempatan pengembangan
lanjutan.
• Komunikasi Efektif: Komunikasi yang jelas, terbuka, dan jujur adalah sumber
daya penting dalam manajemen perilaku. Ini memungkinkan pengelola untuk
memahami kebutuhan dan masalah karyawan, serta menyampaikan harapan dan
tujuan organisasi dengan jelas.
• Studi Kasus dan Penelitian: Menyelidiki studi kasus dan penelitian tentang
manajemen perilaku dalam berbagai konteks organisasi dapat memberikan
wawasan tentang praktik-praktik yang berhasil dan pelajaran yang dapat
diambil.
Sumber Daya Manajemen Perilaku
Beberapa sumber daya utama dalam manajemen perilaku meliputi:
• Pelatihan dan Pengembangan: Program pelatihan yang dirancang khusus dapat
membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan perilaku yang relevan dengan
tugas dan tanggung jawab mereka. Ini mencakup pelatihan teknis, kepemimpinan,
komunikasi, dan keterampilan antarpribadi.
• Alat Pengukuran Kinerja: Sistem penilaian kinerja dan alat pengukuran lainnya
membantu dalam mengukur perilaku karyawan terhadap tujuan dan standar yang telah
ditetapkan. Ini memberikan dasar untuk memberikan umpan balik dan pengakuan
yang tepat.
• Pengelolaan Konflik: Alat dan teknik untuk mengatasi konflik secara konstruktif
merupakan sumber daya penting dalam menjaga hubungan yang sehat antar karyawan
dan kelompok.
• Sistem Penghargaan dan Pengakuan: Menerapkan sistem penghargaan dan pengakuan
yang transparan dan adil dapat membantu menguatkan perilaku positif dan
menciptakan budaya kerja yang positif
• Studi Kasus dan Penelitian: Menyelidiki studi kasus dan penelitian tentang
manajemen perilaku dalam berbagai konteks organisasi dapat memberikan wawasan
tentang praktik-praktik yang berhasil dan pelajaran yang dapat diambil.
komunikasi
manajemen waktu
mendengarkan
berpikir kritis
kolaborasi
2. Berorientasi pada solusi
Manajer yang baik dapat tetap bersikap positif selama masa-masa sulit, yang memotivasi
timnya untuk mencoba yang terbaik. Mereka mungkin menggunakan keterampilan praktis
pemecahan masalah untuk melakukan penilaian risiko dan menciptakan solusi yang efisien
dan adil terlebih dahulu. Mereka mungkin menggunakan tantangan sebagai peluang untuk
mendorong pembangunan tim.
berpikir kritis
penyelesaian masalah
mendengarkan
3. Jaga komunikasi yang efektif
Manajer yang baik mengungkapkan kebutuhan mereka kepada anggota tim dengan jelas dan
ringkas, tanpa meninggalkan celah untuk interpretasi. Karyawan mungkin merasa dilibatkan
dalam pengambilan keputusan sejak tujuan ditetapkan. Manajer yang adil juga mungkin
bersikap transparan terhadap anggota timnya dan membantu mereka menyoroti kekuatan
mereka dan menyarankan cara-cara untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Keterampilan manajemen yang sangat baik meliputi:
mendengarkan
komunikasi nonverbal
empati
kepercayaan diri
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat
Seorang manajer yang hebat dapat mengidentifikasi bakat anggota timnya dan
memanfaatkannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer dapat menggunakan
keterampilan kepemimpinan untuk mempengaruhi tim mereka secara positif dan
menginspirasi mereka untuk mengoptimalkan produktivitas mereka. Mereka dapat
melakukan hal ini dengan mempromosikan kebijakan pintu terbuka yang mendorong anggota
tim untuk mengomunikasikan perasaan mereka secara jujur di tempat kerja. Mereka juga
mungkin menggunakan empati, mendengarkan secara aktif, dan keterampilan interpersonal
yang baik untuk menjaga hubungan yang sehat dengan teman sebayanya. Karyawan yang
dapat terhubung dengan manajernya mungkin lebih cenderung bekerja lebih keras.
