Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN PERILAKU

Aliran Klasik cenderung memandang organisasi secara


mekanistis. Teori perilaku kemudisn muncul karena
ketidakseimbangan teori klasik dalam memandang
organisasi. Pioner dalam aliran perilaku adalah Mary
Parker Follet dan Chester I Barnard.
 Pendekatan Hubungan Manusiawi
(Human Relations)
a. studi Hawthorne
Pendekatan manajemen yang melibatkan pendekatan manusia dimulai dari
studi Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo (1880-1949) dan teman-
temannya. Berdasarkan pendekatan ini, hubungan manusia memainkan
peranan yang sangat penting dalam organisasi. Pekerja akan bekerja lebih
keras apabila mereka percaya bahwa pihak manajemen memperhatikan
kesejahteraan mereka (efek Hawthorne). Pendapat ini dihasilkan dari hasil
eksperimen yang disebut eksperimen Hawthorne, pada perusahaan
Western Electric Co. Elton Mayo mengemukakan konsep “Manusia
Sosial” yang termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan sosial melalui
hubungan kerja. Sumbangan pendekatan ini adalah penekanan pada
pentingnya kebutuhan sosial. Keterbatasan pendekatan ini adalah sulitnya
memprediksi prestasi kerja hanya dengan melihat faktor sosial.
b. Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan Manusiawi
Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap
individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan pekerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang
mencolok. Lingkungan sosial di tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat
pekerja saling berinteraksi karena ada yang berinteraksi dengan unit lain di
luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena
merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian. Teori hubungan
manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti Argyris, Maslow,
McGregor, dan McClelland untuk membahas teori motivasi.
 Pendekatan Ilmu Perilaku
Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu dengan model:
a.    Rasional, model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang
diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan,
motif, dan tujuan. Pendukung model ini antara lain Down (1967) dan Simon (1973).
b.   Sosiologis, model sosiologis lebih memusatkan perhatiannya pada pengetahuan
antropologi, sosiologi, dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern (1970). 
c.    Pengembangan hubungan manusia, model pembangunan hubungan manusia lebih
memusatkan perhatiannya pada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan
berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan
produktifitas kerja. Pendukung model ini antara lain McGregor (1961), Maslow
(1970), dan Bennis (1990).
Keterbatasan Pendekatan Perilaku dan Sumbangannya

Beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku
tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik.
Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku (jargon) sangat kompleks dan
abstrak untuk dipraktikkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat
unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan
rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Sumbangan teori perilaku seperti yang telah disebutkan tadi adalah untuk
dikembangkan dalam teori motivasi. Selain itu, untuk mengetahui perilaku
kelompok, hubungan manusiawi di tempat kerja, dan pentingnya hubungan
manusiawi di tempat kerja. Ahli perilaku menyarankan untuk dikembangkan dalam
teori-teori kepemimpinan, konflik, kekuasaan, perubahan organisasi, dan
komunikasi.
PENDEKATAN KUANTITATIF

a. Riset Operasi dan Manajemen Sains


Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris
ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian
membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri
dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan
penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang
dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-model matematika yang dikembangkan.
Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri.
Industri juga mengalami perkembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks.
Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi
diperlukan dalam hal ini. Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan
untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana
dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi
adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-
even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi
dari riset operasi.
b. Sumbangan Teori Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)

Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam


perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai
untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan
dan pengen dalian proyek.
Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang
kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks
dapat disederhana kan menjadi model matematika.
Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit
dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan
dunia nyata yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang
penting dapat dilihat dan diberi perhatian ekstra
MANAJEMEN KONTEMPORER
a. Pendekatan Sistem
System berarti kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi
secara bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Sehingga teori system
dalam manajemen kontemporer yakni perluasan perspektif kemanusiaan yang
menjelaskan organisasi sebagai system terbuka dengan karakter entropi,
sinergi, dan ketergantungan antar sub-sistem.
Berdasarkan teori ini, berarti antara sub-sub ataupuan devisi mempunyai
hubungan yang saling membutuhkan antara yang stu dengan yang lainnya.
Hubungan dalam teori ini jika digambarkan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Input organisasi : bahan mentah, manusia, modal keuangan,
dan informasi.
Proses transformasi: kegiatan dalam organisasi,
contohnya adalahsistem produksi, sistem pengendalian, dan administrasi
Output :produk, keuntungan, dan informasi.
Umpan balik : umpan balik yang memberi masukan ke input dan proses
transformasi.
Proses transformasi adalah penggunaan teknologi produksi oleh manajemen
untuk mengubah masukan menjadi hasil. Beberapa teori system yang
terdapat dalam manajemen memiliki pengaruh yang sangat penting bagi
pemikiran manajemen. Diantaranya adalah system terbuka dan tertutup ,
entropi , sinergi , dan ketergantungan antar sub-sistem .
a. Sistem terbuka,
Sistem yang terbuka berarti sistem tersebut berinteraksi dengan
lingkungan. Sebaliknya, sistem yang tertutup adalah sistem yang tidak
berinteraksi dengan lingkungan. Semua organisasi merupakan sistem
terbuka meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda.
b. Subsistem
Subsistem merupakan bagian dari sistem, yaitu subsistem pemasaran,
keuangan, dan produksi membentuk sistem perusahaan. Subsistem tersebut
saling berkaitan. Perubahan pada subsistem produksi akan memengaruhi
subsistem pemasaran dan keuangan.
c. Sinergi
Jika subsistem bekerja sama, hasil yang diperoleh akan lebih efektif
dibandingkan mereka bekerja sendiri-sendiri. Sinergi sering dikaitkan
dengan merger, yaitu dua perusahaan yang bersatu akan lebih efisien
dibandingkan dengan dua perusahaan berjalan sendiri-sendiri.
d. Batasan sistem
Batasan sistem berhubungan dengan lingkungannya. Dalam sistem yang
terbuka, batas tersebut fleksibel. Dalam sistem yang tertutup, batas tersebut
kaku. Semakin lama ada kecenderungan organisasi harus mempunyai batasan
sistem yang fleksibel karena tuntutan dari lingkungan semakin keras.
e. Aliran
Input mengalir ke sistem, kemudian diproses oleh sistem dan keluar
sebagai output. Bahan baku masuk ke pabrik, diproses, dan menjadi produk
yang bisa dijual di pasar.
f. Feedback
Feedback atau umpan balik merupakan elemen penting dalam
pengendalian. Umpan balik informasi diberikan ke orang-orang yang tepat
dalam organisasi, kemudian diproses lebih lanjut. Jika ada sesuatu yang
melenceng dari rencana, perbaikan bisa dilakukan.
g. Entropi
Entropi merupakan proses ketika sistem menuju kehancuran. Jika
organisasi tidak mampu memproses feedback dengan baik dan tidak bisa
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, organisasi tersebut akan mati.
b. Pendekatan Situasional (Contingency)
Pendekatan klasik, perilaku, serta kuantitatif berusaha mencari
prinsipprinsip manajemen yang universal, yang berlaku di mana saja, dan
kapan saja. Pendekatan situasional mempunyai cara pandang yang
berlawanan. Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen
tergantung pada situasi yang melatarbelakangi.
Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan
manajemen. Tidak mengherankan pendekatan ini dikembangkan manajer,
konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata.
c. Pendekatan Hubungan Manusiawi Baru (Neohuman Relation)
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sisi positif manusia dan manajemen
ilmiah. Pendekatan ini dimulai pada tahun 1950-an dan memperoleh momentum pada
tahun 1960-an. Pendekatan perilaku mengatakan bahwa manusia berusaha
mengaktualisasikan dirinya. Pendekatan hubungan manusiawi baru melangkah lebih
lanjut. Mereka melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif,
dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat
dikembangkan lebih lanjut.
Beberapa nama dapat disebutkan mewakili aliran ini. W. Edward Deming
mengembangkan prinsip-prinsip manajemen, seperti Fayol, yang berfokus pada
kualitas kerja dan hubungan antar karyawan. Prinsip manajemen tersebut dipercaya
membantu Jepang meningkatkan kualitas produk mereka. William Ouchi pada tahun
1981 menerbikan buku berjudul Theory ZHow American Business Can Meet the
Japanese Challenge. Buku tersebut mencoba menggabungkan manajemen gaya
Amerika Serikat (tipe A) dengan gaya Jepang (tipe J). Menurutnya, dua tipe
perusahaan berbeda dalam tujuh hal, yakni sebagai berikut.
1. jangka waktu ikatan kerja,
2. cara pengambilan keputusan,
3. lokasi tanggung jawab,
4. jangka waktu evaluasi dan promosi,
5. mekanisme pengendalian,
6. spesialisasi karier, dan
7. perhatian terhadap karyawan.
c. Pandangan Integratif
Setelah membicarakan aliran-aliran manajemen, Gambar 1.9 berikut ini
membicarakan integrasi aliran tersebut ke dalam satu kerangka, sekaligus
meringkas aliran-aliran tersebut.
Manajer harus mampu melihat ketergantungan antarbagian
dalam organisasi, pengaruh lingkungan eksternal, dan keunikan situasi
yang dihadapi. Setelah memahami ketiga hal tersebut, manajemen dapat
memilih pendekatan mana yang paling baik untuk diterapkan pada situasi
yang dihadapi

Anda mungkin juga menyukai