1
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul HADIS – HADIS TENTANG
PERTANGGUNG JAWABAN MANUSIA dapat selesai. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas semester 4 dari bapak Mualimin M.Pd. pada mata
kuliah Alqur`an Hadis. Selain itu penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
bapak Mualimin M.Pd. berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadist hadist tentang pertanggung jawaban manusia?
2. Apa saja Hal hal yang akan di pertanggung jawabkan manusia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui hadist hadist pertanggung jawaban manusia
2. Hal hal yang di pertanggung jawabkan oleh manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hadist pertama
ُ )رواه
( ُّابن ِحبَّانَ والترمذي َ
2
1) Tentang umurnya.
Sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati, bila digunakan untuk
melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang
diharamkanNya maka sungguh ia telah selamat, bila tidak maka hancurlah.
2) Tentang jasad/badan.
3) Tentang ilmunya.
Apa yang diamalkan atau ditanya, apakah kamu perbuat belajar ilmu
agama yang Allah telah wajibkan atasmu? Ilmu agama ada dua, Ilmu
agama yang sangat dibutuhkan/dhoruri bila dipelajari dan diamalkan maka
akan bahagia dan selamat. Bila diremehkan tidak diamalkan setelah
dipelajarinya maka akan rugi, celaka dan hancur. Demikian juga orang
yang tidak mempelajarinya termasuk dari orang yang rugi dan hancur.
4) Tentang hartanya.
Seseorang ditanya di hari kiamat apa yang ada di tangannya dulu di dunia,
bila mencari dengan jalan tidak haram maka tidak dihukum dengan syarat
harta itu dibelanjakan sesuai dengan apa yang disyari'atkan.
Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat; Dua
yang celaka:
3
(1) Seseorang mengumpulkan harta yang haram.
(2) Mengumpulkan harta dengan cara yang halal kemudian dibelanjakan
pada yang haram dan juga dibelanjakan ditempat yang halal tapi untuk
riya'.
Satu yang selamat: Yakni bila mencarinya dengan jalan yang halal dan
kemudian dibelanjakannya sesuai dengan apa yang disyari'atkan oleh
Allah SWT. Rasûlullâh ﷺbersabda:
)(ر َواهُ َأحْ َم ُد فِي ُم ْسنَ ِد ِه ِ ِنِ ْع َم ْال َما ُل الصَّالِ ُح لِل َّرج ُِل الصَّال
َ .ح
“Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang sholeh.” (HR Ahmad
dalam al-Musnad).
َ ‰َاس ق
ال‰ ِ َُّول هَّللا ِ َم ْن خَ ْي ُر الن
َ ال يَا َرس َ َْر رضي هللا عنه َأ َّن َأ ْع َرابِيًّا ق ٍ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن بُس
ُال ُع ْم ُرهُ َو َسا َء َع َملُه
َ َاس َم ْن ط ِ ََّم ْن طَا َل ُع ُم ُرهُ َو َحسُنَ َع َملُهُ َو َشرُّ الن
رواه الترمذى
Dari Abdullah bin Busr ra meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui
berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik
manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan
baik amalannya. Dan seburuk-buruk manusia siapa yang panjang umurnya
dan buruk amalnya” (HR Tirmidzi).
Pada hadist di atas rasullah saw menjelaskan bahwa manusia yang paling
baik adalah manusia yang memiliki umur yang panjang lalu melakukan
kebaikan sehingga umur yang panjang membawah berkah dalam
memngumpulkan amal ibadah manusia untuk di jadikan bekal ke akhirat
4
Pada hadist ini juga rasulullah menjelaskan bahwa seburuk burunya
manusia adalah manusia yang memiliki umur yang panjang tapi tidak di
gunakan untuk kebaikan maka merugi manusia tersebut.
Hidup kita di dunia ini ada batasnya, dibatasi oleh waktu, suatu saat akan
meninggal. Panjangnya umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya
pendeknya umur bukan pertanda akan masuk neraka. Di samping itu,
ketika kita meninggal dunia, nama kita pun lama-lama akan tenggelam dan
tidak disebut maka amal baik yang akan selalu menjadi penolong serta di
kenang oleh manusia lainya .
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988, cet. I, juz XXII Hari
Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah, Bandung: Cipta
Cekas Grafika,
2004. 'Imad al-Din Abu al-Fida' Isma'il ibn Kasir al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur'an
al-Azim, jil. XI Kairo: Muassasah Qurtubah,