Anda di halaman 1dari 11

Muta’allim: Jurnal Pendidikan Islam

e-ISSN : xxxx-xxxx
Vol. 1, N0. 1 (2022): page-page
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mjpai

TOLERANSI DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST

Anggie Amanda Trisya, Isham Adrisna Kurniawan


Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
200101110048@student.uin-malang.ac.id ; 200101110203@student.uin-malang.ac.id

ABSTRACT
This article describes the concept of tolerance in Islam and its implementation in Indonesian
society. The Indonesian community consists of different tribes, religions, and culture. The
differences can be a strength, if managed correctly. But this can also be a threat of division if
it is wrong to deal with it. The fact that occurs at the end of this decade, Indonesia society faced
with the split between the people of nation. Violence and conflict in the name of religion began
to emerge until now. This is due to start the loss of tolerance between believers. One of the
efforts that need to be done is internalize the value of tolerance in Islam into social life. The
concept of tolerance in Islam has several characteristics, including: al-hurriyah fi al-i’tiqâd
(freedom of belief), al-insâniyyah (human values), and al-wasathiyyah (moderate).
Keyword : Tolerance
ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan tentang konsep toleransi dalam Islam dan implementasinya dalam
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan
budaya. Perbedaan bisa menjadi kekuatan, jika dikelola dengan benar. Namun hal ini juga bisa
menjadi ancaman perpecahan jika salah dalam menghadapinya. Fakta yang terjadi di
penghujung dekade ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada perpecahan antar bangsa.
Kekerasan dan konflik atas nama agama mulai bermunculan hingga sekarang. Hal ini
disebabkan mulai hilangnya toleransi antar umat beriman. Salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah menginternalisasikan nilai toleransi dalam Islam ke dalam kehidupan
bermasyarakat. Konsep toleransi dalam Islam memiliki beberapa ciri, antara lain: al-hurriyah
fi al-i’tiqad (kebebasan berkeyakinan), al-insaniyyah (nilai kemanusiaan), dan al-wasathiyyah
(moderat).
Kata kunci : Toleransi
Mu’talim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

PENDAHULUAN
Toleransi adalah pikiran yang terbuka, mau mengakui bahwa ada ras, suku, bahasa, adat
istiadat, budaya, bahkan agama. Agama adalah dasar ajaran manusia, bagaimana hidup teratur
dan terarah. Salah Salah satunya adalah Islam, agama yang mengajarkan umatnya bagaimana
berperilaku toleransi kepada siapapun. Al-Quran adalah kitab suci yang secara nyata
memberikan perhatian yang besar terhadap toleransi. Hal ini dapat ditemukan dalam ratusan
ayat Al-Qur'an yang menganjurkan toleransi dan menolak intoleransi. Toleransi beragama
adalah ketika seseorang menghormati dan mengizinkan pemeluknya untuk beribadah sesuai
dengan ajaran dan peraturan agamanya masing-masing dengan pikiran terbuka. Toleransi
adalah perbuatan terlarang Diskriminasi terhadap kelompok atau kelompok yang berbeda.
Toleransi semacam ini biasanya termanifestasi secara jelas dalam agama (keyakinan), dan
sikap toleransi yang dihasilkan setiap orang dapat memberikan nilai tersendiri ketika terjun
langsung ke masyarakat.1
Sikap toleransi dalam kehidupan beragama akan dapat tercapai jika adanya kebebasan
dalam masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Dalam
konteks inilah Al-Qur'an secara tegas melarang memaksa orang lain untuk memeluk agama
Islam. Hal ini ditegaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 265:

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa yang inggkar kepada thogut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus.Allah maha mendengar, maha mengetahui”(Al-Baqarah/2:256).
Dalam ayat di atas, dengan jelas dinyatakan bahwasanya tidak ada paksaan untuk mengikuti
keyakinan (agama) tertentu. Tuhan ingin semua orang merasa damai. Jika jiwa tidak damai,
maka tidak akan ada nama nya kedamaian. Oleh karena itu, tidak ada paksaan dalam menganut
agama Islam.
Sebab ayat ini turun seperti yang dinyatakan Ibnu Katsir dari sahabat Ibnu 'Abbas adalah
seorang Ansar dari Bani Salim bin 'Auf yang dikenal sebagai Husen, ia memiliki dua orang
putra yang beragama Nasrani dan dirinya seorang Muslim. Kemudian Hussen bertanya kepada
Rasul Allah.
“Haruskah aku memaksa keduanya, (masuk Islam)? Lalu turunlah ayat itu.
Ayat yang sama ditemukan dalam Al-Qur'an Yunus/10:99-100

