Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH TEORI ORGANISASI

Nama : KETUT SUYADNYA


NIM : 02340009
Fakultas/Jurusan : Ilmu Administrasi/Administrasi Publik
Mata Kuliah : Teori Organisasi

Pertanyaan

1. Jelaskan tahapan-tahapan dalam perkembangan Teori Organisasi beserta kontribusinya


dalam memahami dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas organisasi!
2. Bagaimana teori organisasi pada Teori klasik berbeda dengan teori organisasi pada
Teori human relation? Tuliskan contoh konsep dan pemikiran dari kedua Teori tersebut!
3. Apa yang dimaksud dengan teori kontingensi dalam teori organisasi? Bagaimana
pendekatan ini berbeda dari teori yang muncul sebelumnya? Jelaskan contoh aplikasi
teori kontingensi dalam dunia nyata!
4. Diantara pendekatan teori organisasi yang ada, menurut anda adakah teori yang paling
penting? Jelaskan!

Pertanyaan 1:
Jelaskan tahapan-tahapan dalam perkembangan Teori Organisasi beserta kontribusinya
dalam memahami dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas organisasi!
Jawaban

1. Teori Organisasi berkembang melalui 3 pendekatan yang munculnya berurutan, yaitu


Pendekatan Klasik yang memperkenalkan cara membagi kegiatan kepada anggota
organisasi sehingga setiap orang mendapat beban kerja yang merata dan sesuai
kapasitasnya. Pendekatan Neoklasik menemukan bahwa iklim organisasi juga perlu
dijaga agar selain ditugasi beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya, anggota
organisasi juga bisa bekerja dengan nyaman karena dalam organisasi terdapat suasana
kerja yang baik. Pendekatan Modern menemukan bahwa setelah beban kerja
terdistribusi dengan baik dan suasana kerja juga nyaman, organisasi juga perlu
disesuaikan dengan kondisi luar (lingkungannya) agar bisa hidup dan berkembang
dengan baik. Teori Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu
(orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara
tertentu sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya
masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga
mempunyai batas-batas yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara
tegas dari lingkungannya1. Tujuan utama dari teori organisasi adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana organisasi beroperasi,
bagaimana keputusan dibuat, bagaimana orang bekerja bersama, dan bagaimana
organisasi dapat mencapai tujuan mereka dengan efisien dan efektif (Daft, 1983). Teori
Organisasi terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan kompleksitas
organisasi.

Terdapat tiga tahapan dalam perkembangan Teori Organisasi, yaitu:


a) Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik meliputi teori manajemen ilmiah, teori administrasi, dan teori
birokrasi. Teori ini fokus pada pencapaian efisiensi dan produktivitas melalui
struktur dan sistem yang terstruktur. Tokoh-tokoh pentingnya seperti Frederick
Winslow Taylor, Henry Fayol, dan Max Weber menekankan pembagian kerja,
spesialisasi, dan struktur hierarki yang rasional.
Kontribusinya adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana mengatur dan
mengelola organisasi secara efisien dan efektif serta penetapan struktur organisasi
yang logis dan terstruktur.
a.1) Teori Manajemen Ilmiah:
Teori manajemen ilmiah berfokus pada peningkatan efisiensi produksi
dengan mengoptimalkan waktu dan gerakan kerja. Contohnya adalah Henry
Ford yang menggunakan konsep jalur perakitan untuk meningkatkan
efisiensi produksi mobil.
a.2) Teori Administrasi:
Teori administrasi berfokus pada pengembangan prinsip-prinsip manajemen
yang dapat diterapkan secara umum di berbagai jenis organisasi. Contohnya
adalah prinsip-prinsip manajemen yang dikembangkan oleh Henri Fayol,
seperti prinsip koordinasi dan prinsip otoritas.

a.3) Teori Birokrasi:

1
Daft, Richard L. : Organization Theory and Design, St. Paul – Minnesota, West
Publishing Company, 1983, hal 8.
Teori birokrasi berfokus pada pengembangan sistem manajemen yang
terstruktur dan terorganisir dengan baik. Contohnya adalah birokrasi
pemerintahan yang memiliki aturan dan prosedur yang jelas untuk
menghindari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Dengan menerapkan
teori-teori ini, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

