BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
BAB I KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
hidup dan kehidupan manusia. Bagaimana sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab, pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia. Khususnya dalam pendidikan agama peserta didik tidak hanya dibekali dari segi kognitifnya saja, atau dari pengetahuannya, tetapi peserta didik juga dibekali dari segi afektifnya atau sikap dari peserta didik baik itu menyangkut hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia,dan juga dengan alam sekitarnya.
Untuk mendapat kekuatan spiritual, keperibadian, maka hal ini
tidak terlepas dari Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga menimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamnya kitab suci al-Qur‟an dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengamalan.
Media pembelajaran modul dirancang dan dibuat sebagai sumber
belajar bagi siswa maupun guru untuk membantu dalam proses mencapai tujuan pembelajaran Kehidupan sosial umat Islam. Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan media modul yakni untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul dan untuk mendeskripsikan tentang kehidupan sosial umat Islam BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik dapat
memahami :
1. Untuk memahami Kerukunan antar umat beragama
2. Untuk memahami masyarakat madani dan kesejahteraan umat 3. Untuk memahami system politik islam (siyasah)
3. Kopetensi Dasar
1. Menganalisis kehidupan sosial umat Islam, keberagaman dan sistim
politik Islam. 2. Menyajikan kehidupan sosial umat Isalam, masyarakat madani dan system politik Islam di lingkungannya.
4. Indikator Pencapaian Kopetensi
1. Memperjelas kerukunan antar umat beragama
2. Mendeskripsikan masyarakat madani dan kesejahteraan umat Islam di Indonesia 3. Mengetahui dan memahami system politik Islam 4. Menyimpulkan bagaimana kehidupan sosial umat Islam BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
B. Uraian Materi
A. Kerukunan Antar Umat Beragama
Islam menjunjung tinggi toleransi. Toleransi mengarah kepada
sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Dalam terminologi Islam, istilah yang dekat dengan kerukunan umat beragama adalah memahami, saling menghormati, dan saling menghargai sebagai sesama manusia.
Tasamuh memuat tindakan penerimaan dan tuntutan dalam batas-
batas tertentu. Dengan kata lain, perilaku tasamuh dalam beragama memiliki pengertian untuk tidak saling melanggar batasan, terutama yang berkaitan dengan batasan keimanan (aqidah). Konsep toleransi beragama dalam Islam bukanlah membenarkan dan mengakui semua agama dan keyakinan yang ada saat ini, karena ini merupakan persoalan akidah dan keimanan yang harus dijaga dengan baik oleh setiap pribadi muslim. Toleransi bukan mengakui semua agama sama, apalagi membenarkan tata cara ibadah umat beragama lain. Tidak ada toleransi dalam hal akidah dan ibadah. Karena sesungguhnya bagi orang Islam agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. Toleransi hanyalah dalam urusan muamalah dan kehidupan sosial. Islam adalah agama yang menjunjung toleransi terhadap agama lainnya dan tentunya bukan toleransi yang kebablasan. Toleransi adalah mengakui adanya keberagaman keyakinan dan kepercayaan di masyarakat, tanpa saling mencampuri urusan keimanan, kegiatan, tata cara dan ritual peribadatan agama masing-masing. BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
Toleransi Islam antar umat beragama itu hanya menyentuh ranah
sosial. Membenarkan keyakinan agama lain bukanlah disebut toleransi, tapi pluralism agama yang mengarah pada sinkretisme. Sedangkan pluralisme adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan keyakinan bahwa Islam sajalah agama yang benar, yang diridlai Allah.
Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun dan
toleran, diantaranya Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda. Perbedaan ini sudah menjadi ketetapan Tuhan (sunnatullah). Al-Quran dengan gamblang menjelaskan kenyataan adanya perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat alHujarat ayat 13 yang berbunyi:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa dianta kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al Hujarat : 13)
Ayat diatas mengungkapakan bahwa “Allah laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengena”Sebagai ketetapan Tuhan, pernyataan ini tentu harus diterima. Mereka yang tidak bisa menerima BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
adanya keragaman berarti mengingkari ketetapan Tuhan. Berdasarkan
hal ini pula maka toleransi menjadi satu ajaran penting yang dibawa dalam setiap risalah keagamaan, tidak terkecuali pada sistem teologi Islam. Sudah barang tentu, adanya ragam perbedaan merupakan kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tidak dapat dipungkiri. 3
B. Masyarakat Madani Dan Kesejahteraan Umat
Mayarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Masyarakat Madani akan terwujud apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip- prinsip demokrasi dengan baik. Di dalam Al-qur’an sudah dijelaskan tentang umat yang terbaik untuk membentuk peradaban manusia yang lebih humanis dan toleran yaitu:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS Ali Imran [3]: 110)
Konsep “Masyarakat Madani” merupakan penerjemahan atau
pengislaman konsep “civil society”. (Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid.) Pemaknaan civil society sebagai Masyarakat Madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad dengan menerapkan Piagam BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
Madinah. Masyarakat Madinah dianggap sebagai legitimasi historis
pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern. 4
Al-Qur’an juga menyinggung tentang kesejahteraan yang terdapat
pada surat An-Nahl ayat 97 “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.(Kementerian Agama RI, 2015, hlm. 278) yang dimaksud dengan kehidupan yang baik pada ayat di atas adalah memperoleh rizki yang halal dan baik, ada juga pendapat yang mengatakan kehidupan yang baik adalah beribadah kepada Allah disertai memakan dengan rizki yang halal dan memiliki sifat qana’ah, ada pendapat lain yang mengatakan kehidupan yang baik adalah hari demi hari selalu mendapat rizki dari Allah Swt. Menurut Al- Jurjani, rizki adalah segala yang diberikan oleh Allah Swt. Kepada hewan untuk diambil manfaatnya baik itu rizki halal maupun haram
Selanjutnya Ayat ke-20 dari Surat Al-hadid juga dijadikan sebagai
rujukan bagi kesejahteraan masyarakat, yang artinya “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga- banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam- tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
Kita juga mengetahui bahwa berlomba-lomba dalam hal
kemewahan duniawi dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesombongan kebinasaan, seperti yang terdapat dalam Surat At- Takatsur ayat 1-2 :
artinya “Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu. Sampai
kamu masuk ke dalam kubur”
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa aspek-aspek yang
sering dijadikan indikator kesejahteraan seperti tingkat pendapatan (besarnya kekayaan), kepadatan penduduk (jumlah anak), perumahan, dan lain-lain bisa menipu seseorang jika tidak diiringi dengan pembangunan mental atau moral yang berorientasi pada nilai-nilai ketuhanan. yang pada gilirannya manusia dikhawatirkan akan terjebak pada persaingan kemewahan duniawi yang serba hedonis dan materialistik, dengan demikian penanaman tauhid (pembentukan moral dan mental) merupakan indicator utama bagi kesejahteraan. 5
C. System Politik Islam (Siyasah)
Dalam perspektif Fikih Siyasah, tujuan Islam terpenting adalah
mewujudkan keadilan sosial yang terformulasi dengan tindakan “menyeru kepada kebaikan dan mencegah kejahatan” (al-amr bi al- ma`rûf wa al-nahy `an al-munkar). Namun, siapa saja yang menghendaki suatu tujuan, konsekuensinya harus mau melaksanakan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini, Ibnu Taimiyah (661 H/1263 M-728 H/1328 M) menegaskan: BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
“Allah mewajibkan manusia untuk melakukan perintah berlaku
ma’ruf dan nahi munkar, ke-adilan, melaksanakan haji, melaksanakan shalat-shalat jemaah, dan memerangi orang-orang yang zalim. Semuanya itu tidak akan terlaksana kecuali dengan kekuatan (kekuasaan) dan imarah (kepemimpinan).”
Oleh sebab itu, keberadaan negara amat penting dalam rangka
mengurus dan mengayomi umat. Tanpa negara umat tidak akan mungkin mewujudkan cita-cita sosial-politik dan keadilan sosial, melaksanakan hukum Islam, menciptakan sistem pendidikan Islam dan mempertahankan kebudayaan Islam dari penyelewengan-pe- nyelewengan, baik dari dalam maupun serangan– serangan dari luar. Negara yang tidak konstitusional dapat menyebabkan masyarakat tidak berdaya menghadapi penguasa yang kejam. Akhirnya Islam dianggap hanya ibadah (ritual) belaka dan ilusi semata. Selain itu, janji Islam sebagai petunjuk bagi kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat belum dapat dibuktikan secara optimal.
Memang, secara global di dunia Islam dewasa ini ada tiga
spektrum yang berkembang mengenai hubungan antara Islam dan negara dalam perspektif Fikih Siyasah. Pertama, spektrum dengan corak yang bersifat integralistik. Aliran ini berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama, dalam pengertian hanya menyangkut hubungan dengan Tuhan belaka. Islam adalah satu agama yang sempurna dan lengkap, mencakup pengaturan bagi semua aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan bernegara. Tegasnya, sistem kenegaraan harus sepenuhnya mengacu pada Islam. Tokoh-tokoh utama aliran ini, antara lain, Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, Muhammad Rasyid Ridha, dan Abul A’la al-Maududi. Kedua, aliran yang berpendapat bahwa Islam adalah agama semata-mata, yang tidak ada BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
hubungannya dengan kenegaraan. Nabi hanya seorang Rasul semata,
bukan sebagai kepala negara. Tokoh aliran ini yang terkemuka di antaranya Ali Abd Al-Raziq dan Thaha Husein. Ketiga, aliran yang berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem kenegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika dan prinsip- prinsip bagi kehidupan bernegara. Di antara para tokoh aliran ini ialah Muhammad Husein Haikal.