“Dan jika tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya, tetapi
apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orangorang yang beriman?dan
tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, danAllah menimpa azab kepada
orang yang tidak mengerti”. (Q.S Yunus/10:99-100)

1
Khotimah, ‘Toleransi Bergama’, Jurnal Ushuluddin, 2013, 212–22.
Toleransi dalam al-Qur’an dan Hadits: Kajian Tafsir Tematik
Anggie Amanda, Isham Adrisna Kurniawan
Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk
percaya atau tidak percaya, dan kebebasan ini tidak datang dari kekuatan manusia, tetapi dari
karunia Allah SWT. Karena jika Allah menghendaki, semua manusia di muka bumi ini pasti
akan beriman, dengan menghilangkan kekuatan manusia, menghiasi jiwanya dengan hal-hal
yang positif, serta menghilangkan hawa nafsu seperti halnya malaikat. Akan tetapi hal itu tidak
dilakukan karena tujuan utama manusia diciptakan dengan diberikan suatu kebebasan adalah
guna menguji. Manusia di anugrahkan akal oleh Allah SWT, untuk mereka bisa memilih. Jadi
dengan alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia diberi kebebasan untuk memilih suatu
agama (keyakinan) tanpa adanya paksaan, karena pemaksaan itu bukan hal yang dapat
dibenarkan oleh Al-Quran. Apapun yang dikehendaki oleh Allah SWT, adalah iman yang tulus
tanpa pamrih dan paksaan.
KAJIAN LITERATUR
1. Toleransi
Pengertian toleransi secara etimologi adalah suatu bentuk kesabaran, ketahanan
emosional, dan kelapangan dada. Adapun pengertian toleransi secara terminologi
adalah sikap saling menghargai, memperbolehkan, membiarkan (keyakinan, pendapat,
kebiasaan, dll) yang berbeda atau bertentangan dengan komitmen atau pendiriannya 2.
Menurut Michael Walzer, setidaknya ada lima hal yang di mungkinkan menjadi
substansi atau hakikat toleransi:
a. Menerima perbedaan untuk hidup damai
b. Menjadikan keseragaman menju perbedaan
c. Membangun moral stoisisme (setiap orang mempunyai hak)
d. Mengapresiasikan sikap keterbukaan terhadap yang lain, menghargai
e. Dukungan yang antusias terhadap perbedaan
Intinya, perbedaan adalah anugerah dari Tuhan yang sangat indah dan mulia,
perbedaan ini menjadikan manusia sebagai makhluk yang mampu mengatasi perbedaan
dengan kemauan untuk hidup toleran. Perbedaan bukanlah arena yang dipaksakan.
Perbedaan diperlukan untuk berbagi perasaan dan wawasan sehingga dapat menjalin
persatuan dalam kerangka ketuhanan dan kemanusiaan, dalam kerangka agama dan
sekuler3. Kebalikan dari kata “toleransi” adalah intoleransi, yang berujung pada
buruknya hubungan interpersonal dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, dan
kelompok tidak dapat hidup rukun dan damai4. Keberagaman ras, suku dan agama tidak
dapat dipungkiri di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Pahami konsep di atas Toleransi Islam adalah yang terpenting menolak untuk
berintegrasi. Itulah yang sebenarnya dan hanya ada di Islam. Hubungan antara sesama
Muslim diatur oleh kepercayaan bersama, bukan agama, dan juga tidak diikat oleh
perbedaan darah, silsilah, warna kulit, bahasa, budaya, status sosial, pangkat dan
status.5