Keterampilan mungkin termasuk:
keandalan
kebaikan
sikap tenang
kesopanan
akuntabilitas
6. Gunakan perencanaan strategis
Seorang manajer dapat mengawasi proyek, orang, atau acara, yang berarti mereka memahami
sepenuhnya visi perusahaan. Para profesional ini mungkin menggunakan keterampilan
organisasi untuk merencanakan strategi manajemen guna memastikan proses berjalan lancar.
Manajer juga dapat menggunakan keterampilan berikut untuk merencanakan tujuan:
kemampuan kognitif
kemampuan beradaptasi
pengembangan bisnis
penalaran yang logis
7. Jadilah visioner
Manajer visioner adalah manajer berenergi tinggi yang unggul dalam mengembangkan tujuan
dan memotivasi rekan kerja untuk bekerja sama mencapainya. Meskipun manajer visioner
biasanya mengambil inisiatif untuk menentukan arah atau arah perusahaan, mereka terbuka
terhadap masukan karyawan mengenai taktik dan prosedur yang dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya. Karyawan memiliki kebebasan untuk mengajukan konsep baru,
mengambil risiko, dan mencoba metode kreatif dalam aktivitas sehari-hari. Keterampilan
mungkin termasuk:
kegigihan
keberanian
strategis
8. Carilah pendapat
Gaya konsultatif atau manajemen menunjukkan bahwa manajer mencari pendapat stafnya
secara teratur. Seorang manajer mempertahankan otoritas pengambilan keputusan akhir
dalam pendekatan ini tetapi juga mempertimbangkan pandangan dan ide anggota timnya.
Seorang manajer dapat memotivasi staf dengan kata-kata dan tindakan yang mendorong
hingga saran agar pendekatan ini berhasil. Manajer mungkin menunjukkan rasa terima kasih
kepada rekan kerja yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan, meskipun perusahaan
tidak menggunakan ide mereka. Keterampilan mungkin termasuk:
organisasi
kemampuan beradaptasi
pengembangan bisnis
10. Tetap berpikiran terbuka
Dalam hal memantau orang, manajer yang baik mungkin menggunakan gaya manajemen
tidak langsung. Dalam pendekatan ini, mereka dapat mentransfer kekuasaan, akuntabilitas,
dan tugas kepada seorang karyawan dan kemudian memberikan kebebasan kepada karyawan
untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini, keterbukaan pikiran manajer muncul dari
penerimaan kemampuan karyawan untuk melakukan tugas atau penugasan dengan standar
tertinggi. Manajer bisa menjadi sosok yang mendukung dan membantu. Keterampilan
mungkin termasuk:
mendengarkan secara aktif
keberanian
kreativitas
1. Orang (SDM)
Dalam suatu wadah organisasi, orang-orang baik itu secara individu maupun kelompok
membentuk suatu sistem sosial internal. Kelompok-kelompok tersebut dapat terdiri dalam
jumlah yang besar atau sedikit, serta bisa bersifat formal maupun informal.
Pada dasarnya organisasi adalah kumpulan sekelompok orang yang menjadi satu. Maka,
seorang manajer organisasi harus mampu untuk mengarahkan orang-orang di dalam
organisasi tersebut dengan baik dan benar, di mana kondisinya adalah orang-orang tersebut
berasal dari latar pendidikan, kemampuan, dan juga cara berpikir yang berbeda-beda.
2. Struktur
Struktur organisasi dalam hal ini berkaitan dengan sebuah sistem yang mengatur dan
menghubungkan orang-orang dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi dikatakan baik,
ketika mampu membuat para pekerjanya berkoordinasi dengan baik satu dengan yang lainnya
berdasarkan asas keadilan dan sesuai dengan kemampuanya. Perusahaan atau organisasi yang
sukses, pasti memiliki struktur yang kokoh di baliknya, serta berjalan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan atau organisasi bukan berdasarkan kepentingan pribadi atau salah satu
individu.
3. Teknologi
Teknologi juga memberikan dampak yang besar bagi pekerja dalam sebuah perusahaan
maupun organisasi. Salah satu manfaat dalam menggunakan teknologi yaitu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dengan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan hasil yang lebih
baik pula.