b) Pendekatan Neo Klasik


Pendekatan Neoklasik terfokus pada aspek hubungan antarmanusia dalam
organisasi, dan kurang memperhatikan struktur pembagian tugas, tanggung jawab,
dan wewenang ataupun secara lebih luas anatomi organisasi. Hal ini sering kali
dipandang sebagai kelemahan utama Pendekatan Neoklasik. Teori ini menekankan
pentingnya manusia dalam organisasi dan bagaimana faktor sosial dan psikologis
memengaruhi kinerja. Tokoh-tokoh seperti Elton Mayo, Abraham Maslow, dan
Douglas McGregor menunjukkan pengaruh motivasi, kepemimpinan, kerja sama
tim, dan humanisme dalam organisasi.
Kontribusi utama teori ini adalah pemahaman yang lebih baik tentang motivasi dan
perilaku manusia, serta pentingnya komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama tim
serta memberikan pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor psikologis
dan sosial mempengaruhi kinerja organisasi.
Pendekatan Neoklasik dalam Teori Organisasi meliputi tiga teori, yaitu teori
manajemen perilaku, teori keputusan, dan teori sistem.
b.1) Teori Manajemen Perilaku:
Teori manajemen perilaku berfokus pada faktor-faktor psikologis dan sosial
yang mempengaruhi kinerja organisasi. Contohnya adalah teori motivasi
yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, yang menyatakan bahwa
kebutuhan manusia harus dipenuhi secara bertahap, mulai dari kebutuhan
fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri.
b.2) Teori Keputusan:
Teori keputusan berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam
organisasi. Contohnya adalah model pengambilan keputusan rasional yang
dikembangkan oleh Herbert Simon, yang menyatakan bahwa pengambilan
keputusan harus didasarkan pada analisis yang rasional dan logis.
b.3) Teori Sistem:
Teori sistem berfokus pada hubungan antara bagian-bagian dalam organisasi
dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berinteraksi. Contohnya adalah
teori sistem terbuka yang dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, yang
menyatakan bahwa organisasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dalam pengambilan
keputusan. Dengan menerapkan teori-teori ini, organisasi dapat memahami
faktor-faktor psikologis dan sosial yang mempengaruhi kinerja,
meningkatkan proses pengambilan keputusan yang rasional, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.

c) Pendekatan Modern
Teori ini fokus pada organisasi sebagai sistem terbuka yang kompleks dan adaptif
terhadap lingkungannya. Tokoh-tokoh seperti Chester Barnard, Herbert Simon, dan
James D. Thompson menekankan pengambilan keputusan yang rasional,
fleksibilitas, dan hubungan antar organisasi.
Kontribusi utama Teori ini adalah pemahaman organisasi sebagai sistem yang
kompleks dan adaptif, serta pentingnya pengambilan keputusan yang rasional dan
kerjasama antar organisasi. Pendekatan ini meliputi 3 teori, yaitu teori kontingensi,
teori lingkungan, dan teori sumberdaya manusia.
c.1) Teori Kontingensi:
Teori kontingensi menyatakan bahwa tidak ada satu bentuk organisasi yang
ideal untuk semua situasi, karena setiap organisasi harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungannya. Contohnya adalah perusahaan yang sukses di satu
negara mungkin tidak sukses di negara lain karena perbedaan lingkungan
bisnis dan budaya.
c.2) Teori Lingkungan:
Teori lingkungan menyatakan bahwa lingkungan mempengaruhi kinerja
organisasi, dan organisasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk bertahan dan berkembang. Contohnya adalah perusahaan yang
bergerak di bidang energi harus menyesuaikan diri dengan peraturan dan
kebijakan pemerintah terkait lingkungan dan energi terbarukan.
c.3) Teori Lingkungan:
Teori sumberdaya manusia menyatakan bahwa sumberdaya manusia
merupakan aset penting dalam organisasi, dan organisasi harus
memperhatikan kebutuhan dan motivasi karyawan untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas. Contohnya adalah perusahaan yang memberikan
pelatihan dan pengembangan karir kepada karyawan untuk meningkatkan
keterampilan dan motivasi mereka. Dengan menerapkan teori-teori ini,
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, meningkatkan
kinerja dan produktivitas, dan memperhatikan kebutuhan dan motivasi
karyawan.
Dengan memahami tahapan-tahapan ini, kita dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi dengan menerapkan teori yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan organisasi.

