A. Pengertian Al-Umma.
Di dalam buku karangan Haris Hermawan dijelaskan bahwa masyarakat dalam Islam
sering diistilahkan dengan ummat atau umma. Istilah umma berasal dari kata „amma, artinya
bermaksud (qashada) dan berniatkeras („azima).Pengertian sepertiiniterdiriatas tiga artiyaitu
“gerakan” dan “tujuan” serta “ketetapan hati yang sadar”. Dan sepanjang kata „amma itu pada
mulannya mencakup arti“kemajuan” maka tentunya memperlihatkan diri sebagai kata yang
terdiri atas empat arti yaitu usaha, gerakan, kemajuan, dan tujuan. Menurutal-Asfihanikata
ummat diartikan sebagai semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang
sama, waktu atau tempat yang sama, baik perhimpunannya secara terpaksa atau kehendak
mereka sendiri. Kata umat dalam Al-Qur‟an disebut sebanyak 52 kali dalam bentuk tunggal Al-
Damighani yang merinci Sembilan pengertian yaitu kata panjang, kaum, pemimpin, generasi
silam, umat Islam, orang-orang kafir, dan seluruh umat manusia. 1
1
Haris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama
Republik Indonesia, 2009), hlm. 50.
2
Al Rasyidin, Falsafah pendidikan Islam, (Bandung: Cita pustaka Media Perintis ,2008) hlm, 32.
B. Unsur-Unsur Pembentuk Masyarakat.
Menurut Ali Syariati ada empat unsur yang membentuk masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Berhimpun nya sejumlah individu
2. Semua individu tersebut sepakat akan adanya tujuan yang sama
3. Setiap individu dalam kumpulan tersebut saling membantu dalam pencapaian tujuan yang
sama
4. Adanya kepemimpinan yang sama yang disepakati secara bersama. 3
3
Ibid,hlm,32
Ukhuwah wathahiyyah wa al-nasab (persaudaraan sebangsa dan seketurunan),
ukhuwah fidin al-Islam (persaudaraan antar sesame Muslim).4
Dalam filsafat pendidikan Islam, masyarakat dituntut untuk berpikir dan bertindak secara
bijak. Dalam perspektif Islam, manusia harus merealisasikan tujuan kemanusiaannya dialam
semesta, baik sebagai syahid Allah, „abd Allah, maupun khalifah Allah. Dalam kontek sini Allah
menjadikan alam semesta sebagai wahana manusia untuk dijadikah bersyahadah akan
keberadaan dan kemahakuasaanNya. Wujud nyata yang menandai syahadah itu adalah penunaian
fungsi sebagai makhluk seperti ibadah dan pelaksanaan tugas-tugas sebagai khalifah. Dalam hal
ini alam semesta merupakan institusi pendidikan. Yakni tempat dimana manusi di didik, dibina,
dilatih dan dibimbing agar berkemampuan merealisasikan atau mewujudkan fungsi dan
tugasnya. Karena alam ini bukan hanya syahadah saja, tetapi ada alam ghaib, maka sebagai
wilayah satu di objek telaah pendidikan Islam tidak hanya berkaitan dengan gejala-gejala yang
dapat diamati, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang tidak dapat diamati. Melalui proses
pendidikan dialam semesta inilah, kelak Allah akan menilai siapa diantara hamba-Nya yang
mampu meraih prestasi terbaik. Pendidikan Islam berfungsi mengarahkan para pendidik
dalam membina generasi penerus yang mandiri, cerdas, dan berkepribadian.5
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Haris. , 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Al Rasyidin. 2008. Falsafah pendidikan Islam. Bandung: Cita pustaka Media Perintis.
Napitupulu, Dedi Sahputra. 2017. Esensi Alam Semesta Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.VI, No.1.
4
Ibid,hlm,35-36.
5
Dedi Sahputra Napitupulu, Esensi Alam Semesta Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, (Tazkiya: Jurnal
Pendidikan Islam, 2017 ), Vol,VI, No.1.