2
Muhammad Yasir, ‘Makna Toleransi Dalam Al-Quran’, Jurnal Ushuluddin, XXII.2 (2014), 170–80.
3
Suryan A Jamrah, ‘Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam’, Jurnal Ushuluddin, 23.2 (2015), 185–200.
4
Adeng Muchtar Ghazali, ‘Toleransi Beragama Dan Kerukunan Dalam Perspektif Islam’, Religious: Jurnal
Agama Dan Lintas Budaya, 1.1 (2016), 25–40.
5
Jamil Jamil, ‘Toleransi Dalam Islam’, Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 1.2 (2018), 240–56
<https://doi.org/10.36670/alamin.v1i2.11>.
Mu’talim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

2. Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala melalui Rasulullah SAW., berupa wahyu. Ini berbicara dengan akal dan
kesadaran manusia. Beliau juga mengajarkan aqidah tauhid kepada manusia dan
menyucikan manusia melalui berbagai amalan ibadah dan menunjukkan kepada mereka
kebaikan dalam kehidupan pribadi dan sosial. Selain itu, Al-Qur'an menunjukkan
kepada manusia cara terbaik untuk menyadari dirinya sendiri, mengembangkan
kepribadiannya dan mencapai tahap kesempurnaan manusia, sehingga
memungkinkannya untuk mewujudkan kebahagiaannya sendiri di dunia dan di akhirat.
Banyak ayat Al-Qur'an berbicara tentang sifat manusia dan berbagai kondisi psikologis,
menjelaskan berbagai penyebab gangguan dan penyakit mental, dan mengusulkan
berbagai metode koreksi, pendidikan dan pengobatan. Hal ini wajar, karena Allah telah
menurunkan kitab yang memberi petunjuk kepada manusia, membimbing, mengajar
dan mendidik umat manusia.6
Al-Quran diturunkan dengan memiliki kedudukan yang sangat mulia serta
memiliki fungsi ganda dan juga menjadi pedoman tertinggi bagi kaum muslimin. Al-
Quran diturunkan untuk menjadi penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Kitab taurat,
kitab zabur, kitab injil.
3. Hadits
Dalam hukum Islam, haidts menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Quran.
Dimana hadits mencakup mengani perkataan, perbuatan, serta hukum yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW7. Secara umum, macam-macam hadits terbagi menjadi tiga, yaitu
hadits shahih, hadits hasan dan hadits dhaif. Sedangkan, fungsi hadits terhadap Al-
Quran yang ditetapkan oleh ulama Atsar ada empat macam, yaitu:
1. Bayan at-Taqrir
2. Bayan at-Tafsir
3. Bayan at-Tasyri
4. Bayan at-Nasakh
METODE
Artikel jurnal ini disusun menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif, yaitu
penelitian yang digunakan untuk mempertimbangkan objek alamiah yang bagaimana peneliti
merupakan alat utamanya, teknik pengumpulan datanya digabungkan, analisis datanya bersifat
induktif dan konklusif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada
generalisasi.8