Pertanyaan 2:
Bagaimana teori organisasi pada Teori klasik berbeda dengan teori organisasi pada Teori
human relation? Tuliskan contoh konsep dan pemikiran dari kedua Teori tersebut
Jawaban:
2. Pendekatan Klasik dalam Teori Organisasi memandang organisasi sebagai mesin
yang harus diatur dan dikelola secara efisien. Pendekatan ini berfokus pada struktur
organisasi, pembagian tugas, dan pengawasan untuk mencapai efisiensi dan
produktivitas yang maksimal.
Contoh: teori manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh Frederick Taylor, yang
menyatakan bahwa pekerjaan harus dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan
sederhana untuk meningkatkan efisiensi.
Sementara itu,
Pendekatan Human Relation dalam Teori Organisasi memandang organisasi sebagai
sistem sosial yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan sosial. Pendekatan ini
berfokus pada hubungan antar manusia dalam organisasi, motivasi, dan kepuasan kerja
untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Contohnya adalah eksperimen Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo, yang
menunjukkan bahwa faktor-faktor psikologis dan sosial seperti perhatian dan dukungan
dari atasan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.
Kelemahan dari Pendekatan Klasik adalah kurang memperhatikan faktor-faktor
psikologis dan sosial dalam organisasi, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan
dan kelelahan pada karyawan.
Sedangkan,
Kelemahan dari Pendekatan Human Relation adalah kurang memperhatikan struktur
dan efisiensi dalam organisasi, sehingga dapat menurunkan produktivitas.
Karakteristik Pendekatan Klasik adalah fokus pada struktur dan efisiensi, sedangkan
Karakteristik Pendekatan Human Relation adalah fokus pada hubungan antar manusia
dan motivasi.
Kesamaan dari kedua pendekatan adalah keduanya berusaha meningkatkan kinerja
dan produktivitas organisasi. Perbedaan dari kedua pendekatan adalah:
Pendekatan Klasik lebih menekankan pada struktur dan pengawasan, sedangkan
Pendekatan Human Relation lebih menekankan pada faktor-faktor psikologis dan
sosial.
Dengan memahami perbedaan dan kesamaan dari kedua pendekatan, organisasi dapat
mengambil pendekatan yang tepat untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Dengan demikian, Teori Klasik dan Teori Hubungan Antar Manusia memberikan
perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami organisasi. Teori
Klasik membantu membangun struktur organisasi yang efisien, sementara Teori
Hubungan Antar Manusia mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek manusia
dan faktor sosial-psikologis untuk mencapai efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Pertanyaan 3:
Apa yang dimaksud dengan teori kontingensi dalam teori organisasi? Bagaimana
pendekatan ini berbeda dari teori yang muncul sebelumnya? Jelaskan contoh aplikasi teori
kontigensi dalam dunia nyata!
Jawaban:
3. Teori Kontingensi dalam Teori Organisasi menyatakan bahwa tidak ada satu bentuk
organisasi yang ideal untuk semua situasi, karena setiap organisasi harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungannya. Pendekatan ini berbeda dari teori sebelumnya yang
menganggap bahwa ada satu bentuk organisasi yang ideal untuk semua situasi. Teori
Kontingensi memandang organisasi sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh
lingkungannya, sehingga organisasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk bertahan dan berkembang.
Contoh aplikasi Teori Kontingensi dalam dunia nyata adalah perusahaan yang sukses
di satu negara mungkin tidak sukses di negara lain karena perbedaan lingkungan bisnis
dan budaya. Sebagai contoh, perusahaan makanan cepat saji McDonald's sukses di
Amerika Serikat karena budaya makanan cepat saji yang populer di sana, tetapi tidak
sukses di India karena budaya vegetarian yang kuat disana. Dengan menerapkan Teori
Kontingensi, organisasi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, meningkatkan
kinerja dan produktivitas, dan memperhatikan kebutuhan dan motivasi karyawan.