Teori politik Maudidi didasarkan atas tauhid “the unity of godhenh”
tauhid sangatlah revolusiner dan mempunyai implikasi amat jauh yaitu ketaatan, kepasrahan, dan ketundukan hanyalah kepada Allah.Oleh karena itu, jika ada penguasa Negara yang menyatakan, bahwa mereka wajib ditaati tanpa reserve.Adalah batal dengan sendirinya di dalam Islam.Dalam hal ini, karena doktrin tauhid menentang pertuhanan manusia dalam segala hal.
Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan bahwa otoritas
dan souverinitas tertinggi ada pada tuhan dan tuhan sajalah yang berhak menciptakan hukum, maka Maududi menurunkan prinsip sebagai berikut:
Pertama, tidak ada seorang, sekelompok orang atau bahkan
seluruh penduduk suatu Negara dapat melahirkan klaim atau souverenitas (kedaulatan).Hanya Allah sajalah yang memegang kedaulatan dalam arti sebenarnya, seluruh manusia hanyalah pelaksana kedaulatan Tuhan.
Kedua, Tuhan adalah sang pencipta hokum yang sebenarnya
sehingga Dia sajalah yang berhak membuat legislasi dasar yang berasal dari wahyu. BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
Ketiga, pemerintahan yang menjalankan peraturan atas dasar dari
Tuhan, wajib memperoleh ketaatan rakyat.
Sedangkan menurut teoi Raziq membenarkan bahwa Rasululah
memiliki kekuasaan, yaitu kekuasaan bersifat umum karena itu perintahnya mesti ditaati kaum muslimin, dan perintahnya bersifat menyeluruh Muhammad Rasulullah memiliki kekuasaan paling besar dari pada Rasul- rasul lain. Beliau lebih berhak untuk itu baik kekuasaan risalah maupun kekuasaan menyampaikan dakwah yang diberi oleh Allah, selanjutnya kekuasaan Rasulullah adalah kekuasaan ruhiyah, sumbernya keimanan yang ada dalam hati.Kekuasaan yang membimbing kepada agama, sedangkan kekuasaan raja untuk urusan dunia
Oleh karena kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan
keagamaan yang beliau peroleh dari tugas kerasulan, maka setelah beliau wafat kata Raziq, kepemimpinan beliau selesai.Tidak siapapun yang dapat melanjutkannya bila setelah beliau wafat diharuskan ada kepemimpinan bagi umat, maka kepemimpinan itu bentuk baru dan tidak ada kaitannya dengan beliau.Kepemimpinan setelah beliau adalah kepemimpinan politik adalah sifat temporer suatu kepemimpinan yang bercorak kekuasaan politik dan bukan kepemimpinan agama BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
C. Soal – Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian kerukunan antar umat beragama ?
2. Jelaskan makna dari Tasamuh? 3. Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran, diantaranya Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda- beda. Tuliskan surat alHujarat ayat 13 yang menggambarkan keadaan tersebut ? 4. Jelaskan pengertian masyarakat madani? 5. Sebutkan arti Ayat ke-20 dari Surat Al-hadid yang dijadikan sebagai rujukan bagi kesejahteraan masyarakat? 6. Surat At-Takatsur ayat 1-2 :
Jelaskan arti dan makstud dari ayat tersebut
7. Jelaskan sistem politik Islam? 8. Jelaskan teori politik Maudidi? BAB I : KEHIDUPAN SOSIAL UMAT ISLAM Annisa (032301168)
D. Referensi
Suheli A. REALISASI AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.
Published online 2004. Fuadi. Memahami hakikat kehidupan sosial keagamaan sebagai solusi alternatif menghindari konflik. Substantia. 2011;12(1):66-77. Rusydi I, Zolehah S. Makna Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Konteks Keislaman Dan Keindonesian. J Islam Stud. 2018;1(1):170-181. doi:10.5281/zenodo.1161580 Astuti N. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Di Indonesia. J Ilm Mimb Demokr. 2018;11(2):87-99. doi:10.21009/jimd.v11i2.6262 Sukmasari D. Konsep Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Al- Qur’an. At-Tibyan. 2020;3(1):1-16. doi:10.30631/atb.v3i1.15 Maryam. Sistem Politik Islam dan Sekuler. J El-Afkar. 2016;5(1):105- 112.