6
Vega Falcon Dr. Vladimir, ‘Definisi Al-Quran’, Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1.69 (1967), 5–24.
7
Engel, ‘Al-Quran Dan Hadits’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2.1 (2014), 1–5.
8
Vega Falcon Dr. Vladimir, ‘PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI REMAJA PEREMPUAN
DALAM PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN’, Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1.69
(1967), 5–24.
Toleransi dalam al-Qur’an dan Hadits: Kajian Tafsir Tematik
Anggie Amanda, Isham Adrisna Kurniawan
Kemudian untuk penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif studi
pustaka, yaitu dengan menghimpun sumber kepustakaan yang merujuk pada buku,media
cetak,internet,dan bentuk lainnya, baik yang primer maupun yang sekunder.9
PEMBAHASAN
pengertian toleransi
Dalam kamus bahasa Indonesia, toleransi memiliki pemahaman sebagai sifat toleran
atau sikap terhadap rasa, dalam makna lain menghargai, membolehkan,menjunjung perbedaan
pendirian atau sudut pandang, pendapat, kebiasaan, kepercayaan, tentang perilaku yang
berbeda atau selain pendirian pribadi. 10
Dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah segala bentuk yang pada akhirnya
membentuk sikap positif berupa toleransi, rasa hormat, perspektif yang berbeda dalam
keanekaragaman kehidupan, pemahaman, evaluasi dan menghormati dengan secara tidak
langsung menerima atau mengabaikan perilaku yang dihasilkan dari interaksi sistem dan
lingkungan melawan diri sendiri atau melawan diri sendiri melawan sistem tanpa melangkah
keluar dari batasan kewajiban, hak, dan prinsip individu.
Ayat yang menjelaskan tentang makna seruan toleransi :
ََٓ ۡ ُّ َ َ َّ ٞ َ ۠ َ َ ٓ َ َ ُ ُ ۡ َ ٓ َ َ ُ َٰ َ ۡ ُ َ ٓ َ َ َ َُُۡ َ ُُۡ َ َٓ َ ُ َٰ َ ۡ َ ُّ َ َٰٓ َ ۡ ُ
‫وَل‬ ‫وَل أنا َعبِد ما عبدتم‬ ‫وَل أنتم عبِدون ما أعبد‬ ‫ َل أعبد ما تعبدون‬‫قل يأيها ٱلكفِرون‬
 ‫ِين‬ ‫د‬
ُ ُ ۡ ُ َ
َ ‫ك ۡم َو‬
‫ِل‬ ‫ِين‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ك‬‫ل‬ ُ ‫ون َما ٓ أ َ ۡع ُب‬
‫د‬
َ ُ َٰ َ ۡ ُ َ
‫أنتم عبِد‬
ِ ِ 
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".(Q.S Al-Kafirun 109 : 1-6).

َُ‫ا لْنِي يفِفةُا لس ةَّ َحْ ن‬ ‫ا لَّلليا قن نا‬


‫ال َح‬ ‫با إي نَل ة‬
ُّ ‫نح‬ ‫ني َح ي‬
‫ا لْل َحند نَينا أ ن‬ ُّ ‫ا علنَحف يه نا و نسلة نما أ‬ ‫ا صلةى ة‬
‫ا لَّلل ن‬
‫ا ول ةي‬
‫ا لَّلل ن‬
‫اسا قن نالا قيفلا سيرس ي‬
‫ن ن‬ ٍ ‫ا عبة‬
‫نع ينا لبَح ين ن‬
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, “Agama yang paling
dicintai oleh Allah?”, maka beliau bersabda : “Al-hanafiyyah as-samhah atau agama yang lurus
lagi toleran {maksudnya agama Islam},” (H.R Ahmad)
ُ َ َ ِ ُ َ َ ُ َّ َ ۡ ۡ َۡ َ َ ۡ َّ ۡ ۡ ۡ
‫وك فقل ِّل ع َم ِِل َولك ۡم‬ َ ‫سد‬
‫ِإَون كذب‬ ‫ِين‬ ِ ‫َومِن ُهم َّمن يُؤم ُِن بِهِۦ َومِن ُهم َّمن َل يُؤم ُِن بِهِۚۦ َو َر ُّبك أعل ُم بِٱل ُمف‬
َ َ َ ٓ َ ُ َ ۡ ُ َُ َ
َ ُ َ ٓ ‫ُون م َِّما ٓ أ ۡع َم ُل َوأنَا ۠ بَر‬
‫ ِم َِّما ت ۡع َملون‬ٞ‫يء‬ ٔ‫عملكم أنتم برِي‬
ِ
”Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada
(pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-
orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku

9
Wahyudin Darmalaksana, ‘Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan’, Pre-Print Digital
Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, 1–6.
10
Prof Muhammad and Quraish Shihab, ‘Toleransi Dalam QS. Al-Kafirun Ayat 1-6 Dalam Perspektif Prof.
Muhammad Quraish Shihab’, 2020. 12-14
Mu’talim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan
dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (Q.S Yunus 10 : 40-41)
Pada ayat di atas menjelaskan Allah (swt) menegaskan kembali bahwa banyak orang
yang beriman kepada Al-Qur'an, dan di antara mereka (juga) mereka yang tidak. Meski
terkadang ada orang yang mengingkari Al-Qur'an, namun Allah swt lebih mengetahuinya. Jika
ada perdebatan tentang agama tentu saja Al-Qur'an memberikan kesempatan untuk memilih
yang benar di sisi Allah SWT, jika berbeda maka Allah SWT akan melepaskannya.