Teori Kontingensi dalam Teori Organisasi hadir sebagai kritik terhadap pendekatan
"one size fits all" yang mendominasi pemikiran manajemen sebelumnya. Berbeda
dengan teori klasik dan hubungan antar manusia yang mencari solusi universal, Teori
Kontingensi menawarkan perspektif yang lebih realistis dan dinamis (Milton, 1981).
Mari kita lihat inti teori ini dan bagaimana penerapannya berbeda dari teori-teori
sebelumnya. Teori Kontingensi berfokus pada penyesuaian struktur dan desain
organisasi dengan faktor-faktor eksternal dan internal yang memengaruhi
efektivitasnya. Alih-alih mencari solusi tunggal, teori ini menekankan pentingnya
mengidentifikasi faktor-faktor "kontingensi" yang unik bagi setiap organisasi.
Faktor-faktor tersebut meliputi:
Lingkungan Umum:
 Stabilitas: Apakah lingkungan bisnis stabil dan dapat diprediksi, atau penuh
dengan perubahan dan ketidakpastian?
 Kompleksitas: Seberapa beragam dan rumit lingkungan yang dihadapi
organisasi? Berapa banyak stakeholder yang terlibat?
 Persaingan: Seberapa ketat persaingan di pasar? Apakah ada beberapa pesaing
dominan atau banyak pesaing kecil?
Lingkungan Tugas:
 Teknologi: Jenis teknologi apa yang digunakan organisasi untuk menjalankan
operasinya? Apakah teknologi tersebut kompleks dan membutuhkan spesialis,
atau relatif sederhana?
Karakteristik Organisasi:
 Ukuran dan Kompleksitas: Seberapa besar organisasi dan seberapa beragam
aktivitas yang dilakukannya? Apakah strukturnya datar atau hierarkis?
 Strategi: Apa strategi bisnis utama organisasi? Apakah fokusnya pada
pertumbuhan, efisiensi, atau inovasi?
Sumber Daya Manusia:
 Keterampilan dan Pengetahuan: Apa keahlian dan pengalaman yang dimiliki
oleh karyawan? Apakah mereka membutuhkan pengawasan ketat atau dapat
bekerja secara mandiri?
 Budaya Organisasi: Apa nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh
organisasi? Apakah budaya tersebut kolaboratif dan inovatif, atau lebih
menekankan hierarki dan kontrol?
Teori klasik seperti Teori Manajemen Ilmiah oleh Frederick Winslow Taylor, atau Teori
Birokrasi oleh Max Weber, mengusulkan pendekatan universal untuk mengelola
organisasi. Mereka menekankan pentingnya pembagian kerja, spesialisasi, dan struktur
hierarkis yang kaku. Teori Hubungan Antar Manusia, seperti yang dipelopori oleh Elton
Mayo, memberikan perspektif baru dengan menekankan pentingnya motivasi dan
dinamika kelompok (Robbins, 2018). Namun, kedua teori ini masih mengusulkan
pendekatan yang kurang lebih sama untuk semua organisasi.
Teori Kontingensi menantang gagasan universalitas ini. Teori ini menyatakan bahwa
keefektifan sebuah organisasi bergantung pada sejauh mana struktur dan
desainnya disesuaikan dengan lingkungan dan karakteristik unik yang
dimilikinya. Dengan kata lain, tidak ada solusi "terbaik" yang dapat diaplikasikan
secara universal. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu
mengidentifikasi faktor-faktor "kontingensi" dan menyesuaikan struktur, budaya, serta
gaya kepemimpinan sesuai dengan kebutuhan spesifiknya.
Contoh Aplikasi: Menjembatani Teori dengan Praktik
Beberapa contoh penerapan Teori Kontingensi dalam dunia nyata:
Struktur Organisasi:
Sebuah perusahaan rintisan di bidang teknologi dengan lingkungan yang dinamis dan
tim yang kecil akan cenderung memiliki struktur organisasi yang datar dan fleksibel.
Sebaliknya, perusahaan manufaktur besar dengan rantai pasokan yang kompleks akan
membutuhkan struktur hierarkis yang lebih formal untuk menjamin efisiensi dan
kontrol.
Gaya Kepemimpinan:
Dalam lingkungan yang stabil dan tugas yang rutin, gaya kepemimpinan yang terarah
dan berorientasi hasil mungkin lebih efektif. Sedangkan, lingkungan yang dinamis
membutuhkan gaya kepemimpinan yang lebih transformasional yang mengutamakan
inovasi dan pemberdayaan karyawan.
Desain Sistem Pengendalian:
Organisasi dengan karyawan yang memiliki keahlian tinggi dan motivasi intrinsik
mungkin lebih cocok menggunakan sistem pengendalian berbasis hasil ketimbang
sistem pengendalian.