Pada hakikatnya, seseorang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan hanya dengan tangan mereka.
Mereka membutuhkan bantuan manusia lain atau faktor pendukung lainnya. Oleh sebab itu,
teknologi hadir sebagai salah satu sumber daya yang dapat membantu orang-orang di suatu
organisasi atau perusahaan.
4. Lingkungan
Berdirinya sebuah organisasi atau perusahaan tentu berawal dari sebuah sistem besar yang
memiliki banyak elemen di dalamnya, seperti pemerintahan, keluarga, dan organisasi-
organisasi lain.
Selanjutnya, organisasi atau perusahaan itu mampu berjalan karena adanya hubungan antara
lingkungan internal dan juga eksternal. Hal itu disebabkan, karena organisasi atau perusahaan
tidak dapat berdiri sendiri, dan memerlukan pihak-pihak lain dalam pengoperasiannya. Maka
dari itu, perubahan pada lingkungan juga akan menyebabkan tuntutan kepada organisasi yang
berada di dalamnya.
• Membantu manajemen dalam memberikan pengarahan kepada karyawan dan juga tim
yang dibawahinya.
• Memudahkan perusahaan dalam mengatur dan juga membimbing karyawan dalam
menyelesaikan tanggung jawabnya.
• Memberikan motivasi kepada para pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya
dalam bekerja.
• Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan juga menyelesaikan segala
permasalahan yang ada.
• Menjaga hubungan baik, tidak hanya dengan lingkungan internal, tetapi juga dengan
pihak- pihak eksternal.
• Memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi tujuannya dan juga kebutuhan dari
setiap karyawan yang
Sistem Penghargaan
Sistem ini dapat mengenali perilaku baik di kalangan siswa dan memberi penghargaan
kepada mereka untuk mendorong orang lain meniru perilaku yang diinginkan. Sistem seperti
ini memungkinkan sekolah melakukan pendekatan yang luas terhadap perilaku dan mungkin
hanya memerlukan sumber daya dasar yang terjangkau dari administrasi sekolah. Bantuan ini
bisa dalam bentuk perlengkapan seperti pulpen atau voucher yang dapat ditukarkan oleh
siswa di toko sekolah. Sistem seperti ini mungkin memerlukan pemantauan administrasi yang
ketat untuk memastikan item imbalan tetap relevan. Hal ini mungkin melibatkan memastikan
sekolah hanya memberikan penghargaan kepada siswa terbaik dengan melibatkan staf
sekolah dan siswa dalam proses seleksi.
Sistem terpusat
Sistem manajemen perilaku terpusat memberikan pedoman perilaku untuk seluruh sekolah.
Guru dapat merujuk pada aturan yang ditetapkan dan kemudian membimbing siswanya
dalam menerapkannya. Pendekatan ini secara efektif memastikan sekolah berfungsi sebagai
sebuah tim menuju tujuan yang lebih bersama. Sistem terpusat mungkin juga mengharuskan
administrasi sekolah untuk melatih guru tentang cara melaporkan insiden dan memerlukan
banyak sumber daya, seperti komputer.
1. Bentuklah panitia
Ada dua kelompok utama yang mungkin Anda libatkan dalam menciptakan sistem
manajemen perilaku: kelompok pemimpin dan kelompok umpan balik. Kelompok pemimpin
dapat terdiri dari pengawas departemen, guru berpengalaman, konsultan, relawan, dan
konselor sekolah yang berspesialisasi dalam manajemen perilaku. Kelompok ini terutama
memberikan pengetahuan dan keahlian tentang bagaimana Anda dapat menangani masalah
tertentu dan menguraikan rencana sistem.
Kelompok umpan balik, juga dikenal sebagai kelompok reformulasi, dapat terdiri dari orang
tua, perwakilan siswa, beberapa guru, dan sukarelawan. Kelompok ini terkadang
berkontribusi terhadap rencana kelompok pemimpin, terutama dengan menghadiri pertemuan
dan memberikan tinjauan terhadap agenda kelompok pemimpin. Pendekatan ini
memungkinkan adanya rencana yang lebih baik dan juga dapat memastikan bahwa kelompok
pemimpin bertanggung jawab.