Prinsip-Prinsip Toleransi Beragama


1. Penghormatan Dan Eksistensi Agama Lain
 Surat Al-Kahfi 18 : 29 :
ُ َ ُ ۡ
‫ُسادِق َها ۚ ِإَون‬ َ ‫ارا أَ َح‬
‫اط ب ِ ِهم‬ ً َ‫ني ن‬ َّ َ ۡ َ ۡ َ ٓ َّ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ َ ٓ َ َ َ
َ ‫ِلظَٰلِم‬ ۡ َۡ ٓ َ َ ُ َ ۡ ‫َوقُل‬
‫ٱۡل ُّق مِن َّر ِبِك ۡم ف َمن شا َء فل ُيؤمِن ومن شاء فليكفر ۚ إِنا أعتدنا ل‬
ِ ِ
ً َ َ ۡ ُ ۡ َ ٓ َ َ ُ َ َّ َۡ َ ُ ُ ۡ َۡ ُۡۡ َ َٓ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ َۡ
‫يست ِغيثوا يغاثوا بِماءٖ كٱلمه ِل يشوِي ٱلوجوه ۚ بِئس ٱلَّشاب وساءت مرتفقا‬
“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. (Q.S Al-Kahfi 18:29)

Pada ayat di atas menjelaskan moralitas harus dibuat dari toleransi yaitu Memberdayakan
kebebasan beragama adalah menghargai keberadaan agama lain menghargai keragaman dan
perbedaan dalam ajaran-ajaran hadir dalam semua agama dan kepercayaan yang ada, baik yang
diakui Diakui oleh Negara atau tidak diakui oleh Negara. Hadapi kenyataan ini setiap orang
yang menganut agama tertentu selalu bisa hidup berdua memposisikan diri dalam konteks
pluralistik berdasarkan sikap saling menghormati dan menghargai keberadaan agama lain.
Dalam bentuk apapun mencela atau memaksakan atau bertindak sewenang-wenang dengan
pemeluk agama lain itu tidak boleh karena Allah sudah memberikan porsi-porsi nya masing-
masing terhadap tiap-tiap agama.11

2. Sikap Toleransi Dan Kebebasan Beragama


 Surat Al-Hujurat 49 :10-13 :