Pertanyaan 4:
Diantara pendekatan teori organisasi yang ada, menurut anda adakah teori yang paling
penting? Jelaskan!
Jawaban:
4. Tidak ada satu teori yang secara khusus dinyatakan sebagai "paling penting" dalam teori
organisasi karena setiap teori memiliki kegunaan dan relevansi yang berbeda tergantung
pada konteks dan tujuan analisis organisasi. Namun, beberapa teori organisasi memiliki
pengaruh yang signifikan dan sering dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti. Salah satu
teori yang sering dibahas dan memiliki pengaruh yang luas adalah Teori Organisasi oleh
Max Weber. Weber menekankan pentingnya struktur organisasi, termasuk birokrasi,
dalam mencapai efisiensi dan kedisiplinan. Teori ini mencakup konsep seperti
formalitas, birokrasi, dan kepemimpinan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu. Selain itu, Teori Organisasi oleh Peter Drucker juga memiliki pengaruh yang
besar. Drucker menekankan pentingnya adaptabilitas dan inovasi dalam organisasi
untuk bertahan dan berkembang. Konsep-konsep seperti "organisasi jaringan" dan
"organisasi dengan batas-batas yang cair (fluid)" menunjukkan kepada pentingnya
fleksibilitas dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Teori Organisasi oleh Robert M. Waterman juga penting, dengan fokus
pada kepemimpinan dan motivasi karyawan. Waterman menekankan pentingnya
kepemimpinan yang efektif dan motivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap pendekatan teori organisasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
tergantung pada situasi dan lingkungan organisasi.
Pendekatan Klasik, misalnya, fokus pada struktur dan efisiensi, sedangkan
Pendekatan Human Relation fokus pada hubungan antar manusia dan motivasi.
Sementara itu, Teori Kontingensi menyatakan bahwa tidak ada satu bentuk organisasi
yang ideal untuk semua situasi, karena setiap organisasi harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memahami
berbagai pendekatan teori organisasi dan memilih pendekatan yang tepat untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Contoh aplikasi Teori Kontingensi dalam
dunia nyata adalah perusahaan yang sukses di satu negara mungkin tidak sukses di
negara lain karena perbedaan lingkungan bisnis dan budaya. Dengan menerapkan Teori
Kontingensi, organisasi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, meningkatkan
kinerja dan produktivitas, dan memperhatikan kebutuhan dan motivasi karyawan.
Menunjuk pada teori tunggal sebagai yang paling penting dalam Teori Organisasi cukup
sulit. Hal ini disebabkan karena masing-masing teori muncul pada masa yang berbeda
dengan kondisi organisasi dan tantangan yang beragam. Namun, dapat dikatakan bahwa
Teori Kontingensi memiliki peran yang cukup krusial karena beberapa alasan:
 Fleksibilitas dan Relevansi: Salah satu keunggulan utama dari Teori Kontingensi
adalah kemampuannya untuk memberikan organisasi kemampuan untuk beradaptasi
dan berkembang dalam berbagai situasi yang berbeda. Dengan mengakui bahwa tidak
ada solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk setiap situasi, Teori Kontingensi
memungkinkan organisasi untuk merespons secara fleksibel terhadap perubahan
lingkungan, teknologi, dan pasar yang terus berubah.
 Menjembatani Teori-Teori Sebelumnya: Teori Kontingensi tidaklah berdiri sendiri,
melainkan ia melengkapi dan memperkaya konsep-konsep yang ada dalam teori klasik
dan hubungan antar manusia. Dengan memberikan panduan yang jelas untuk
menerapkan konsep-konsep tersebut secara efektif, Teori Kontingensi memungkinkan
organisasi untuk memanfaatkan pengetahuan dan wawasan yang telah dikembangkan
sebelumnya dalam dunia manajemen.
 Berorientasi pada Solusi: Salah satu aspek paling berharga dari Teori Kontingensi
adalah kemampuannya untuk membantu organisasi dalam berpikir secara kritis dan
strategis dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Dengan mengakui bahwa
setiap situasi memiliki konteks yang unik, Teori Kontingensi mendorong organisasi
untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri, daripada
mengadopsi pendekatan "satu ukuran untuk semua".
Meskipun Teori Kontingensi memiliki peran yang penting, bukan berarti teori lainnya harus
diabaikan. Memahami sejarah perkembangan Teori Organisasi dan kontribusi masing-
masing teori dapat membantu para pebisnis dan manajer untuk memilih pendekatan yang
tepat sesuai dengan konteks organisasi mereka. Dunia bisnis itu dinamis, dan Teori
Organisasi terus berkembang untuk memberikan wawasan yang tepat guna mengelola
organisasi secara efektif dalam berbagai kondisi.

Poin Penting:

 Teori Kontingensi bukan satu-satunya teori yang penting, tetapi memiliki peran
yang sangat krusial.
 Teori Kontingensi menawarkan fleksibilitas dan relevansi dalam perkembangan
zaman.
REFERENSI

Dr. Ir. S. B. Hari Lubis. Modul 1, Perkembangan Teori Organisasi,

Daft, Richard L. (1983). Organization Theory and Design. St. PaulMinnesota, West Publishing
Company. Page: 8.

Eliana Sari. (2006). Modul Teori Organisasi Konsep dan Aplikasi. Jayabaya University Press.

Jones, G. R., & George, J. M. (2019). Essentials of contemporary management (9th


ed.). McGraw-Hill Education.

Milton, Charles R. (1981). Human Bevaior in Organizations (Three Levels of Behavior).


Prentice-Hall, Englewood Cliffs, N. J

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2018). Organizational behavior (17th ed.). Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai