PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, ruh),
manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan1.
Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk
menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah
mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa
ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari
keluarganya sekalipun.
Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-
gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan
dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam
1
Dr. H. Nizamuddin, Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ghalia Indonesia, 1991, hal 27
1
masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga
tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Insan Akademis,
2. Insan Pencipta,
3. Insan Pengabdi,
4. Insan Yang Bernafaskan Islam, dan
5. Insan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil dan
Makmur DiRidhoi Allah Swt.
3
2.1.2. Defenisi Mission HMI
4
e. Membendung dan memberantas bahaya laten bahaya/ajaran komunis
dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta paham-paham lain yang
bertentangan dengan Islam dan pancasila.
f. Senantiasa mengusahakan persatuan dan kesatuan Ummat Islam dan
bangsa Indonesia yang majemuk, serta keutuhan NKRI dari Sabang
sampai Marauke.
Dari keluhuran tujuan HMI pada awal berdirinya sampai misinya yang
begitu masif dan kader yang militan. Namun apakah realitas kader HMI pada
zaman sekarang dan yang akan datang mampu melestarikan apa yang di cita-
citakan HMI? Sungguh menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan HMI.
Kalau melihat dari sejarah panjang HMI, HMI mampu menjawab tantangan
zaman dari sekian banyak tantangan HMI mampu melewatinya seperti aksi PKI
dalam usahanya membubarkan HMI, kualitas kader HMI sudah terbukti dengan
apa yang telah menjadi tujuan HMI itu sendiri.
2
Jhon M. Echol dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictinary (Kamus Inggris
Indonesia), (Cet. XXV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 595.
3
Luways Ma'luf, al-Munjid Fii al-Lughah wa al-A'lam, (Cet. XXXIV; Beirut: Dar al-Masyriq, 1994),
hal. 349.
5
kemudhan.4 Imam Ibnu Hajar mendefenisikan kata al-samhah dengan pengertian
kemudahan yaitu sesuatu yang berlandaskan kemudahan.5
4
Mujiddudin Ibnu al-Atsir, al-Nihayah fii Gharib al-Hadis, (Cet. I; Lahore: Dar Anshar as-Sunnah,
T.Th), Jld. II, hal. 398
5
Ahamd bin Ali bin Hajar al-Asqalany, Fath al-Bary, (Cet. I; Madinah al-Munawarah, 1417 H /
1996 M), Jld. I, hal. 94
6
menjadikan Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara. Pancasila bukanlah
sekedar ideologi negara yang wajib dihafal oleh seluruh siswa SD/SMP/SMA
bahkan mahasiswa melainkan juga telah menjadi semacam gaya hidup yang harus
merasuk ke dalam jiwa seluruh bangsa Indonesia.
Pancasila adalah Anugerah Tuhan yang tidak terkira bagi bangsa yang
berpenduduk keempat terbesar di dunia ini. Tidaklah juga salah ketika para
pemimpin negara ini memutuskan untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai
negara agama tertentu atau sebaliknya negara sekuler. Jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia amat sangat cocok dengan Pancasila. Sebaliknya Pancasila satu-
satunya prinsip berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang paling tepat bagi
negara kita. Sila pertama dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia memiliki
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang dimaksud dengan Ketuhanan adalah
bangsa Indonesia, apapun agama dan kepercayaannya, percaya dan mengimani
bahwa Tuhan itu ada dan berdaulat bagi negara ini. Sedangkan Yang Maha Esa
berarti umat beragama di Indonesia sama-sama mengakui dan mengimani bahwa
ada satu Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Suci, Maha Benar, dan Maha
Kasih yang patut dijunjung tinggi oleh semua umatNya. Dengan demikian,
konflik antar umat beragama harus segera diakhiri karena tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip Pancasila. Penistaan terhadap agama apapun tidak dibenarkan di
bumi kita yang tercinta ini. Intoleransi dalam bentuk apapun harus dihapus apalagi
dikobarkan oleh ormas-ormas yang memakai agama sebagai alat menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan.
7
adalah agamamu, agamaku adalah agamaku” demikian bunyi salah satu ayat kitab
suci. Dalam hal ini ada 2 (dua) prinsip yang harus dipegang yaitu:
8
bagaimana kehidupan toleransi beragama dapat dijalankan meskipun terdapat
berbagai agama dan kepercayaan. Dengan Pancasila, UUD 1945, dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika hal tersebut bukanlah sebuah hal yang mustahil.
6
Pandangan mengenai wawasan kebangsaan ini dijelaskan secara generic oleh Ginandjar Karta
sasmia dalam makalahnya yang berjudul - Pembangunan Nasional dan Wawasan Kebangsaan
yang disampaikan pada Sarasehan Nasional Wawasan Kebangsaan di Jakarta, 9 Mei 1994
9
dan agama, mempermudah pembangunan negara di Indonesia menjadi lebih maju,
serta menyejahterakan masyarakat Indonesia dengan berpikir dan berperilaku
yang intelektual alias terdidik dan beragama.
2.3.2. Mahasiswa
10
Indonesia dapat bermasyarakat yang baik, jujur, serta menghargai segala macam
perbedaan yang ada di sekitar mereka alias belajar bertoleransi antar umat.
Oleh karena itu khususnya di bidang toleransi antar sesama manusia yang
berbudi pekerti luhur dan beragama, manusia-manusia baru sebagai penerus
bangsa harus dapat menghargai dan menghayati cita-cita bangsa Indonesia yang
sudah diperjuangkan pahlawan revolusi kita zaman pra kemerdekaan. Dan juga
sebagai cerminan masa depan bangsa dalam meningkatkan rasa persaudaraan dan
kekerabatan sesama bangsa Indonesia, menghargai privasi dan kegiatan umat lain
11
sehingga mencegah terjadinya intoleransi antar manusia dan umat beragama yang
justru membuat kacau dan hancur roda pemerintahan negara kita sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
“Terbinanya Insan Akademis Pencipta, Pengabdi Yang Bernafaskan Islam
dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang
DiRidhoi Allah SWT”. Mission merupakan hal yang hendak ditanamkan nilai-
nilainya dalam setaip kader organisasi, organisasi apaun itu maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
Pancasila adalah Anugerah Tuhan yang tidak terkira bagi bangsa yang
berpenduduk keempat terbesar di dunia ini. Tidaklah juga salah ketika para
pemimpin negara ini memutuskan untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai
negara agama tertentu atau sebaliknya negara sekuler. Dengan demikian, konflik
antar umat beragama harus segera diakhiri karena tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip Pancasila. Penistaan terhadap agama apapun tidak dibenarkan di bumi kita
yang tercinta ini. Intoleransi dalam bentuk apapun harus dihapus apalagi
13
dikobarkan oleh ormas-ormas yang memakai agama sebagai alat menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu khususnya di bidang toleransi antar sesama manusia yang
berbudi pekerti luhur dan beragama, manusia-manusia baru sebagai penerus
bangsa harus dapat menghargai dan menghayati cita-cita bangsa Indonesia yang
sudah diperjuangkan pahlawan revolusi kita zaman pra kemerdekaan. Dan juga
sebagai cerminan masa depan bangsa dalam meningkatkan rasa persaudaraan dan
kekerabatan sesama bangsa Indonesia, menghargai privasi dan kegiatan umat lain
sehingga mencegah terjadinya intoleransi antar manusia dan umat beragama yang
justru membuat kacau dan hancur roda pemerintahan negara kita sendiri.
14
3.2. Saran
Jadi kita sebagai umat beragama apalagi kita yang telah menjadi kader
HMI, kita harus mengerti dan benar-benar mempelajari tentang toleransi dan
harus mampu juga benar-benar menanggung jawab atas segala sesuatu yang
terjadi baik itu berbeda suku, ras, dan bahkan yang lebih fatal itu agama. Karena
perbedaan agama sangat banyak kita temui saling mencemeohkan satu sama lain.
Contohnya seperti dibakarnya gereja di Aceh Singkil oleh umat muslim.
Jadi peran kader HMI sangat besar disini, karena ini adalah hal yang tidak
di inginkan oleh negara kita yang mana yang telah di jelaskan dalam pancasila,
dan bahkan dalam Islam pun di ajarkan kita agar tidak mengganggu keyakinan
orang lain yang berbeda agama dengan kita selagi agama tersebut tidak
mengganggu kita.
Maka kita sebagai kader HMI perlu menjaga atas toleransi beragama di
negara kita yang kita banggakan ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Nizamuddin, Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ghalia Indonesia, Tahun 1991
_____Hartono Yudi dan Abdul Rozaqi, Agama dan Relasi Sosial, Yogyakarta,
Tahun 2002
Tahun 2009
Sri Suryati, Panduan Budi Pekerti. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri. Tahun 2008
Inggris Indonesia). Cet. XXV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Tahun
2003.
an-Nasa'i, Ahmad bin Ali bin Syuaib, Sunan an-Nasa'i. Cet. I; Riyadh, Makatah
al-Ma'arif, T.Th.
16
CURRICULUM VITAE
BADKO : ACEH
I. DATA PRIBADI
17
Hand Phone : 0822 7730 6770
E-mail : amaagusz@gmail.com
18
7. Bedah Buku Acehnologi oleh HMPS HPI
8. Seminar Ketatanegaraan Yusril Mahendra oleh DEMA Universitar
9. Diskusi Pubik Tentang Qanun Jinayat Dalam Ketatanegaraan oleh HMPS HTN
10. Public Speaking oleh SEMA FHS
11. Dialog Pencegahan Radikalisme Di Kampus
12. Seminar Menakar Netralitas KIP Dalam Pemilukada 2017 oleh HMPS HTN
1. ……………………….……………………………………………………….
2. ………………………………………………………….…………………….
(Agus Junaidi)
19