11
MN Fahmi, ‘BAB II TOLERANSI A. Definisi Toleransi’, 2013, 15–25 <http://digilib.uinsby.ac.id/10995/4/bab
2.pdf>.Hal 22-23.
Toleransi dalam al-Qur’an dan Hadits: Kajian Tafsir Tematik
Anggie Amanda, Isham Adrisna Kurniawan
ٞ‫خ ۡر قَ ۡوم‬َ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َٰٓ َ َ ُ َ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ َ َّ ْ ُ َّ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ْ ُ ۡ َ َ ٞ َ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ َ َّ
‫ يأيها ٱَّلِين ءامنوا َل يس‬‫َحون‬ ‫إِنما ٱلمؤمِنون إِخوة فأصل ِحوا بني أخويك ۚم وٱتقوا ٱَّلل لعلكم تر‬
َ َ ۡ ُ َ ُ ْ ٓ ُ ۡ َ َ َ َّ ُ ۡ ِ ٗ ۡ َ َّ ُ َ َ َ َ ٓ َ ِ ِ ٞ ٓ َ َ َ ۡ ُ ۡ ِ ٗ ۡ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ۡ َ ِ
َ
‫َس أن يكن خۡيا مِنهن وَل تل ِمزوا أنفسكم وَل‬ َٰٓ ‫َس أن يكونوا خۡيا مِنهم وَل ن ِساء مِن ن ِسا ٍء ع‬ َٰٓ ‫مِن قو ٍم ع‬
ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ َ ُ َٰ َّ ُ ُ َ َٰٓ َ ْ ُ َ ۡ ُ َ ۡ َّ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ ُ ۡ ُ ۡ ۡ ََۡ ۡ ْ َُ ََ
‫يأيها ٱَّلِين ءامنوا‬ َٰٓ ‫ون‬ ‫ٱۡليم ِ ِۚن ومن لم يتب فأولئِك هم ٱلظل ِم‬ ِ ‫ٱِلسم ٱلفسوق بعد‬ ِ ‫ب بِئ َس‬ ِۖ ِ َٰ‫تنابزوا بِٱۡللق‬
َ ُ ۡ َ ُ َ ُّ ُ َ ً ۡ َ ُ ُ ۡ َّ َ ۡ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ ٞ ۡ ِ َّ َ ۡ َ َّ ِ َّ ٗ ِ ‫ٱج َتن ِ ُبوا ْ َكث‬
ۡ
‫ب أ َح ُدك ۡم أن يَأكل‬ ِ‫ۡيا ِم َِن ٱلظ ِن إِن بعض ٱلظ ِن إِثم و َل َتسسوا وَل يغتب بعضكم بعضا ۚ أي‬
ُ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ َّ ُ َّ َ ُّ َ َٰٓ َ ٞ َّ ٞ َّ َ َ َّ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ُ ُ ُ ۡ َ َ ٗ ۡ َ َ َ َ ُ َۡ
َٰ َ ‫كم ِمِن َذكر َوأ‬
‫نَث‬ ‫ن‬‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫اس‬ ‫ٱنل‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ي‬  ‫ِيم‬ ‫ح‬‫ر‬ ‫اب‬ ‫و‬‫ت‬ ‫ٱَّلل‬ ‫ن‬ ِ ‫إ‬ ۚ ‫ٱَّلل‬ ‫وا‬‫ق‬ ‫ٱت‬‫و‬ ۚ ‫وه‬‫م‬ ‫ت‬‫ه‬ِ ‫ر‬‫ك‬ ‫ف‬ ‫ا‬‫ت‬‫ي‬‫م‬ ِ ‫ه‬ ‫ِي‬‫خ‬ ‫ۡل َم أ‬
ۡ ‫يأكل‬
ٖ
َ ٌ َ َ َّ َّ ۡ ُ َٰ َ ۡ َ َّ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ َّ ْ ٓ ُ َ َ َ َ ٓ َ َ َ ٗ ُ ُ ۡ ُ َٰ َ ۡ َ َ َ
ٞ‫ِيم خبِۡي‬ ‫وجعلنكم شعوبا وقبائِل ِلِ عارف ۚوا إِن أكرمكم عِند ٱَّلل ِ أتقىك ۚم إِن ٱَّلل عل‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu
lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran
yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S Al-Hujurat 49:10-13)

Pada ayat di atas menjelaskan tetang sikap toleransi agama Islam merupakan agama
yang mengedepankan rasa solidaritas dan toleransi di dalam ataupun di antara umat beragama.
Hal itu menjadi salah satu risalah penting dalam sistem teologi Islam. Sesungguhnya Allah
mengingatkan keberagaman orang, baik dari segi agama, suku, warna kulit kulit, adat istiadat,
dll. Toleransi baik di dalam maupun di luar Agama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan
seorang pemeluk agama yang memandang banyaknya agama-agama lain selai agamanya,
dengan segala bentuk sistemnya, dan tata cara ibadah dan memberikan kebebasan
mempraktikkan keyakinan agama mereka. Allah yang diyakini umat Islam, tidak sama dengan
keyakinan pemeluk agama lain. Juga dengan ibadah. Islam Dilarang mengkritik para tuhan
Mu’talim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

yang di sembahnya dalam agama apapun. Jadi, istilah tasamuh atau toleransi dalam islam
bukanlah sesuatu yang baru, tetapi praktek dalam kehidupan setiap orang Islam sejak lahir.12
Menumbuhkan Sikap Toleran Orang Tua Pada Anak
Mengajar, mengenal dan Jadilah teladan bagi anak-anak untuk :
 Berperilaku baik dan menghormati orang lain
 Tanpa memandang usia, agama, ras dan budaya. Jangan berbicara buruk tentang orang
lain.
 Dengarkan orang lain sambil berbicara tanpa memotong pembicaraan.

 Berbicara dengan sopan dan santun, seperti gunakan kata "permisi", "tolong",
"silahkan",”terimakasih dan "maaf".
 Jangan mengganggu orang lain yang sedang beribadah.
 Jangan memaksakan kehendak Anda pada orang lain.
 Terima orang lain yang berbeda secara fisik, agama atau ras.
 Menghormati jati diri sendiri.
 Hormati privasi orang lain, seperti mengetuk pintu Sebelum memasuki kamar anggota
keluarga lain,
 Mengucapkan izin sebelum meminjam properti orang lain.13

Sebagaimana di contohkan oleh hadist riwayat tentang menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebi muda :

‫دا و نيَس َحعتها أ ننَن يا م َحنا عثَح نا ْا ننا بَح ينا ُمن ةْ ٍدا‬
‫ن‬ ‫نْح‬
‫ن‬ ‫َح‬ ‫أ‬ ‫نا‬‫ا ب‬
‫َح‬
‫الا عبدا ل ةي‬
‫َّلل‬ ‫َح‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬‫ق‬ ‫ا‬ ٍ ْ‫حدةثنِاا عثَحْانا بنا ُم ة‬
‫د‬ ‫ن ن ن َح ن‬
‫فدا ب ينا جب ٍْي ي‬ ‫كا ب ين ي ي‬ ‫ا عن ن ي ي ي‬ ٍ
‫ا ع َحنا ع َحك يرنمُن ن‬
‫ا ع ينا لبَح ينا‬ ‫ا سع َح ن َح ن‬ ‫ا عَحبدا لسَح نْل َح ن‬ ‫ا ع َحنا سنَحفث ن َح‬‫اا ج ير ٌير ن‬
‫نحدةثنِن ن‬
:‫ا علنَحف يه نا و نسلة نما قنال‬ ‫ا صلةىا ة‬
‫لَّلل ن‬ ‫ةب ن‬ ‫ي ي‬ ٍ
‫نعبةاسا ين َحرفنعها إ نَلا لسِ يي‬

12
Abu Bakar, UIN Sultan, and Syarif Kasim Riau, ‘Konsep Toleransi Dan Kebebasan Beragama’,
103.193.19.206, 7.2 (2015), 123–31 <https://situswahab.wordpress.com>.
13
Francisco Luis and Gil Moncayo, ‘Menghargai Keberagaman’.Hal 19-20
Toleransi dalam al-Qur’an dan Hadits: Kajian Tafsir Tematik
Anggie Amanda, Isham Adrisna Kurniawan

‫ىا ع َحنا لا سَحَْحِ نك يرا ا‬ ‫ي‬ ‫صغيْيا وَيَحمر ي‬ ‫ي‬ ‫سنا فس يا مِةاا منا نَلا ي وقي‬
‫ا ِبسَح نْ َحعروف نا وينَحِ نه ن‬ ‫ن ن ن َح‬ ‫ة‬ ‫ا لس‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ر‬ ‫ي‬‫ا و‬
‫ن ن ن َح ن َح‬‫ْي‬ ‫ب‬ ‫ك‬
‫ن‬ ‫س‬
‫َح‬ ‫ا ل‬ ‫ر‬ ‫ي‬
‫َح ن ن َح َح ن َح‬
)‫(رولها لْحد‬.

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Muhammad, Abdullah bin Ahmad berkata; aku
telah mendengarnya dari Utsman bin Muhammad, telah menceritakan kepada
kami Jarir dari Laits dari Abdul Malik bin Sa'id bin Jubair dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dan
dia merafa'kannya kepada Nabi SAW, beliau bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang
yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak
menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar." (HR Ahmad no 2214)

KESIMPULAN
Dari pemaparan materi tentang toleransi dalam Al-Qur’an dan Hadist, dapat di
simpulkan bahwasannya toleransi adalah segala bentuk yang pada akhirnya membentuk sikap
positif berupa toleransi, rasa hormat, perspektif yang berbeda dalam keanekaragaman
kehidupan, pemahaman, evaluasi dan menghormati dengan secara tidak langsung menerima
atau mengabaikan perilaku yang dihasilkan dari interaksi sistem dan lingkungan melawan diri
sendiri atau melawan diri sendiri melawan sistem tanpa melangkah keluar dari batasan
kewajiban, hak, dan prinsip individu.
Ada juga beberapa prinsip-prinsip toleransi beragama yang tediri dari penghormatan
dan eksistensi agama lain serta sikap toleransi dan kebebasan beragama. Dan ada pula cara
menumbuhkan sikap toleran orang tua pada anak di karenakan anak-anak kita ini yang nantinya
sebagai calon penerus bangsa Indonesia ini wajib memiliki rasa jiwa nasionalisme terhadap
perkara toleransi,baik itu antar agama,budaya,suku,bahasa dan lain sebagainya.
Di Indonesia, toleransi sangat dijunjung tinggi. Toleransi inilah yang menjadi kunci
perdamaian bagi bangsa Indonesia.
Dengan sikap toleransi tidak akan terjadi konflik dan perpecahan antar individu dan
kelompok. Penting untuk dicatat bahwa orang Indonesia memiliki latar belakang yang
beragam.
Mu’talim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)
Sikap toleran harus dijaga untuk menjaga keutuhan persaudaraan, terlepas dari
perbedaan.
Mengingat pentingnya peran toleransi dalam masyarakat, makna toleransi yang
sebenarnya harus diketahui dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks toleransi antar umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. "tidak
ada ikatan dalam agama", "berikan agamamu, dan beri kami agama kami" adalah contoh umum
toleransi dalam Islam. Selain kalimat tersebut, masih banyak lagi kalimat lainnya tersebar di
berbagai surah. Ada juga beberapa mitos dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Apakah
fakta sejarah ini menunjukkan masalah toleransi dalam Islam? konsep asing. Toleransi
merupakan bagian integral dari Islam itu sendiri. kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam
tafsir mereka. Nanti Formula ini telah disempurnakan oleh para sarjana dengan tambahan baru
sehingga akhirnya menjadi praktik sejarah dalam masyarakat muslim.

REFERENSI
Abu Bakar, UIN Sultan, and Syarif Kasim Riau, ‘Konsep Toleransi Dan Kebebasan
Beragama’, 103.193.19.206, 7.2 (2015), 123–31 <https://situswahab.wordpress.com>
Darmalaksana, Wahyudin, ‘Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan’,
Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, 1–6
Dr. Vladimir, Vega Falcon, ‘Definisi Al-Quran’, Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local.,
1.69 (1967), 5–24
———, ‘PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI REMAJA PEREMPUAN
DALAM PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN’, Gastronomía Ecuatoriana y
Turismo Local., 1.69 (1967), 5–24
Engel, ‘Al-Quran Dan Hadits’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
2.1 (2014), 1–5
Fahmi, MN, ‘BAB II TOLERANSI A. Definisi Toleransi’, 2013, 15–25
<http://digilib.uinsby.ac.id/10995/4/bab 2.pdf>
Ghazali, Adeng Muchtar, ‘Toleransi Beragama Dan Kerukunan Dalam Perspektif Islam’,
Religious: Jurnal Agama Dan Lintas Budaya, 1.1 (2016), 25–40
Jamil, Jamil, ‘Toleransi Dalam Islam’, Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 1.2
(2018), 240–56 <https://doi.org/10.36670/alamin.v1i2.11>
Khotimah, ‘Toleransi Bergama’, Jurnal Ushuluddin, 2013, 212–22
Luis, Francisco, and Gil Moncayo, ‘Menghargai Keberagaman’
Muhammad, Prof, and Quraish Shihab, ‘Toleransi Dalam QS. Al-Kafirun Ayat 1-6 Dalam
Perspektif Prof. Muhammad Quraish Shihab’, 2020
Suryan A Jamrah, ‘Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam’, Jurnal Ushuluddin,
23.2 (2015), 185–200
Yasir, Muhammad, ‘Makna Toleransi Dalam Al-Quran’, Jurnal Ushuluddin, XXII.2 (2014),
170–80

Anda mungkin juga menyukai